MODUL PRAKTIKUM
BAKTERIOLOGI SEMESTER II
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TIM PENYUSUN :
KEMENTERIAN KESEHATAN R I
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Hal.
JUDUL …………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… iii
BAB I KEAMANAN KERJA DI LABORATORIUM BAKTERIOLOGI … 1
BAB II MEDIA PEMBIAKAN KUMAN …………………………………… 5
BAB III PENGECATAN SEDERHANA …………………………………… 11
BAB IV PENGECATAN GRAM .…………………………………………… 14
BAB V PENGECATAN BASIL TAHAN ASAM …………………………… 17
BAB VI PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN ……………………………… 21
BAB VII PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER ………………… 27
BAB VIII CARA PENGAMBILAN SAMPEL AIR …………………………… 36
BAB IX KOEFISIEN FENOL ………………………………………………… 38
BAB I
KEAMANAN KERJA DI LABORATORIUM BAKTERIOLOGI
PENDAHULUAN
Laboratorium bakteriologi adalah tempat untuk melakukan kegiatan praktikum atau
penelitian dengan mikroba sebagai objek kajian. Bekerja di laboratorium bakteriologi
memiliki potensi bahaya, baik dari bahan biologis (biakan kuman, specimen klinis), kimia
(zat warna, bahan asam), ataupun fisika (api, arus listrik, benda tajam). Oleh karena itu
semua pengguna laboratorium bakteriologi, hendakya memahami dan menyadari hal-hal
yang dapat membahayakan keselamatan dirinya atau orang-orang disekitarnya.
Saat ini laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan telah dilengkapi
fasilitas keamanan dan keselamatan kerja, yaitu Biological Safety Cabinet (BSC). BSC
merupakan peralatan yang dapat melindungi pekerja dari transmisi organisme lewat udara
(aerosol). Berbagai prosedur yang dapat menimbulkan aerosol dan penanganan spesimen
sampel mikrobiologi sebaiknya ditangani dalam BSC.
BSC yang ada dilaboratorium bakteriologi jurusan Analis Kesehatan termasuk BSC
Kelas II. BSC kelas II merupakan Biological Safety Cabinets yang melindungi personil,
produk, dan lingkungan. BSC ini memiliki aliran udara masuk untuk melindungi personil,
aliran udara ke bawah dari HEPA filter menuju area kerja untuk melindungi produk, dan
kemudian aliran udara keluar melalui HEPA filter untuk melindungi lingkungan dari
partikel atau aerosol berbahaya. Perlindungan terhadap personil karena adanya aliran udara
tekanan negatif ke dalam kabinet. Untuk melindungi produk, area kerja secara kontinyu
dialiri udara bersih yang berasal dari HEPA filter.
Sebelum bekerja di laboratorium bakteriologi diharapkan seluruh pengguna
laboratorium memahami cara pengoperasian BSC dan prosedur bekerja di dalam BSC.
Pengguna laboratorium juga diharapkan memahami cara perawatan BSC agar alat ini dapat
terus berfungsi dengan baik. Praktikan sebelum bekerja di dalam BSC akan dijelaskan dan
didampingi cara penggunaan BSC oleh instruktur di laboratorium.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca materi pada bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami berbagai potensi bahaya di laboratorium bakteriologi
2. Memahami prosedur keamanan kerja di laboratorium bakteriologi
3. Memahami dan dapat melakukan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan
di dalam laboratorium
PEDOMAN UMUM
Berikut adalah peraturan keselamatan dasar yang harus selalu diperhatikan selama praktik
di laboratorium bakteriologi :
1. Saat memasuki laboratorium, letakkan jaket, buku-buku, dan perlengkepan lainnya
pada tempat yang telah ditentukan, jangan diletakkan di atas meja kerja.
2. Tutup pintu dan jendela selama sesi laboratorium berlangsung untuk mencegah
kontaminasi dari aliran udara.
3. Pada setiap permulaan dan akhir sesi laboratorium, bersihkan permukaan meja kerja
dengan larutan disinfektan yang disediakan oleh instruktur.
4. Jangan meletakkan alat-alat yang telah terkontaminasi seperti ose, jarum, dan pipet
inokulasi di atas meja kerja. Ose dan jarum harus disterilkan dengan dibakar.
5. Pada akhir sesi laboratorium, tempatkan seluruh biakan dan bahan-bahan pada tempat
pembuangan yang telah ditentukan oleh instruktut
6. Percobaan dengan biakan jamur harus dilakukan dengan cepat dan efisien untuk
mencegah diseminasi (penyebaran spora) reproduktif jamur-jamur itu dalam
lingkungan laboratorium
7. Cuci tangan anda dengan deterjen cair dan keringkan dengan kertas tissue saat akan
memasuki dan sebelum meninggalkan laboratorium
8. Gunakan penutup kepala kertas atau ikat rambut yang panjang ke belakang untuk
meminimalkan risiko terbakar atau terkena panas api.
9. Gunakan jas laboratorium selama bekerja di laboratorium
10. Gunakan sepatu tertutup selama bekerja di laboratorium
11. Jangan menggunakan kosmetik atau memasang lensa kontak di dalam laboratorium
12. Jangan merokok, makan, atau minum di dalam laboratorium
13. Bawalah biakan dengan menggunakan rak tabung uji saat berpindah tempat di
lingkungan laboratrium.
14. Jangan memindahkan media, peralatan, perlengkapan atau terutama biakan bakteri ke
luar laboratorium.
15. Segera tutup biakan yang tumpah atau tabung biakan yang pecah dengan menggunakan
kertas tisu, kemudian jenuhkan kertas dengan larutan disinfektan. Setelah 15 menit
angkat kertas tisu tersebut dan buang pada tempat dan dengna cara yang telah
ditetapkan oleh instruktur.
16. Segera laporkan kecelakaan tersayat atau terbakar kepada instruktur.
17. Jangan memipet biakan kaldu atau pereaksi kimia dengan mulut. Pemipetan hanya
boleh dilakukan dengan bantuan alat pemipet mekanis.
18. Jangan menjilat label. Gunakan label yang dapat menempel sendiri untuk
mengidentifikasi biakan percobaan
19. Bicaralah dengan suara pelan dan hindari aktivitas yang tidak perlu di lingkungan
laboratorium untuk menghindari gangguan yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
20. Sarung tangan sekali pakai harus selalu digunakan selama bekerja dengan bahan-bahan
uji.
21. Segera cuci tangan jika terjadi kontak dengan bahan cair dan juga setelah melepas
sarung tangan.
22. Masker, kaca mata pengaman, dan jas laboratorium harus digunakan jika ada
kemungkinan terbentuk aerosol atau dapat terjadi percikan cairan.
23. Cairan tubuh yang tumpah/terpercik harus didekontaminasi dengan larutan pemutih 1 :
10, tutup dengan kertas tisu, dan biarkan selama 10 menit untuk bereaksi sebelum
dibuang.
24. Specimen uji dan bahan yang berkontak dengan cairan tubuh tersebut harus
ditempatkan dalam wadah berisi desinfektan sebelum dimasukkan ke dalam autoklaf
dan disterilkan.
BAB II
MEDIA PEMBIAKAN KUMAN
PENDAHULUAN
Berbagai jenis media pertumbuhan bakteri lazim digunakan untuk tujuan isolasi,
bakteri membutuhkan nutrisi yang amat beragam. Sebagian bakteri dapat tumbuh dalam
medium yang hanya mengandung zat anorganik, sedangkan bakteri tertentu memerlukan
tambahan asam amino, vitamin, dan zat organik lain untuk pertumbuhannya. Media
pembiakan bakteri umumnya terdiri dari ekstrak daging, ekstrak ragi, pepton, dan agar.
Berdasarkan konsistensinya, media pembiakan dapat dibedakan menjadi media cair, media
padat, dan semisolid. Kaldu nutrisi (pepton dan ekstrak daging) dan agar nutrisi (pepton,
ekstrak daging, dan agar) merupakan contoh media cair dan padat yang sering digunakan.
dengan sifat tertentu. Sebagai contoh, penambahan zat warna dapat digunakan untuk
umum, media pengaya, media transport, media selektif, dan media selektif/diferensial.
TUJUAN PEMBELAJARAN
2. Memahami penggunaan dan fungsi media terspesialisasi untuk seleksi dan diferensiasi
mikroorganisme.
3. Mengerti bagaimana suatu media yang diperkaya seperti agar darah juga dapat berfungsi
Beberapa media yang bertujuan khusus tersedia untuk fungsi seperti berikut :
3. Penghitungan bakteri pada mikrobiologi sanitari, seperti di air dan sampah, dan juga
MEDIA UMUM
Media ini digunakan untuk menumbuhkan mikroba secara umum. Kandungan yang
terdapat pada media memungkinan berbagai mikrooganisme untuk tumbuh, seperti Nutrien
MEDIA TRANSPORT
Media transport merupakan media yang digunakan untuk transport specimen dari
mengandung zat-zat kimia yang menghambat pertumbuhan satu jenis bakteri dan
2. Agar feniletil alcohol, untuk mengisolasi sebagian besar organisme gram positif.
3. Agar kristal violet, untuk mengisolasi sebagian besar bakteri gram negative.
4. Pewarna Kristal violet memberikan efek penghambatan pada sebagian besar organism
gram positif
MEDIA SELEKTIF/DIFERENSIAL
secara morfologis dan biokimia. Media-media tersebut mengandung zat-zat kimia yang
setelah inokulasi dan inkubasi, menghasilkan suatu perubahan karakteristik pada tampilan
Contoh media selektif diferensial antara lain : Mac Conkey Agar (MCA), Manitol Salt
Media yang diperkaya merupakan media yang telah ditambahkan dengan bahan-
bahan bernutrisi tinggi, seperti darah, serum, atau ekstrak khamir, untuk tujuan kultivasi
media ini merupakan bahan pengayaan untuk kultivasi organism-organisme selektif, seperti
Streptococcus sp. Darah juga memungkinkan terjadinya sifat hemolitik dari berbagai
sebagai berikut :
1. Hemolisis gamma, tidak terjadi lisis sel-sel darah sehingga tidak ada perubahan yang
2. Hemolisis alfa, terjadi lisis sel-sel darah secara tidak sempurna, dengan reduksi
3. Hemolisis beta, terjadi lisis sel-sel darah merah dengan penghancuran yang sempurna
dan penggunaan hemoglobin oleh organism yang menghasilkan zona jernih di sekeling
koloni.
MEDIA CAIR
1 Media Kegunaan
1 Nutrien Broth Membiakkan, meremajakan bakteri
2 Kaldu Membiakkan atau membuat suspense bakteri
3 Air Pepton Membiakkan atau membuat suspense bakteri
4 Perbenihan Tarozzi Membiakkan bakteri anaerob
5 Perbenihan Perbenihan transport dan persemaian untuk bakteri
thioglikolat aerob dan anaerob
6 Selenit Cystein Broth Membiakkan bakteri enteric terutama untuk
(SCB) Salmonella sp.
7 Gula-gula Mengetahui kemampuan bakteri dalam
memfermentasi gula.
Gula yang digunakan :
Glukosa (tutup tabung kapas berwarna kuning)
Laktosa (tutup tabung kapas berwarna ungu)
Manitol (tutup tabung kapas berwarna hijau)
Maltosa (tutup tabung kapas berwarna merah)
BAB III
PENGECATAN SEDERHANA
I. Landasan Teori :
Pengecatan mempunyai maksud supaya sel-sel dan struktur sel-sel dapat dilihat
dengan jelas. Untuk itu harus dilakukan pemilihan cat, bahan penguat dan bahan pelentur
yang tepat.
Sejak tahun 1875 Weigert telah menggunakan cat aniline untuk pengecatan bakteri
dan sel-sel jaringan, kemudian menyusul Koch dan Ehrlich.
Menurut Ehrlich cat aniline dibedalan menjadi 4 macam yaitu cat anilne basa, asam, netral,
dan indifferent.
Pengecatan sederhana adalah pengecatan yang dilakukan dengan menggunakan satu
macam cat. Lamanya pengecatan antara 1-3 menit, tergantung dari jenis cat yang
digunakan.
V. Pembacaan :
a. Teteskan minyak imersi 1-2 tetes pada preparat
b. Tempatkan preparat di atas meja benda mikroskop secara benar
c. Atur obyektif dari mikroskop 10x dan okuler 10x
d. Atur okuler agar sejajar dengan ke dua mata
e. Cari lapang pandang dengan menaikkan atau menurunkan meja benda sampai ketemu
bayangan kasar berwarna sesuai warna cat yang digunakan
f. Bila sudah ketemu lapang pandang, naikkan kondensor dan pasang obyektif 100x,
perhatikan lapang pandang tersebut.
Pengecatan mempunyai maksud supaya sel-sel dan struktur sel-sel dapat dilihat
dengan jelas. Untuk itu harus dilakukan pemilihan cat, bahan penguat dan bahan pelentur
yang tepat.
Sejak tahun 1875 Weigert telah menggunakan cat aniline untuk pengecatan bakteri
dan sel-sel jaringan, kemudian menyusul Koch dan Ehrlich.
Menurut Ehrlich cat aniline dibedalan menjadi 4 macam yaitu cat anilne basa, asam, netral,
dan indifferent.
Pengecatan Gram adalah pengecatan yang dilakukan dengan menggunakan lebih
dari satu jenis cat. Proses pengecatan Gram ini adalah pada waktu memasukkan cat gram A
maka semua bakteri akan berwarna violet, kemudian dengan gram B tidak terjadi
perubahan-perubahan karena lugol bersifat memperkuat cat gram A. Setelah dituangi cat
gram C bakteri yang gram negative akan melepaskan cat yang sudah diserap sehingga tidak
berwarna. Sedangkan yang gram positif tetap memegang cat yang sudah diserapnya, jadi
tetap berwarna violet.
Pengecatan dengan solution fuchsin/ safranin ( gram D ), bakteri yang gram
negative akan berwarna merah dan bakteri yang gram positif tetap berwarna violet karena
tidak mengambil warna merah dari fuchsin/ safranin.
V. Pembacaan :
a. Tempatkan preparat di atas meja benda mikroskop secara benar
b. Atur obyektif dari mikroskop 10x dan okuler 10x
c. Atur okuler agar sejajar dengan ke dua mata
d. Cari lapang pandang dengan menaikkan atau menurunkan meja benda sampai ketemu
bayangan kasar berwarna sesuai warna cat yang digunakan
e. Teteskan minyak imersi 1-2 tetes pada preparat
f. Bila sudah ketemu lapang pandang, naikkan kondensor dan pasang obyektif 100x,
perhatikan lapang pandang tersebut.
BAB V
PENGECATAN / PEWARNAAN SEDIAAN BTA ( BAKTERI TAHAN ASAM )
METODE ZIEHL NEELSEN ( ZN )
I. Landasan Teori :
Pengecatan mempunyai maksud supaya sel-sel dan struktur sel-sel dapat dilihat
dengan jelas. Untuk itu harus dilakukan pemilihan cat, bahan penguat dan bahan pelentur
yang tepat.
Sejak tahun 1875 Weigert telah menggunakan cat aniline untuk pengecatan bakteri
dan sel-sel jaringan, kemudian menyusul Koch dan Ehrlich.
Menurut Ehrlich cat aniline dibedakan menjadi 4 macam yaitu cat anilne basa, asam, netral,
dan indifferent.
Pengecatan BTA adalah pengecatan yang dilakukan dengan menggunakan lebih
dari satu jenis cat. Proses pengecatan BTA ini adalah pada waktu memasukkan cat ZNA
dan dipanasi sampai menguap serta didiamkan selama 3-5 menit, maka semua bakteri akan
berwarna merah, kemudian dengan meneteskan ZNB dipertahankan 1-5 detik warna merah
dari pada hapusan akan hilang tetapi bakteri tahan asam akan tetap berwarna merah,
selanjutnya dengan meneteskan ZNC dipertahankan selama 1-2 menit dan dicuci dengan air
maka hapusan akan berwarna biru. Hasil dari pengecatan tersebut adalah bakeri tahan asam
berwarna merah dan bakteri tidak tahan asam berwarna biru.
V. Pembacaan Sediaan :
Sediaan yang telah diwarnai dan sudah kering diperiksa dibawah mikroskop
binokuler.
a. Pembacaan Sediaan Dahak :
a. Tempatkan preparat di atas meja benda mikroskop secara benar
b. Atur obyektif dari mikroskop 10x dan okuler 10x
c. Atur okuler agar sejajar dengan ke dua mata
d. Cari lapang pandang dengan menaikkan atau menurunkan meja benda sampai
ketemu bayangan kasar berwarna sesuai warna cat yang digunakan
e. Teteskan satu tetes minyak imersi diatas hapusan dahak
f. Periksa dengan menggunakan lensa okuler 10x dan obyektif 100x
g. Cari Basil Tahan Asam ( BTA ) yang berbentuk batang dan berwarna merah
h. Periksan paling sedikit 100 lapang pandang adau dalam waktu kurang lebih 10
menit, dengan cara menggeserkan sediaan menurut arah : kanan-turun-kiri –turun-
kanan dst.
i. Sediaan yang telah diperiksa kemudian direndam dengan xylol selama 15-30
menit, lalu disimpan dalam kotak sediaan. Bila menggunaan Anisol, sediaan dahak
tidak perlu direndam dalam xylol.
b. Pembacaan Hasil :
Pembacaan hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan dengan menggunakan skala
IUATLD sebagai berikut :
a. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang disebut negative
b. Ditemukan 1- 9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang
ditemukan
c. Ditemukan 10 – 99 BTA dalam 100 lapang pandang, disebut + ( 1+ )
d. Ditemukan 1 – 10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ ( 2 + ), minimal
dibaca 50 lapang pandang
e. Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ ( 3 + ), minimal
dibaca 20 lapang pandang.
BAB VI
PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN / TOTAL PLATE COUNT/
ANGKA LEMPENG TOTAL
I. Landasan Teori :
Salah satu sumber penularan penyakit dan penyebab terjadinya keracunan makana
adalah makanan dan minuman yang tidak memenuhi syarat higienes
Untuk mengetahui keadaan higienes makanan dan minuman dimaksud perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan mikrobiologi makanan dan minuman
yang meliputi pemeriksaan Angka Kuman, Most Probable Number ( MPN ) dan
pemeriksaan biakan kuman
II. Tujuan :
Untuk mengetahui keadaan higienes makanan dan minuman apakah memenuhi syarat
kesehatan atau tidak
V. Pembuatan Media :
a. Larutan garam Buffer Phosphate 7,2 ( stock )
1. Larutkan 34 gr KH2PO4 dalam 500 ml air suling
2. Tentukan pH 7,2 dengan mempergunakan 175 ml 1N NaOH, lalu encerkan
hingga menjadi 1 lt dengan air suling
3. Sterilkan dalam autoclove hingga 121oC selama 15 menit dan disimpan dalam
lemari es hingga diperlukan
b. Cairan untuk pengenceran : Air Garam Pengencer Phosphate
1. Laruan garam buffer stock 1,25 ml
2. Larutan Garam Fisiologis 1.000 ml
3. Campur kedua larutan hingga rata dan dibagi – bagi dalam tabung
4. Sterilisasi dalam autoclove pada suhu 121oC
c. Media : Plate Count Agar / Nutrient Agar ( dapat diperoleh secara komersial dalam
bentuk keing ( dehydrated ) yang proses pengolahan selanjutnya sesuai petunjuk
yang tertera pada kemasan
b. Brilliant Green Lactose Bili Broth ( BGLB ) : tersedia media stock dari produsen
berikut cara pembuatannya
1. Larutkan media stock dengan aquadest sesuai petunjuk pembuatannya yang
tertera, campurkan hingga larut
2. Masukkan sebanyak 10 ml ke dalam tabung pembiakan ( reaksi ) yang berisi
tabung durham dalam posisi terbalik
3. Tutup dengan tutup karet / kapas
4. Sterilisasi dalam autoclove pada suhu 121oC selamam 15 menit
pH setelah sterilisasi ± 7,2
b. Cara Pemeriksaan :
Ada 2 ( dua ) macam ragam yang digunakan :
* Ragam 1 : Untuk specimen yang sudah diolah atau angka kumannya diperkirakan
rendah, digunakan ragam 5 x 10 ml, 1 x 1 ml, 1 x 0,1 ml
* Ragam 2 : Untuk specimen yang belum diolah atau angka kumannya diperkirakan
tinggi ( missal : air sumur, air sungai, air mata air, dsb ), digunakan ragam 5 x 10
ml, 5 x 1 ml, 5 x 0,1 ml, mungkin dapat dilanjutkan dengan 5 x 0,01 ml
Cara Pemeriksaan Ragam 1 :
1. Presumptive Test ( Test Pendahuluan / Perkiraan ) :
a. Siapkan 5 tabung yang masing-masing berisi media LB double strength
sebanyak 10 ml ( tabung 1a s.d 5a ), 2 tabung yang masing-masing berisi
media LB single strength sebanyak 10 ml ( tabung 1b dan 2b )
b. Dengan pipet steril 10 ml, ke dalam tabung 1a s.d 5a diinokulasikan masing-
masing 10 ml sampel air
c. Dengan pipet steril 1 ml, ke dalam tabung 1b diinokulasikan 1 ml sampel air
d. Dengan pipet steril 1 ml, ke dalam tabung 2b diinokulasikan 0,1 ml sampel
air
e. Tabung-tabung dikocok perlahan agar sampel air menyebar merata
keseluruh bagian media
f. Inkubasikan pada suhu 35oC selama 24-48 jam
g. Amati masing-masing tabung untuk melihat ada atau tidak adanya gas
Untuk memperjelas terlihatnya gas, kocoklah tabung secara perlahan,
bilamana terlihat gelembung halus maka tabung ini dianggap positif
Test perkiraan atau test pendahuluan yang positif ditandai dengan
terbentuknya gas, tetapi hal ini belum memastikan adanya Coliform
didalam air, karena media LB dapat juga difermentasi oleh bakteri lain
selain Coliform, oleh sebab itu test perkiraan yang positif dilanjutkan
dengan Confirmatif Test ( test penegasan )
Contoh Pembacaan :
a. Untuk Ragam 1
Dari penanaman dengan volume 10 ml diperoleh 4 tabung BGLB positif gas
Dari penanaman dengan volume 1 ml diperoleh 1 tabung positif gas
Dari penanaman dengan volume 0,1 ml diperoleh 0 tabung BGLB positif gas
Maka nilai MPN/100ml sampel untuk 4-1-0 adalah 21
b. Untuk Ragam 2 :
Dari penanaman dengan volume 10 ml diperoleh 5 tabung BGLB positif gas
Dari penanaman dengan volume 1 ml diperoleh 4 tabung BGLB positif gas
Dari penanaman dengan volume 0,1 ml diperoleh 2 tabung BGLB positif gas
Maka nilai MPN / 100 ml sampel untuk 5-4-2 adalah 220
TABEL MPN
RAGAM I : 5 x 10 ml, 1 x 1 ml, 1 x 0,1 ml
VOLUME
10 1 0,1
MPN / 100 ml
0 0 1 2
0 1 0 2
0 1 1 4
1 0 0 2,2
1 0 1 4,4
1 1 0 4,4
1 1 1 6,7
2 0 0 5
2 0 1 7,5
2 1 0 7,6
2 1 1 10
3 0 0 8,8
3 0 1 12
3 1 0 12
3 1 1 16
4 0 0 15
4 0 1 20
4 1 0 21
4 1 1 27
5 0 0 38
5 0 1 96
5 1 1 240
TABEL MPN
RAGAM II : 5 x 10 ml, 5 x 1 ml, 5 x 0,1 ml
VOLUME INDEKS VOLUME INDEKS MPN
10 1 0,1 10 1 0,1
MPN / 100 ml / 100 ml
0 0 0 <2 5 0 0 23
0 0 1 2 5 0 1 31
0 1 0 2 5 0 2 43
0 2 0 4 5 1 0 33
1 0 0 2 5 1 1 46
1 0 1 4 5 1 2 63
1 1 0 4 5 2 0 49
1 1 1 6 5 2 1 70
1 2 0 6 5 2 2 94
2 0 0 5 5 3 0 79
2 0 1 7 5 3 1 110
2 1 0 7 5 3 2 140
2 1 1 9 5 3 3 180
2 2 0 9 5 4 0 130
2 3 0 12 5 4 1 170
3 0 0 8 5 4 2 220
3 0 1 11 5 4 3 280
3 1 0 11 5 4 4 350
3 1 1 14 5 5 0 240
3 2 0 14 5 5 1 350
3 2 1 17 5 5 2 540
3 3 0 17 5 5 3 920
4 0 0 13 5 5 4 1600
4 0 1 17 5 5 5 ≥ 2400
4 1 0 17
4 1 1 21
4 1 2 26
4 2 0 22
4 2 1 26
4 3 0 27
4 3 1 33
4 4 0 34
BAB VIII
CARA PENGAMBILAN, PENANGANAN DAN PENGIRIMAN
SAMPEL AIR
I. Landasan Teori :
Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan, agar
dapat terhindar dari berbagai penyakit maupun gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh air
Untuk mengetahui kualitas air dimaksud, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium
yang mencakup antara lain pemeriksaan bakteriologi air. Pemeriksaan bakteriologi air
meliputi Most Probable Number ( MPN ), dan Angka Kuman
Pemeriksaan MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air minum, air bersih, air
badan air, air permandian umum, air kolam renang, dan pemeriksaan angka kuman
dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air kolam renang.
Pengambilan specimen air harus dilakukan secara steril guna memastikan tidak
terdapatnya organisme yang mengkontaminasi dari pada air.
Sampel air dapat berasal dari : air kran, air sumur, sumber air yang terbuka seperti
air danau, sungai dan sebagainya
II. Tujuan :
a. Mahasiswa dapat menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pengambilan
sampel air
b. Mahasiswa dapat melaksanakan pengambilan sampel air secara baik dan benar
c. Mahasiswa dapat melakukan penanganan dan pengiriman sampel air ke laboratorium
BAB IX
KOEFISIEN FENOL
I. Pendahuluan :
Angka yang digunakan dalam koefisien fenol menggambarkan kemampuan bahan kimia
desinfektan atau antiseptic dibandingkan dengan fenol. Bila nilai koefisien fenol lebih besar dari
pada satu (1) menandakan bahwa bahan kimia yang dipergunakan lebih efektif dari pada fenol.
Untuk menentukan nilai koefisien fenol dilakukan sebagai berikut: dibuat beberapa pengenceran
fenol kemudian dicampur dengan bakteri-bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi,
kemudian dilihat pada pengenceran mana fenol tersebut dapat membunuh bakteri-bakteri tersebut
dalam waktu 10 menit, tapi tidak terbunuh dalam waktu 5 menit.
Makin besar koefisien fenol suatu desinfektan berarti makin manjurlah desinfektan tersebut.
Desinfektan yang dijual di took-toko itu telah ditentukan konsentrasinya, sehingga pemakai tidak
perlu ribut-ribut mengujinya lagi.
II. Tujuan :
Untuk Mengetahui kemampuan bahan kimia desinfektan atau antiseptic dibandingkan dengan fenol
dalam membunuh bakteri.
III. Alat dan Bahan :
a. Alat-alat : Inkubator, Ose, tabung reaksi, Cawan Petri, Lampu spiritus, Rak
tabung , tabung reaksi, Pipet ukur, drop pipet, dll.
b. Bahan-bahan : Nutrient agar, Desinfektan/bahan kimia, Fenol, Kertas label,
Bakteri, Aqua steril.
1 ml Fenol
Tabung
69 ml aquadest steril
reaksi
= 1:70 dst.nya.
= 1:300. dst.nya
c. Buat formulasi bakteri : koloni bakteri + aquadest steril secukupnya ( sesuai kebutuhan ).
d. Langkah kerja :
1. Masukkan formulasi bakteri kedalam tabung reaksi yang berisi pengenceran fenol dan
pengenceran desinfektan/bahan kimia ( dengan perhitungan waktu agar tidak lebih dari
5 menit ) dengan vol. 0,5 ml.
Formulasi
bakteri
0,5 ml.
Formulasi
bakteri
0,5 ml.
2. Cawan Petri yang berisi nutrient agar diberi kode pengenceran untuk fenol dan
desinfektan/bahan kimia.
3. Setelah 5 menit setiap pengenceran ditanam pada nutrient agar padat dengan ose
(digoreskan ):
NA NA NA NA
Fenol
Desinfektan
---------------------------------------------------
e. Hasil :>1
f. Kesimpulan :
Referensi buku :