Anda di halaman 1dari 17

1.

Nyeri Akut
Nyeri akut merupakan gangguan rasa aman dan nyaman yang menganggu
kebutuhan dasar manusia, berikut adalah definisi, penyebab, gejala dan tanda mayor,
serta kondisi klinis dari nyeri akut menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(2017).
a. Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, yang onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Nyeri akut adalah pengalaman sensori yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan
dalam hal sedemikian rupa (international association for the studi of pain): awitan
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan (NANDA, 2016).
b. Penyebab
1) Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar,bahan kimia iritan)
3) Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik belebihan).
c. Gejala dan Tanda Mayor
1) Subjektif
a) Mengeluh nyeri
2) Objektif
a) Tampak meringis
b) Frekuensi nadi meningkat
c) Tekanan darah meningkat
d) Bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindari nyeri)
e) Gelisah
f) Frekuensi nadi meningkat
g) Sulit tidur
d. Kondisi Klinis
1) Kondisi pembedahan
2) Cedera traumatis
3) Infeksi
4) Sindrom koroner akut
5) Glaukoma
2. Penurunan Curah Jantung
a. Definisi
Ketidak adekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh (NANDA, 2016)
b. Penyebab
1) Perubahan irama jantung
2) Perubahan frekuensi jantung
3) Perubahan kontraktilitas
4) Perubahan preload
5) Perubahan afterload
c. Gejala Dan Tanda Mayor
1) Subjektif
a) Palpitasi
b) Lelah
c) Dispnea
2) Objektif
a) Bradikardi/takikardi
b) Gambaran EKG aritmia atau gangguan konduksi
c) Edema
d) Distensi vena jugularis
e) Tekanan darah meningkat/menurun
f) Nadi perifer teraba lemah
g) Capillarys refill time >3 detik
h) Oliguria
i) Warna kulit pucat / sianosis
d. Kondisi Klinis
1) Gagal janatung kongestif
2) Syndrome koroner akut
3) Stenosis mitral
4) Regurgitasi mitral
5) Stenosis aorta
6) Regurgitasi aorta
7) Stenosis trikuspidal
8) Regurgitasi trikuspidal
9) Setenosis pulmonal
10) Regurgitasi pulmonal
11) Aritmia
12) Penyakit jantung bawaan
3. Pola Napas Tidak Efektif
a. Definisi
Inspirasi dan/ atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
b. Penyebab
1) Depresi pusat pernapasan
2) Hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernapas, kelemahan otot
pernapasan)
3) Deformitas dinding dada
4) Deformitas tulang dada
5) Gangguan neuromuscular
6) Ganguan neurologis (mis. Elektroensefalogram [EEG] positif, cedera kepala,
gangguan kejang)
7) Imaturitas neurologis
8) Penurunan energi
9) Obesitas
10) Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11) Sindrom hipoventilasi
12) Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas)
13) Cedera pada medulla spinalis
14) Efek agen farmakologis
15) Kecemasan
c. Gejala Dan Tanda Mayor
1) Subjektif
a) Dispnea
b) Ortopnea
2) Objektif
a) Penggunaan otot bantu pernapasan
b) Fase ekspirasi memanjang
c) Pola napas abnormal (mis. Takipnea, brabdipnea, hiperventilasi,
kusmaull, cheyne-stokes)
d) Pernapasan cuping hidung
e) Kapasitas vital menurun
f) Tekanan ekspirasi menurun
g) Tekanan inspirasi menurun
d. Kondisi Klinis
1) Depresi system saraf pusat
2) Cedera kepala
3) Trauma thorak
4) Gullian barre syndrome
5) Multiple sclerosis
6) Myasthenia gravis
7) Stroke
8) Kuadriplegia
9) Intoksikasi alkohol
4. Perfusi Perifer Tidak Efektif
a. Definisi
Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu
metabolism tubuh.
b. Penyebab
1) Hiperglikemia
2) Penurunan konsentrasi hemoglobin
3) Peningkatan tekanan darah
4) Kekurangan volume cairan
5) Penurunan aliran arteri dan/atau vena
6) Kurang terpapar informasi tentang factor pemberat (mis. Merokok, gaya
hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas)
7) Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis. Diabetes militus,
hiperlepidimia)
8) Kurang aktivitas fisik
c. Gejala Dan Tanda Mayor
1) Subjektf
a) parastesia
2) objektif
a) CRT >3 detik
b) Nadi perifer menurun atau tidak teraba
c) Akral teraba dingin
d) Warna kulit pucat
e) Turgor kulit menurun
d. Kondisi Klinis
1) Tromboflebitis
2) Diabetes militus
3) Anemia
4) Gagal jantung kongestif
5) Kelainan jantung kongenital
6) Trombosis arteri
7) Varises
8) Thrombosis vena dalam
9) Sindrom kompertemen
5. Hipervolemia
a. Definisi
Peningkatan volume cairan intravascular, intersetesial, dan/atau intraseluler.
b. Penyebab
1) Gangguan mekanisme regulasi
2) Kelebihan asupan cairan
3) Kelebihan asupan natrium
4) Gangguan aliran balik vena
5) Efek agen farmakologis (mis. Kortikosteroid, chlorpropamide, tolbutamide,
vincristine, tryptilinescarbamazepine)
c. Gejala Dan Tanda Mayor
1) Subjektif
a) Ortopnea
b) Dyspnea
c) Proxysma nocturnal dyspnea (PND)
2) Objektif
a) Edema anasarka dan/atau edema perifer
b) Berat badan meningkat dalam waktu singkat
c) Oliguria
d) Intake lebih banyak dari output
e) Kongesti paru
f) Distensi vena jugularis
d. Kondisi Klinis
1) Penyakit ginjal: gagal ginjal akut/kronis, sindrom nefrotik
2) Hipoalbuminemia
3) Gagal jantung kongestif
4) Kelainan hormon
5) Penyakit hari (mis. Sirosis, asites, kanker hati)
6) Penyakit vena perifer (mis. Varises vena, thrombus vena, phlebitis)
6. Intoleransi Aktivitas
a. Definisi
Ketidakcukupan energy untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Penyebab
1) Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2) Tirah baring
3) Kelemahan
4) Imobilitas
5) Gaya hidup monoton
c. Gejala dan Tanda Mayor
1) Subjektif
a) Mengeluh lelah
b) Dyspnea saat/setealah aktivitas
c) Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
d) Merasa lemah
2) Objektif
a) Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
b) Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
c) Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas
d) Gambaran EKG menunjukkan iskemia
e) sianosis
d. Kondisi klinis
1) Anemia
2) Gagal jantung kongestif
3) Penyakit jantung coroner
4) Penyakit katup jantung
5) Aritmia
6) Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
7) Gangguan metabolic
8) Ganguan muskuloskeletal
7. Ansietas
a. Definisi
Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang tidak jelas
dan spesifik aktif akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapai ancaman.
b. Penyebab
1) Krisis situsional
2) Kebutuhan tidak terpenuhi
3) Krisis maturasional
4) Ancaman terhadap konsep diri
5) Ancaman terhadap kematian
6) Kekhawatiran mengalami kegagalan
7) Disfungsi system keluarga
8) Hubungan orangtua dan anak tidak memuaskan
9) Factor keturunan (tempramen mudah teragitasi sejak lahir)
10) Penyalahgunaan zat
11) Terpapar bahaya lingkungan (mis. Toksin, politan, dan lain-lain)
c. Gejala Dan Tanda Mayor
1) Subjektif
a) Merasa bingung
b) Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
c) Sulit berkonsentrasi
d) Mengeluh pusing
e) Anoreksia
f) Palpitasi
g) Merasa tidak berdaya
2) Objektif
a) Tampak gelisah
b) Tampak tegang
c) Sulit tidur
d) Frekuensi napas meningkat
e) Frekuensi nadi meningkat
f) Tekanan darah meningkat
g) Diaphoresis
h) Tremor
i) Muka tampak pucat
j) Suara bergetar
k) Kontak mata buruk
l) Sering berkemih
m) Berorientasi pada masa lalu
d. Kondisi Klinis
1) Penyakit kronis progresif (mis. Kanker, penyakit autoimmune)
2) Penyakit akut
3) Hospitalisasi
4) Rencana operasi
5) Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6) Penyakit neurologis
7) Tahap tumbuh kembang
8. Defisit Pengetahuan
a. Definisi
Ketiadaaan atau kurangannya informasi koknitif yang berkaitan dengan topic
tertentu.
b. Penyebab
1) Keterbatasan kognitif
2) Gangguan fugsi kognitif
3) Kekeliruan mengikuti anjuran
4) Kurang terpapar informasi
5) Kurang minat dalam belajar
6) Kurang mampu mengingat
7) Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
c. Gejala Dan Tanda Mayor
1) Subjektif
a) Menanyakan masalah yang dihadapai
2) Objektif
a) Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran
b) Menunjukkan persepri keliru terhadap masalah
c) Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
d) Menunjukkan perilaku berlebihan (mis.apatis, bermusuhan, agitasi,
histeria)
d. Kondisi Klinis
1) Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien
2) Penyakit akut
3) Penyakit kroniIk

3. WOC (Way Of Cause)

iskemia miokardium Infark miokardium, Infrak trasmular, Infark subendokardial

Metabolisme Fungsi ventrikel kiri menurun gangguan MK: Resiko


anaerob kontraktilitas penurunan curah
meningkat, PH  Daya fontraksi menurun jantung
sel Menurun  Perubahan daya kembang dan
gerakan dinding ventrikel menurun
Mekanisme kompensasi
Produksi asam  Curah secukupnya menurun
mempertahankan curah
laktat meningkat  LVEDP MENINGKA & RVEDP
jantung dan perfusi perifer

MK: Nyeri Akut Refleks simpatis


Perubahan Tekanan
vasokonstriksi sistem
hemodinamika progresif ventrikel kiri
retensi Na & air

 Pe perfusi perifer Kongesti Denyut jantung


 Pe perfusi koroner pulmonalis meningkat
Daya kontraksi
Hipotensi, asidosis
Tekanan hidrostatik
metabolik dan hipoksemia
melebihi tekanan Beban aktif meningkat
osmotik ventrikel kiri
MK: Resiko perfusi miokard Daya dilatasi ventrikel
tidak efektif
Kelemahan fisik Edema paru kiri meningkat

Syok kardiogenoik Pembesaran ventrikel kiri


MK: Intoleransi MK: Resiko
aktivitas Hipovolemia
Kematian
Hipertrofi ventrikel kiri
Kondisi dan
prognosis Pengembangan paru
tidak optimal

MK: Ansietas MK: Defisit MK: Resiko pola


pengetahuan napas tidak efektif

(Arif Muttaqin, 2009)


Menurut Saparina (2010) gambaran klinik adanya penyakit jantung koroner dapat
berupa :
a. Angina pectoris
Angina Pektoris merupakan gejala yang disertai kelainan morfologik yang
permanen pada miokardium. Gejala yang khas pada angina pektoris adalah
nyeri dada seperti tertekan benda berat atau terasa panas ataupun seperti
diremas. Rasa nyeri sering menjalar kelengan kiri atas atau bawah bagian
medial, keleher, daerah maksila hingga kedagu atau ke punggung, tetapi
jarang menjalar ketangan kanan. Nyeri biasanya berlangsung 1-5 menit dan
rasa nyeri hilang bila penderita istirahat. Angina pektoris juga dapat muncul
akibat stres dan udara dingin. Angina pektoris terjadi berulang-ulang. Setiap
kali keseimbangan antara ketersedia oksigen dengan kebutuhan oksigen
terganggu.
b. Infark Miokardium Akut
Merupakan penyakit jantung koroner yang sudah masuk dalam kondisi
gawat. Pada kasus ini disertai dengan nekrosis miokardium (kematian otot
jantung) akibat gangguan suplai darah yang kurang. Penderita infark
miokardium akut sering didahului oleh keluhan dada terasa tidak enak (chest
discomfort) selain itu penderita sering mengeluh rasa lemah dan kelelahan.
c. Payah jantung
Payah jantung disebakan oleh adanya beban volume atau tekanan darah
yang berlebihan atau adanya abnormalitas dari sebagian struktur jantung.
Payah jantung kebanyakan didahului oleh kondisi penyakit lain dan akibat yang
ditimbulkan termasuk PJK. Pada kondisi payah jantung fungsi ventrikel kiri
mundur secara drastis sehingga mengakibatkan gagalnya sistem sirkulasi
darah.
d. Kematian Mendadak penderita
Kematian mendadak terjadi pada 50% CAD yang sebelumnya tanpa
diawali dengan keluhan. Tetapi 20% diantaranya adalah berdasarkan iskemia
miokardium akut yang biasanya didahului dengan keluhan beberapa
minggu atau beberapa hari sebelumnya.
1. Jenis pijat
a. Pijat berdasarkan asal Negara
Pijat tidak hanya dikenal di Indonesia. Teknik relaksasi asal Negara Cina ini juga
dikenal di berbagai Negara. Meskipun bermanfaat sma, teknik pijat di berbagai Negara
berbeda-beda.
1) Pijat Tradisional
Pijat tradisional atau biasa disebut urut merupakan teknik pijat yang paling
dikenal di indonesia. Pijat tradisional terutama didaerah pedesaan, dipercaya dpat
mnyembuhkan penyakit.
Dalam pijat tradisional, pemijat akan menekan tubuh pasien menggunakan
telapak tangan dan ibu jari secara kuat. Teknik lain yng dapat dilakukan adalah
teknik kerok dengan menggunakan alat koin. Bahan pelengkap yang sering
digunakan untuk urut ataupun kerok ini adalah minyak kelapa. Pijatan tradisional
dipercaya dpat merelaksasi tubuh dan menyembuhkan masukangin.
2) Pijat Prancis
Sesuai dengan namanya, pijat ini berasal dari prancis. Pijat ini berfungsi
menambah kecantikan. Dalam proseas pemijatan digunakan aromaterapi, scrub,
dan minyak esensial yang akan membantu menghilangkan lemak pada tubuh dan
menambah kebersihan kulit.
3) Pijat Hawai
Teknik yang digunakan dalam pijatan ini adalah menekan tubuh dengan siku
secara kuat. Pijatan ini cocok untuk menghilangkan pegal-pegal setelah
beraktivitas.
4) Shiatsu
Shiatsu berasal dari Jepang. Teknik yang digunakan dalam pemijatan ini
adalah menekan titik- titik tertentu dengan jari atau telapak tangan secara kuat
selama 2-8 detik untuk memperbaiki aliran energi dan membantu
menyeimbangkan tubuh. Meskipunditekan secara kuat, biasanya pasien tidak
merasa sakit atau nyeri setelah dipijat.
5) Pijat Swedia
Pijat swedia diperkenalkan oleh Per Hendrik Ling pada awal abad 19. Jenis
pijatan ini sudah dikenal di eropa dan dunia Barat. Dalam pijat swedia pemijat
dengan telapak tangannya akan menekan otot dan tulang dengan lembuh. Pijat
ini sangat cocok untuk relaksasi tubuh.
6) Pijat Thai
Teknik pemijatan dalam pijat ini sama seperti menari. Pemijat akan memijat
menggunakan energi tubuh. Tangan pemijat akan menarik bagian tubuh tertentu
hingga otot berbunyi. Demikian pula dengan kaki pemijat yang akan memijat
bagian tubuh tertentu untuk menambah kelenturan otot. Selain bermanfaat untuk
relaksasi, pejat thai juga dapat membangkitkan gairah terhadap pasangan.
b. Pijat berdasarkan titik meridian dan akupuntur
Pijat dapat dilakukan berdasarkan titik meridian dan akupuntur yang ada di
tubuh. Berdasarkan titik-titiknya, pijat dibagi dalam pijat akupresur untuk seluruh tubuh,
pijat wajah, pijat tangan, jaripunktur, dan pijat kaki (refleksi)
1) Pijat Akupresur
Menurut ilmu pengobatan tradisional Cina, masih ada system lain yang
disebut system meridian. Dalam system meridian inilah mengalir energy vital.
Sistem meridian dalam kedokteran barat dianggap sama dengan system
saraf.
Meridian di dalam tubuh terdiri dari 12 meridian umum dan 8 meridian
istimewa yang diajarkan di sini hanya 2 meridian istimewa (meridian Tu dan Ren).
Setiap meridian berhubungan dengan organnya masing-masing.
a) Meridian merupakan penghubung bolak-balik:
- Antara organ yang satu dengan organ lainnya.
- Antara oragan dengan panc indra
- Antara organ dengan jaringan tubuh lainnya
b) Enam pasang meridian dan elemennya:
- Meridian paru-paru dan usus besar (logam)
- Meridian lambung dan limpa (tanah)
- Meridian jantung dan usus kecil (api)
- Meridian kandung kemih dan ginjal (air)
- Meridian selaput jantung dan tri pemanas (api)
- Meridian kandung empedu dan hati (kayu)
2) Jaripunktur
Jaripunktur merupakan salah satu teknik pemijatan yang terfokus pada jari-jari
tangan dan kaki. Pada tiap jari, terdapat titik meridian. Titik-titik tersebut
berawal di satu jari dan berakhir di jari lainnya. Semua titik saling berhubungan
serta membentuk satu kesatuan dan saling mempengaruhi meridian antar organ.
Tekanan pijatan terbagi menjadi tiga, yaitu ringan, sedang dank keras.
Jaripunktur tidak melibatkan alat apapun karena cukup menggunakan tangan
terapis. Namun jika penekanan tepat di titik sakit, baik laki-laki maupun
perempuan bisa menjerit kesakitan.Pemijatan dapat dilakukan di antara batas
kuku kiri dan kanan pada jari-jari dengan menekan, memutar tekan dari kiri dan
ke kanan, serta menekan gerak dari dalam ke luar.
Mungkin terlihat mudah, tetapi kalau dilakukan orang awam, biasanya sedikit
meleset dari titik tersebut. Ketika seorang terapis memegang atau menekan
berbagai titik pada tubuh dan system otot, itu bertujuan untuk merangsang energy
dari tubuh sendiri supaya dapat menyingkirkan sumbatan energy dan rasa lelah.
Jika semua jalur energy terbuka dan aliran energy tidak terhalang oleh
ketegangan otot atau hambatan lain, energy tubuh akan menjadi seimbang.
a) Titik Jaripunktur Melancarkan Ci Meridian Semua Organ
b) Cara Pijat Jaripunktur
Masing-masing jari-jari tangan maupun kaki dijepit dengan jari
telunjuk dan jempol, kemudian lakukan gerakan tekan dan diputar kea rah
ke kiri dank e kanan selama 10 detik. Tanyakan kepada pasien setelah
semua jari-jari didiagnosis, bagian jari yang paling diarsakan sakit. Tanda
sakit nyeri menyatakan bahwa ada keluhan di letak organ jari yang
bersangkutan. Bila telah diketahui organ yang memiliki keluhan, dilakukan
terapi jari tersebur selama beberapa menit, seperti lima menit dan dapat
dilakukan selama tiga kali sehari bahkan lebih tergantung keluhan
penyakit. Terapi ini akan mengurangi keluhan setelah beberapa hari diterapi.
b) Manfaat Jaripunktur
- Menyingkirkan sumbatan energy dan rasa lelah
- Melancarkan aliran darah dari jari-jari menuju jantung
- Menghilangkan rasa kaku, ketegangan otot dan nyeri di jari-jari.
3) Refleksi
Selain jaripunktur di kaki, terdapat juga titik refleksi di telapak kaki. Pijat
refleksi adalah cara memijat tangan, kaki dan anggota tubuh yang lain dengan
mengarah pada titik usat urat-urat syaraf. Pada tubuh manusia terdapat banyak
titik-titik meridian yang berhubungan dengan organ-organ tubuh. Tangan dan kaki
kita ikut merasakan ketika tubuh kita terasa pegel-pegel. Dengan memijat tangan
dan kaki dapat mengurangi beberapa rasa sakit di tubuh.
a) Titik Refleksi
b) Cara Memijat
Ada beberapa cara untuk memijat, yaitu menekan dengan kekuatan
ringan, sedang dank eras. Beberapa teknik pijat bisa menggunakan jari
tangan, beras, ataupun benda tumpul. Memijat juga bisa menggunakan
minyak agar kulit tidak lecet.
Pada daerah refleksi yang berada di kaki, cara untuk memijat bagian
dalam setelah dari bawah ke atas dan yang terdapat pada sekitar betis cara
memijatnya mengarah ke jantung. Waktu pemberian terapi juga harus
diperhatikan yaitu sekitar 30 menit dengan frekuensi 3-6 hari sekali untuk
mencegah penyakit dan 2-3 hari sekali untuk mengatasi gangguan
penyakit. Kondisi telapak kaki pasien pun tidak dalam keadaan luka. Harus
pula diingat, terapi pijat refleksi kaki mesti dilakukan secara menyeluruh.
Artinya pemijatan tidak hanya pada satu titik syaraf telapak kaki tertentu
saja.
c) Manfaat Pijat Refleksi
- Melancarkan aliran darah dan cairan tubuh
- Melancarkan sirkulasi cing (nutrisi) dan oksigen ke sel-sel tubuh
- Memberikan efek relaksasi dan kesegaran pada seluruh anggota
tubuh
- Menghilangkankah rasa kaku, ketegangan otot, nyeri di jari-jari
- Selain menggunakan tangan untuk melakukan pemijatan, juga dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa alat bantu yang terbuat
dari kayu maupun logam, seperti kayu bulat kecil tumpul, koin uang
logam (Wong , 2012)
Adapun tujuan dari massage adalah :
b. Melancarkan peredaran darah terutama peredaran darah vena (pembuluh balik)
dan peredaran getah bening (air limphe)
c. Menghancurkan pengumpulan sisa-sisa pembakaran didalam sel-sel otot yang
telah mengeras yang disebut mio-gelosis (asam laktat)
d. Menyempurnakan pertukaran gas dan zat didalam jaringan atau memperbaiki
proses metabolism
e. Menyempurnakan pembagian zat makanan ke seluruh tubuh
f. Menyempurnakan proses pencernakan makanan
g. Menyempurnakan proses pembuangan sisa pembakaran kea lat-alat
pengeluaran atau mengurangi kelelahan
h. Merangsang otot-otot yang dipersiapkan untuk bekerja yang lebih berat,
menambah tonus otot, efisiensi otot (kemampuan guna otot) dan elsitas otos
(kekenyalan otot)
i. Merangsang jaringan syaraf, mengaktifkan syaraf sadar dan kerja syaraf
otonomi ( syaraf tak sadar)
j. Membantu penyerapan (absorbs) pada peradangan bekas luka
k. Membantu pembentukan sel baru dalam perkembangan tubuh
l. Membersihkan dan menghaluskan kulit
m. Memberikan rasa nyaman, segar dan kehangatan pada tubuh
n. Menyembuhkan atau meringankan berbagai gangguan penyakit
(Trisnowiyanto B, 2012)

A. Konsep terapi Aktivitas Fisik


1. Pengertian Terapi Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik didefinisikan sebagai setiap pergerakan jasmani yang dihasilkan otot
skelet yang memerlukan pengeluaran energi. Istilah ini meliputi rentang penuh dari
seluruh pergerakan tubuh manusia mulai dari olahraga yang kompetitif dan latihan fisik
sebagai hobi atau aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya,
inaktivitas fisik bisa didefinisikan sebagai keadaan dimana pergerakan tubuh minimal
dan pengeluaran energi mendekati resting metabolic rates (WHO, 2015).
Aktivitas fisik merupakan perilaku multidimensi yang kompleks. Banyak tipe
aktivitas yang berbeda yang berkontribusi dalam aktivitas fisik keseluruhan; termasuk
aktivitas pekerjaan, rumah tangga (contoh: mengasuh anak, bersih-bersih rumah) ,
transportasi (contoh: jalan kaki, bersepeda), dan aktivitas waktu senggang (contoh:
menari, berenang). Lathan fisik (physical exercise) adalah subkategori dari
aktivitas waktu senggang dan didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang
direncanakan, terstruktur, repetitif, dan bertujuan untuk pengembangan atau
pemeliharaan kesehatan fisik (Hardman & Stensel, 2003)
2. Manfaat Terapi Aktivitas
Menurut (Healey, 2013) aktivitas fisik merupakan faktor penting dalam memelihara
kesehatan yang baik secara keseluruhan. Menjadi aktif secara fisik memiliki manfaat
kesehatan yang signifikan, meliputi:
a. Mengurangi resiko berbagai penyakit kronik
b. Membantu mengontrol berat badan dan mengembangkan kesehatan mental.
c. Membantu memanajemen kondisi jangka panjang, seperti artritis dan diabetes tipe
2, dengan mereduksi efek dari kondisi tersebut dan meningkatkan kualitas hidup
penderitanya.
3. Tujuan Terapi Aktivitass
Aktivitas fisik secara umum bertujuan untuk menentukan pengeluaran energi dalam
kilokalori atau dengan menggunakan metabolic equivalent (MET) dari sebuah aktivitas.
Satu MET merepresentisakan pengeluaran energi istirahat selama duduk tenang dan
umumnya diinterpretasikan sebagai 3,5 mL O2/kg/menit atau = 250 mL/menit
konsumsi oksigen. Yang merepresentasikan nilai rata-rata untuk orang standar dengan
berat 70 kg. MET dapat dikonversikan menjadi kilokalori, yaitu 1 MET= 1 kcal/kg/jam.
Konsumsi oksigen meningkat seiring intensitas aktivitas fisik. Maka dari itu, kuantifikasi
sederhana dari intensitas aktivitas fisik menggunakan cara mengalikan pengeluaran
energi istirahat. Sebagai contoh, melakukan aktivitas yang membutuhkan konsumsi
oksigen sebanyak 10,5 mL O2/kg/menit setara dengan 3 MET yaitu, 3 kali dari tingkat
istirahat (Strath et al, 2013).
4. Menurut (Strath et al, 2013) ada empat dimensi dari aktivitas fisik.
o. Mode atau tipe, merupakan aktivitas fisik spesifik yang dilakukan (contoh:
berjalan, berkebun, bersepeda, makan dan minum).
p. Frekuensi, merupakan jumlah sesi per hari atau per minggu. Dalam konteks
q. Durasi, merupakan lamanya aktivitas (menit atau jam) selama jangka waktu
tertentu.
r. Intensitas, merupakan tingkat pengeluaran energi yang merupakan indikator dari
kebutuhan metabolik dari sebuah aktivitas (Hasil aktivitas fisik dalam peningkatan
pengeluaran energi di atas tingkat istirahat, dan tingkat pengeluaran energi
berhubungan langsung dengan intensitas aktivitas fisik.
5. Aplikasi Terapi Aktivitas Fisik Dalam Penelitian
a. Menurut Davis (2004) aktivitas fisik adalah multidimensi yang dibuktikan dengan
upaya untuk menentukan (frekuensi, durasi dan intensitas) dalam kaitannya
dengan morbiditas. Aktivitas fisik telah menunjukkan efektivitas dalam
peningkatan rasa kesejahteraan, suasana hati, rasa percaya diri, dan kualitas
hidup pada orang dengan penyakit kardiovaskuler.
b. Selain itu, menurut Bashiri (2016) ketika klien keluar dari rumah sakit, penting
untuk diketahui klien, bahwa klien harus melanjutkan program aktivitas berupa
berjalan kaki yang dimulai secara perlahan dengan catatan tidak melakukan
melebihi kemampuan klien. Salah satu tujuan eduaksi klien PJK yaitu klien
memiliki semangat hidup, kepercayaan diri, kualitas hidup yang baik (Widiastuti,
2012).

Anda mungkin juga menyukai