Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Jalannya Penelitian
Tahap persiapan, setelah dilakukan ujian proposal dan perbaikan selama satu minggu,
kemudian peneliti mempersiapkan syarat-syarat penelitian dengan mengurus surat-surat
penelitian, meminta izin penelitian dari Pemerintah Provinsi Bengkulu Dinas Penanaman Dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dilanjutkan ke rumah sakit RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
Pada tanggal 17 Juni 2019 surat perizinan untuk melakukan penelitian dikeluarkan.
Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 21 Juni 2019 selama enam hari untuk
mencari responden sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi diruangan ICCU RSUD Dr. M.
Yunus Bengkulu Penyusunan laporan penelitian dilakukan dengan melakukan pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
B. Hasil
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang ICCU RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu pada
tanggal 21 Juni 2019 di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu beralamat di Jl. Bhayangkara,
sidomulyo, gading cempaka, kota Bengkulu. jumlah perawat yang ada di ruang ICCU
berjumlah 20 orang yang terdiri dari kepala ruangan, ketua tim I, ketua tim II, petugas
administrasi, petugas logistik beserta anggota. penyakit yang ditangani di ruang ICCU
adalah masalah kardiovaskuler.
2. Pengkajian
Tabel 4.1 Hasil anamnesis Tn. S dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Pada
Pasien CAD (Coronary Artery Disease) di ruang ICCU RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

No Anamnesa Hasil anamnesa


1 Identitas Tn. S berusia 50 tahun, seorang petani kopi lulusan
SMA, tinggal di Desa Padang Tepong Empat Lawang,
telah menikah, beragama islam, dan didiagnosa CAD
2 Keluhan utama Nyeri dada sebeleh kiri dan menjalar ke bahu, lengan
kiri dan tembus kepunggung
3 Riwayat penyakit Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 22 juni
sekarang 2019, dengan keluhan sudah satu bulah lebih
mengalami nyeri dada disebelah kiri, dua hari yang
lalu nyeri dada sering terasa dan semakin berat,
kemudian keluarga memutuskan untuk membawa
pasien ke rumah sakit umum
4 Riwayat penyakit Klien mengatakan tidak pernah dirawat sebelumnya,
dahulu tidak menderita penyakit kronik dan menular, tidak
ada riwayat penyakit alergi.
5 Riwayat penyakit Klien mengatakan keluarganya ada yg memiliki
keluarga penyakit hipertensi
6 Perilaku yang Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak
mempengaruhi mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan. Tetapi
kesehatan pasien mengaku perokok berat sehari bisa
menghabiskan 2-3 bungkus dan tidak mengatur pola
makan
7 Aktivitas sehari-hari Nutrisi:
a. Makan
1) Pola makan : 3 X sehari
2) Jumlah : satu porsi
3) Jenis : lauk dan sayur
4) Keluhan : tidak ada keluhan
b. Minum
1) Frekuensi : 6-7x sehari
2) Jumlah : 8-9 gelas / hari
3) Jenis : air putih
4) Keluhan : tidak ada keluhan
c. Pola BAB
1) Frekuensi : 1 x sehari
2) Konsistensi : lembek
3) Keluhan : tidak ada keluhan
d. Pola BAK
1) Frekuensi : 6-7 x sehari
2) Warna : kuning
3) Keluhan : tidak ada keluhan
e. Istirahat dan tidur
1) Frekuensi : 4-5 jam

Dari hasil pengkajian yang didapatkan adalah adanya keluhan nyeri dada sebelah kiri dan
menjalar ke bahu, lengan kiri dan tembus kepunggung, skala 3, nyeri terasa panas , nyeri
terasa hilang timbul, lama nyeri ± 15 menit, nyeri bertambah saat klien tiba-tiba bergerak,
pasien mengatakan sulit tidur dan hanya tidur 4-5 jam.

Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan fisik Tn. S dengan Pemenuhan kebutuhan Rasa Nyaman
Pada Pasen CAD (Coronary artery disease) di ruang ICCU RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

No Observasi Hasil observasi


1 Sistem pernafasan RR: 20x/menit, pola nafas regular, suara nafas
vesikuler, bentuk dada simetris, pasien tidak
menggunakan alat bantu pernapasan
Masalah Tidak ada
keperawatan
2 Sistem TD istirahat: 90/80 MmHg
kardiovaskular TD aktivitas: 140/70 mmHg
Nadi istirahat: 86x/menit
Nadi aktivitas: 102x/menit
S: 36,5 0C
CRT: <3 detik, akral hangat, turgor kulit baik, irama
jantung reguler, bunyi jantung S1 lub S2 dup
Masalah Tidak ada
keperawatan
3 Sistem persarafan Kesadaran: compos mentis, GCS:15,
istirahat/tidur: 5 jam/hari, suhu: 36.5oC, nyeri dada
skala 3, nyeri semakin terasa saat pasien tiba-tiba
bergerak
Masalah Nyeri akut
keperawatan
4 Sistem perkemihan Frekuensi BAK ± 8 x/ hari, tidak ada distensi urin.
Tidak ada keluahan saat berkemih
Masalah Tidak ada
keperawatan
5 Sistem pencernaan TB: 160 cm, BB: 55 kg, IMT:21.48 (normal)
BAB: 1x/hari,
Masalah Tidak ada
keperawatan
6 Sistem Kekuatan otot: normal
muskuluskeletal
555 555
555 555

pergerakan sendi bebas, tidak ada edema pada


ekstremitas atas maupun bawah, tidak ada nyeri
sendi
Masalah Tidak ada
keperawatan
7 Sistem integument Turgor kulit baik, tidak ada lesi di area kaki dan
tangan
Masalah Tidak ada
keperawatan

Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil yaitu tekanan darah pasien dalam rentang tinggi,
nadi pasien meningkat saaat mellakukan aktivitas, pasien mengeluh sulit tidur, nyeri dada
dengan skala nyeri 3.
Tabel 4.3 Hasil pemeriksaan diagnostik Tn. S dengan pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman pada pasien CAD di ruang ICCU RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

Jenis Hasil Nilai Rujukan Interpretasi


Pemeriksaan
Gula darah 92 70-120 Mg/dl Normal
sewaktu
Ureum 37 20-40 Mg/Dl Normal
Creatinin 0,5 0.5-1.2 Mg/Dl Normal
Troponin T 33327,6 <19 Ng/mg normal 20-100 Meningkat
intermedical
Hemoglobin 13,4 Lk: 13.0-18.0 Gr/Dl. Pr: 12.0- Normal
16.0 Gr/Dl
Hematokrit 40 Lk: 37-47% Pr: 40-54% Menurun
Leukosit 10.700 4000-10.000 mm3 Meningkat
Trombosit 200.000 150.000-450.000 sel/mm3 Normal

Dari hasil pemeriksaan diagostik didapatkan hasil Troponin T meningkat dan leukosit
pasien meningkat. Troponin T adalah enzim jantung yang akan mengontrol otot jantung ketika
miokardium mengalami kerusakan.

Tabel 4.5 terapi obat Tn. S dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada pasien
CAD di ruang ICCU RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Nama obat Cara Dosis Waktu Manfaat
pemberian pemberian
Aspilets Oral 1 x 80 mg 18.00 WIB Mencegah adanya
penyumbatan
pembulu darah pada
PJK
Clopidogrel Oral 1 x 75 mg 12:00 Mencegah
penggumpalan darah
Alprazolam Oral 1 x 0,5 21:00 Menurunkan
mg kecemaan, dan
menenangkan
Candesartan Oral 1 x 4 mg 21:00 Menurunkan tekanan
darah
3. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.6 analisa data Tn. S dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada pasien
CAD di ruang ICCU RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
a. Analisa data
No Data Kemungkinan Penyebab Diagnosa
keperawatan
1. DS : Gaya hidup ( merokok), Stress Nyeri Akut
1. Pasien mengatakan nyeri dada
sebelah kiri dan menjalar ke Aterosklerosis
bahu, lengan kiri dan tembus
kepunggung Infark miokard
2. Nyeri terasa panas hilang timbul
± 30 menit lebih terasa nyeri saat Metabolisme anaerob meningkat
klien bergerak
DO: PH sel menurun
1. TD: 90/80 MmHg
2. Nadi: 86x/menit Produksi asam laktat meningkat
3. skala nyeri 3
4. RR: 20x/menit Nyeri akut
2. DS: Infark miokard Intoleransi aktivitas
Pasien mengeluh mudah lelah
DO: Gangguang kontaksi jantung
1. TD: 90/80 MmHg saat istirahat
2. TD: 140/70 MmHg saat aktivitas Penurun perfusi perifer, dan
ke kamar mandi Penurun perfusi Koroner
3. N: 86x/menit saat istirahat
4. N: 102x/menit saat aktivitas Hipotensi Tekanan darah
5. Pasien tampak lemas menurun
6. RR: 20x/menit
Asidosis metabolic
(menumpuknya asam di dalam
tubuh)

hipoksemia (sel kekurangan


nutrisi)

Kelemahan fisik

Intoleransi aktivitas
Dari hasil analisa diagnosa di atas didapatkan diagnosa yang muncul pada kasus yaitu
ada dua diagnosa yang pertama nyeri akut dan yang kedua intoleransi aktivitas yang
sesuai dengan tanda mayor dan minor dari tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017.
b. Diagnos Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi iskemia ditandai dengan
mengeluh nyeri, nyeri terasa panas hilang timbul ±30 menit
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen ditandai dengan mengeluh lelah, merasa lemas

4. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.7 intervesi keperawatan Tn. S dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada
pasien CAD di ruang ICCU RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Diagnosa keperawatan Intervensi
1. Nyeri akut A. Intervensi utama
Menejemen nyeri
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Monitor keberhasilan terapi Foot Hand Massage yang sudah
diberikan
Terapeutik
Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
terapi pijat

Edukasi
1. Jelaskan penyebab nyeri
2. Anjurkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberiam analgetik, jika perlu

B. Intervensi Pendukung
Terapi pemijatan dengan Foot Hand Massage
Observasi
1. Identifikasi kesediaan dan penerimaan dilakukan pemijatan
2. Monitor respon terhadap pemijatan
Terapeutik
1. Terapkan jangka waktu untuk pemijatan
2. Pilih area tubuh yang akan dipijat
3. Cuci tangan dengan air hangat
4. Siapkan lingkungan yang hangat dan privasi
5. Gunakan lotion atau minyak untuk mengurangi gesekan
(perhatikan kontraindikasi penggunaan lotion atau minyak
tertentu pada tiap individu)
6. Lakukan pemijatan dengan teknik yang tepat
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur terapi
2. Anjurkan rileks selama pemijatan
3. Anjurkan beristirahat setelah dilakukan pemijatan
2. Intoleransi aktivitas A. Intervensi Utama
Menejemen energy
Observasi
1. identifikasi ganguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. monitor kelelahan fisik dan emosional
3. monitor pola dan jam tidur
4. monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.
Cahaya, suara, kunjungan)
2. Berikan terapi distraksi yang menyenangkan
3. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makan

B. Intervensi Pendukung
Terapi aktivitas
Edukasi
1. Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu
2. Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
3. Implementasi Keperawatan
Tabel 4.7 implementasi keperawatan Tn. S dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada pasien CAD di ruang ICCU RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu

No Waktu Implementasi Respon Hasil Evaluasi Submatif


Dx Pelaksanaan
Dx 1 Senin, A. Implementasi utama A. Respon Hasil utama S: Pasien mengatakan nyeri
24 juni 2019 Menejemen nyeri Menejemen nyeri dada sebelah kiri menjalar ke
Observasi Observasi bahu, lengan kiri dan tembus
08:30 WIB 1. Menanyakan lokasi, 1. Pasien mengatakan nyeri dada kepunggung, nyeri terasa
karakteristik, durasi, sebelah kiri menjalar ke bahu, panas hilang timbul dengan
frekuensi, kualitas, lengan kiri dan tembus kepunggung dirasi ±30 menit
intensitas nyeri terasa panas hilang timbul dengan O: skala nyei 3
08:35 WIB durasi ±30 menit TD: 90/80 mmHg
08:37 WIB 2. Mengkaji skala nyeri pasien 2. Skala nyeri 3 N: 86x/menit
3. Mengkaji respon nyeri non 3. Pasien tampak sedih RR: 20x/menit
08:40 WIB verbal S: 36,50C
4. Mengkaji faktor yang 4. Pasien mengatakan nyeri semakin A: masalah belum teratasi
memperberat dan terasa saat pasien tiba-tiba P: intervensi dilanjutkan
08:45 WIB memperingan nyeri bergerak, dan berurang saat pasien I: intervensi utama observasi
istirahat Intervensi pendukung
5. Memonitor keberhasilan 5. TD: 90/80 mmHg, N: 86x/menit RR: trapeutik dan edukasi
terapi Foot Hand Massage 20x/menit,S: 36,5 C lama nyeri ±15
0
08: 50 WIB yang sudah diberikan menit E: pasien masih perlu dilakukan
13: 10 WIB Terapeutik Terapeutik tindakan pemijatan
1. Mendemontrasikan terapi 1. Perawat telah melakukan teknik R: tidak ada revisi
Foot Hand Massage untuk terapi Foot Hand Massage untuk
08:55 WIB mengurangi rasa nyeri mengurangi nyeri
Edukasi Edukasi
1. Menjelaskan penyebab nyeri 1. Pasien dan keluarga mengerti
09:30 WIB penyebab nyeri karna ada sumbatan
pada pembulu darah di jantung
2. Menganjurkan terapi Foot 2. Pasien dan keluarga mengatakan
Hand Massage untuk akan melakukan terapi pijat untuk
mengurangi rasa nyeri mengurangi nyeri

B. Implementasi Pendukung B. Respon Hasil Pendukung


Terapi pemijatan dengan Foot Terapi pemijatan dengan Foot Hand
09:35 WIB Hand Massage Massage
Observasi Observasi
1. Menanyakan kesediaan dan 1. Pasien mengatakan mau dilakukan
09:40 WIB penerimaan dilakukan pemijatan dan menandatangani
pemijatan lembar infroment consen
2. Memonitor respon terhadap 2. Pasien mengatakan merasa
08:48 WIB pemijatan nyaman setelah terapi Foot Hand
Massage diberikan
08:49 WIB Terapeutik Terapeutik
1. Menerapkan jangka waktu 1. Pasien bersedia dilakukan
08:48 WIB untuk pemijatan pemijatan selama 20 menit
2. Memilih area tubuh yang 2. Area pasien yang akan di pijat yaitu
08:50 WIB akan dipijat bagian tangan dan kaki
3. Mencuci tangan dengan air 3. Perawat telah melakukan cuci
08:51 WIB hangat tangan dengan 6 langkah
4. Menyiapkan lingkungan 4. Menutup sampiran pasien untuk
08:52 WIB yang hangat dan privasi menjaga privasi pasien
5. Menggunakan minyak 5. Perawat menggunakan minyak
zaitun untuk mengurangi zaitun untuk memijat pasien
08:47 WIB 6. Melakukan pemijatan 6. Perawat melakukan pemijatan
dengan teknik yang tepat sesuai dengan SOP
08:47 WIB Edukasi Edukasi
1. Menjelaskan tujuan dan 1. Pasien dan keluarga mengerti
09:20 WIB prosedur terapi dengan tujuan dan prosedure terapi
2. Menganjurkan rileks 2. Pasien tampak rileks saat dilakukan
selama pemijatan pemijatan
3. Menganjurkan beristirahat 3. Pasien tampak tidur setelah
setelah dilakukan pemijatan dilakukan pemijatan
Dx 2 Senin, A. Implementasi Utama A. Respon Hasil Utama S: Pasien mengatakan
24 juli 2019 Menejemen energy Menejemen energy kelelahan jika bekerja terlalu
Observasi Observasi berat
10:05 WIB 1. Menanyakan adanya 1. Pasien mengatakan tidak ada Pasien mengatakan sulit tidur
ganguan fungsi tubuh yang gangguan fungsi tubuh lainnya hanya tidur 5 jam
mengakibatkan kelelahan TD: 140/70 mmHg, RR 18x/menit Pasien mengatakan lokasi
N: 102 x/menit, S: 36,30C yang tidak nyaman di area
10:10 WIB 2. Menanyakan aktivitas yang 2. Pasien mengatakan kelelahan jika dada terasa panas dan
membuat kelelahan fisik, pergi berjalan ke kamar mandi, sedikit nyeri
menanyakan beban pikiran dengan keadaannya sekarang O: TD: 140/70 mmHg
yang terus terbayang dan pasien mengatakan selalu RR 18x/menit
membuat khawatiran memikirkan biaya anaknya yang N: 102 x/menit
masih sekolah S: 36,30C
10:15 WIB 3. Menanyakan barapa lama 3. Pasien mengatakan sulit tidur dan Pasien tampak lemas
jam tidur dimalam hari hanya tidur 5 jam A: Masalah belum teratasi
10:20 WIB 4. Memonitor lokasi yang 4. Pasien mengatakan lokasi yang P: Intervensi dilanjutkan
membuat tidak nyaman tidak nyaman di area dada terasa I: Intervensi utama observasi,
selama melakukan aktivitas panas dan sedikit nyeri, pasien edukasi dan kolaborasi
tampak lemas Intervensi pendukung
E: pasien masih perlu dilakukan
Terapeutik Terapeutik menejemen energi
10:25 WIB 1. Menyediakan lingkungan 1. Ruangan perawatan pasien di R: tidak ada revisi
nyaman dan rendah lengkapi AC, jam kunjungan dibatasi
stimulus (mis. Cahaya, dan pencahayaan redup saat pasien
suara, kunjungan) tidur
10:30 WIB 2. Memberikan terapi 2. Pasien merasa nyaman setelah di
distraksi mengajak pasien lakukan terapi distraksi
bercerita
Edukasi Edukasi
10:35 WIB 1. Menganjurkan tirah baring 1. Pasien tampak istirahat dan
barbaring di tempat tidur
10:45 WIB 2. Menganjurkan pasien
2. Keluarga pasien tampak
menggunakan pispot untuk
menggunakan pispot untuk BAK
BAK untuk mengurangi
aktivitas berlebih
3. Pasien mengerti jika kelelahan tidak
10:50 WIB 3. Menganjurkan
berkurang segera menghubungi
menghubungi perawat jika
perawat
kelelahan tidak berkurang
4. Pasien mengatakan segala masalah
10:55 WIB 4. Mengajarkan strategi
yang datang dapat di bicarakan
koping untuk mengurangi
secara kekeluargaan
kelelahan

Kolaborasi
Kolaborasi
1. Perawat mengkolaborasikan
11:05 WIB 1. Kolaborasi dengan ahli gizi
dengan tim kesehatan lain untuk
tentang cara
meningkatkan asupan
meningkatkan asupan makanan
makan
yang rendah garam

B. Implementasi Pendukung
B. Respon Hasil Pendukung
Terapi aktivitas
Terapi aktivitas
Edukasi
Edukasi
11:10 WIB 1. Menjelaskan metode
1. Pasien mengerti penjelasan tentang
aktivitas fisik sehari-hari,
metode aktivitas yang bisa
jika perlu
dilakukan sehari-hari
11:15 WIB 2. Mengajarkan cara
2. Pasien melakukan aktivitas yang
melakukan aktivitas yang
sudah di jarkan oleh perawat
dipilih

Tabel 4.8 Hari kedua


No Waktu Implementasi Respon Hasil Evaluasi Submatif
Dx Pelaksanaan
Dx 1 Selasa, A. Implementasi utama A. Respon Hasil utama S: Pasien mengatakan merasa
25 juli 2019 Menejemen nyeri Menejemen nyeri nyaman setelah di lakukan
Observasi Observasi terapi Foot Hand Massage
08:00 WIB 1. Menanyakan lokasi, 1. Pasien mengatakan nyeri dada Pasien mengatakan nyeri
karakteristik, durasi, sudah mulai berkurang dan dada sudah mulai berkurang
frekuensi, kualitas, nyaman, nyeri terasa panas hilang dan nyaman, nyeri terasa
intensitas nyeri timbul , ± 10 menit panas hilang timbul, ±10
08:05 WIB 2. Mengkaji skala nyeri 2. Skala nyeri 2 menit
08:10 WIB 3. Mengkaji respon nyeri non 3. Pasien tampak lebih tenang O: Skala nyeri 2
verbal TD: 110/70 mmHg
08:15 WIB 4. Mengkaji faktor yang 4. Pasien mengatakan nyeri dada RR 18x/menit
memperberat dan yang dirasakan berkurang saat N: 80 x/menit
memperingan nyeri pasien bergerak, dan berkurang S: 36,50C
08:20 WIB 5. Memonitor keberhasilan saat istirahat A: masalah teratasi sebagian
terapi Foot Hand Massage 5. Pasien mengatakan merasa P: intervensi dilanjutkan
yang sudah diberikan nyaman setelah di lakukan terapi I: intervensi utama observasi
Foot Hand Massage Intervensi pendukung
TD: 110/70 mmHg, RR 18x/menit trapeutik dan edukasi
B. Implementasi Pendukung N: 80 x/menit, S: 36,50C E: Pasien masih perlu dilakukan
Terapi pemijatan dengan Foot B. Respon Hasil Pendukung tindakan pemijatan
Hand Massage Terapi pemijatan dengan Foot Hand R: tidak ada revisi
Observasi Massage
Terapeutik Observasi
08:25 WIB 1. Menerapkan jangka waktu Terapeutik
untuk pemijatan 1. Perawat melakukan Foot Hand
Massage terapi selama 20 menit
08:45 WIB 2. Memilih area tubuh yang sebanyak 2 kali sehari
akan dipijat 2. Area tubuh pasien yang akan di
08:46 WIB 3. Mencuci tangan dengan air pijat di daerah kaki dan tangan
hangat 3. Perawat telah mencuci tangan
08:47 WIB 4. Menyiapkan lingkungan dengan 6 langkah
yang hangat dan privasi 4. Lingkungan pasien aman dan
menutup sampiran untuk menjaga
08:48 WIB 5. Menggunakan lotion atau privasi pasien
minyak untuk mengurangi 5. Perawat mengunakan minyak
gesekan zaitun untuk mengurangi gesekan
dan mempermudan saat melakukan
08:49 WIB 6. Melakukan pemijatan terapi Foot Hand Massage
dengan teknik yang tepat 6. Perawat melakukan pemijatan
sesuai dengan SOP yang telah di
Edukasi buat
08:26 WIB 1. Menjelaskan tujuan dan Edukasi
prosedur terapi Foot Hand 1. Pasien mengatakan sudah mengerti
Massage tujuan dan prosedur terapi Foot
08:27 WIB 2. Menganjurkan rileks Hand Massage
selama pemijatan 2. Pasien tampak rileks dan nyaman
saat dilakukan terapi Foot Hand
09:10 WIB 3. Menganjurkan beristirahat Massage
setelah dilakukan pemijatan 3. Pasien tampak beristirahat setelah
dilakukan terapi Foot Hand
Massage
Dx 2 Selasa, A. Implementasi Utama A. Respon Hasil Utama S: Pasien mengatakan tidak
25 juli 2019 Menejemen energy Menejemen energy ada gangguan fungsi tubuh
Observasi Observasi yang mengakibatkan
09:15 WIB 1. Mengidentifikasi ganguan 1. Pasien mengatakan tidak ada kelelahan, Pasien mampu
fungsi tubuh yang gangguan fungsi tubuh yang berjalan untuk BAB ke toilet
mengakibatkan kelelahan mengakibatkan kelelahan Pasien mengatakan hanya
TD: 130/80 mmHg, RR 18x/menit tidur 6 jam
N: 94 x/menit, S: 36,4 C
0
Pasien mengatakan lokasi
09:20 WIB 2. Memonitor kelelahan fisik 2. Pasien mampu berjalan untuk BAB yang tidak nyaman di area
dan emosional ke toilet dada terasa panas dan
09:25 WIB 3. Memonitor pola dan jam 3. Pasien mengatakan mampu tidur 6 sedikit nyeri
tidur jam O: TD: 130/80 mmHg
09:30 WIB 4. Memonitor lokasi dan 4. Pasien mengatakan mulai merasa RR 18x/menit
ketidaknyamanan selama nyaman selama melakukan aktivitas N: 94 x/menit
melakukan aktivitas S: 36,40C
Pasien tampak lemas
Edukasi Edukasi A: Masalah teratasi sebagian
09:35 WIB 1. Menganjurkan tirah baring 1. Pasien istirahan dan berbaring di P: Intervensi dilanjutkan
tempat tidur I: Intervensi utama observasi,
09:40 WIB 2. Menganjurkan melakukan 2. Pasien melakukan aktivitas yang edukasi dan kolaborasi
aktivitas secara bertahap tidak melelahkan seperti makan, Intervensi pendukung
berjalan ke toilet E: pasien masih perlu dilakukan
09:45 WIB 3. Menganjurkan 3. Pasien mengatakan akan menejemen energi
menghubungi perawat jika memanggil perawat jika R: tidak ada revisi
tanda dan gejala kelelahan membutuhkan bantuan
tidak berkurang
09:50 WIB 4. Mengajarkan strategi 4. Pasien mengatakan segala
koping untuk mengurangi masalah yang datang dapat di
kelelahan bicarakan secara kekeluargaan
Kolaborasi
Kolaborasi
09:55 WIB 1. Kolaborasi dengan ahli gizi
1. Perawat kolaborasi dengan ahli gisi
tentang cara meningkatkan
untuk menu makan pasien
asupan makan

B. Implementasi Pendukung
B. Respon Hasil Pendukung
Terapi aktivitas
Terapi aktivitas
Edukasi
10:00 WIB 1. Menjelaskan metode Edukasi
aktivitas fisik sehari-hari, 1. Pasien mengatakan mengeti
jika perlu metode aktivitas yang bisa
10:05 WIB 2. Mengajarkan cara dilakukan sehari-hari
melakukan aktivitas yang 2. Pasien mampu melakukan aktivitas
dipilih yang dipilih

Tabel 4.9 Hari Ketiga


No Waktu Implementasi Respon Hasil Evaluasi Submatif
Dx Pelaksanaan
Dx 1 Rabu, A. Implementasi utama A. Respon Hasil utama S: Pasien mengatakan merasa
26 juli 2019 Menejemen nyeri Menejemen nyeri nyaman setelah di lakukan
Observasi Observasi terapi Foot Hand Massage
08:30 WIB 1. Menanyakan lokasi, 1. Pasien mengatakan sudah Pasien mengatakan nyeri
karakteristik, durasi, berkurng jauh dari kemarin merasa dada sudah berkurang dan
frekuensi, kualitas, nyeri dada, pasien tampak tenang nyaman,
intensitas nyeri dan nyaman, durasi ±5 menit O: Skala nyeri 1
08:34 WIB 2. Mengkaji skala nyeri 2. Skala nyeri 1 TD: 100/80 mmHg
08:35 WIB 3. Mengkaji respon nyeri non 3. Pasien tampak tenang RR 18x/menit
verbal N: 84 x/menit
08:38 WIB 4. Mengkaji faktor yang 4. Pasien mengatakan nyeri dada S: 36,50C
memperberat dan tidak bertambah saat pasien A: masalah teratasi
memperingan nyeri bergerak, nyeri berkurang P: intervensi dihentikan
08:40 WIB 5. Memonitor keberhasilan 5. Pasien mengatakan merasa I: intervensi utama observasi
terapi Foot Hand Massage nyaman setelah di lakukan terapi Intervensi pendukung
yang sudah diberikan Foot Hand Massage trapeutik dan edukasi
TD: 120/80 mmHg, RR 18x/menit E: Pasien sudah tidak
N: 80 x/menit, S: 36,5 C
0
merasakan nyeri
B. Implementasi Pendukung B. Respon Hasil Pendukung R: tidak ada revisi
Terapi pemijatan dengan Foot Terapi pemijatan dengan Foot Hand
Hand Massage Massage
Observasi Observasi
Terapeutik Terapeutik
08:45 WIB 1. Menerapkan jangka waktu 1. Perawat melakukan Foot Hand
untuk pemijatan Massage terapi selama 20 menit
sebanyak 2 kali sehari
08:46 WIB 2. Memilih area tubuh yang 2. Area tubuh pasien yang akan di
akan dipijat pijat di daerah kaki dan tangan
08:48 WIB 3. Mencuci tangan dengan air 3. Perawat telah mencuci tangan
hangat dengan 6 langkah
08:50 WIB 4. Menyiapkan lingkungan 4. Lingkungan pasien aman dan
yang hangat dan privasi menutup sampiran untuk menjaga
privasi pasien
08:55 WIB 5. Menggunakan lotion atau 5. Perawat mengunakan minyak
minyak untuk mengurangi zaitun untuk mengurangi gesekan
gesekan (perhatikan dan mempermudan saat melakukan
kontraindikasi penggunaan terapi Foot Hand Massage
lotion atau minyak tertentu
pada tiap individu)
09:05 WIB 6. Melakukan pemijatan 6. Perawat melakukan pemijatan
13:05 WIB dengan teknik yang tepat sesuai dengan SOP yang telah di
buat
Edukasi Edukasi
08:57 WIB 1. Menjelaskan tujuan dan 1. Pasien mengatakan sudah mengerti
prosedur terapi Foot Hand tujuan dan prosedur terapi Foot
Massage Hand Massage
08:58 WIB 2. Menganjurkan rileks 2. Pasien tampak rileks dan nyaman
selama pemijatan saat dilakukan terapi Foot Hand
Massage
09:35 WIB 3. Menganjurkan beristirahat 3. Pasien tampak beristirahat setelah
setelah dilakukan pemijatan dilakukan terapi Foot Hand
Massage
Dx 2 Rabu A. Implementasi Utama A. Respon Hasil Utama S: Pasien mengatakan tidak
26 juli 2019 Menejemen energy Menejemen energy ada gangguan fungsi tubuh
Observasi Observasi yang mengakibatkan
09:45 WIB 1. Mengidentifikasi ganguan 1. Pasien mengatakan tidak ada kelelahan, Pasien mampu
fungsi tubuh yang gangguan fungsi tubuh yang berjalan untuk BAB ke toilet
mengakibatkan kelelahan mengakibatkan kelelahan Pasien mengatakan sudah
TD: 110/80 mmHg, RR 18x/menit bisa tidur 7 jam
N: 90 x/menit, S: 36,40C Pasien mengatakan merasa
09:50 WIB 2. Memonitor kelelahan fisik 2. Pasien mampu berjalan untuk BAB nyaman selama melakukan
dan emosional ke toilet aktivitas
09:55 WIB 3. Memonitor pola dan jam 3. Pasien mengatakan mampu tidur 7 O: TD: 110/70 mmHg
tidur jam RR 18x/menit
10:00 WIB 4. Memonitor lokasi dan 4. Pasien mengatakan merasa N: 90 x/menit
ketidaknyamanan selama nyaman selama melakukan aktivitas S: 36,40C
melakukan aktivitas A: Masalah teratasi
Edukasi Edukasi P: Intervensi dihentikan
1. Menganjurkan tirah baring 1. Pasien istirahan dan berbaring di I: Intervensi utama observasi,
10:05 WIB tempat tidur edukasi dan kolaborasi
2. Menganjurkan melakukan 2. Pasien melakukan aktivitas yang Intervensi pendukung
10:10 WIB aktivitas secara bertahap tidak melelahkan seperti makan, E: pasien sudah mampu
berjalan ke toilet melakukan aktivitas mandiri
3. Menganjurkan 3. Pasien mengatakan akan R: tidak ada revisi
10:15 WIB menghubungi perawat jika memanggil perawat jika
tanda dan gejala kelelahan membutuhkan bantuan
tidak berkurang
4. Mengajarkan strategi 4. Pasien mengatakan segala
10:16 WIB koping untuk mengurangi masalah yang datang dapat di
kelelahan
bicarakan secara kekeluargaan
Kolaborasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
1. Perawat kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
10:20 WIB
untuk menu makan pasien
asupan makan

B. Implementasi Pendukung
B. Respon Hasil Pendukung
Terapi aktivitas
Terapi aktivitas
Edukasi
Edukasi
1. Menjelaskan metode
1. Pasien mengatakan mengeti
aktivitas fisik sehari-hari,
10:25 WIB metode aktivitas yang bisa
jika perlu
dilakukan sehari-hari
2. Mengajarkan cara
2. Pasien mampu melakukan aktivitas
melakukan aktivitas yang
yang dipilih
10:30 dipilih

3. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4. 10 Evaluasi keperawatan
Diagnosa Evaluasi
Nyeri akut S: Pasien mengatakan merasa nyaman setelah di lakukan terapi Foot Hand Massage
Pasien mengatakan nyeri dada sudah berkurang dan nyaman
O: Skala nyeri 1
TD: 100/80 mmHg
RR 18x/menit
N: 84 x/menit
S: 36,50C
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
Intoleransi aktivitas S: Pasien mengatakan tidak ada gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan, Pasien mampu
berjalan untuk BAB ke toilet
Pasien mengatakan sudah bisa tidur 7 jam
O: TD: 110/80 mmHg
RR 18x/menit
N: 90 x/menit
S: 36,40C
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Dari hasil evaluasi hari terakhir didapatkan hasil pasien sudah tidak lagi mengeluh nyeri dada, pasien mampu melakukan aktivitas secara
mandiri, pasien mampu tidur lebih awal sampai 6 jam dimalam hari
C. Pembahasan
Setelah melakukan penerapan prosedur Foot Hand Massage pada Tn. S dengan
nyeri akut post serangan CAD di ruang ICCU RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu yang
dimulai dari tanggal 24 Juni 2019 sampai dengan 26 Juni 2019, dilaksanakan
berdasarkan teori yang didapatkan serta pertimbangkan kondisi klien yang
merupakan suatu proses aplikasi dari teori terhadap praktek yang nyata, penulis
menemukan beberapa kesenjangan dan kesamaan, yang penulis uraikan
berdasarkan tahapan asuhan keperawatan yaitu:
1. Pengkajian Keperawatan
Hasil pengkajian pada Tn.S yang dilakukan Pada tanggal 24 juni 2019 pada pukul
08:00 didapatkan keluhan utama nyeri pada post serangan iskemi, skala nyeri yang
dirasakan Tn.S adalah 3, nyeri terasa terus- menerus panas, nyeri hilang timbul ± 30
menit dan bertambah saat bergerak. Menurut M. Asikin et.al, 2016 rasa tidak nyaman
yang dirasakan pada pasien CAD yaitu rasa tertekan, rasa terjerat, ras penuh, rasa
terbakar, rasa bengkak, dan ras seperti sakit gigi. Rasa tidak nyaman tersebut
biasanya berkisar 1-5 menit dapat menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung, dan
lengan kiri.
Nyeri yang dirasakan pada Tn. S disebabkan karena penyumbatan arteri koroner
yang semakin buruk, akibat dari penyumbatan dan tidak cukupnya aliran darah yang
kaya oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen di miokard sehingga sel miokard
terjadi metabolisme anaerob (metabolism tanpa oksigen) yang menghasilkan asam
laktat . Asam laktat yang berkumpul di otot jantung inilah yang menimbulkan rasa
nyeri. Ras nyeri yang hebat terjadi saat serangan CAD, saat ini pasien meraskan
nyeri ringan dengan skala 3 yang merupakan nyeri sisa paska serangan iskemik.
Penyakit CAD di sebabkan karena beberapa faktor yang tidak dapat dimodifikasi
seperti usia, jenis kelamin, ras, dan riayat keluarga CAD, dan faktor yang dapat
dimodifikasi seperti hipertensi, merokok, diabetes dan gaya hidup monoton.
Berdasarkan pengkajian didapatkan data pasien mengatakan perokok berat sehari
bisa menghabiskan 2-3 bungkus dan tidak mengatur pola makan. Hasil pengkajian
ini dapat menjadi data penulis untuk melakukan edukasi berkaitan dengan
pencegahan serangan iskemik
Pada pengkajian sistem kardiovaskuler TD istirahat: 90/80 MmHg,TD aktivitas:
140/70 mmHg, Nadi istirahat: 86x/menit, Nadi aktivitas: 102x/menit, S: 36,5 0C, CRT:
<3 detik, perubahan tanda vital- vital istirahat dan aktivitas ringan menunjukan
adanya intoleransi aktivitas pada pasien. Intoleransi aktivitas adalah ketidak cukupan
energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari ditandai dengan tanda mayor yaitu
mengeluh lelah dan frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat dan
tanda minor merasa tidak nyaman setelah beraktivitas merasa lemas, tekanan darah
berubah >20% dari kondisi istirahat menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan respon pasiean yang dianalisis
dan dapat diidentifikasi data penunjang adanya gangguan pada status kesehatan
yang dialami pasien serta dapat didukung penulis. Setelah didukung pengkajian
melalui pengumpulan data, mengklarifikasi dan menganalisa data didapatkan dua
diagnosa yang ditemukan berdasarkan hasil pengkajian, yang pertama nyeri akut
karena pasien mengeluh nyeri dada terasa panas sebelah kiri menjalar ke lengan kiri
dan tembus ke punggung dengan skala nyeri 3, merupakan tanda minor dan mayor
sesuai Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017 dan yang kedua yaitu intoleransi aktivitas
dikarenakan pasien mengeluh lemas dan lelah saat beraktivitas, merasa tidak
nyaman setelah beraktivitas yang merupakan tanda minor dan mayor sesuai Tim
Pokja SDKI DPP PPNI 2017, berdasarkan teori ada perbedaan diagnosa yaitu ada
empat diagnosa yang muncul pada teori sedangkan yang ditemukan pada kasus ada
dua diagnosa yang ditemukan. Hal ini dikarenakan pada saat pengkajian tidak
ditemukan tanda minor dan mayor terdapat 2 diagnosa yang tidak muncul pada
kasus.
3. Intervensi
Diagnosa yang ditemukan ada dua pada Tn. S yaitu nyeri akut berhubungan
dengan nyeri dada sebelak kiri menjalar ke bahu, lengan dan tembus ke punggung,
skala nyeri 3, pasien mengeluh sulit tidur . Diagnosa kedua intoleransi aktivitas
berhubungan dengan pasien mengeluh lemas dan lelah saat beraktivitas, merasa
tidak nyaman setelah beraktivitas. Tujuan yang diharapkan pada diagnosa ini adalah
setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 kali 24 jam diharapkan nyeri dada
dapat berkurang serta masalah keperawatan lainnya teratasi, dengan kriteria hasil
tanda-tanda vital dalam batas normal, nyeri dada berkurang, pasien mampu
beraktiviatas seperti biasanya . penulis melakukan perannya sebagai care giver yaitu
melakukan tindakan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi, dan evaluasi. Intervensi yang dilakukan pada diagnosa pertama nyeri
akut sesuai dengan standar intervensi keperawatan Indonesia 2018, yaitu intervensi
utama observasi identifikasi loksi, karakteritis nyeri, durasi, frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri. Skala nyeri, respon nyeri non verbal, foktor yang memperberat dan
memperingan nyeri. Terapeutik berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi
nyeri. Edukasi jelaskan penyebab nyeri dan anjurkan teknik non farmakologi untuk
mengurangi nyeri. Intervensi pendukung terapi pemijatan Foot Hand Massage
observasi identifikasi kesedian dan penerimaan dilakukan pemijatan dan memonotor
respon terhadap pemijatan. Terapeutik terapkan jangka waktu pemijatan, pilih area
tubuh yang akan dipijat, mencuci tangan dengan air hangat, siapkan lingkungan
hangat dan privasi, gunakan lotion atau minyak untuk mengurangi gesekan, dan
melakukan pijatan dengan teknik yang benar. Intervensi yang dapat dilakukan pada
diagnosa kedua sesuai dengan standar intervensi keperawatan Indonesia 2018, yaitu
menejemen energi observasi identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan, monitor kelelahan fisik dan emosional, monitor pola dan jam tidur, monitor
lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas. Terapeutik sediakan
lingkungan nyaman dan rendah stimulus, berikan terapi distraksi yang
menyenangkan, fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah dan
berjalan. Edukasi anjurkan tirahbaring, melakukan aktivitas secara bertahap,
menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang, strategi
koping untuk mengurangi kelelahan. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makan. Intervensi pendukung terapi aktivitas edukasi jelaskan
metode aktivitas fisik sehari-hari dan ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih.
4. Implementasi
Pada tahap implementasi keperawatan terhadap pasien dalam rangka mencapai
tujuan yang diinginkan, pemenuhan klien harus disesuaikan dengan masing-masing
diagnosis keperawatan yang ditemukan pada kasus. Perencanaan dapat penulis
susun dan laksanakan berdasarkan acuan tindakan seperti yang tertuang dalam
konsep teori, namun demikian tidak semua rencana keperawatan tidak bisa
wujudkan atau dilaksanakan, tetapi ada beberapa intervensi yang diisesuaikan
dengan kebutuhan dan keadaan klien.
Implementasi dilaksanakan pada Tn.S mulai dari hari selasa tanggal 24 Juni
2019 sampai dengan tanggal 26 Juni 2019. Implementasi utama dilaksanakan untuk
mengatasi masalah keperawatan nyeri akut pada pasien paska serangan iskemik
yaitu manejemen nyeri. Manejemen nyeri yang dilaksanakan adalah memonitor
karaktristik nyeri didapatkan hasil nyeri dada skala 3, terasa panas menjalar ke
lengan kiri dan tembus ke belakang, nyeri terjadi hilang timbul dan bertambah jika
pasien bergerak.
Menurut Muttaqin (2009) bahwa rasa nyeri dada ditimbulkan oleh reseptor syaraf,
nyeri di rangsang oleh metabolik yang ditimbun oleh zat kimia yang belum diketahui
atau oleh stress mekanik local akibat kontraksi miokard yang abnormal. Secara khas
nyeri digambarkan sebagai suatu tekanan subternal, tekadang menyebar turun kesisi
medial lengan kiri.
Setelah memonitor karakteritis nyeri, maka selanjutnya adalah mengkaji aktivitas
yang memperberat nyeri yaitu saat pasien. Selanjutnya melakukan pelaksanaan
tindakan mandiri terapi non farmakologi dengan Foot Hand Massage. Dalam hal ini
peneliti menggunakan minyak zaitun dan teknik pemijatan yang mana mempermudah
dalam melaksanakan dalam melakanakan asuhan keperawatan sehingga kriteria
hasil dapat terpenuhi secara efektif. Hasil implementasi hari pertama sampai hari
ketiga menunjukan perubahan nyeri yang dirasakan pasien berkurang dapat dilihat
dari grafik pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 grafik skala nyeri Pre dan Post Foot Hand Massage

Numeric Scale
pre Foot hand Massage post Foot Hand Massage

3 3 3

2 2 2 2

1 1

24 juni (1) 24 juni (2) 25 juni (1) 25 juni (2) 26 juni (1) 26 juni (2)

Pada grafik pre Foot Hand Massage selama 3 hari menunjukkan penurunan
setiap hari, dari skala nyeri 3 menjadi skala nyeri 1. Hal ini menunjukkan tubuh
mensekresi morfin yang bekerja langsung pada saraf untuk menghilangkan rasa
nyeri dan menimbulkan perasaan nyaman. Data lain yang mendukung penurunan
nyeri dada adalah pernyataan pasien bahwa nyeri sudah berkurang. Pasien
mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang dan ingin lagi di pijat karna merasa
nyaman dan rileks.
Pada tanggal 24 juni 2019 Implementai kedua dilaksanakan untuk mengatasi
masalah keperawatan Intoleransi aktivitas. Intoleransi aktivitas adalah
ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari sehingga aktivitasnya
harus di bantu oleh keluarga atau perawat. Implementasi pada pasien paska
serangan iskemik yaitu manejemen energi. Manejemen energi yang dilaksanakan
adalah menanyakan gangguan fungsi tubuh yang bisa mengakibatkan kelelahan.
Kemudian menanyakan aktivitas yang membuat kelelahan fisik, menanykan beban
pikiran yang terus terbayang dan membuat khawatiran. Pada kelelahan fisik penulis
menggukur tekanan darah dan nadi pasien normal dan dapat dilihat dari gerafik pada
gambar 4.2.
Gambar 4.2 grafik penurunan Tekanan Darah

Tekanan Darah Sistol


160
140 140
130
120
110 110
100 100 sebelum aktivitas
90 sesudah aktivitas
80
60
40
20
0
24 juni 2019 25 juni 2019 26 juni 2019

Tekanan Darah Distol


Sebelum aktivitas sesudah aktivitas

80
70 80

80 80
70

24 juni 2019 25 juni 2019 26 juni 2019


5. Evaluasi
Pada hasil evaluasi terakhir yang dilakukan oleh peneliti asuhan keperawatan
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada pasien CAD (Coronary Artery Disease)
dengan terapi pijat Foot Hand Massage, pasien mengatakan nyeri dada berkurang
dan nyaman, Pasien mampu berjalan untuk BAB ke toilet, Pasien mengatakan
merasa nyaman selama melakukan aktivitas.

Anda mungkin juga menyukai