Anda di halaman 1dari 32

24

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Jalannya penelitian
1. Persiapan

Persiapan penelitian yang pertama dimulai dengan mencari sebuah masalah setelah
mendapatkan masalah penulis mulai menyusun proposal ± selama dua minggu setelah itu
dilakukan ujian proposal dan perbaikan proposal selama satu minggu. Kemudian
mengajukan surat perizinan penelitian ke dinas kesehatan kota Bengkulu selama 3 hari
dan selanjutnya mengajukan surat penelitian ke Puskesmas X Kota Bengkulu dengan
melakukan “asuhan keperawatan pada anak demam dengan pemberian kompres daun
kembang sepatu”

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian di mulai dari menentukan pasien yang dijadikan responden


berdasarkan dengan kriteria inklusi dan ekslusi, memberikan penjelasan untuk mengikuti
penelitian dan inform concent. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian “asuhan
keperawatan pada anak demam dengan pemberian kompres daun kembang sepatu”

3. Penyusunan laporan
berdasarkan tahap penelitian yang dilakukan peneliti mendapatkan hasil data dan
pengamatan selama penelitian berlangsung yang hal ini penelitian membuat dalam bentuk
laporan berupa asuhan keperawatan yang nantinya akan dijadikan sebagai laporan tugas
akhir dari peneliti itu sendiri.
B. Hasil
1. Pengkajian
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Klien An.Q dengan demam
1. Pengkajian Keperawatan
a. Biodata
1) Identitas klien:
Nama : An. Q.
Usia : 2 Tahun
Jenis kelamin : laki laki
25

Tanggal kunjungan ke puskesmas : 10 april 2020


Tanggal pengkajian : 10 april 2020
Diagnosa : febris
2) Penanggung jawab
Nama : Ny.R
Usia : 38 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : islam
Alamat : jalan Mahakam lingkar barat
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan anak Panas naik turun selama 4 hari.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu klien mengatakan padatanggal 10 April 2020 klien mengalami panas turun pada
siang hari dan panas kembali naik pada sore. Kemudian ibu klien meminumkan obat
Paracetamol 3x/hari, namun 4 hari panas klien tidak teratasi dan tetap naik turun dan
ibu klien juga mengatakan anaknya semakin lemas kemudian dibawa ke
puskesmas.
3) Riwayat kesehatan masalalu
Klien pernah dirawat di ruangan perinatologi saat baru lahir karena asi ibu klien tidak
keluar.
1) Riwayat kesehatan keluarga
Orang tua An.Q mengatakan pernah demam sebelumnya

c. Riwayat imunisasi
Table 4.1. riwayat imunisasi

Jenis Waktu Frekuensi Reaksi Ketepata


Imunisasi Pemberi n
an Pemberia Imunisas
n i
1. BCG 0 bulan 1x Anak selalu tepat
2. DPT 3,5,7 3x dalam pemberian
(1,2,3) bulan
3. Polio 0,2,4,6 4x Demam imunisasi.
26

(1,2,3, 4) bulan 1x
4. 9 bulan
Campak
5. 3,5 bulan 2x
Hepatitis
Kesimpulan: An. Q mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan program Dinas
Kesehatan Republik Indonesia.
d. Riwayat Tumbuh Kembang
Ibu mengatakan anak dapat berguling usia 4 bulan, dapat duduk usia 7 bulan, merangkak
usia 9 bulan, berdiri usia 11 bulan, berceloteh ‘’ ma ma ma’’ usia 7 bulan, berjalan usia 1
tahun.
e. Aktivitas sehari-hari
1) Pola nutrisi:
a) Makan: sebelum sakit, jenis makanan nasi lembek dengan jumlah/ porsi 1
mangkok dengan frekuensi 3x sehari. Saat sakit, jenis makanan nasi lembek
dengan jumlah/ porsi ½ mangkok dengan frekuensi 3x sehari. Ibu mengatakan
nafsu makan saat sakit menurun.
b) Minum: sebelum sakit, jenis minuman susu dan air putih dengan jumlah 6 botol
dengan frekuensi 6 kali. Saat sakit jenis minuman susu sebanyak 4 botol dengan
frekuensi 4-5 kali.

3) Jumlah jam tidur: sebelum sakit, An.Q tidur siang selama 3 jam, tidur malam selama 8
jam, saat sakit , An.Q jarang tidur siang, tidur malam selam 6-7 jam.
4) Personal hygiene: sebelum sakit dan saat sakit, An.Q mandi 2x sehari, dan gunting
kuku 1 minggu sekali.
5) Aktivitas: sebelum sakit, An.Q suka menulis, berjalan dengan siapapun yang
mengajaknya. Saat sakit, An.Q masih suka berjalan dan menulis tetapi tidak sesering
saat sehat.
f. Pemeriksaan fisik

Keadaanumum :lemah
Kesadaran : CM

Tanda– Tanda Vital S : 37,9 ˚


N : 124x/menit RR :26 x/ menit
Tinggi badan : 86 cm
27

Beratbadan : 10kg Sebelumsakit : 12 kg


Saatsakit : 10kg
Pemeriksaanfisik(head to toe) :
Kulit dan kuku :
a. Inspeksi :warna kulit putih pesebaran kulit merata, tidak ada luka maupun
lesi, kuku pendek dan bersih,.
b. Palpasi :akral hangat, turgor kulitkembali

< 2 detik

Kepala :
a. Inspeksi: bentuk kepala normalchepalus, rambut ikal berwarna hitam,
persebaran rambut merata, kondisi kepala bersih, tidak ada lessi atau
massa, tidak ada ketombe
b. Palpasi :tidak terkaji

Mata :
a. Inspeksi :mata simetris kanan dan kiri, penyebaran bulu mata merata,
penyebaran alis merata, konjuntiva merah muda, pupil isokor kanan dan
kiri(+/+), sclera putih susu, mata tidak cowong
b. Palpasi : bola matateraba kenyal dan tidak ada nyeri tekan

Telinga :
a. Inspeksi :telingga simetris kanan dan kiri, warna seperti sekitar, tidak ada
massa, tidak ada serumen, tidak ada pendarahan, telinga Nampak bersih
b. Palpasi : nyeritekan pada telinga
Hidung :
a. Inspeksi :hidung tepat berada ditengah, tidakad apendarahan , tidak ada luka
atau lessi, tidak tampak pernafasan cuping hidung, terdapat secret, tidak
ada polip.

b. Palpasi :tidakadanyeritekan

Mulut :
a. Inspeksi : terdapa tjumlah gigi 9, tidak adakaries pada gigi, tidak ada
28

peradangan pada gusi, gusi berwarn merah, lidah kotor, mukosa bibir
kering dan pucat, tidak ada nyeri telan anak hanya bisa berbicara dan
menangis

Leher :
a. Inspeksi : tongsil tidakada pembesaran (T1) , tidakada pembesaran kelenjar
thyroid.
b. Palpasi :kelenjar thyroid tidak teraba pembesaran, tidak teraba pembesaran
pada kelenjar limfe.

Thorax :
a. Inspeksi :bentuk dada normal chest, irama pernafasan regular, tidak ada otot
bantu pernafasan frekuensi nafas 26x pernafasan dangkal.
b. Palpasi :pergerakkan dada simetris, tidak ada massa, taktil fremitus tidak
terkaji, tidak ada retraksi dada
c. Auskultasi :

Wheezing Ronchi

d. Perkusi :sonor kedua lapang paru


Jantung
a. Inspeksi :tidak Nampak ictus cordis pada
ICS V mid klavikula sinistra
b. Palpasi :terabaictus cordis pada ICS V mid klavikula sinistra selebar 2 cm,
tidak terdapat nyeri tekan, irama teratur
c. Perkusi :terdengar suara pekak

d. Auskultasi :

Bj I : tunggal, terdengar suara lub pada katupmitralis dan bikuspidalis


Bj II : tunggal, terdengar suara dub pada katub aorta dan pulmonal.
29

Bj tambahan :tidak terdengar suara antung tambahan.

Abdomen
a. Inspeksi :warnakulit normal, tida ada bekas luka, bentuk perut supel.
b. Auskultasi :bising usus 11 x / menit

c. Palpasi :tidak adahepatomegali, tidakadanyeritekan ,


d. Perkusi :terdengar timpani pada semuakuadran

Ekstermitas :
a. Inspeksi :simetris antara ekstermitas kanan dan kiri, tidak ada benjolan atau
bekas luka, terpasang infuse C1:4 pada tangankanan.
b. Palpasi :tidak terdapat nyeritekan, tidak terdapat oedema, akral hangat.

Kekuatanotot

4 4

4 4

Integumen : turgor kulit < 2 detik, akral hangat, CRT kembali< 2 detik tidak ada
lesi tau pun luka.
g. Pemeriksaan tingkat perkembangan
Menggunakan KPSP (kuesioner pra skrinning test):
1) Motorik kasar: perkembangan motorik kasar An.Q normal, An.Q dapat berdiri sendiri
tanpa berpegangan, dapat mengambil mainan di lantai dengan membungkuk dan
berdiri kembali tanpa jatuh, dapat berjalan dengan lancer tanpa jatuh.
2) Motoric halus: perkembangan motoric An.Q normal, An.Q dapat mengambil benda
kecil seperti biscuit dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk, dapat
menggelindingkan bola.
3) Kemampuan Bahasa: perkembangan kemampuan Bahasa pada An.Q normal, An.Q
dapat mengucapkan 1-2 kata dengan jelas.
30

4) Sosialisasi dan kemandirian: perkembangan sosialisasi dan kemandirian pada An.Q


normal, An.Q dapat melambai tangan, bertepuk tangan, bermain dengan anak lainnya,
akan tetapi belum dapat memegang botol minuman sendiri tanpa jatuh.
a. Analisa Data
Tabel 4.6 Analisa Data Klien Klien An.Q
No Data Senjang Etiologi Masalah
1. DS : Agen infeksius Hipertemia
- Ibumengatakan suhu mediator inflamasi
badan anaknya tinggi ↓
pada sore hari dan Monosit/makrofag
turunpagihari ↓
- Ibu mengatakan anak Sitokin pirogin
tidak mau makan ↓
- Ibu mengatakan anak Mempengaruhi
lemas hipothalamus anterior
- Ibu mengatakan anak
demam sudah ↓
berlangsung selama 4 Anti piretik
hari ↓
DO : Peningkatan
- Keadaan umum :lemah evaporasi
- Kesadaran ↓
composmentis Peningkatan susu
- S :37,9 ˚ tubuh
- N : 124 x / menit ↓
- RR : 23 x / menit Hipertermia
- Mukosa bibir kerng dan
pucat
- Lidah klien tampak
kotor
- Akralhangat
- panas naik pada
sore dan turun
pada pagi hari
31

2. DS: PH berkurang Defisit Nutrisi


1. Ibu anak ↓
mengeluh nafsu Anoreksia
makan anak ↓
2. Ibu anak Intake makanan
mengatakan berkurang
Sebelum demam ↓
anak makan Defisit nutrisi
3xsehari setelah
demam menjadi
2xsehari

DO:
Berat badan menurun dari
15 kg ke 14 kg
Membram mulkosa pucat.
3. DS: Demam Intoleransi
Biasanya anak mengeluh ↓ aktivitas
badan lemah/lelah, lemas Meningkatnya
metabolik tubuh
Do: ↓
1. Frekuensi jantung Kelemahan/ lelah
meningkat ↓
Intoleransi aktivitas
444 444
444 444

1. Diagnosa
a. Diagnosa keperawatan
1) Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
2) Defisit nutrisi berhubungan ketidak mampuan menelan
3) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
32

2. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.2. Intervensi Keperawatan Pada A.Q Febris
NO Diagnosa Intervensi keperawatan
keperawatan
1 Hipertermia Intervensi utama : manajemen hipertermia
berhubungan Observasi
dengan 1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi terpapar lingkungan
proses infeksi, panas, penggunaan Inkubator)
proses 2. Monitor suhu tubuh
penyakit. 3. Monitor kadar elektrolit
4. Monitor haluaran urine
5. Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti setiap hari ataulebih sering jika mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
6. Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau
kompres hangat pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
7. Hindari pemberian antiperetik atau aspirin
8. Berikan oksigen, jika perlu
9. Lakukan kompres menggunakan daun kembang sepatu
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu

Intervensi pendukung : edukasi dehidrasi


Obesrvasi
1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
Terapeutik
33

1. Persiapkan materi, media dan alat dan formulir balans cairan


2. Tentukan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan dengan pasien dan keluarga
3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala dehidrasi
2. Anjurkan tidak hanya minum air saat haus. Jika sedang berolahraga
atau beraktifitas berat
3. Anjurkan memperbanyak minum
4. Anjurkan memperbanyak mengkonsumsi buah yang mengandung
banyak air (mis.semangka, pepaya)
5. Ajarkan cara pemberian oralit, jika perlu
6. Ajarkan menilai status dehidrasi berdasarkan warna urine

2 Defisit nutrisi Intervensi utama : manajemen nutrisi


berhubungan Observasi
ketidak 1. Identifikasi status nutrisi
mampuan 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
menelan 3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
5. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
1. Terapeutik
2. 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu silitasi menentukan
pedoman diet (mis.piramida makanan)
3. 2. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
4. 3. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipas
5. 4. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
6. 5. Berikan suplemen makanan, jika perlu
7. 6. Hentikan pemberian makan melalui selang nasogatrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
8. Edukasi
34

1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu


2. Ajarkan diet yang diprogramkan
9. Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antimetik), jika perlu
2. 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
10.
11. Intervensi pendukung : pemantauan nutrisi
12. Observasi
13. 1. Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi (mis. Pengetahuan,
ketersedian makanan, agama/kepercayaan, budaya mengunyah
tidak adekuat, gangguan menelan, penggunaan obat obatan.
14. 2. identifikasi perubahan berat badan
15. 3. Identifikasi pola makan (mis.kesukaan/ketidaksukaan makanan,
konsumsi makanan cepat saji, makan terburu buru)
16. 4. Identifikasi kemampuan menelan (mis. Fungsi motorik wajah, refleks
menelan dan refleks gag)
17. 5. Identifikasi kelainan eliminasi (mis. Diare, darah, lendir, dan eliminasi
yang tidak teratur)
18. 6. Monitor mual muntah
19. 7. Monitor hasil laboratorium
20. Terapeutik
21. 1. Timbang berat badan
22. 2. Hitung perubahan berat badan
23. 3. Atur interval waktu pemantauan sesuai denagan kondisi pasien
24. 4. Dokumentasikan hasil pemantauan
25. Edukasi
26. 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
27. 2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
31) Intoleransi Intervensi utama : manajemen energi
aktifitas Obervasi
berhubungan 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
dengan 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
35

kelemahan 3. Monitor pola dan jam tidur


4. Monitor lokasi dan ketiknyamanan selama melakukan aktifitas
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya,
suara, kunjungan)
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
3. Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
4. Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan.
Intervensi pendukung : dukungan ambulasi
Obsevasi
1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainya
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
3. Monitor kondisi umum selam melakukan ambulasi
Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. Tongkat, kruk)
2. Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
ambulasi
Edukasi
1. Jelaskan dan tujuan prosedur ambulasi
2. Anjurkan melakukan ambulasi dini
36
4. Implementasi keperawatan

Tabel 4.8 Implementasi Keperawatan Klien An.Q dengan Masalah Febris


Nama Pasien : An.Q
Umur : 2 tahun
Diagnosa waktu Implementasi Respon hasil Evaluasi formatif
pelaksanaan
Hipertermia Sabtu 10-04- 1. meniIdentifikasi 1. Demam S : orang tua klien mengatakan klien
berhubungan 2020 penyebab hipertermia demam,mual muntah dan suhu tubuh
dengan proses 2. Memonitor suhu 2. Mengetahui naik.
infeksi, proses tubuh penurunan suhu
O : S:37,9OC
penyakit tubuh klien
P:26x/menit

3. Memonitor kadar 3. Memberikan air N: 124x/menit


elektrolit minum sesuai A : masalah belum teratasi
dengan
P : intervensi dilanjutkan
kebutuhan tubuh
klien I : implementasi yang dilakukan penyebab
4. Memonitor komplikasi 4. Untuk peningkatan suhu tubuh pada klien
akibat hipertermia mengetahui sehingga terjadi demam
kondisi klien
E : hipertermia
5. Melonggarkan atau 5. Untuk
lepaskan pakaian menurunkan suhu
t R : tidak ada perubahan intervensi

Defisit nutrisi Sabtu,10 -04-20 1. Identifikasi makanan 1. Klien tidak nafsu S : ibu klien mengeluh nafsu makan anak
berhubungan yang disukai makan menurun
ketidakmampua O : 1. Membran mulkosa pucat
n menelan 2. Klien nafsu makan 2. klien mengalami penurunan berat
setelah sakit menjadi badan dari 15 kg ke 14 kg
2. Monitor asupan 2xsehari A : Masalah belum teratasi
makanan P : Intervensi 1,2,3,4, dilanjutkan
I : Implementasi yang dilakukan
3. upaya nafsu makan mengidentifikasi penyebab penurunan
3. Sajikan makanan yang klien kembali normal nafsu makan akibat mual muntah yang
menarik dan dengan timbul yang diakibatkan klien meminum
suhu yang sesuai 4. untuk mengetahui minuman yang menyebabkan kagar gula
4. Monitor berat badan hasil dari tindakan naik
E : Defisit Nutrisi

R : Tiada ada perubahan intervensi


Intoleransi sabtu, 10-04- 1. Mengidentifikasik 1. Untuk S : ibu klien mengatakan klien tampak lemas
aktivitas 2020 an gangguan mengetahui O : P: 26x/menit
berhubungan fungsi tubuh yang kelainan pada N: 124x/menit
Dengan mengakibatkan klien S:37,90C
kelemahan kelelehan
2. Memonitor 444 444
444 444
kelelahan fisik 2. Untuk
dan emosional mengetahui
keadaan tubuh A : masalah belum teratasi
klien P : lanjutkan intervensi
3. Mengkolaborasi I : intoleransi aktivitas
dengan ahli gizi 3. Melakukan E : intoleransi aktivitas
tentang cara kolaborasi R : tidak ada perubahan intervensi
meningkatkan dengan tim medis
asupan makanan lain

Hipertermia senin, 11-04- 1. meniIdentifika 1. Demam S : orang tua klien mengatakan badan anak
berhubungan 2020 si penyebab masih panas
dengan proses hipertermia ii.
O : S: 37OC
infeksi, proses
P: 26x/menit
penyakit 2. Memonitor
suhu tubuh N:124x/menit
2. Mengetahui A : masalah belum teratasi
penurunan suhu
P : intervensi dilanjutkan
tubuh klien
I : implementasi yang dilakukan penyebab
3. Memonitor 3. Memberikan air peningkatan suhu tubuh pada klien
kadar minum sesuai
elektrolit dengan kebutuhan sehingga terjadi demam
tubuh klien
E : hipertermia

4. Untuk menurunkan R : tidak ada perubahan intervensi


4. Memonitor suhu tubuh
komplikasi
akibat
hipertermia 5. Untuk menurunkan
suhu tubuh klien
5. Melonggarkan
atau lepaskan
pakaian
6. Untuk menurunkan
6. Memberikan suhu tubuh
kompres daun
kembang
sepatu

Defisit nutrisi Senin,11 -04- 1. Identifikasi makanan 1. Klien menyukai S : ibu klien mengatakan mual muntah
berhubungan 2020 yang disukai semua makanan dan berkurang
ketidakmampua tidak ada alergi O : berat badan klien turun dari 15 kg ke 14 kg
n menelan terhadap makanan
2. Monitor asupan makan A : Masalah belum teratasi
2. ntuk mengetahui P : Intervensi 1,2,3,4, dilanjutkan
nafsu makan klien I : Implementasi yang dilakukan
3. Sajikan makanan yang sudah kembali mengidentifikasi penyebab penurunan nafsu
menarik dan dengan normal makan akibat mual muntah yang timbul
suhu yang sesuai yang diakibatkan klien meminum minuman
3. upaya nafsu makan yang menyebabkan kagar gula naik
4. Monitor berat badan klien kembali normal E : Defisit Nutrisi
R : Tiada ada perubahan intervensi
4. ntuk mengetahui
hasil dari tindakan
Intoleransi senin, 11-04- 1. Mengidentifikasikan 1. Untuk S : orang tua klien mengatakan klien maih lemas
aktivitas 2020 gangguan fungsi mengetahui O : P:26X/menit
berhubungan tubuh yang kelainan pada
Dengan mengakibatkan klien 555 555
444 444
kelemahan kelelehan
2. Memonitor kelelahan 2. Untuk
fisik dan emosional mengetahui A : masalah belum teratasi
keadaantubuh P : lanjutkan intervensi

3. Mengkolaborasi klien I : intoleransi aktivitas

dengan ahli gizi E : intoleransi aktivitas

tentang cara 3. Melakukan R : tidak ada perubahan intervensi

meningkatkan kolaborasi
asupan makanan dengantim medis
lain

Hipertermia selasa, 12-04- 1. meniIdentifikasi 1. Demam S : orang tua klien mengatan badan klien tidak
berhubungan 2020 penyebab panas lagi
dengan proses hipertermia
O : suhu tubuh sudah mulai normal 36,7°C
infeksi, proses 2. Mengetahui
A : masalah teratasi
penyakit 2. Memonitor suhu penurunan suhu
tubuh tubuh klien P : intervensi dihentikan

I : implementasi yang dilakukan penyebab


3. Memberikan air peningkatan suhu tubuh pada klien
3. Memonitor kadar minum sesuai sehingga terjadi demam
Elektrolit dengan
kebutuhan tubuh E : hipertermia

klien

4. Untuk R : tidak ada perubahan intervensi


4. Memonitor mengetahui
komplikasi akibat kondisi klien
hipertermia
5. Untuk
menurunkan suhu
5. Melonggarkan atau tubuh
lepaskan pakaian
6. Untuk
6. Memberikan kompres menurunkan suhu
daun kembang tubuh klien
sepatu
Defisit nutrisi Selasa, 12 -04- 1. Identifikasi makanan 1. Klien menyukai S : orang tua klien mengatakan anak sudah mau
berhubungan 2020 yang disukai semua makanan dan makan
ketidakmampua tidak ada alergi
O : berat badan klien udah naik 14,6kg
n menelan 2. Monitor asupan makan terhadap makanan
2. untuk mengetahui A : Masalah teratasi
nafsu makan klien
P : Intervensi dihentikan
3. Sajikan makanan yang sudah kembali
menarik dan dengan normal I : Implementasi yang dilakukan
suhu yang sesuai mengidentifikasi penyebab penurunan nafsu
3. upaya nafsu makan makan akibat mual muntah yang timbul
4. Monitor berat badan klien kembali normal yang diakibatkan klien meminum minuman
yang menyebabkan kagar gula naik
4. ntuk mengetahui
E : Defisit Nutrisi
hasil dari tindakan
R : Tiada ada perubahan intervensi
Intoleransi selasa,12-04- 1. Mengidentifikasikan 1. Untuk mengetahui S : orang tua klien mengatakan klien tidak lemas
aktivitas 2020 gangguan fungsi kelainan pada klien lagi
berhubungan tubuh yang
O : P:25x/menit
mengakibatkan 2. Untuk mengetahui
Dengan
kelelehan keadaan tubuh
kelemahan
klien
2. Memonitor kelelahan 555 555
3. Melakukan
fisik dan emosional 555 555
kolaborasi dengan

3. Mengkolaborasi tim medis lain

dengan ahli gizi


A : masalah teratasi
tentang cara
meningkatkan P : lanjutkan intervensi
asupan makanan
I : intoleransi aktivitas

E : intoleransi aktivitas

R : tidak ada perubahan intervensi


1. Evaluasi keperawatan
Tabel 4.9 evaluasi Keperawatan Klien An.Q dengan masalah demam
Diagnosa Hari, Tanggal Evaluasi Sumatif Paraf
dan waktu

Hipertermia Selasa, 07-04- Subjektif : ibu klien mengatakan


berhubungan dengan 2020 An.Q suhu tubuh
proses infeksi, proses sudah menurun
penyakit

Objektif : suhu tubuh sudah


mulai normal
36,7°C

Assessment : Masalah teratasi

Planning : Intervensi dihentikan

Defisit nutrisi Selasa, 07-04- Subjektif : ibu Klien mengatakan


berhubungan 2020 An.Q sudah mau
ketidakmampuan makan
menelan
14.00 Wib
Objektif : Klien sudah mulai
beraktivitas seperti biasa

Berat badan anak naik dari 14


kg ke 14,4
Assessment : Masalah teratasi

Planning : Intervensi dihentikan

Intoleransi aktivitas Subjektif : ibu klien mengatakan


berhubungan klien sudah mulai
beraktivitas
Dengan kelemahan
Objektif : klien sudah banyak
bergerak

Assessment : masalah teratasi

Planning : intervensi dihentikan

A. Pembahasan
Pada bab sebelumnya,penulis telah menjabarkan berbagai permasalahan tentang
kasus demam pada anak. Sedangkan tujuan kasus diperoleh melalui studi langsung pada
pasien An.Q dengan kasus Demam,i Berat pada tanggal 04 april 2020 di UPTD Puskesmas
Lingkar Barat Kota Bengkulu. Penulis akan membahas mengenai hasil dari studi kasus yang
telah dilakukan dengan teori yang telah disajikan sebelumnya untuk mengetahui apakah
terdapat kesenjangan antara hasil yang ditemukan penulis dengan teori. Untuk memudahkan
dalam mengetahui apakah terdapat kesenjangan seperti yang dimaksudkan di atas, maka
penulis membahas dengan menggunakan asuhan keperawatan pada anak dengan masalah
demam menggunakan terapi kompres daun kembang sepatu. Selama penulis melakukan
asuhan keperawatan pada pasien tersebut, penulis mengacu pada pendekatan keperawatan
yang meliputi : pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan
evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian Keperawatan
Menurut ( Carpet & Moyet ) Pengkajian adalah merupakan tahap yang sistematis
dalam pengumpulan data tentang individu keluarga dan kelempok. Dalam melakukan
pengkajian pada klien data didapatkan dari klien beserta keluarga, catatan medis serta
tenaga kesehatan lainnya. Dalam tinjuan teoritis dengan tinjuan kasus tidak ada
terdapat kesenjangan, secara teoritis suhu tubuh panas > 37,5 °C, berkeringat,
mual/muntah menurut (Maryunani, 2010).. Pada saat dialkuakan pengkajian suhu
tubuh klien didapatkan 37,9° C dan klien juga mengalami muntah dengan frekuensi ±
2 x disertai mual, dan klien sering berkeringat. Secara teoritis biasanya klien dengan
febris suhunya > 37,5 °C, nadi > 80 x menit dan pada saat dilakukan pengkajian suhu
klien di dapatkan 37,9°C dan nadi klien 124x/menit, tidak terdapat kesenjangan scara
teoritis dan tinjuan kasus hal ini sama halnya terjadi An.Q.

2. Diagnosa Keperawatan
Pada bab sebelumnya penulis telah menjabarkan diagnosa keperawatan beserta
batasan karakteristiknya tentang anak yang mengalami demam. Ada tiga diagnosa pada
kasus diatas diantaranya adalah hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, defisit
nutrisi berhubungan ketidak mampuan menelan, intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan. Berdasarkan dari pengkajian yang telah dilakukan penulis, semua
diagnosa yang muncul pada kasus yang dikelola penulis. Penulis menemukan tiga
diagnosa yang sesuai dengan teori di atas berdasarkan dengan batasan kriteriannya.
Diagnosa yang pertama yaitu hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, Diagnosa
yang kedua defisit nutrisi berhubungan ketidak mampuan menelan, Diagnosa yang
ketiga intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan Jadi terdapat kesesuain
antara pathway teori dengan pathway kasus.febry & marendra,2010)

3. Intervensi Keperawatan
intervensi keperawatan adalah semua tindakan asuhan yang perawat lakukan atas nama
klien. tindakan ini termasuk intervensi yang diprakarsai oleh perawat, dokter, atau intervensi
kolaboratif. Intervensi keperawatan yang dapat digunakan berdasarkan teori yaitu : terapi
non farmakologi pemberian kompres daun kembang sepatu menurut (Nuraini, 2014).
1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti setiap hari ataulebih sering jika mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
6. Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau kompres hangat pada
dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
7. Hindari pemberian antiperetik atau aspirin
8. Berikan oksigen, jika perlu
9. Lakukan kompres menggunakan daun kembang sepatu
Adapun intervensi yang dilakukan pada hasil pengkajian yaitu hanya memfokuskan pada
tindakan keperawatan, melakukan penanganan demam secara non farmakologi, yaitu terapi
kompres daun kembang sepatu. Dimana tujuan dari teknik ini untuk menghilangkan atau
menurunkan suhu panas yang dirasakan pasien,
4. Implementasi Keperawatan
Perawat dapat melakukan berbagai tindakan untuk mengurangi suhu tinggi. Tindakan
tersebut yaitu tindakan non farmakologis. Biasanya untuk menurunkan suhu tubuh. tindakan
non farmakologis merupakan tindakan intervensi yang paling utama. Penanganan demam
pada An.Q dengan metode non-farmakologi terapi kompres daun kembang sepatu.
Pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan berdasarkan teori SIKI yaitu :
Intervensi utama : manajemen hipertermia
Observasi
1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi terpapar lingkungan panas,
penggunaan Inkubator)
2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor kadar elektrolit
4. Monitor haluaran urine
5. Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti setiap hari ataulebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
6. Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau kompres hangat pada
dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
7. Hindari pemberian antiperetik atau aspirin
8. Berikan oksigen, jika perlu
9. Lakukan kompres menggunakan daun kembang sepatu
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu

Intervensi pendukung : edukasi dehidrasi


Obesrvasi
1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
Terapeutik
1. Persiapkan materi, media dan alat dan formulir balans cairan
2. Tentukan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan pasien dan keluarga
3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala dehidrasi
2. Anjurkan tidak hanya minum air saat haus. Jika sedang berolahraga atau beraktifitas
berat
3. Anjurkan memperbanyak minum
4. Anjurkan memperbanyak mengkonsumsi buah yang mengandung banyak air
(mis.semangka, pepaya)
5. Ajarkan cara pemberian oralit, jika perlu
6. Ajarkan menilai status dehidrasi berdasarkan warna urine
a) keperawatan dilakukan selama 4 hari sejak tanggal
Intervensi utama : manajemen nutrisi
Observasi
9. Identifikasi status nutrisi
10.Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
11.Identifikasi makanan yang disukai
12.Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
13.Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
14.Monitor asupan makanan
15.Monitor berat badan
16.Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
28. Terapeutik
29. 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu silitasi menentukan pedoman
diet (mis.piramida makanan)
30. 2. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
31. 3. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipas
32. 4. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
33. 5. Berikan suplemen makanan, jika perlu
34. 6. Hentikan pemberian makan melalui selang nasogatrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
35. Edukasi
3. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
4. Ajarkan diet yang diprogramkan
36. Kolaborasi
3. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antimetik),
jika perlu
4. 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu
37.
38. Intervensi pendukung : pemantauan nutrisi
39. Observasi
40. 1. Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi (mis. Pengetahuan,
ketersedian makanan, agama/kepercayaan, budaya mengunyah tidak adekuat,
gangguan menelan, penggunaan obat obatan.
41. 2. identifikasi perubahan berat badan
42. 3. Identifikasi pola makan (mis.kesukaan/ketidaksukaan makanan, konsumsi
makanan cepat saji, makan terburu buru)
43. 4. Identifikasi kemampuan menelan (mis. Fungsi motorik wajah, refleks menelan
dan refleks gag)
44. 5. Identifikasi kelainan eliminasi (mis. Diare, darah, lendir, dan eliminasi yang tidak
teratur)
45. 6. Monitor mual muntah
46. 7. Monitor hasil laboratorium
47. Terapeutik
48. 1. Timbang berat badan
49. 2. Hitung perubahan berat badan
50. 3. Atur interval waktu pemantauan sesuai denagan kondisi pasien
51. 4. Dokumentasikan hasil pemantauan
52. Edukasi
53. 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
54. 2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Intervensi utama : manajemen energi
Obervasi
5. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
6. Monitor kelelahan fisik dan emosional
7. Monitor pola dan jam tidur
8. Monitor lokasi dan ketiknyamanan selama melakukan aktifitas
Terapeutik
5. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
6. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
7. Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
8. Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
5. Anjurkan tirah baring
6. Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
7. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
8. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
2. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan.
Intervensi pendukung : dukungan ambulasi
Obsevasi
4. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainya
5. Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
6. Monitor kondisi umum selam melakukan ambulasi
Terapeutik
4. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. Tongkat, kruk)
5. Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
6. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi
Edukasi
3. Jelaskan dan tujuan prosedur ambulasi
4. Anjurkan melakukan ambulasi dini

04 april 2020 s.d 06 april 2020, dimana tindakan yang dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga dapat tercapai sesuai
dengan tujuan yaitu menurunkan suhu.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan yang dilakukan pada hari selasa tanggal 07 april 2020 diperoleh
hasil dimana demam pada An.Q teratasi. Pada data subjektif ibu pasien mengatakan suhu
tubuh sudah menuru, dan data objektif suhu tubuh 37oC. Dari hasil penelitian dapat dilihat
bahwa terdapat penurunan suhu tubuh menggunakan terapi kompres daun kembang
sepatu, karena daun kembang sepatu yang berlendir mengandung bahan bioaktif yang
dapat menurunkan suhu tubuh akibat demam (antipiretik), kandungan flavonoid, saponin
dan polifenol memiliki efek anti bakteri. Selain itu, flovanoid bekerja menghambat fase
penting dalam biosintesis protaglandin yang mana dapat menghambat peningkatan suhu
tubuh (Nuraini, 2014). tindakan non farmakologi ini hanya sebagai pelengkap dari tindakan
farmakologi yang diberikan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari hasil pemkajian yang dilakukan di dapatkan data subjektif dan objektif. Dari data
subjektif ibu klien mengatakan suhu badan anak tinggi pada sore hari,ibu klien mengatakan
anak tidak mau makan, ibu klien mengatakan anak lemas, ibu klien mengatakan demam
sudah berlangsung selama 4 hari. Data objektif yang didapatkan yaitu tanda-tanda vital
suhu:37,90C, nadi: 124x/menit, pernapasan: 23x/menit. Faktor penyebab demam ini timbul
adalah karena infeksi.
2. Diagnosa yang ditegakan pada An.Q yaitu Febris Ada tiga diagnosa pada kasus diatas
diantaranya adalah hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, defisit nutrisi
berhubungan ketidak mampuan menelan, intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan..
3. Berdasarkan diagnosa keperawatan penulis menyusun intervensi yang disesuaikan dengan
teori dan mempertimbangkan prosedur kebijakan dan fasilitas di Puskesmas,serta
disesuaikan juga dengan kemampuan menulis dan keadaan An.Q.
4. Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan,
serta mengevaluasi setiap respon hasil atau kemajuan An.Q setelah dilakukan asuhan
keperawatan.
5. Pada evaluasi disemua tindakan keperawatan dikategorikan berhasil.
6. Dari hasil pembahasan antara teori dan kasus yang ditemukan pada An.Q. tidak terdapat
kesenjangan.
B. Saran
1. Tempat penelitian
Diharapkan pelayanan kesehatan dapat memfasilitasi sarana dalam menunjang
pelaksanaan, menjadi recana acuhan tindakan dengan terapi kompres daun kembang
sepatu
2. Pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan dan wawasan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada anak demam.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan
mengikuti perkembangan teknologi,sehingga mampu memberikan asuhan keperawatan
secara optimal pada pasien demam.

Anda mungkin juga menyukai