Anda di halaman 1dari 7

Survei dan Pemetaan Terestris Untuk

Penghitungan Volume Earthmoving


· Tambang Batubara ·
PT. Pamapersada Nusantara Distrik PT. Trubaindo Coal Mining

Nama Mahasiswa: Ghinaa Gooniyyah Z.V.


NRP Mahasiswa: 03311840000089
Pendahuluan: Penggolongan Komoditas Tambang / Bahan
Galian & Ketentuan Izin Usaha Pertambangan
Berdasarkan PP NO. 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Setiap usaha pertambangan harus memiliki Izin Usaha
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara: Pertambangan (IUP), IUP diberikan melalui tahapan:
Pertambangan mineral dan batubara dikelompokkan ke a. pemberian WIUP (Wilayah Izin Usaha
dalam 5 (lima) golongan komoditas tambang: Pertambangan);
a. mineral radioaktif; b. pemberian IUP.
b. mineral logam; WIUP mineral logam dan batubara diperoleh dengan
c. mineral bukan logam; cara lelang.
d. batuan;
e. Batubara, meliputi bitumen padat, batuan aspal,
Menurut UU NO. 3 Tahun 2020 Perubahan Atas
batubara, dan gambut.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Sedangkan berdasarkan PP NO. 27 Tahun 1980 Pertambangan Mineral Dan Batubara:
Tentang Penggolongan Bahan-Bahan Galian: Penetapan luas dan batas WIUP Mineral logam dan
WIUP Batubara harus mempertimbangkan:
a. rencana pengelolaan Mineral dan Batubara nasional;
b. ketersediaan data sumber daya dan/atau cadangan
Mineral atau Batubara; dan
c. status kawasan.
Pentingnya Survei dan Pemetaan Terestris Pada Pertambangan
Urutan proses kegiatan penambangan • Kegiatan survei dan pemetaan terestris pada pertambangan
batubara (Triono, et al. 2014) berperan dalam tahap eksplorasi, eksploitasi, maupun
pascatambang.
Land Pengupasan
Clearing top soil • Pada tahap eksploitasi, survei dan pemetaan dilakukan salah
satunya untuk mengetahui volume dari bahan galian yang telah
ditambang atau overburden yang telah dipindahkan
Pengupasan &
Penimbunan
pemindahan
( Earthmoving).
tanah
overburden • Agar hasil survei cepat dan akurat, digunakan TLS (Terrestrial
Laser Scanner) untuk memetakan lahan tambang secara 3D dan
Penggalian & berkerapatan tinggi serta akurasi data yang baik.
pengangkutan batubara • Survei TLS menghasilkan DTM yang selanjutnya dapat dihitung
volume earthmoving tambang batubara dengan metode cut
and fill.
• Selain berdasarkan data survei, penghitungan volume
earthmoving dapat dilakukan dengan metode truck count
dimana penghitungan volume dilakukan dengan mengkonversi
satuan berat tonase material ke satuan volume Bank Cubic
TLS Riegl VZ-1000 dan
Meter (BCM).
GNSS Trimble R5 TSC3
Sumber: Rizky, 2018
Tahapan Survei TLS Hingga
Penghitungan Volume
Earthmoving
• Tahapan pengolahan data TLS adalah:
konversi data hasil pengukuran TLS → georeferensi
→ registrasi → filterisasi → meshing / triangulasi
→ penghitungan volume.
• Georeferensi adalah transformasi data scanner
(point clouds) dalam sistem koordinat lokal ke
sistem koordinat tanah.
• Proses registrasi adalah tahap yang
menggabungkan beberapa scan world yang
berbeda dari proses akuisisi data yang kemudian
menjadi satu kesatuan point clouds.
• Filterisasi merupakan tahap menghilangkandata
point clouds yang tidak diperlukan dari data hasil
pemindaian yang dianggap sebagai noise.

Sumber: Rizky, 2018


Hasil Pengolahan Data Survei TLS

Titik Sebaraan Berdiri Alat TLS


Hasil pengolahan point clouds (setelah dilakukan filterisasi) Sumber: Rizky, 2018

Sumber: Rizky, 2018 Selanjutnya setelah proses registrasi, dilakukan proses


Registrasi pada pengolahan data TLS filterisasi yang terdiri dari filterisasi Amplitude dan
memerlukan data tie point yang didapat Range, filterisasi Octree, filterisasi 2.5D Raster, dan
melalui pengukuran GPS RTK. Koordinat filterisasi Terrain.
tie point digunakan untuk mendapatkan
Setelah terbebas dari noise, dilakukan meshing untuk
koordinat tanah center of beam output
membentuk model 3D dari permukaan pit tambang.
alat TLS.
Hasil Penghitungan Volume Earthmoving
Pada metode truck count di setiap Dump
Truck telah terpasang alat timbangan berat
material digital untuk menghitung berat
material yang dimuat oleh Exavator ke Dump
Truck. Untuk menghitung volume material
berdasarkan berat tonase, dilakukan dengan
membagi berat tonase dengan faktor konversi
(massa jenis material).

Pada studi kasus ini, penghitungan volume


metode truck count dianggap sebagai data
yang valid (sebagai acuan).

Dari hasil penghitungan volume earthmoving, Rata-


rata selisih perhitungan dengan RiScan Pro yaitu
sebesar ± 2,25% dan dengan Autocad Civil yaitu
Sumber: Rizky, 2018 sebesar ± 2,17%. Toleransi selisih yang
Pada studi kasus ini, penghitungan volume dilakukan dengan 2 disyaratkan untuk pengukuran berdasarkan
metode yaitu: dokumen ASTM adalah 2,78%, sehingga
1. dari data hasil survei TLS dengan metode cut and fill pengukuran TLS yang dilakukan masuk toleransi
menggunakan software RiScan Pro dan AutoCAD Civil dan yang telah ditetapkan.
2. penghitungan volume dengan metode truck count.
Referensi
Rizky, Aulia, dkk. 2018. Pemanfaatan Terrestrial Laser Scanner Metode Cloud to Cloud Untuk
Earthmoving Tambang (Studi Kasus : PT. Pamapersada Nusantara Distrik PT. Trubaindo
Coal Mining). Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018.

Triono dkk. 2014. Perhitungan Kemajuan Tambang (Progress Survey) dengan Metode
Penampang Melintang di CV. Wulu Bumi Sakti Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai
Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Geologi Pertambangan. Departemen
Teknik Pertambangan. Fakultas Teknik. Universitas Kutai Kartanegara. Kutai
Kartanegara.

PP NO. 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan
Batubara.

PP NO. 27 Tahun 1980 Tentang Penggolongan Bahan-Bahan Galian.

UU NO. 3 Tahun 2020 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral Dan Batubara:

Anda mungkin juga menyukai