Anda di halaman 1dari 13

9/13/21

Gizi Anak Usia Sekolah dan Remaja


RAHAYU INDRIASARI, PHD

Ruang Lingkup

u Definisi
u Karakteristik dan tumbuh kembang
u Masalah Gizi
u Determinan masalah gizi

1
9/13/21

Definisi

u Anak usia sekolah


(schoolchildren): 6-12 tahun –
middle childhood (6-8 tahun) dan
pra–remaja (9-12 tahun)
u Remaja (adolescent): 10-24 tahun
(WHO), 10-18 tahun (Kemenkes
RI), 10-24 tahun dan belum
menikah (BKKBN)- remaja awal
(10-14 tahun), remaja
pertengahan (15-17 tahun), dan
remaja akhir (18-21 tahun)

2
9/13/21

Karaktersitik Anak Sekolah

Tumbuh Kembang Anak Sekolah

u Pertumbuhan fisik stabil dengan kecepatan pertumbuhan tidak sebesar pada masa bayi atau
sebesar pada masa remaja
u Pertumbuhan tahunan rata-rata berat 3-3,5 kg dan tinggi 6 cm
u Terus mengalami percepatan pertumbuhan yang biasanya bertepatan dengan periode
peningkatan nafsu makan dan asupan
u Proporsi tubuh selama periode ini: Anak laki-laki dan perempuan berkaki panjang
u Gigi permanen erupsi selama periode usia sekolah, mulai dari 6 tahun, biasanya dengan urutan
yang sama dengan tanggalnya gigi sulung.
u Anak memperoleh gigi geraham permanen, gigi seri medial dan lateral
u Kekuatan otot, koordinasi motorik, dan stamina meningkat secara progresif
u Peningkatan % lemak tubuh terjadi rata-rata pada usia 6-6,3 tahun, mencapai minimal 16% pada
perempuan dan 13% pada laki-laki, terus meningkat sebagai persiapan untuk percepatan
pertumbuhan remaja

3
9/13/21

Lanjutan

u Perkembangan utama adalah self-efficacy: pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan dan kemampuan
untuk melakukannya
u Berpindah dari periode praoperasional ke “operasi konkrit”, yang ditandai dengan mampu memusatkan perhatian
pada beberapa aspek situasi pada saat yang bersamaan, mampu memiliki penalaran sebab/akibat yang lebih
rasional, mampu mengklasifikasikan, mengklasifikasi ulang, dan menggeneralisasi, dan berkurangnya egosentrisme
u Mampu berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi dalam kemampuan mentalnya
u Kemampuan yang lebih besar untuk berkonsentrasi dan berpartisipasi dalam aktivitas tenang yang dimulai sendiri
yang menantang keterampilan kognitif, seperti membaca dan bermain komputer
u Menjadi semakin mandiri
u Bersikeras menjadi yang pertama dalam segala hal
u Belajar peran dalam keluarga, di sekolah, dan di masyarakat
u Menjadi berorientasi pada teman sebaya, ingin anak-anak lain bermain dengannya
u Hubungan teman sebaya menjadi semakin penting dan mulai memisahkan diri dari keluarga dengan bermalam di
rumah teman atau saudara
u Semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi dan bermain video game
u Anak-anak yang lebih besar mungkin dapat berjalan atau naik sepeda ke toko lingkungan dan membeli makanan
ringan

Karaktersitik Remaja

4
9/13/21

Tumbuh Kembang Remaja

u Kematangan organ/sistem reproduksi


u Pertambahan tinggi dan berat badan yang cepat (laju pertumbuhan/growth spurt)
u Akumulasi massa otot dan tulang
u Perubahan komposisi tubuh – perempuan (lemak tubuh), laki-laki (massa otot)
u Penyesuaian dengan citra tubuh baru (body image)
u Adaptasi terhadap seksualitas yang muncul
u Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal sebagai
masa badai dan topan (storm & stress)
u Rasa impulsif yang kuat
u Kebutuhan yang kuat akan penerimaan sosial oleh teman sebaya
u Proses berpikir konkret lebih dominan namum kemampuan berpikir abstrak mulai berkembang

Masalah Gizi Anak Sekolah

u Pendek (Stunting)
u Kurus
u Gemuk (obesitas)
u Anemia

10

5
9/13/21

Lanjutan

Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) 2018 menunjukkan status gizi pada anak
umur 5-12 tahun sebagai berikut:
•Prevalensi pendek sebesar 23,6 persen (3 dari 10 anak, pasti pendek)
•Prevalensi kurus sebesar 9,2 persen (1 dari 10 anak, pasti kurus)
•Prevalensi gemuk sebesar 10,8 persen dan obesitas (sangat gemuk) sebesar 9,2 persen
(1 dari 10 anak pasti gemuk)
•Prevalensi anemia untuk usia 5-14 tahun sebesar 26,8 persen (3 dari 10 anak pasti
anemia)

11

Masalah Gizi Anak Remaja

u Pendek (Stunting)
u Kurus
u Gemuk (obesitas)
u Anemia

12

6
9/13/21

13

14

7
9/13/21

Indonesia memiliki Triple Burden Gizi pada remaja

Prosentase remaja yang pendek, kurus, gemuk dan anemia

5-14 y
40
%

35

30

25
Anemic Normal
20

15
15-24 y
10

0
Boy s Girls Boy s Girls
13 -15 y 16 -18 y
Anemic Normal
Stunted
Pendek Thin
Kurus Overweight/Obe
Gemuk/obesitas se
Sumber: RISKESDAS 2018 Nutrition Program m e | UNICEF for every child

15

Dampak Masalah Gizi

u Anak atau remaja yang menderita gizi kurang tidak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal sehingga dapat menurunkan kecerdasannya
u Demikian juga pada anak atau remaja yang menderita gizi lebih yaitu kegemukan dan
obesitas dapat menyebabkan penyakit degeneratif seperti diabetes, jantung koroner,
hipertensi, osteoporosis dan kanker di masa akan datang.
u Pada anak atau remaja yang menderita Anemia Defisiensi Zat Besi dapat menyebabkan
rendahnya kemampuan belajar dan produktivitas kerja serta menurunnya antibodi sehingga
mudah terserang penyakit infeksi. Anak/remaja dengan anemia memiliki indeks perkembangan
psikomotor dan prestasi yang lebih rendah daripada anak yang normal

16

8
9/13/21

17

Produktivitas

18

9
9/13/21

Determinan Masalah Gizi

u Secara umum, masalah gizi (gizi kurang ataupun lebih) disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara zat gizi yang masuk dalam tubuh dengan zat gizi yang dikeluarkan oleh tubuh.
u Masalah gizi kurang dapat disebabkan rendahnya konsumsi energi (karbohidrat, protein dan
lemak) dan juga sering disertai dengan kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral)
dalam makanan sehari-hari dan/atau disertai penyakit infeksi, sehingga tidak memenuhi
Angka Kecukupan Gizi (AKG).
u Sedangkan masalah gizi lebih dapat disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik sehingga zat
gizi yang perlu dikeluarkan oleh tubuh tidak seimbang dengan zat gizi yang masuk ke dalam
tubuh.

19

Determinan masalah gizi

u Perilaku konsumsi makanan/minuman kurang baik


u Perilaku jajan
u Perilaku Aktifitas fisik
u Perilaku hidup bersih masih kurang
u Penyakit infeksi

20

10
9/13/21

Perilaku makan dan minum

Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa proporsi rerata nasional pada kelompok umur 10-14 tahun
terhadap perilaku konsumsi makanan/minuman adalah sebagai berikut:
•Kebiasaan konsumsi sayur/buah kurang dari 5 porsi sayur dan/atau buah dalam seminggu sebesar
96,8 persen
•Kebiasaan konsumsi bumbu penyedap ≥1 kali per hari sebesar 78,5 persen;
•Kebiasaan konsumsi minuman manis ≥1 kali per hari sebesar 61,8 persen;
•Kebiasaan konsumsi makanan berlemak/gorengan ≥1 kali per hari sebesar 44,2 persen;
•Kebiasaan konsumsi makanan asin ≥1 kali per hari sebesar 31,4 persen;
•Kebiasaan konsumsi mie instan/ makanan instan lainnya ≥1 kali per hari sebesar 11,6 persen;
•Kebiasaan konsumsi makanan daging/ayam/ikan olahan dengan pengawet ≥1 kali per hari sebesar
8,8 persen;
•Kebiasaan konsumsi makanan yang dibakar ≥1 kali per hari sebesar 7,1 persen;
•Kebiasaan konsumsi minuman berkarbonasi (soft drink) ≥1 kali per hari sebesar 3,2 persen.

21

Perilaku lainnya

u Jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi persyaratan mutu, baik


secara kebersihan, kesehatan dan keamanan. Konsumsi makanan dan
minuman yang tidak sehat dan aman dapat mengakibatkan
meningkatnya angka kesakitan dan penurunan status gizi.
u Data Riskesdas 2018, proporsi kelompok umur 10-14 tahun yang memiliki
perilaku benar dalam cuci tangan sebesar 43 persen (masih rendah).
u Sedangkan proporsi kelompok umur 10-14 tahun yang memiliki aktivitas
fisik kurang sebesar 64,4 persen.
u Aktifitas sedentary cukup tinggi (main gadget, mager-kaum rebahan,
aktivitas menetap depan layer)

22

11
9/13/21

Penyebab anemia pada anak remaja

u kurangnya zat besi di dalam makanan,


u penyakit kronis (gangguan hematologi)
u infeksi parasite (kecacingan, malaria)
u kehilangan darah yang cukup banyak (kecelakaan, saat menstruasi)
u kelainan genetic (talasemia)

23

QUIZZ

u LIVE QUIZZ https://quizizz.com/join?gc=323317 CODE: 323317

24

12
9/13/21

TERIMA KASIH

25

13

Anda mungkin juga menyukai