Anda di halaman 1dari 7

Program Studi D3 Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta


2019

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ABDOMINAL


PAIN INDIKASI HEPATITIS B DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN : NYERI

Sholeh Murjuanto1, Agik Priyo Nusantoro2


1
Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta
murjuanto2112@gmail.com
2
Dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Agik_nusantoro@stikeskusumahusada.ac.id

ABSTRAK

Nyeri abdomen merupakan rasa sakit yang sangat hebat yang bersumber didaerah
abdomen dan memerlukan penanganan segera. Rasa nyeri ini tidak dapat
digolongkan dalam grup etiologik, karena banyak sekali keadaan yang
menimbulkannya. Salah satu penyebab tersering dari nyeri abdomen adalah
hepatitis B. Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya inflamasi atau nekosis
pada jaringan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin
gangguan metabolik, maupun kelainan autoimun yang dapat menimbulkan nyeri.
Nyeri dapat disebut sebagai gangguan rasa aman dan nyaman. Salah satu tindakan
non farmakologi yang dapat membantu menurunkan nyeri yaitu menggunakan
teknik relaksasi autogenik. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui
gambaran asuhan keperawatan pasien abdominal pain indikasi hepatitis B dalam
pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman : nyeri. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dalam
studi kasus ini adalah satu pasien dengan abdominal pain yaitu hepatitis B dengan
nyeri akut diruang IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Studi kasus ini dilakukan
dengan melakukan teknik relaksasi autogenik dan dilakukan selama 15 menit
sebanyak 1 kali selama di IGD. Hasil studi menunjukkan teknik relaksasi
autogenik mampu menurunkan skala nyeri pada pasien abdominal pain yaitu
hepatitis B dengan skala awal sebelum diberikan tindakan 5 dan turun menjadi 3
setelah diberikan tindakan relaksasi autogenik. Kesimpulan bahwa teknik
relaksasi autogenik efektif dilakukan pada pasien abdominal pain indikasi
hepatitis B dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman berupa nyeri.

Kata kunci : Nyeri abdomen, Hepatitis B, Nyeri, Teknik Relaksasi Autogenik


Diploma 3 Nursing Study Program
STIKes Kusuma Husada Surakarta
2019

NURSING CARE ON ABDOMINAL PAIN PATIENTS WITH HEPATITIS


B INDICATIONS IN FULFILLMENT OF SAFE AND COMFORTABLE
NEEDS: PAIN

Sholeh Murjuanto1, Agik Priyo Nusantoro2


1
Student of D3 Nursing Study Program of STIKes Kusuma Husada Surakarta
murjuanto2112@gmail.com
2
Lecturer of D3 Nursing Study Program of STIKes Kusuma Husada Surakarta
Agik_nusantoro@stikeskusumahusada.ac.id

ABSTRACT

Abdominal pain is a pain that arises in the abdomen area and requires immediate
treatment. This pain can not be classified in the etiological group, because so
many conditions that cause it. One of the causes of abdominal pain is hepatitis B.
Hepatitis is a process of inflammation or necrosis in the liver tissue caused by
infection, drugs, metabolic disorders, toxins and autoimmune disorders that can
cause pain. Pain can be referred to as a feeling of security and comfort. One non-
pharmacological action to reduce pain is an autogenic relaxation technique. The
purpose of this case study was to identify the description of nursing care on
abdominal pain patients indicated by hepatitis B in meeting the need for security
and comfort: pain. This type of research was descriptive with a case study
approach. The subject was one patient with abdominal pain namely hepatitis B
with acute pain in the emergency room of Dr. Moewardi Surakarta. he case study
was performed with autogenic relaxation techniques and conducted for 15 minutes
once while in the emergency room. The study result showed that autogenic
relaxation techniques can reduce the pain scale in abdominal pain patients, namely
hepatitis B with an initial scale of 5 to 3 after applying the autogenic relaxation
action. The study revealed that autogenic relaxation technique is effective in
abdominal pain patients indicative of hepatitis B with a need for security and
comfort in from pain.

Keywords: Abdominal pain, Hepatitis B, Pain, Autogenic Relaxation Techniques


PENDAHULUAN hari. Insiden nyeri abdomen akut
Nyeri abdomen merupakan dilaporkan berkisar 5-10% pada
rasa sakit yang sangat hebat yang kunjungan pasien ke unit gawat
bersumber didaerah abdomen dan darurat (Syamsiyah & Muslihat,
memerlukan penanganan segera. 2015). Sedangkan proporsi bagian
Rasa nyeri ini tidak dapat tubuh yang terkena cedera pada
digolongkan dalam grup etiologik, bagian perut sebesar 2,2%
karena banyak sekali keadaan yang (Riskesdas, 2018). Data dari rekam
menimbulkannya. Setiap nyeri medis RSUD Dr. Moewardi pada
abdomen harus ditentukan bulan Maret tahun 2017 diperoleh
diagnosisnya berdasarkan anamnesis, data 10 besar penyakit di IGD RSUD
pemeriksaan fisik dan penunjang Dr. Moewardi Surakarta, dimana
yang sesuai untuk kemudian abdominal pain menduduki urutan
ditentukan apakah merupakan kasus pertama yaitu sebesar 89% (Rekam
bedah atau non bedah (Rani dkk, Medis RSUD Dr. Moewardi, 2017).
2011). Salah satu penyebab tersering Nyeri merupakan kondisi
dari nyeri abdomen adalah hepatitis berupa perasaan tidak menyenangkan
B. Hepatitis merupakan suatu proses bersifat sangat subjektif karena
terjadinya inflamasi atau nekosis perasaan nyeri berbeda pada setiap
pada jaringan hati yang dapat orang dalam hal skala atau
disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, tingkatannya, dan hanya orang
toksin gangguan metabolik, maupun tersebutlah yang dapat menjelaskan
kelainan autoimun. Infeksi yang atau mengevaluasi nyeri yang
disebabkan oleh virus merupakan dialaminya (Hidayat & Uliyah,
penyebab tersering dan terbanyak 2014). Penatalaksanaan nyeri pada
dari hepatitis akut (Arief, 2012). abdominal pain dilaksanakan dengan
Emergency dua cara yaitu secara farmakologis
dan non-farmakologis.
Nurses Association’s Lunar Project Penatalaksanaan nyeri secara
yang mengumpulkan data kira-kira farmakologis dilakukan secara
12.422 pasien UGD, menemukan berkolaborasi dengan tenaga
bahwa nyeri abdomen menempati kesehatan lain dalam pemberian
urutan ketiga dari keluhan utama analgesik. Sedangkan tindakan non
yang paling ditemukan atau 3,9% farmakologis yaitu salah satunya
dari populasi yang diteliti (Oman adalah dengan memberikan terapi
dkk, 2012). Kegawatan abdomen relaksasi. Semua intervensi akan
yang datang ke rumah sakit dapat sangat berhasil bila dilakukan
berupa kegawatan bedah atau sebelum nyeri menjadi lebih parah
kegawatan non bedah. Nyeri adalah dan keberhasilan sering dicapai
alasan paling umum bagi pasien beberapa intervensi dilakukan secara
untuk mencari bantuan medis dan simultan (Smeltzer, 2010).
merupakan salah satu keluhan yang Salah satu metode untuk
paling umum. Sembilan dari 10 mengatasi nyeri secara non
orang Amerika berusia 18 tahun atau farmakologis adalah terapi relaksasi
lebih, menderita nyeri minimal sekali autogenik. Relaksasi autogenik
sebulan, dan 42% merasakan setiap
membantu individu untuk dapat METODE PENELITIAN
mengendalikan beberapa fungsi Jenis penelitian ini adalah
tubuh seperti tekanan darah, deskriptif dengan menggunakan
frekuensi jantung dan aliran darah. metode pendekatan studi kasus. Studi
Relaksasi autogenik sebagai teknik kasus ini adalah studi untuk
atau usaha yang sengaja diarahkan mengeksplorasi masalah asuhan
pada individu baik psikologis keperawatan pasien abdominal pain
maupun somatik menyebabkan indikasi hepatitis B dalam
perubahan dalam kesadaran melalui pemenuhan kebutuhan rasa aman dan
autosugesti sehingga tercapailah nyaman : nyeri. Data dikumpulkan
keadaan rileks sehingga teknik dari hasil wawancara, observasi dan
relaksasi autogenik mampu untuk pemeriksaan fisik, studi
mengurangi nyeri. dokumentasi.
Hasil penelitian yang Subjek dalam studi kasus ini
dilakukan oleh Syamsiah dan adalah satu orang pasien abdominal
Muslihat (2015) terdapat studi pain indikasi hepatitis B dalam
pendahuluan terhadap 30 pasien pemenuhan kebutuhan rasa aman dan
dengan diagnosa abdominal pain di nyaman : nyeri. Tempat penelitian di
IGD RSUD Karawang menunjukkan IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta
perbedaan penurunan skala nyeri pada tanggal 25 Februari 2019.
yang signifikan terhadap nyeri akut
pada pasien abdominal pain antara HASIL DAN PEMBAHASAN
15 responden sesudah diberikan Subjek masuk rumah sakit
kombinasi terapi relaksasi autogenik pada tanggal 25 Februari 2019, dari
dan analgetik yaitu penurunan skala hasil pengkajian pasien mengeluhkan
nyeri rata-rata dari 8,53 menjadi 1,00 nyeri perut karena mual pada bagian
dibandingkan 15 responden sesudah kuadran kanan atas skala nyeri 5 dan
diberikan analgetik saja yaitu nyeri seperti ditusuk-tusuk dirasa
penurunan skala nyeri dari 8,33 terus menerus, pasien tampak
menjadi 3,20. Prosedur relaksasi menahan nyeri, pasien meringis
autogenik dilakukan 1 kali selama di kesakitan. Hasil pemeriksaan yang
IGD yaitu dengan observasi sebelum mendukung yaitu pemeriksaan
dilakukan tindakan (pretest) dan patologi hepatitis yaitu HbsAg
sesudah dilakukan tindakan dengan hasil reactive yang
(posttest). menunjukkan adanya masalah pada
Berdasarkan latar belakang hati (hepatitis B) sehingga pasien
diatas, maka penulis tertarik untuk merasakan nyeri perut bagian
melakukan asuhan keperawatan yang kuadran kanan atas.
akan dituangkan dalam bentuk Karya Menurut Nurarif & Kusuma
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan (2015), hepatitis B di tandai dengan
Keperawatan Pasien Abdominal Pain nyeri perut kuadran kanan atas dan
Indikasi Hepatitis B dalam anoreksia. Hepatitis B merupakan
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman penyakit infeksi atau inflamasi pada
dan Nyaman : Nyeri”. hepatosit yang disebabkan oleh virus
hepatitis B (VHB), suatu anggota
famili Hepadnavirus yang dapat
menyebabkan peradangan hati akut Intervensi yang paling
atau menahun yang pada sebagian diutamakan yaitu ajarkan teknik non
kecil kasus dapat berlanjut menjadi farmakologi (relaksasi autogenik).
sirosis hati atau kanker hati sehingga Relaksasi autogenik dilakukan untuk
menyebabkan penderita mengalami mengurangi rasa nyeri, sehingga
nyeri perut kuadran kanan atas diharapkan nyeri berkurang. Terapi
(Wijayanti, 2016). ini dilakukan selama 15 menit dan
Berdasarkan pengkajian sebanyak 1x selama di Instalasi
diatas dapat ditentukan diagnosa Gawat Darurat.
keperawatan yang muncul pada Menurut penelitian yang
pasien adalah nyeri akut dilakukan oleh Syamsiah dan
berhubungan dengan agens cedera Muslihat (2015) relaksasi autogenik
biologis (00132) sebagai diagnosa dilakukan 1x selama di Instalasi
utama mengacu pada teori hierarki Gawat Darurat, serta menurut
kebutuhan menurut maslow yaitu penelitian Aji dkk (2015)
masuk dalam kebutuhan nyaman menyatakan prosedure relaksasi
(nyeri) urutan kedua setelah autogenik dilakukan selama 15 menit
kebutuhan fisiologis, karena dapat menurunkan nyeri sehingga
kebutuhan fisiologis pasien tidak pasien mudah berkosentrasi.
mengalami gangguan. Selain itu, Tindakan yang mampu
menurut Zakiyah (2015) nyeri mengurangi intensitas nyeri yaitu
dianggap sangat mengganggu bahkan mengajarkan teknik non farmakologi
menyulitkan banyak orang karena (relaksasi autogenik). Relaksasi
rasa ketidaknyamanan yang dapat autogenik akan dapat membantu
merespon secara biologis dan tubuh untuk membawa perintah
perilaku sehingga akan menimbulkan melalui autosugesti rileks sehingga
respon fisik atau psikis. Nyeri akut dapat membuat pengendalian
merupakan nyeri yang terjadi setelah terhadap pernapasan, tekanan darah,
cedera akut, penyakit atau intervensi denyut jantung dan suhu tubuh.
bedah dan memiliki awitan yang Imajinasi visual dan mantra-mantra
cepat dengan intensitas yang verbal akan membuat tubuh merasa
bervariasi dan berlangsung dalam hangat, berat dan santai merupakan
waktu singkat (Andarmoyo, 2013). standar latihan relaksasi autogenik
Intervensi untuk diagnosa (Sumarliyah dkk, 2018). Menurut
keperawatan nyeri akut berhubungan penelitian Novitasari & Wirakhmi
dengan agen cedera biologis (00132) (2018) hipnoanalgesia seperti
yaitu Pain Management (1400) relaksasi autogenik berkaitan erat
antara lain lakukan pengkajian nyeri dengan gelombang theta diotak,
komprehensif (lokasi, karakteristik, sugesti hipnoanalgesia seperti
onset/durasi, frekuensi, kualitas, relaksasi autogenik langsung menuju
intensitas atau beratnya nyeri dan ke bagian tengah bawah untuk
faktor pencetus), monitor tanda-tanda mengendalikan dan mereduksi nyeri.
vital, beri posisi nyaman, ajarkan
teknik non farmakologi (relaksasi
autogenik), kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan.
Skala Nyeri 10 kebutuhan rasa aman dan nyaman :
9
nyeri dengan masalah keperawatan
8 nyeri akut yang dilakukan tindakan
7 keperawatan terapi relaksasi
6 autogenik selama 15 menit dan
5
4 Skala nyeri sebanyak 1x selama di Instalasi
5
3 Gawat Darurat didapatkan hasil
2
3 terjadi penurunan skala nyeri dari
1
0
skala 5 menjadi skala 3.
Waktu
SebelumSesudah b. Saran
Diagram 1 Evaluasi skala nyeri Rekomendasi tindakan relaksasi
sebelum dan sesudah dilakukan autogenik efektif dilakukan pada
tindakan terapi relaksasi autogenik pasien abdominal pain indikasi
Dari diagram 1 diketahui
hepatitis B dalam pemenuhan
bahwa skala nyeri sebelum dilakukan
tindakan terapi relaksasi autogenik kebutuhan rasa aman dan nyaman :
adalah 5, dengan tingkat nyerinya nyeri.
adalah nyeri sedang. Dan skala nyeri
sesudah dilakukan tindakan terapi DAFTAR PUSTAKA
relaksasi autogenik adalah 3, dengan Aji S.B, Armiyati Y, Arif S . (2015).
tingkat nyerinya adalah nyeri ringan. Efektifitas Antara Relaksasi
Menurut Syamsiah dan Autogenik Dan Slow Deep
Muslihat (2015), dengan melakukan Breathing Relaxation
relaksasi autogenik dapat dipercaya Terhadap Penurunan Nyeri
mampu merilekskan otot skeletal Pada Pasien Post Orif Di
sehingga dapat menurunkan nyeri RSUD Ambarawa. Jurnal
dengan merilekskan tegangan otot Ilmu Keperawatan dan
yang menunjang nyeri. Hasil Kebidanan
penelitian ini didukung oleh Andarmoyo, Sulistyo. (2013).
penelitian Munib dkk (2016) bahwa Konsep dan Proses
sensasi hangat dan berat dari Keperawatan Nyeri.
relaksasi autogenik disebabkan oleh Yogyakarta : Ar-Ruzmedia
peralihan aliran darah, yang Arief, S. (2012). Buku
menyejukkan dan merelaksasi otot- Ajar Gastroenterologi-
otot disekitarnya sehingga pasien Hepatologi. Jakarta : IDAI
bisa merasa rileks dan menekan rasa Hidayat & Uliyah. (2014).
nyeri. Pengantar Kebutuhan
Dasar Manusia Edisi 2.
KESIMPULAN DAN SARAN Jakarta : Salemba Medika
a. Kesimpulan Munib A, Nuraeni A, Solechan A.
Pengelolaan asuhan keperawatan (2016).
pasien abdominal pain indikasi
hepatitis B dalam pemenuhan Efektifitas
Kombinasi Relaksasi
Autogenik Dengan Musik
Terhadap Tingkat
Nyeri
Pada Lansia Dengan Gout Smeltzer, S.C, & Bare, B.G. (2010).
Arthritis Di Desa Kritih Buku Ajar Medikal Bedah.
Karang Tengah Demak Jakarta : EGC
Novitasari & Wirakhmi. (2018). Sumarliyah E, Nasrullah D, Lailatul
Penurunan Nyeri Kepala Fatin B, Afifah Zenni.
Pada Lansia Dengan (2018). Penurunan Tekanan
Hipertensi Menggunakan Darah Dengan Relaksasi
Relaksasi Autogenik Di Autogenik dan Guided
Kelurahan Imagery Pada Pasien
Hipertensi. Jurnal
Mersi Purwokerto. Media Manajemen Kesehatan
Ilmu Kesehatan. Volume 7. Yayasan RS Dr. Soetomo
Nomor 2 Volume 4. Nomor 2
Nurarif & Kusuma. (2015). Aplikasi Syamsiah & Muslihat. (2015).
Asuhan Pengaruh Terapi Relaksasi
Autogenik Terhadap
Keperawatan Berdasarkan
Tingkat Nyeri Akut pada
Diagnosa Medis dan
Pasien Abdominal Pain di
NANDA NIC NOC.
IGD RSUD Karawang.
Jogjakarta : Mediaction
Jurnal Ilmu Keperawatan.
Publishing
Volume
Nurhayati N, Andriyani S, Malisa N.
3. Nomor 1
(2015). Relaksasi Autogenik
Wijayanti, I. Budi. (2016).
Terhadap Penurunan Skala
Effektivitas HbsAg-Rapid
Nyeri Pada Ibu Post
Screening Test Untuk
Operasi Sectio Saecarea.
Deteksi Dini Hepatitis B.
Jurnal Skolatik
Jurnal Kesmadaska
Keperawatan. Volume 1.
Zakiyah, Ana. (2015). Nyeri :
Nomor 2
Konsep
Oman K.S, Koziol-McLain, Scheetz
L.J. (2012). Panduan dan
Belajar Penatalaksanaan dalam
Praktik
Keperawatan Emergensi.
Jakarta : EGC Keperawatan Berbasis
Rani A. Aziz, Simadibrata M, Syam Bukti. Jakarta : Salemba
A.F. (2011). Buku Ajar Medika
Gastroenterologi. Jakarta :
Interna Publishing
Rekam Medis RSUD Dr. Moewardi.
(2017). Laporan Kinerja
RSUD Dr. Moewardi tahun
2017.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
(2018). Badan Penelitian
dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai