Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUBUNGAN WACANA DAN SEMANTIK DAN JENIS –JENIS MAKNA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wacana Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Muhammad Sholeh, M.Pd.

Oleh :

Cipta Kristiyanto Putra

(Kelas 5B)

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

STKIP NU INDRAMAYU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Swt. Shalawat serta


salam senantiasa kita lanturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
Saw yang telah membawa kita dari zaman jahiliah ke zaman yang penuh ilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini. Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang Hubungan Wacana dan Sematik pada Jenis –
jenis Makna, guna memenuhi tugas mata kuliah Wacana Bahasa Indonesia tepat
pada waktunya.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penyusun harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan


bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Indramayu, 12 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Hubungan Wacana dan Semantik ................................................................ 3


B. Jenis-Jenis Makna ......................................................................................... 3

BAB III PENUTUP

Simpulan ............................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semantik adalah cabang linguistik yang bertugas menelaah makna


kata, bagaimana mula bukanya, bagaimana perkembangannya, dan apa
sebabnya terjadi perubahan makna dalam sejarah bahasa ( Mulyono dann
Suwan 2008 : 9 ). Kata Semantik disepakatisebagai istilah untuk bidang ilmu
bahasa yang membahas dan mempelajari tentang makna atau arti. Kajian
Semantik berkaitan erat dengan makna. Dalam hal makna ternyata dapat
beberapa jenis makna. Menurut Abdul Chaer ( 1994: 289 - 296 ) ada 13 jenis
makna. Makna tersebut adalah makna leksikal, makna gramatikal, makna
konktestual, makna refrensial dan non referensial, makna denotatif, makna
konotatif, makna konseputal, makna asosiatif, makna kata, makna istilah,
makna idiom dan makna peribahasa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Makna Leksikal, Makna Gramatikal dan


Makna Kontekstual?

2. Apa yang dimaksud dengan Makna Referensial dan Makna Non –


Referensial?

3. Apa yang dimaksud dengan Makna Denotatif dan Makna Konotatif ?

4. Apa yang dimaksud dengan Makna Konseptual dan Makna Asosiatif?

5. Apa yang dimaksud dengan Makna Kata dan Makna Istilah?

6. Apa yang dimaksud dengan Makna Idiom dan Makna Peribahasa?

1
2

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Makna Leksikal, Makna Gramatikal dan Makna Kontekstual

2. Mengetahui Makna Referensial dan Makna Non –Referensial.

3. Mengetahui Makna Denotatif dan Makna Konotatif.

4. Mengetahui Makna Konseptual dan Makna Asosiatif.

5. Mengetahui Makna Kata dan Makna Istilah.

6. Mengetahui Makna Idiom dan Makna Peribahasa.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Wacana dan Semantik

Hubungan semantik merupakan hubungan antarproposisi dari bagian-


bagian wacana.Hubungan antarproposisi dapat berupa hubungan antar klausa
yang dapat ditinjau darisegi jenis kebergantungan dan dari hubungan logika
semantik. Hubungan logika semantikdapat dikaitkan dengan fungsi semantik
konjungsi yang berupa:

a. Eekspansi (perluasan), yang meliputi elaborasi, penjelasan atau


penambahan.

b. Proyeksi, berupa ujaran dan gagasan.

B. Jenis-jenis Makna

1. Makna Leksikal, Makna Gramatikal Dan Makna Kontekstual

a. Makna Leksikal

Istilah kata leksikal sebenarnya berasal dari lesikon yang


berarti kamus. Sehingga, makna leksikal merupakan makna atau arti
kata tersebut seperti yang tertulis dalam kamus.

Sebagai contoh kata "doa" mempunyai makna leksikal


permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan, sebab
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan demikian.

b. Makna Gramatikal

Makna kata dalam bahasa Indonesia yang kedua adalah


makna gramatikal. Yang dimaksud makna gramatikal yaitu
pemaknaan kata yang muncul karena adanya proses-proses gramatik,
seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi. Sebagai

3
4

contoh, proses afiksasi dengan prfiks atau awalan "ber-" pada kata
'kerudung', sehingga mengubah kata tersebut menjadi 'berkerudung'.
Imbuhan "ber-" pada kata tersebut, telah mengubah makna kata
kerudung yang semula bermakna kain penutup kepala, menjadi
bermakna "mengenakan kerudung".

c. Makna Kontekstual

Makna kata kontekstual merupakan makna dari sebuah kata


yang muncul berdasarkan suatu konteks penggunaannya dalam suatu
frasa atau kalimat. Sebagai contoh kata "kepala" pada frasa "kepala
desa". Makna kata kepala dalam frasa tersebut akan berbeda dengan
makna kata "kepala" secara leksikal. Berbeda juga dengan makna
kata "kepala" dalam frasa lain seperti "kepala kereta", "kepala
besar", dan sebagainya.

2. Makna Referensial dan Makna Non –Referensial

a. Makna Referensial

Seperti yang kita tahu, kata referensi merujuk pada suatu hal
yang menjadi acuan. Karenanya, makna kata referensial berarti
makna kata yang menunjukkan referensi atau acuan suatu kata pada
kondisi di kenyataan.

Sebagai contoh kalimat kalimat langsung:

"Tadi saya bertemu dengan Rifa," kata Budi pada Joni.

Pada kalimat tersebut, kata "saya" mengacu pada Budi.

Bandingkan dengan kalimat langsung berikut:

"Saya ingin sekali bisa berjumpa dan ngobrol dengan Budi," kata
Joni.

Pada kalimat tersebut, kata "saya" mengacu pada Joni.


5

b. Makna Non-referensial

Berkebalikan dengan makna referensial, makna kata non-


referensial merupakan kata yang tak mempunyai referensi atau acuan
di kondisi nyata. Biasanya, kata-kata ini bisa berupa artikel, partikel,
dan kata hubung. Contoh kata-kata dengan makna non-referensial
yaitu 'dan', 'atau', 'serta', 'karena', 'maka', 'sebab', 'jika', 'sehingga', dan
sebagainya.

3. Makna Denotatif dan Makna Konotatif

a. Makna Denotatif

Berbanding terbalik dengan makna konotasi, makna denotasi


adalah makna kata dalam arti yang sebenar-benarnya bukan kiasan.
Makna denotatif relatif tak jauh beda dengan makna leksikal dari
suatu kata. Oleh karena itu, kata dengan makna denotatif biasa
dijumpai dalam penulisan yang bersifat ilmiah.

Sebagai contoh:

- Andi tidak lolos seleksi paduan suara karena dia mempunyai


suara yang cempreng.

Pada kalimat tersebut, kata suara merujuk pada bunyi atau


suara yang memang bisa dijumpai atau dikeluarkan Andi sehari-hari.
Hal ini diperjelas dengan keterangan berupa kata sifat, yaitu
sempreng.

b. Makna Konotatif

Makna konotasi mungkin sudah familiar karena sering


dibahas dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Ya, makna konotasi
adalah makna kata yang berupa kiasan atau bukan merupakan makna
yang sebenarnya. Makna ini biasa digunakan untuk menunjukkan
nilai rasa, sikap sosial, atau pandangan tertentu. Oleh sebab itu, kata
6

dengan makna konotatif sering dijumpai pada kalimat-kalimat dalam


karya sastra.

Sebagai contoh:

- Para caleg berebut suara rakyat untuk bisa memenangkan


pemilu.

Pada kalimat tersebut, frasa "suara rakyat" merupakan kata


dengan makna konotasi. Sehingga, kata tersebut tidak bisa diartikan
sebagaimana suara atau bunyi yang bisa dijumpai di keseharian.

4. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif

a. Makna konseptual

Makna kontekstual adalah makna sebuah laksem atau kata


yang berada didalam suatu konteks. Misalnya, makna konteks kata
kepala pada kalimat-kalimat berikut :

Rambut Rambut di kepala nenek belum ada yang putih. Sebagai


kepala sekolah dia harus menegur murid itu. Nomor teleponnya ada
pada kepala surat itu.

b. MaknaAsosiatif

Chaer(2013:72) menyatakan bahwa makna asosiatif adalah


makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya
hubungan kata itu dengan keadaan diluar bahasa. Makna asosiatif
itusama dengan lambang yang digunakan masyarakat bahasa untuk
menyatakan suatu konsep lain. Makna asosiatif sudah bergeser dari
makna sebenarnya, namun jika dipikir secara mendalam ada
kaitannya dengan makna sebenarnya. Oleh karena itu, makna
asosiatif memiliki hubungan dengan nilai-nilai moral dan pandangan
hidup yang berlaku di dalam suatu masyarkat bahasa yang juga
7

berhubungan dengan nilai-nilai rasa bahasa. Misalnya, kata melati


berasosiasi dengan makna‘suci’, atau ‘kesucian’; kata merah
berasosiasi dengan makna ‘berani’, atau juga ‘dengan golongan
komunis’ (Chaer,2013:72). Tarigan (2009:90) menjelaskan bahwa
asosiasi merupakan perubahan makna yang terjadi sebagai akibat
persamaan sifat. Dengan demikian asosiasi berhubungan dengan
perubahan makna akibat adanya persamaan sifat pada suatu kata.

5. Makna Kata dan Makna Istilah

a. Makna Kata

Makna kata dalam Bahasa Indonesia adalah hubungan antara


ujaran dengan arti dari sebuah kata. Makna kata juga dapat diartikan
sebagai maksud yang terkandung dari sebuah kata. Pada dasarnya,
suatu kata saling berkaitan dengan bendanya. Apabila suatu kata
tidak dapat dihubungkan dengan benda, peristiwa, atau keadaan
tertentu, maka kata tersebut tidak memiliki makna.

b. Makna Istilah

Setiap kata dan istilah memiliki makna atau


arti.Mengetahui makna sebuah kata dan membantu kita memahami
maksud sebuah kalimat.Kita dapat menemukan makna kata dan
istilah menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).Dari
kata, istilah adalah satu atau gabungan kata yang mengungkapkan
konsep, proses, keadaan, atau sifat khas dalam bidang tertentu.Ada
istilah umum yang dikenal dan digunakan oleh masyarakat
luas.Antonim disebut juga lawan kata. Antonim adalah kata yang
memiliki makna berlawanan dengan kata lain. Sinonim juga
persamaan kata. Sinonim adalah kata yang memiliki makna sama
dengan kata lain.

6. Makna Idiom dan Makna Peribahasa


8

a. Makna Idiom

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dari mengartikan


idiom ke dalam dua jenis.Pertama, idiom berarti sebagai konstruksi
yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya.
Sebagai contoh adalah "kambing hitam" dalam kalimat berikut ini:
"dalam peristiwa pencurian itu, justru hansip yang menjadi kambing
hitam, padahal ia tidak tahu apa-apa.

Kedua, idiom bisa berarti bahasa dan dialek yang khas


menandai suatu bangsa, suku, kelompok, dan lain-lain.Idiom
diartikan sebagai dua buah kata atau lebih, yang maknanya tidak
dapat dijabarkan dari makna unsur-unsur pembentuknya. Misalnya
"banting tulang" dalam kalimat sebagai berikut ini: "Orang tua itu
rela membanting tulang demi menyekolahkan ketiga anaknya”.

Dalam kalimat di atas, makna gabungan kata "membanting


tulang" pada kalimat di atas adalah bekerja keras. Makna itu tidak
dapat dijabarkan dari unsur-unsur pembentuknya, baik dari
unsur membanting maupun unsur tulang. Maka daripada itu,
ungkapan tersebut disebut sebaga idiom.

b. Makna Pribahasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peribahasa


adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya
mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal,
ungkapan, dan perumpamaan).Peribahasa adalah ungkapan atau
kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat,
prinsip hidup atau aturan tingkah laku.EdwarDjamaris dalam
Menggali Khazanah Sastra Melayu Klasik (1984), peribahasa tidak
saja merupakan mutiara bahasa, bunga bahasa, tetapi juga suatu
kalimat yang memberikan pengertian yang dalam, luas, tepat,
disampaikan dengan halus dan dengan kiasan. Harimurti
9

Kridalaksana dalam Kamus Linguistik (1993) menjelaskan


peribahasa adalah kalimat atau penggalan kalimat yang bersifat turun
menurun, digunakan untuk menguatkan maksud karangan, pemberi
nasihat, pengajaran atau pedoman hidup.

Contoh Peribahasa:

Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.

Artinya: perbuatan yang baik akan mendapat balasan yang baik pula.

Ada udang di balik batu.

Artinya: seseorang yang menyembunyikan maksud jelek di balik


ucapan dan tingkah lakunya.
BAB III
PENUTUP

SIMPULAN

Bahasa itu digunakan untuk berbagai kegiatan dan keperluan dalam


kehidupan bermasyarakat, maka makna bahasa itu pun menjadi bermacam-macam
bila dilihat dari segi atau pandangan yang berbeda. Berbagai nama jenis makna
telah dikemukakan orang dalam berbagai buku linguistic atau semantik.

Hubungan semantik merupakan hubungan antarproposisi dari bagian-


bagian wacana.Hubunganantarproposisi dapat berupa hubungan antar klausa yang
dapat ditinjau darisegi jenis kebergantungan dan dari hubungan logika semantik.

Menurut Abdul Chaer ( 1994: 289 - 296 ) ada 13 jenis makna. Makna
tersebut adalah makna leksikal, makna gramatikal, makna konktestual, makna
refrensial dan non referensial, makna denotatif, makna konotatif, makna
konseputal, makna asosiatif, makna kata, makna istilah, makna idiom dan
makna peribahasa.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/16/163444169/apa-itu-peribahasa-
ciri-ciri-fungsi-jenis-dan-contohnya, diakses pada 12 November 2021

https://www.ef.co.id/englishfirst/kids/blog/pengertian-idiom-dan-contohnya/,
diakses pada 12 November 2021

https://erlangga.co.id/materi-belajar/sd/11150-makna-kata-atau-istilah-antonim-
dan-
sinonim.html#:~:text=Berbeda%20dari%20kata%2C%20istilah%20adalah
,dan%20digunakan%20oleh%20masyarakat%20luas., diakses pada 12
November 2021

https://kumparan.com/berita-hari-ini/jenis-jenis-dan-contoh-makna-kata-dalam-
bahasa-indonesia-1v3Kigi4JOM, diakses pada 12 November 2021

https://m.kapanlagi.com/plus/jenis-jenis-makna-kata-dalam-bahasa-indonesia-
disertai-contoh-agar-lebih-mudah-paham-b0d20b.html, diakses pada 12
November 2021

Anda mungkin juga menyukai