Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. A DENGAN


HIPERTENSI DI KOTA SEMARANG

Disusun Oleh :
FITRIANI EKASUSANTI
P1337420119009

PRODI D III KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi
secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90
mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih
cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh
(Koes Irianto, 2014)

Salah satu penyakit yang sulit diatasi dan menjadi persoalan kesehatan yang
relatif besar yaitu Hipertensi . Berdasarkan WHO (World Health Organization)
penyakit hipertensi menyerang 22% penduduk global, serta mencapai 36% angka insiden
di Asia Tenggara. Hipertensi sendiri ialah penyakit penyebab kematian yang cukup
tinggi yaitu 23,7% berasal total 1,7 juta kematian di Indonesia tahun 2016 (Anitasari,
2019). Sesuai hasil Riskesdas 2018 membagikan bahwa prevalensi penduduk pada
Provinsi Jawa Tengah dengan hipertensi sebanyak 37,57 persen. Prevalensi hipertensi
pada wanita (40,17%) lebih tinggi dibanding dengan pria (34,83 %). Prevalensi semakin
meningkat seiring dengan pertambahan umur (Riskesdas 2018).

Indikasi dari peningkatan kasus Hipertensi dimasyarakat salah satunya karena


minimnya perhatian keluarga terhadap pencegahan dan perawatan anggota keluarga yang
mempunyai penyakit Hipertensi. Keberhasilan perawatan penderita Hipertensi tidak
luput dari peran keluarga, dimana keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat
merupakan klien keperawatan dan keluarga sangat berperan dalam menentukan cara
asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Bila dalam keluarga tersebut salah
satu anggotanya mengalami masalah kesehatan maka sistem dalam keluarga akan
terpengaruh, penderita Hipertensi biasanya kurang mendapatkan perhatian keluarga,
apabila keluarga kurang dalam pengetahuan tentang perawatan Hipertensi, maka
berpengaruh pada perawatan yang tidak maksimal (Mubarak, 2009).
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan
tuberculosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di
Indonesia. Prevalensi Hipertensi atau tekanan darah di Indonesia cukup tinggi. Selain itu,
akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi,
merupakan salah satu faktor resiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit
jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru
disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau
stroke. Tidak jarang Hipertensi ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan
kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain (Depkes RI, 2012).
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengelola Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan Kasus Hipertensi

B. Tujuan Penyusunan Laporan

1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan gerontik dengan pasien hipertensi
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan gerontik dengan pasien hipertensi
b. Melakukan diagnose asuhan keperawatan gerontik dengan pasien hipertensi
c. Melakukan rencana asuhan keperawatan gerontik dengan pasien hipertensi
d. Menentukan tindakan asuhan keperawatan gerontik a dengan pasien hipertensi
e. Melakukan hasil evaluasi asuhan keperawatan keluarga dengan pasien hipertensi
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian
1. Data Umum
Nama Klien : Ny A
Jeniskelamin : Perempuan
Umur : 67 th
Agama : Islam
Pendidikan : Sma
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Pedurungan, Semarang
2. Susunan Anggota Keluarga

No Nama Umur Sex Hub dg Pendidikan Pekerjaan Status


Keluarg Kesehatan
a
1. Tn B 70 Lk Kepala SMA Wiraswasta Sehat
Keluarg
a
2. Ny A 67 Pr Istri SMA Wiraswasta Sakit
3. An Y 40 Pr Anak S1 Ibu Rumah Sehat
Tangga
4. An C 29 Pr Anak S1 Ibu Rumah Sehat
Tangga

3. Genogram
Keterangan Legenda Genogram:

Laki-laki
B A
Perempuan

Meninggal

4. Pemeriksaan Fisik
TD :170/100 mmHg
suhu :37 dc
nadi :100/menit
pernafasan :20/ menit
TB :156 cm
BB :85 kg
Kepala : simetris, berambut bersih berwarna putih, muka tidak pucat
Mata : konjungtivitis merah muda, sklera putih terdapat gambaran tipis
pembuluh darah.
Hidung : lubang hidung normal simetris, pernafasan vesikuler.
Mulut : bibir tidak kering, tidak ada stomatitis
Telinga : pendengaran masih normal tidak ada keluar cairan dari telinga
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada tarikan intercostae vokal feminus dada kanan
dan kiri sama, terdengar suara sonor pada semua lapanag paru, suara jantung
pekak, suara nafas vesikuler
Perut : simetris, tidak tampak adanya benjolan, terdengar suara tympani,
tidak ada nyeri tekan.
Extremitas : tidak ada oedema, masih dapat gerak aktif.
Eliminasi : BAB biasanya 1 kali sehari, BAK 4-5 kali sehari

5. Analisis Data

No Data Diagnosa Keperawatan


1. S Nyeri akut berhubungan
Klien mengatakan kepala terasa nyeri dengan agen pencidera
O fisiologis : peningkatan
Pengkajian nyeri tekanan vaskuler
P nyeri timbul setiap saat serebral
Q nyeri seperti tertusuk
R nyeri hanya didaerah kepala
S skala nyeri 4
T nyeri timbul setiap saat
TTV
TD :170/100 mmHg
suhu :37 dc
nadi :100/menit
pernafasan :20/ menit

2. S Gangguan pola tidur


Pasien mengatakan susah tidur dan hanya berhubungan dengan
tidur 1 – 2 jam kurangnya kontrol tidur
O
Pasien terlihat pucat dan pasien tidur 1 – 2
jam

3. S Deficit pengetahuan
Pasien mengatakan tidak memahami
penyakit hipertensi
O
pasien nampak belum mengerti dengan apa
yang ditanyakan

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis : peningkatan tekanan
vaskuler serebral
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur
3. Defisit pengetahuan
C. Perencanaan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji nyeri secara
berhubungan keperawatan 3x 24 jam komprehensif
dengan agen klien dapat mengontrol meliputi lokasi,
pencidera nyeri dengan kriteria karakteristik, durasi,
fisiologis : 1. Mengenal faktor nyeri frekuensi, kualitas,
peningkatan 2. Tindakan pertolongan intensitas
tekanan vaskuler nonfarmakologi 2. Observasi reaki
serebral 3. Mengenal tanda nonverbal dan
pencetus nyeri untuk ketidaknyamanan
mencari pertolongan 3. Gunakan komunikasi
4. Melaporkan nyeri terapeutik agar klien
berkurang dengan dapat
menggunakan mengekspresikan
manajemen nyeri nyeri
5. Menyatakan rasa 4. Ajarkan penggunaan
nyaman setelah nyeri teknik non
berkurang farmakologi : teknik
relaksasi progresif
5. Berikan analgetik
sesuai anjuran
6. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
7. Cek instruksi dokter
tentang jenis, obat,
dosis dan frekuensi
2. Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan 4. Ciptakan suasana
tidur berhubungan keperawatan 3 x 24 jam lingkungan yang
dengan kurangnya tidak terjadi gangguan pola tenang dan nyaman
kontrol tidur tidur dengan kriteria : 5. Beri kesempatan
1. Jumlah jam tidur klien untuk
dalam batas normal 6- istirahat/tidur
8 jam/hari 6. Evaluasi tingkat
2. Tidak menunjukkan stress
perilaku gelisah 7. Monitor keluhan
3. Wajah tidak pucat dan nyeri kepala
konjungtiva tidak 8. Lengkapi jadwal
anemis tidur secara teratur
3. Defisit Setelah dilakukan tindakan 2. Kaji tingkat
pengetahuan 3 x 24 jam pasien bisa pengetahuan pasien
mengenali penyakitnya terkait dengan proses
dengan kriteria hasil penyakit yang
1. Pengetahuan: spesifik.
Manajemen 3. Kenali pengetahuan
hipetensi: tingkat pasien mengenai
pemahaman yang kondisinya,
disampaikan tentang 4. Jelaskan tanda dan
hipertensi, gejala yang umum
pengobatannya, dari penyakit sesuai
pencegahan dan kebutuhan,
perkembangan 5. Identifikasi
penyakit dan kemungkinan
komplikasinya penyebab sesuai
kebutuhan,
6. Jelaskan alasan
dibalik manajemen
terapi/penanganan
yang direkomendasi.

D. Implementasi dan Evaluasi


No Diagnosa Implementasi Catatan Perkembangan
Keperawatan
1. Nyeri akut 22 November 2021 S
berhubungan 1. Kaji nyeri secara Klien mengatakan
dengan agen komprehensif meliputi kepala terasa nyeri
pencidera lokasi, karakteristik, O
fisiologis : durasi, frekuensi, Pengkajian nyeri
peningkatan kualitas, intensitas P nyeri timbul setiap
tekanan vaskuler 2. Observasi reaki saat
serebral nonverbal dan Q nyeri seperti tertusuk
ketidaknyamanan R nyeri hanya didaerah
3. Gunakan komunikasi kepala
terapeutik agar klien S skala nyeri 4
dapat mengekspresikan T nyeri timbul setiap
nyeri saat
4. Ajarkan penggunaan TTV
teknik non farmakologi TD :170/100 mmHg
: teknik relaksasi suhu :37 dc
progresif nadi :100/menit
5. Berikan analgetik pernafasan :20/
sesuai anjuran menit
6. Tentukan lokasi, A
karakteristik, kualitas Masalah belum teratasi
dan derajat nyeri P
sebelum pemberian Lanjutkan intervensi
obat
7. Cek instruksi dokter
tentang jenis, obat,
dosis dan frekuensi
23 November 2021 S
8. Kaji nyeri secara Klien mengatakan
komprehensif meliputi kepala terasa nyeri
lokasi, karakteristik, O
durasi, frekuensi, Pengkajian nyeri
kualitas, intensitas P nyeri timbul setiap
9. Observasi reaki saat
nonverbal dan Q nyeri seperti tertusuk
ketidaknyamanan R nyeri hanya didaerah
10. Gunakan komunikasi kepala
terapeutik agar klien S skala nyeri 4
dapat mengekspresikan T nyeri timbul setiap
nyeri saat
11. Ajarkan penggunaan TTV
teknik non farmakologi TD :160/100 mmHg
: teknik relaksasi suhu :36 dc
progresif nadi :90/menit
12. Berikan analgetik pernafasan :20/
sesuai anjuran menit
13. Tentukan lokasi, A
karakteristik, kualitas Masalah belum teratasi
dan derajat nyeri P
sebelum pemberian Lanjutkan intervensi
obat
14. Cek instruksi dokter
tentang jenis, obat,
dosis dan frekuensi
24 november 2021 S
15. Kaji nyeri secara Klien mengatakan
komprehensif meliputi kepala terasa nyeri
lokasi, karakteristik, namun sudah mulai bisa
durasi, frekuensi, mengontrol nyeri
kualitas, intensitas O
16. Observasi reaki Pengkajian nyeri
nonverbal dan P nyeri timbul setiap
ketidaknyamanan saat
17. Gunakan komunikasi Q nyeri seperti tertusuk
terapeutik agar klien R nyeri hanya didaerah
dapat mengekspresikan kepala
nyeri S skala nyeri 3
18. Ajarkan penggunaan T nyeri timbul setiap
teknik non farmakologi saat
: teknik relaksasi TTV
progresif TD :160/100 mmHg
19. Berikan analgetik suhu :37 dc
sesuai anjuran nadi :90/menit
20. Tentukan lokasi, pernafasan :20/
karakteristik, kualitas menit
dan derajat nyeri A
sebelum pemberian Masalah teratasi
obat sebagian
21. Cek instruksi dokter P
tentang jenis, obat, Intervensi dihentikan
dosis dan frekuensi
2. Gangguan pola 22November 2021 S
tidur berhubungan 1. Ciptakan suasana Pasien mengatakan
dengan kurangnya lingkungan yang susah tidur dan hanya
kontrol tidur tenang dan nyaman tidur 1 – 2 jam
2. Beri kesempatan klien O
untuk istirahat/tidur Pasien terlihat pucat dan
3. Evaluasi tingkat stress pasien tidur 1 – 2 jam
4. Monitor keluhan nyeri A
kepala Masalah belum teratasi
5. Lengkapi jadwal tidur P
secara teratur Lanjutkan intervensi
23 November 2021 S
9. Ciptakan suasana Pasien mengatakan
lingkungan yang susah tidur dan hanya
tenang dan nyaman tidur 1 – 2 jam
10. Beri kesempatan klien O
untuk istirahat/tidur Pasien terlihat pucat dan
11. Evaluasi tingkat stress pasien tidur 1 – 2 jam
12. Monitor keluhan nyeri A
kepala Masalah belum teratasi
13. Lengkapi jadwal tidur P
secara teratur Lanjutkan intervensi
24 November 2021 S
14. Ciptakan suasana Pasien mengatakan
lingkungan yang susah tidur namun
tenang dan nyaman sekarang sudah mulai
15. Beri kesempatan klien bisa tidur nyenyak, tidur
untuk istirahat/tidur 3 - 4 jam
16. Evaluasi tingkat stress O
17. Monitor keluhan nyeri Pasien terlihat sudah
kepala lebih segar dan pasien
18. Lengkapi jadwal tidur tidur 3 - 4 jam
secara teratur A
Masalah teratasi
sebagian
P
Intervensi dihentikan
3. Defisit 22 November 2021 S
pengetahuan 7. mengkaji tingkat pasien mengatakan
pengetahuan pasien sudah paham tentang
mengenai proses apa yang dijelaskan
penyakit, tentang penyebab terjadi
8. menjelaskan penyebab hipertensi dan cara
penyakit hipertensi, penanganannya.
9. menjelaskan tanda dan O
gejala hipertensi, pasien nampak belum
10. menjelaskan cara mengerti dengan apa
pencegahan dan yang dijelaskan
penanganan hipertensi. A
masalah belum teratasi
Ps
Intervensi dilanjutkan.
23 November 2021 S
1. mengkaji tingkat pasien mengatakan
pengetahuan pasien sudah paham tentang
mengenai proses apa yang dijelaskan
penyakit, tentang penyebab terjadi
2. menjelaskan penyebab hipertensi dan cara
penyakit hipertensi, penanganannya.
3. menjelaskan tanda dan O
gejala hipertensi, pasien nampak belum
4. menjelaskan cara mengerti dengan apa
pencegahan dan yang dijelaskan
penanganan hipertensi. A
masalah belum teratasi
Ps
Intervensi dilanjutkan.
24 November 2021 S
1. mengkaji tingkat pasien mengatakan
pengetahuan pasien sudah paham tentang
mengenai proses apa yang dijelaskan
penyakit, tentang penyebab terjadi
2. menjelaskan penyebab hipertensi dan cara
penyakit hipertensi, penanganannya.
3. menjelaskan tanda dan O
gejala hipertensi, pasien sudah mulai
4. menjelaskan cara memahami ditandai
pencegahan dan dengan bisa mengulang
penanganan hipertensi. apa yang telah
disampaikan
A
masalah teratasi
sebagian
Ps
Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Mulyani. Sakinah Siwi. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN


HIPERTENSI DI PANTI TRESNA WERDHA NIRWANA PURI SAMARINDA. Diakses pada
24 November 2021 http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/300/1/Untitled.pdf 
Nanda NIC NOC. (2015). Diagnosis DefinisidanKlasifikasi. PenerbitBuku Kedokteran:
EGC
Redaksi Agromedia. (2009) Solusi Sehat mengatasi hipertensi. Jakarta :
AgromediaPustaka
SDKI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Definisi dan Indikator Diagnostik.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI 
Smeltzer C Suzanne & Bare G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ed.8 vol 3.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran : EGC
Aspiani Yuli Reny. (2010). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai