Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn U DENGAN HALUSINASI

DI RUANG DEWANDARU RSDJ. DR. RM SOEDJARWADI

Disusun Oleh :

Fitriani Ekasusanti

P1337420119009

DIPLOMA III KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2022
A. PENGKAJIAN DATA DASAR
Pengkajian dilakukan pada tanggal 13 April 2022 pukul 17.00 WIB di ruang Dewandaru
RSDJ Dr. RM. Soedjarwadi
1. Identitas
a. Klien
Nama : Tn. U
Umur : 54
Nomor CM :17XXXX
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Buruh pabrik
Alamat : Klaten
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 3 April 2022
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. E
Alamat : Klaten
Hubungan dg klien : Saudara
2. Alasan Masuk
Klien dibawa ke RSDJ karena pada hari Sabtu, 2 April 2022 klien mengamuk dan
marah marah karena pembagian warisan dan memperjuangkan ibunya, klien pingsan
dan dibawa ke RSDJ
3. Faktor Predisposisi
a. Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
b. Klien tidak mendapatkan pengobatan karena tidak pernah mengalami gangguan
jiwa di masa lalu
c. Klien tidak memiliki trauma aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan
dalam keluarga maupun tindak criminal dll
d. Tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa
e. Klien tidak memiliki pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum: baik
b. Tanda Tanda Vital
1) TD :140/80 mmhg
2) N : 89 /menit
3) S : 36,6 C
4) Berat Badan (BB): 55 Kg
5) Tinggi Badan (TB): 170 cm
c. Keluhan fisik: tidak ada (Saat dilakukan pengkajian tidak ditemukan keluhan)
d. Pengkajian Fisik (head to toe)
1) Rambut: rambut tekstur kasar, warna rambut putih beruban, rambut tipis
2) Wajah: berbentuk oval, bentuk hidung simetris, gigi kurang bersih, bibir agak
pucat, tidak ada stomatitis
3) Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
4) Dada: bentuk dada simetris, tidak ada benjolan suara nafas vesikuler
5) Abdomen: bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan
6) Ekstremitas Atas: tidak ada kelainan
7) Ekstremitas Bawah: tidak ada kelainan
8) Integument: pasien mengatakan mandi 2x sehari menggunakan sabun,
shampoo dan sikat gigi setiap mandi, turgor kulit elastis.
5. Pengkajian Psikososial
a. Genogram

v
v
Perempuan meninggal laki laki meninggal
v

Perempuan laki laki

serumah

Klien adalah anak tunggal, sudah berkeluarga tinggal bersama istri dan dua
annaknya
b. Konsep diri
1) Gambaran diri: klien tidak mengalami cacat fisik
2) Identitas diri: klien berjenis kelamin laki laki, umur 54 tahun sudah menikah
dan mempunyai 2 orang anak, klien bekerja sebagai buruh pabrik
3) Peran: klien merupakan anak tunggal, sudah menjadi seorang suami dan ayah
dari dua orang anaknya
4) Ideal diri: klien mengatakan ingin segera keluar dari RS karena merindukan
keluarganya
5) Harga diri: klien puas menjadi seorang anak dari ibunya, menjadi suami bagi
istri dan ayah dari anak anaknya
c. Hubungan social
1) Orang yang berarti: klien mengatkan orang yang berarti dalam hidupnya
adalah keluarganya. Keluarga menurut klien adalah orang yang mengerti dan
memahami klien.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok: keluarga klien mengatakan klien tidak
atif dalam kelompok masyarakat, dalam kesehariannya klien melakukan
kegiatan rumah tangga seperti biasanya.
3) Hambatan dalam berhubungan: klien mengatakan dapat berhubungan dengan
orang lain
d. Spiritual
1) Nilai keyakinan dan spiritual: klien mengakui klien beragama islam dan selalu
menjalankan kewajibannya dalam beragama
2) Kegiatan ibadah: klien mengatakan selalu beribadah namun saat bulan
ramadhan ini klien tidak berpuasa
6. Status Mental
a. Penampilan umum: klien tampak berpakaian rapi, namun kerah baju tidak
terkancing dengan rambut pendek
b. Pembicaraan: Klien kooperatif berbicara dengan tempo cepat dengan intonasi
tinggi
c. Aktifitas motoric: klien tampak bersemangat, mengikuti kegiatan secara
keseluruhan, dan aktifitasnya tidak terganggu
d. Afek dan emosi
1) Afek: Afek tumpul, klien menjawab pertanyaan ketika diberi pertanyaan
2) Alam perasaan: klien merasa ingin cepat pulang karena merindukan keluarga
e. Interaksi selama wawancara
Selama dilakukan pengkajian dengan wawancara klien cukup kooperatif dalam
menjawab pertanyaan, selama wawancara kontak mata klien cukup baik
f. Persepsi sensori
1) Halusinasi, pendengaran
Isi : klien mendengar suara keluarganya seperti akan menjenguk
Waktu : saat klien sedang sendiri
Frekuensi : jarang (1 kali sehari)
Situasi : sepi
Respon : klien bahagia karena keluarganya akan menjenguk
2) Ilusi, klien tidak ada ilusi
g. Proses pikir
Sirkumtansial, klien berbicara terbelit belit namun sampai pada tujuan
h. Isi pikir
Ide yang terkait, klien yakin terhadap kejadian yang terjadi di lingkungan yang
bermakna dan terkait dengan dirinya
i. Tingkat kesadaran
Klien sadar penuh, klien tidak ada gangguan orientasi
j. Memori
Klien tidak ada gangguan memori, klien mampu mengingat kejadian di masa lalu
k. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berkonsentrasi dan berhitung
l. Kemampuan penilaian
Klien dapat membedakan hal yang baik dan buruk
m. Daya titik diri
Klien tidak mengingkari penyakit yang dideritanya, klien menerima dirinya
dirawat di RS, dan berterima kasihdengan keluarganya. Namun klien menganggap
apa yang telah dilakukan sebelumnya adalah benar

7. Kebutuhan Persiapan Pulang


a. Makan
Klien makan tiga kali sehari (pagi, siang, malam) yang telah disediakan RS
berupa nasi dan lauk pauk, klien menyukai makanan tersebut. Dengan tanpa
bantuan orang lain
b. Defekasi/ berkemih
Klien berkemih tanpa bantuan orang lain, di WC, dan dapat membersihkannya
kembali
Klien dapat membersihkan diri serta merapikan pakaian sendiri
c. Mandi
Klien mandi dua kali sehari, menyikat gigi, cuci rambut, gunting kuku
Klien tampak bersih dan tidak ada bau badan
d. Berpakaian
1) Klien dapat mengambil, memilih dan mengenakan pakaian serta alas kaki
sendiri
2) Klien berpenampilan rapi, baju dan tatanan rambut rapi
3) Klien berganti pakaian sekali sehari yaitu dipagi hari
4) Klien dapat mengambil, memilih dan mengenakan pakaian sendiri
e. Istirahat dan tidur
Klien tidur siang 1- 2 jam, tidur malam 9-5. Klien bersih bersih sebelum tidur
f. Penggunaan obat
Klien mengkonsumsi obat oral
Risperidon 2 x 2 mg
Trixenidine 2 x 2 mg
Lorazetam 1 x 2 mg
g. Pemeliharaan kesehatan
Klin sebelumnya belum pernah dirawat di RS, namun
h. Aktifitas di dalam rumah
Klien didalam rumah beraktifitas pada umunya yaitu tidur, menonton dan
mengobrol bersama anggota keluarganya
i. Aktifitas diluar rumah
Klien bekerja di salah satu pabrik di daerahnya
j. Kemampuan klien dalam mengabil keputusan
Klien dapat mengambil keputusan
k. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi?
Klien menikmati saat bekerjanya
8. Mekanisme koping

No Adaptif Mal adaptif

Bicara dengan orang lain Minum alcohol

Mampu menyelesaikan masalah V Reaksi lambat/ berlebihan

V Teknik relaksasi Bekerja berlebihan

V Olahraga Menghindar

Lain lain Mencederai diri

9. Pengetahuan
Klien mengetahui penyakit yang dideritanya
10. Aspek medis
Diagnose medic : skizofrenia
Terapi medic : Risperidon 2 x 2 mg, Trixenidine 2 x 2 mg, Lorazetam 1 x 2 mg
Problem List

No Tanggal dan Data Masalah


Jam Keperawatan

1 13 Apri DS: Perubahan


2022, 17.00 sensori persepsi :
Klien mengatakan mendengar suara
Halusinasi
keluarganya

Isi : klien mendengar suara keluarganya


seperti akan menjenguk

Waktu : saat klien sedang sendiri

Frekuensi : jarang (1 kali sehari)

Situasi : saat klien sedang sendiri (sepi)

Respon : klien bahagia karena keluarganya


akan menjenguk

DO:

Klien tampak tersenyum dan bahagia karena


mengira keluarganya akan datang

2. 13 April DS: Resiko perilaku


2022, 17.00 kekerasan
Klien mengatakan sering marah marah

DO:

Klien terkadang menaikan nada suaranya,


wajah klien tampak tegang

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pohon masalah
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Perubahan persepsi sensori: halusinasi
(core problem)

Resiko perilaku kekerasan

2. Diagnose keperawatan
a. Perubahan sensori persepsi : Halusinasi
b. Resiko perilaku kekerasan
c. Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain
C. RENCANA KEPERAWATAN

NO Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional TTD


1. Gangguan Tujuan Setelah dilakukan SP 1 1. Mengenal perilaku pada Fitri
persepsi umum interaksi selama 1 kali 1. Mengobservasi tingkah laku saat halusinasi timbul
sensori : Klien mampu pertemuan terbina klien terkait dengan halusinya memudahkan perawat
Halusinasi mengontrol hubungan saling percaya 2. Membantu klien mengenal dalam melakukan
pendengaran halusinasinya dengan kriteria evaluasi : halusinya dengan cara: intervensi.
(D.0085) TUK I : Klien 1. Klien dapat a. Mendiskuksikan dengan 2. Dengan mengetahui
dapat menyebutkan waktu, klien tentang: waktu, isi dan frekuensi
mengenal isi dan frekuensi - Situasi yang munculnya halusinasi
halusinasi timbulnya halusinasi. menimbulkan atau mempermudah tindakan
2. Klien dapat tidak menimbulkan keperawatan yang akan
mengungkapkan halusinasinya dilakukan perawat.
perasaan terhadap - Waktu dan frekuensi 3. Mengenal halusinasi
halusinasinya. terjadinya memungkinkan klien
3. Klien dapat halusinasinya untuk menghindari
mengontrol b. Mendiskusikan dengan faktor timbulnya
halusinasinya dengan klien apa yang dirasakan halusinasi.
menghardik jika terjadi halusinasi 4. Upaya untuk memutus
(marah, takut, sedih, siklus halusinasi
tenang) beri kesempatan sehingga halusinasi tidak
mengungkapkan perasaan berlanjut.
3. Menjelaskan cara-cara
mengontrol halusinasinya
4. Mengajarkan pasien
mengontrol halusinasinya
dengan cara pertama yaitu
menghardik halusinasinya
1. Gangguan TUK II : Setelah dilakukan SP 2 1. Upaya untuk memutus
persepsi Klien dapat interaksi selama 1 kali 1. Identifikasi bersama klien siklus halusinasi
sensori : mengontrol pertemuan terbina tindakan yang dilakukan sehingga halusinasi tidak
Halusinasi halusinasinya. hubungan saling percaya jika terjadi halusinasi (tidur, berlanjut.
pendengaran dengan kriteria evaluasi : marah, menyibukkan diri 2. Reinforcement dapat
(D.0085) 1. Klien dapat sendiri dan lain-lain. mneingkatkan harga diri
menyebutkan 2. Diskusikan manfaat cara yang klien.
tindakan yang digunakan klien, jika 3. Stimulasi persepsi dapat
biasanya dilakukan bermanfaat beri pujian. mengurangi perubahan
untuk mengendalikan 3. Diskusikan cara baru untuk interprestasi realitas
halusinasinya. memutus/mengontrol akibat halusinasi.
2. Klien dapat timbulnya halusinasi dengan
menyebutkan cara menemui orang lain seperti
baru. perawat, teman atau anggota
3. Klien dapat keluarga yang lain untuk
mengontrol bercakap-cakap atau
halusinasinya dengan mengatakan halusinasi yang
bercakap-cakap didengar.
dengan
teman/perawat
1. Gangguan TUK III : Setelah dilakukan SP 3 1. Dengan menyebutkan
persepsi Klien dapat interaksi selama 1 kali 1. Diskusikan dengan klien dan dosis, frekuensi dan
sensori : memanfaatkan pertemuan terbina keluarga tentang dosis dan manfaat obat diharapkan
Halusinasi obat dengan hubungan saling percaya frekuensi serta manfaat klien melaksanakan
pendengaran baik. dengan kriteria evaluasi : minum obat. program pengobatan.
(D.0085) 1. Klien dan keluarga 2. Anjurkan klien minta sendiri 2. Menilai kemampuan
dapat menyebutkan obat pada perawat dan klien dalam
manfaat, dosis dan merasakan manfaatnya. pengobatannya sendiri.
efek samping obat. 3. Anjurkan klien untuk bicara 3. Dengan mengetahui efek
2. Klien dapat dengan dokter tentang mafaat samping klien akan tahu
mendemonstrasikan dan efek samping obat yang apa yang harus
penggunaan obat dirasakan. dilakukan setelah minum
dengan benar. 4. Diskusikan akibat berhenti obat.
3. Klien mendapat minum obat tanpa konsultasi 4. Program pengobatan
informasi tentang efek dengan dokter. dapat berjalan dengan
dan efek samping 5. Bantu klien menggunakan lancar.
obat. obat dengan prinsip 5 benar 5. Dengan mengetahui
4. Klien dapat (benar dosis, benar obat, benar prinsip penggunaan obat,
memahami akibat waktunya, benar caranya, maka kemandirian klien
berhenti minum obat benar pasiennya). untuk pengobatan dapat
tanpa konsutasi. ditingkatkan secara
5. Klien dapat bertahap
menyebutkan prinsip
5 benar penggunaan
obat.

1. Gangguan TUK IV Setelah dilakukan SP 4 1. Hubungan saling percaya


persepsi Klien dapat interaksi selama 1 kali 1. Membina hubungan saling merupakan dasar untuk
sensori : dukungan dari pertemuan terbina percaya dengan memperlancar hubungan
Halusinasi keluarga hubungan saling percaya menyebutkan nama, interaksi selanjutnya.
pendengaran dalam dengan kriteria evaluasi : tujuanpertemuan dengan 2. Untuk mengetahui
(D.0085) mengontrol 1. Keluarga dapat saling sopan dan ramah. pengetahuan keluarga
halusinasinya. percaya dengan 2. Anjurkan klien menceritakan tentang halusinasi dan
perawat. halusinasinya kepada menambah pengetahuan
2. Keluarga dapat keluarga. keluarga cara merawat
menyebutkan 3. Untuk mendapatkan bantuan anggota keluarga yang
pengertian, tanda dan keluarga dalam mengontrol mempunyai masalah
tindakan untuk halusinasinya. halusinasi.
mengendalikan 4. Diskusikan halusinasinya pada
halusinasi. saat berkunjung tentang
Gejala halusinasi yang dialami
klien, cara yang dapat
dilakukan klien dan keluarga
untuk memutus halusinasi,
cara merawat anggota
keluarga yang berhalusinasi di
rumah, misalnya :
berikegiatan, jangan biarkan
sendiri, makan bersama,
bepergian bersama.

2. Resiko TUM : Setelah dilakukan satu SP 1 : 1. Membina hubungan Fitri


Perilaku Klien dapat kali interaksi, diharapkan 1. Membina hubungan saling saling percaya akan
Kekerasan mengontrol klien mampu mengontrol percaya menimbulkan
perilaku resiko perilaku kekerasan 2. Mengidentifikasi penyebab kepercayaan klien pada
kekerasan dengan baik dengan marah perawat
TUK 1 : kriteria hasil : 3. Mengidentifikasi tanda dan 2. Melatih klien berbicara
1. Klien dapat 1. Klien dapat membina gejala yang dirasakan dengan baik
mengetahui hubungan saling 4. Mengidentifikasi perilaku 3. Melatih klien untuk
faktor percaya. kekerasan yang dilakukan fokus pada tujuan
penyebab 2. Klien dapat 5. Mengidentifikasi akibat dari permasalahan yang akan
marahnya mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dibicarakan
2. Klien penyebab perilaku dilakukan 4. Melatih klien untuk
mampu kekerasan yang 6. Mengajarkan cara disiplin dan menepati
mengendali dilakukannya. mengendalikan perilaku janji sesuai dengan
kan 3. Klien dapat kekerasan dengan cara fisik kontrak yag telah
perilaku mengidentifikasi pertama (Latihan nafas dalam) disepakati
kekerasan tanda-tanda perilaku 5. Melatih klien dalam
dengan kekerasan mengidentifikasi
latihan 4. Klien dapat perasaan yang sedang
nafas mengidentifikasi jenis dialami
dalam perilaku kekerasan 6. Melatih klien dalam
yang pernah mengidentifikasi
dilakukan penyebab perilaku
5. Klien dapat kekerasan
menyebutkan akibat
dari perilaku
kekerasan
6. Klien dapat
mengendalikan
perilaku kerasan
secara fisik pertama
(Tarik nafas dalam)
2. Resiko TUK 2 : Setelah dilakukan satu SP 2 : Membantu klien dalam Fitri
Perilaku Klien dapat kali interaksi, diharapkan 1. Membantu klien latihan menyalurkan energinya
Kekerasan mengendalika klien mampu mengontrol mengendalikan perilaku sehingga tersalurkan secara
n perilaku resiko perilaku kekerasan kekerasan dengan cara fisik ke positif
kerasan secara dengan baik dengan dua (evaluasi latihan nafas
fisik dengan kriteria hasil : dalam, latihan mengendalikan
cara kedua 1. Klien dapat perilaku kekerasan dengan
yaitu memukul mengendalikan cara fisik ke dua : pukul kasur
kasur dan perilaku kerasan dan bantal),
bantal secara fisik dengan 2. Menyusun jadwal kegiatan
cara kedua yaitu harian cara ke dua.
memukul kasur dan
bantal
2. Tersusun jadwal
kegiatan harian cara
kedua
2. Resiko TUK 3 : Setelah dilakukan satu SP 3 : Membantu klien dalam Fitri
Perilaku Klien dapat kali interaksi, diharapkan 1. Membantu pasien latihan menyalurkan energinya
Kekerasan mengendalika klien mampu mengontrol mengendalikan perilaku sehingga tersalurkan secara
n perilaku resiko perilaku kekerasan kekerasan secara sosial/verbal positif
kerasan secara dengan baik dengan (evaluasi jadwal harian
fisik dengan kriteria hasil : tentang dua cara fisik
cara ketiga 1. Klien dapat mengendalikan perilaku
yaitu mengendalikan kekerasan, latihan
mengungkapk perilaku dengan mengungkapkan rasa marah
an rasa marah mengungkapkan secara verbal ( menolak
secara verbal: secara verbal dengan baik, meminta dengan
menolak 2. Klien berbicara baik, mengungkapkan
dengan baik, lembut perasaan dengan baik)
meminta 2. Susun jadwal latihan
dengan baik, mengungkapkan marah secara
mengungkapk verbal)
an perasaan
dengan baik.
2. Resiko TUK 4 : Setelah dilakukan satu SP 4 : Membantu klien dalam Fitri
Perilaku kali interaksi, diharapkan 1. Bantu klien latihan menyalurkan energinya
1. Klien
Kekerasan klien mampu mengontrol mengendalikan perilaku sehingga tersalurkan secara
dapat
resiko perilaku kekerasan kekerasan secara spiritual positif
mencegah
dengan baik dengan (diskusikan hasil latihan
atau
kriteria hasil : mengendalikan perilaku
mengendal
1. Klien dapat kekerasan secara fisik dan
ikan PK
mengendalikan sosial/verbal, latihan beribadah
nya secara
perilaku dengan dan berdoa
spiritual
spritiual 2. Buat jadwal latihan ibadah/
2. Klien menunjukkan berdoa)
sikap tenang

2. Resiko TUK 5 : Setelah dilakukan satu SP 5 : Membantu klien dalam Fitri


Perilaku kali interaksi, diharapkan menyalurkan energinya
Pasien dapat 1. Membantu klien latihan
Kekerasan klien mampu mengontrol sehingga tersalurkan secara
mencegah/ mengendalikan PK dengan
resiko perilaku kekerasan positif
mengendalika obat ( bantu pasien minum
dengan baik dengan
n PKnya obat secara teratur dengan
kriteria hasil :
dengan terapi prinsip 5 benar ( benar pasien,
1. Klien dapat
psikofarmaka benar nama obat, benar cara
meyebutkan obat-
minum obat, benar waktu dan
batan yang
benar dosis obat) disertai
diminum dan
penjelasan guna minum obat
kegunaannya
dan akibat berhenti minum
2. Klien dapat minum
obat,
obat sesuai dengan
2. Susun jadwal minum obat
program pengobatan
secara teratur)

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Tgl/ Jam Diagnosa Implementasi Respon TTD

1. 13 April Gangguan persepsi 1. Mengobservasi tingkah laku klien DS:


2022/ 17.00 sensori : Halusinasi terkait dengan halusinya 1. Klien mengatakan mendengar suara
pendengaran 2. Membantu klien mengenal 2. Klien mengatakan halusinasinya berisi
(D.0085) halusinya dengan cara: suara keluarganya seperti akan
3. Mendiskuksikan dengan klien menjenguk
tentang: 3. Klien mendengar suara tersebut saat
 Situasi yang menimbulkan sedang sendiri dan situasi sepi, frekuensi
atau tidak menimbulkan jarang satu kali sehari
halusinasinya 4. Respon klien senang karena mengira
 Waktu dan frekuensi keluarganya akan menjenguk
terjadinya halusinasinya 5. Klien mengatakan dapat menolak suara
4. Mendiskusikan dengan klien apa tersebut (menghardik)
yang dirasakan jika terjadi
DO:
halusinasi (marah, takut, sedih,
1. Klien mampu mengenal halusinasinya
tenang) beri kesempatan
2. Klien mampu menolak halusinasinya
mengungkapkan perasaan
dengan menghardik
5. Menjelaskan cara-cara
mengontrol halusinasinya
6. Mengajarkan pasien mengontrol
halusinasinya dengan cara
pertama yaitu menghardik
halusinasinya
2. 14 April Gangguan persepsi 1. Identifikasi bersama klien DS:
2022/ 10.00 sensori : Halusinasi tindakan yang dilakukan jika 1. Klien mengatakan hari ini tidak
pendengaran terjadi halusinasi (tidur, marah, mendengar suara lagi
(D.0085) menyibukkan diri sendiri dan
DO:
lain-lain.
2. Diskusikan manfaat cara yang 1. Klien mampu mengenal halusinasinya

digunakan klien, jika bermanfaat 2. Klien mampu menolak halusinasinya

beri pujian. dengan menghardik

3. Diskusikan cara baru untuk


memutus/mengontrol timbulnya
halusinasi dengan menemui orang
lain seperti perawat, teman atau
anggota keluarga yang lain untuk
bercakap-cakap atau mengatakan
halusinasi yang didengar.
3. 15 April Gangguan persepsi 1. Identifikasi bersama klien DS:
2022/ 10.00 sensori : Halusinasi tindakan yang dilakukan jika 1. Klien mengatakan hari ini tidak
pendengaran terjadi halusinasi (tidur, marah, mendengar suara lagi
(D.0085) menyibukkan diri sendiri dan 2. Klien mengatakan lebih suka
lain-lain. menghardik halusinasi
2. Diskusikan manfaat cara yang
DO:
digunakan klien, jika bermanfaat
beri pujian. 1. Klien mampu mengenal halusinasinya
2. Klien mampu menolak halusinasinya
3. Diskusikan cara baru untuk dengan menghardik ketika datang
memutus/mengontrol timbulnya 3. Klien mampu bercakap cakap dengan
halusinasi dengan menemui orang orang lain
lain seperti perawat, teman atau
anggota keluarga yang lain untuk
bercakap-cakap atau mengatakan
halusinasi yang didengar.
4. 16 April Gangguan persepsi 1. Diskusikan dengan klien dan DS:
2022/ 17.00 sensori : Halusinasi keluarga tentang dosis dan 1. Klien mengatakan hari ini tidak
pendengaran frekuensi serta manfaat minum mendengar suara lagi
(D.0085) obat. 2. Klien mengatakan lebih suka
2. Anjurkan klien minta sendiri menghardik halusinasi
obat pada perawat dan 3. Klien mengatakan rutin meminum obat
merasakan manfaatnya. yang diberikan perawat
3. Anjurkan klien untuk bicara
DO:
dengan dokter tentang mafaat dan
efek samping obat yang 1. Klien mampu mengenal halusinasinya

dirasakan. 2. Klien mampu menolak halusinasinya

4. Diskusikan akibat berhenti minum dengan menghardik ketika datang

obat tanpa konsultasi dengan


dokter.
5. Bantu klien menggunakan obat
dengan prinsip 5 benar (benar
dosis, benar obat, benar
waktunya, benar caranya, benar
pasiennya).

5. 13 April Resiko perilaku 1. Membina hubungan saling DS:


2022/ 17.00 kekerasan percaya 1. Klien mengatakan dirinya merasa
2. Mengidentifikasi penyebab marah jengkel/ ingin marah ketika ada orang
3. Mengidentifikasi tanda dan gejala yang ingin menjahati keluaraganya
yang dirasakan 2. Klien mengatakan jika ia merasa jengkel
4. Mengidentifikasi perilaku rasanya ingin berteriak tidak bisa
kekerasan yang dilakukan mengontrol emosinya\
5. Mengidentifikasi akibat dari 3. Klien mengatakan di RS sudah tidak
perilaku kekerasan yang marah marah lagi
dilakukan
DO:
6. Mengajarkan cara mengendalikan
perilaku kekerasan dengan cara 1. Klien tampak tenang

fisik pertama (Latihan nafas 2. Ketika diajak berbicara terkadang klien

dalam) menaikan nada suaranya ketika


mengungkin masalah keluarganya
3. Klien kooperatif dan mau diajak
berkomunikasi dan diajarkan latihan
nafas dalam

6. 14 april Resiko perilaku 1. Membantu klien latihan DS:


2022/ 10.00 kekerasan mengendalikan perilaku 1. Klien mengatakan dirinya merasa
kekerasan dengan cara fisik ke jengkel/ ingin marah ketika ada orang
dua (evaluasi latihan nafas dalam, yang ingin menjahati keluaraganya
latihan mengendalikan perilaku 2. Klien mengatakan jika ia merasa jengkel
kekerasan dengan cara fisik ke rasanya ingin berteriak tidak bisa
dua : pukul kasur dan bantal), mengontrol emosinya
2. Menyusun jadwal kegiatan harian 3. Klien mengatakan di RS sudah tidak
cara ke dua marah marah lagi
4. Klien mengatakan hanya anak
perempuannya yang bisa mengendalikan
emosinya

DO:

1. Klien tampak tenang


2. Ketika diajak berbicara terkadang klien
menaikan nada suaranya ketika
mengungkin masalah keluarganya
3. Klien kooperatif dan mau diajak
berkomunikasi dan diajarkan latihan
4. Klien dapat mempraktekkan nafas dalam
namun perlu diingatkan kembali

7. 15 april Resiko perilaku 1. Membantu klien latihan DS:


2022/ 10.00 kekerasan mengendalikan perilaku 1. Klien mengatakan di RS sudah tidak
kekerasan dengan cara fisik ke marah marah lagi
dua (evaluasi latihan nafas dalam, 2. Klien mengatakan hanya anak
latihan mengendalikan perilaku perempuannya yang bisa mengendalikan
kekerasan dengan cara fisik ke emosinya
dua : pukul kasur dan bantal),
DO:
2. Menyusun jadwal kegiatan harian
cara ke dua 1. Klien tampak tenang
2. Ketika diajak berbicara terkadang klien
menaikan nada suaranya ketika
mengungkin masalah keluarganya
3. Klien kooperatif dan mau diajak
berkomunikasi dan diajarkan latihan
4. Klien dapat mempraktekkan nafas dalam
namun perlu diingatkan kembali

8. 16 April Resiko perilaku 1. Membantu klien latihan DS:


2022/ 17.00 kekerasan mengendalikan perilaku 1. Klien mengatakan di RS sudah tidak
kekerasan dengan cara fisik ke marah marah lagi
dua (evaluasi latihan nafas dalam, 2. Klien mengatakan hanya anak
latihan mengendalikan perilaku perempuannya yang bisa mengendalikan
kekerasan dengan cara fisik ke emosinya
dua : pukul kasur dan bantal), 3. Klien mengatakan belum mencoba
2. Menyusun jadwal kegiatan harian mengendalikan perilaku kekerasan
cara ke dua dengan cara yang kedua yaitu pukul
kasue dan bantal

DO:

1. Klien tampak tenang


2. Ketika diajak berbicara terkadang klien
menaikan nada suaranya ketika
mengungkin masalah keluarganya
3. Klien kooperatif dan mau diajak
berkomunikasi dan diajarkan latihan
4. Klien dapat mempraktekkan nafas dalam
namun perlu diingatkan kembali

E. EVALUASI KEPERAWATAN

No Tgl/ Jam Diagnosa Implementasi Respon TTD

1. 13 April Gangguan persepsi 1. Mengobservasi tingkah laku klien S: Fitri


2022/ 17.00 sensori : Halusinasi terkait dengan halusinya 1. Klien mengatakan mendengar suara
pendengaran 2. Membantu klien mengenal 2. Klien mengatakan halusinasinya berisi
(D.0085) halusinya dengan cara: suara keluarganya seperti akan
3. Mendiskuksikan dengan klien menjenguk
tentang: 3. Klien mendengar suara tersebut saat
 Situasi yang menimbulkan sedang sendiri dan situasi sepi, frekuensi
atau tidak menimbulkan jarang satu kali sehari
halusinasinya 4. Respon klien senang karena mengira
 Waktu dan frekuensi keluarganya akan menjenguk
terjadinya halusinasinya 5. Klien mengatakan dapat menolak suara
4. Mendiskusikan dengan klien apa tersebut (menghardik)
yang dirasakan jika terjadi
O:
halusinasi (marah, takut, sedih,
1. Klien mampu mengenal halusinasinya
tenang) beri kesempatan
2. Klien mampu menolak halusinasinya
mengungkapkan perasaan
dengan menghardik
5. Menjelaskan cara-cara
mengontrol halusinasinya A:
6. Mengajarkan pasien mengontrol
Masalah belum teratasi
halusinasinya dengan cara
pertama yaitu menghardik P:
halusinasinya Lanjutkan intervensi (SP 2)

2. 14 April Gangguan persepsi 1. Identifikasi bersama klien S:


2022/ 10.00 sensori : Halusinasi tindakan yang dilakukan jika 2. Klien mengatakan hari ini tidak
pendengaran terjadi halusinasi (tidur, marah, mendengar suara lagi
(D.0085) menyibukkan diri sendiri dan
O:
lain-lain.
2. Diskusikan manfaat cara yang 3. Klien mampu mengenal halusinasinya

digunakan klien, jika bermanfaat 4. Klien mampu menolak halusinasinya

beri pujian. dengan menghardik

3. Diskusikan cara baru


untuk A:
memutus/mengontrol timbulnya
Masalah belum teratasi
halusinasi dengan menemui orang
lain seperti perawat, teman atau P:
anggota keluarga yang lain untuk
Lanjutkan intervensi (SP 2)
bercakap-cakap atau mengatakan
halusinasi yang didengar.
3. 15 April Gangguan persepsi 4. Identifikasi bersama klien S:
2022/ 10.00 sensori : Halusinasi tindakan yang dilakukan jika 3. Klien mengatakan hari ini tidak
pendengaran terjadi halusinasi (tidur, marah, mendengar suara lagi
(D.0085) menyibukkan diri sendiri dan 4. Klien mengatakan lebih suka
lain-lain. menghardik halusinasi
5. Diskusikan manfaat cara yang
O:
digunakan klien, jika bermanfaat
beri pujian. 4. Klien mampu mengenal halusinasinya

6. Diskusikan cara baru untuk 5. Klien mampu menolak halusinasinya


memutus/mengontrol timbulnya dengan menghardik ketika datang
halusinasi dengan menemui orang 6. Klien mampu bercakap cakap dengan
lain seperti perawat, teman atau orang lain
anggota keluarga yang lain untuk
A:
bercakap-cakap atau mengatakan
halusinasi yang didengar. Masalah belum teratasi

P:

Lanjutkan intervensi (SP 3)

4. 16 April Gangguan persepsi 6. Diskusikan dengan klien dan S:


2022/ 17.00 sensori : Halusinasi keluarga tentang dosis dan 4. Klien mengatakan hari ini tidak
pendengaran frekuensi serta manfaat minum mendengar suara lagi
(D.0085) obat. 5. Klien mengatakan lebih suka
7. Anjurkan klien minta sendiri menghardik halusinasi
obat pada perawat dan 6. Klien mengatakan rutin meminum obat
merasakan manfaatnya. yang diberikan perawat
8. Anjurkan klien untuk bicara
O:
dengan dokter tentang mafaat dan
efek samping obat yang 7. Klien mampu mengenal halusinasinya

dirasakan. 8. Klien mampu menolak halusinasinya

9. Diskusikan akibat berhenti minum dengan menghardik ketika datang

obat tanpa konsultasi dengan 9. Klien belum memahami SP 3


dokter. A:
10. Bantu klien menggunakan obat
Masalah belum teratasi
dengan prinsip 5 benar (benar
dosis, benar obat, benar P:
waktunya, benar caranya, benar Lanjutkan intervensi (SP 3)
pasiennya).

5. 13 April Resiko perilaku 3. Membina hubungan saling S: Fitri


2022/ 17.00 kekerasan percaya 4. Klien mengatakan dirinya merasa
4. Mengidentifikasi penyebab marah jengkel/ ingin marah ketika ada orang
10. Mengidentifikasi tanda dan gejala yang ingin menjahati keluaraganya
yang dirasakan 5. Klien mengatakan jika ia merasa jengkel
11. Mengidentifikasi perilaku rasanya ingin berteriak tidak bisa
kekerasan yang dilakukan mengontrol emosinya\
12. Mengidentifikasi akibat dari 6. Klien mengatakan di RS sudah tidak
perilaku kekerasan yang marah marah lagi
dilakukan
O:
13. Mengajarkan cara mengendalikan
perilaku kekerasan dengan cara 4. Klien tampak tenang

fisik pertama (Latihan nafas 5. Ketika diajak berbicara terkadang klien

dalam) menaikan nada suaranya ketika


mengungkin masalah keluarganya
6. Klien kooperatif dan mau diajak
berkomunikasi dan diajarkan latihan
nafas dalam

A:

Masalah belum teratasi

P:

Lanjutkan intervensi (SP 2)

6. 14 april Resiko perilaku 3. Membantu klien latihan S:


2022/ 10.00 kekerasan mengendalikan perilaku 5. Klien mengatakan dirinya merasa
kekerasan dengan cara fisik ke jengkel/ ingin marah ketika ada orang
dua (evaluasi latihan nafas dalam, yang ingin menjahati keluaraganya
latihan mengendalikan perilaku 6. Klien mengatakan jika ia merasa jengkel
kekerasan dengan cara fisik ke rasanya ingin berteriak tidak bisa
dua : pukul kasur dan bantal), mengontrol emosinya
4. Menyusun jadwal kegiatan harian 7. Klien mengatakan di RS sudah tidak
cara ke dua marah marah lagi
8. Klien mengatakan hanya anak
perempuannya yang bisa mengendalikan
emosinya

O:
5. Klien tampak tenang
6. Ketika diajak berbicara terkadang klien
menaikan nada suaranya ketika
mengungkin masalah keluarganya
7. Klien kooperatif dan mau diajak
berkomunikasi dan diajarkan latihan
8. Klien dapat mempraktekkan nafas dalam
namun perlu diingatkan kembali

A:

Masalah belum teratasi

P:

Lanjutkan intervensi (SP 2)

7. 15 april Resiko perilaku 3. Membantu klien latihan S:


2022/ 10.00 kekerasan mengendalikan perilaku 3. Klien mengatakan di RS sudah tidak
kekerasan dengan cara fisik ke marah marah lagi
dua (evaluasi latihan nafas dalam, 4. Klien mengatakan hanya anak
latihan mengendalikan perilaku perempuannya yang bisa mengendalikan
kekerasan dengan cara fisik ke emosinya
dua : pukul kasur dan bantal),
O:
4. Menyusun jadwal kegiatan harian
cara ke dua 5. Klien tampak tenang
6. Ketika diajak berbicara terkadang klien
menaikan nada suaranya ketika
mengungkin masalah keluarganya
7. Klien kooperatif dan mau diajak
berkomunikasi dan diajarkan latihan
8. Klien dapat mempraktekkan nafas dalam
namun perlu diingatkan kembali
9. Klien belom mencoba mengendalikan
perilaku kekerasan dengan fisik

A:

Masalah belum teratasi

P:

Lanjutkan intervensi (SP 3)

8. 16 April Resiko perilaku 3. Membantu klien latihan S:


2022/ 17.00 kekerasan mengendalikan perilaku 4. Klien mengatakan di RS sudah tidak
kekerasan dengan cara fisik ke marah marah lagi
dua (evaluasi latihan nafas dalam, 5. Klien mengatakan hanya anak
latihan mengendalikan perilaku perempuannya yang bisa mengendalikan
kekerasan dengan cara fisik ke emosinya
dua : pukul kasur dan bantal), 6. Klien mengatakan belum mencoba
4. Menyusun jadwal kegiatan harian mengendalikan perilaku kekerasan
cara ke dua dengan cara yang kedua yaitu pukul
kasue dan bantal

O:

5. Klien tampak tenang


6. Ketika diajak berbicara terkadang klien
menaikan nada suaranya ketika
mengungkin masalah keluarganya
7. Klien kooperatif dan mau diajak
berkomunikasi dan diajarkan latihan
8. Klien dapat mempraktekkan nafas dalam
namun perlu diingatkan kembali

A:

Masalah belum teratasi

P:

Lanjutkan intervensi (SP 3)

Anda mungkin juga menyukai