Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

“JURNAL REFLEKSI”

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak

Doson Pembimbing : Lucia Endang Hartati Yk, S.Kp, MN

Disusun Oleh :

Nama : Fitriani Ekasusanti

NIM : P1337420119009

Kelas : 2A1 Reguler

DIPLOMA III KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN 2020 / 2021


Pemberian Imunisasi Pada Usia Bayi dan Anak (How To Possition For Vaccination)

(https://youtu.be/jMUIKYYxwqc )

Deskripsi

Imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan karena pencegahan penyakit melalui
imunisasi cara perlindunngan terhadap infeksi yang paling efektif dan jauh murah dibandingkan
mengobati seseorang apabila jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Data terakhir WHO,
terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa tiap tahun akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi misalnya: batuk rejan 294.000 (20%), tetanus 198.000 (14%), campak 540.000
(38%), di Indonesia sendiri UNICEF mencatat sekitar 30.000 – 40.000 anak di Indonesia setiap
tahun meninggal karena serangan campak.

Posisi pemberian vaksin pada anak sangat bergantung dengan umur anak dan jenis vaksin itu
sendiri ada 5 klasifikasi posisi anak dalam pemberian vaksinasi.
 Posisi cuddle, posisi ini digunakan umur bayi berkisar 0-12 bulan. Posisi dilakukan
dengan cara anak dipangku/digendong oleh pengasuhnya serta dipengangi oleh pengasuh
dengan melingkarkan tangan di bawah kepala dan punggung bayi. Posisi bayi
dimirinngkan 450 dipangkuan pengasuh. Pengasuh memeluk bagian bahu bayi dan tubuh
bagian atas di dekatnya. Sedangkan tangan pengasuh lainnya memegangi kaki bayi.
 Posisi bed, posisi ini dilakukan pada bayi berusia 0-12 bulan, posisi ini dilakukan
dengan cara menidurkan bayi berbaring dan kaki telanjanng ke alas/kasur dengan
bantuan pengasuh beridiri di samping dan memegangi lengan bayi selain menenangkan
bayi juga menjaga anak untuk tidak melakukan tindakan yang terduga. Lalu beri bantalan
pada kaki bayi dan pastikan kaki bayi menerima vaksin dengan kaki sedikit ditekuk dan
pemberi vaksin menungkupkan tangan ke lutut bayi secara lembut.
 Posisi upright, posisi ini dilakukan pada bayi 0-12 bulan, posisi ini dilakukan dengan
cara memosikan anak duduk dan kemudian dipangku oleh pengasuh dengan menghadap
ke luar pengasuh (tidak berhadap-hadapan) dan pengasuh tetap memegangi anak di
bagian dada dan lengan bayi menggunakan satu tangan dan tangan lainnya untuk
memegangi lutut dengan lembut..
 Posisi straddle, posisi ini dilakukan pada anak usia >12 bulan, posisi ini dilakukan
dengan cara memangku anak dengan posisi duduk dan saling berhadap-hadapan dengan
pengasuh seperti layaknya seseorang yang sedang berpelukan dengan kaki anak yang
mengangkangi tubuh pengasuh.
 Posisi independent, posisi ini dilakukan pada anak usia remaja, posisi ini bisa dilakukan
tanpa bantuan pengasuh sekalipun, anak dapat menerima vaksin dan mampu mentolerir
nyeri yang diakibatkan vaksin.

Feeling

Dalam memberikan vaksinasi penulis belom pernah, namun pernah merasakan di


vaksin.didalam video tersebut bisa didapatkan bahwa posisi anak saat melakukan vaksin saat
berpengaruh untuk mengurangi rasa nyeri. Dengan adanya eye contact antara pengasuh dan
bayi akan membuat perhatiannya teralihkan dari pemberian vaksinasi itu sendiri, sehingga
dapat mengurangi nyeri sedikit akibat dari pemberian vaksin. Selain itu diperlukan
kerjasama antara pemberi vaksin dan pengasuh anak untuk menghindari tindakan anak yang
mengganggu jalannya vaksinasi. Untuk menentukan posisi anak saat vaksin perlu dilihat dari
berbagai aspek termasuk umur

Evaluasi

Setiap posisi dalam vansin memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing. Dalam video
tersebut juga masih ada beberapa kekurangan yaitu Pada tahap orientasi, perawat tidak
melakukan salam terapeutik dan memperkenalkan diri terlebih dahulu dalam hal ini sangat
perlu untuk membangun kepercayaan antara klien dan keluarga dengan perawat,
Selanjutnya, Perawat tidak melakukan kontrak waktu untuk tindakan, tidak menjelaskan
tindakan dan tujuan. Pada tahap evaluasi, Perawat tidak melakukan pengkajian respon klien
setelah tindakan. Hal ini penting dalam proses pendokumentasian. Setelah itu, perawat tidak
melakukan kontrak waktu pertemuan selanjutnya, karena penting bagi klien dan keluarga
untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Selanjutnya perawat tidak melakukan pemutusan
kontrak pertemuan dan salam terapeutik, karena dapat membangun hubungan saling percaya.
Pada tahap dokumentasi, Perawat tidak melakukan dokumentasi terkait jenis vaksin apa yang
digunakan, dosisnya, dan dilakukan secara apa.

Analysis

Dari 5 posisi dalam pemberian vaksinasi pada anak memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing dan dalam penentuannya posisi yang digunakan ada 2 yang mempengaruhi
yaitu usia anak dan jenis vaksin. Untuk usia anak 0-12 bulan ada 3 posisi yang bisa
dilakukan yaitu posisi cuddle, bed , dan upright. Untuk anak lebih dari 12 bulan bisa
dilakukan dengan posisi straddle, dan anak usia remaja bisa dilakukan dengan posisi
independent. Sedangkan jenis vaksin sangat berpengaruh dalam pemberian vaksinasi itu
akan dilakukan secara IM/ lainnya dan jenis vaksin yang akan diberikan.

Selain itu, manajemen nyeri sangat penting dilakukan bagi anak yang akan dilakukan
tindakan vaksinasi. Dengan mempertahankan eye contact antara anak dan pengasuh dapat
mengalihkan perhatian anak dari tindakan vaksinasi itu sendiri, sehingga dapat mengurangi
sedikit nyeri bagi anak. Jadi di sini diperlukan kedekatan antara pengasuh dan anak
diperlukan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan dan dapat mengalihkan perhatian anak
untuk mengurangi nyeri.

Dalam video tidak ada fase orientasi, evaluasi dan dokumentasi. Tahap orientasi penting
sekali dalam membangun kepercayaan antara klien dan pengasuh terhadap pemberi tindakan.
Selain bertujuan untuk membangun kepercayaan juga dapat mengurangi kecemasan klien
maupun keluarga ketika dilaksanakan tindakan. Tahap evaluasi sangat perlu dalam mengkaji
respon klien serta penentuan tindakan selanjutnya. Sedangkan tahap dokumentasi sangat
berarti dalam aspek etikolegal serta kebutuhan untuk administrasi.

Conclusion

Dalam penentuan posisi anak ketika pemberian vaksinasi bergantung pada usia dan jenis
vaksin yang akan diberikan. Kekurangan dari setiap posisi dapat diminimalisir dengan
kerjasama antara pengasuh dan pemberi tindakan dapat melakukan dengan baik, serta
kompetensi pemberi tindakan sangat diperlukan dalam pemberian vaksin dengan baik dan
benar serta memperhatikan aspek-aspek penting dalam pemberian vaksinasi salah satunya
yaitu aspek steril.

Dalam manajemen nyeri, kedekatan anak dan pengasuh sangat diperlukan untuk
mempertahankan eye contact yang dapat mengurangi sedikit nyeri yang ditimbulkan. Selain
itu adanya permainan yang disukai anak juga bermanfaat untuk mengalihkan perhatian anak
dari tindakan sekaligus memiliki bermanfaat pada aspek psikologis anak sehingga anak tidak
akan merasa takut ketika divaksin.
Kerjasama antara pemberi tindakan dan pengasuh dapat meningkatkan keamanan bagi anak
itu sendiri untuk menghindari cedera bagi anak maupun orang yang di sekitar. Kekurangan
prosedur terkait tahap orientasi, evaluasi, dan dokumentasi dapat diperbaiki kembali dalam
ke depannya.

Action Plan

Dalam pemberian vaksinasi bagi anak, beberapa aspek penting adalah aspek steril dan
keamanan bagi anak tetap harus diperhatikan. Posisi anak ketika dalam pemberian vaksinasi
disesuaikan dengan usia dan jenis vaksin serta kerjasama antara pemberi tindakan dan
pengasuh dapat dilakukan dengan adanya sosialisasi terlebih dahulu, serta untuk manajemen
nyeri bisa ditambahkan/disediakan permainan yang disukai anak karena dapat mengurangi
kecemasan pada pra tindakan, dan dapat mengurangi nyeri karena perhatian anak teralihkan
tidak hanya berfokus terhadap tindakan.

Memberikan Makan Atau Minum Melalui NGT Atau OTG

https://youtu.be/jID9578XCC8

Deskripsi

Intubasi nasogastrik (NGT) adalah prosedur di mana tabung plastik tipis dimasukkan ke dalam
lubang hidung, menuju esofagus, lalu masuk ke perut. Setelah selang NGT dipasang dan
diamankan dengan benar, perawat dapat memenuhi asupan nutrisi pasien melalui selang atau
tabung NG tersebut dengan menggunakan spuit 10cc sebagai penampung awalnya.

Tujuan pemasangan NGT adalah sebagai berikut :

 Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami kesulitan
menelan.
 Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar.
 Untuk melakukan bilas lambung pada pasien keracunan.
 Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau pendarahan
pada lambung.

Feeling
Saya belum pernah melakukan prosedur memberi makan atau minum melalui NGT, belum
pernah menyaksikan secara langsung dan belum pernah dilakukan. Setelah memonton video ini
saya memahami bagaimana prosedur memberikan makan atau minum menggunakan NGT
karena perawat sudah menjelaskannya dengan baik.

Evaluasi

Dalam video tersebut sudah sesuai dengan SOP, dan perawat sudah melakukannya sesuai
prosedur. Perawat sudah mencuci tangan dan sudah menjaga privasi klien, perawat sudah
melakukan tindakan urut, dan perawat sudah melakukan cuci tangan diakhir. Selanjutnya
perawat tidak melakukan pemutusan kontrak pertemuan dan salam terapeutik, karena dapat
membangun hubungan saling percaya. Pada tahap dokumentasi, Perawat tidak melakukan
dokumentasi terkait jenis vaksin apa yang digunakan, dosisnya, dan dilakukan secara apa.

Analysis

Dari video tersebut tindakan sudah dilakukan sesuai dengan prosedur, karena didalamnya sudah
mencakup seluruh tindakan yang perlu dilakukan. Dari video tersebut juga dapat ditarik bahwa
dalam memberikan pelayanan kepada pasien harus dengan baik agar menghindari kejadian yang
tidak diinginkan.

Conclusion

Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan perlu adanya kesiapan perawat sebelum
bertemu klien, perawat harus sudah memahami apa yang akan dilakukannya dan komunikasikan
dengan pasien atau keluarga.

Action plan

Tindakan yang dilakukan sudah cukup bagus namun sejalan berkembangnya waktu pasti harus
ada pembaruan dalam prosedur tersebut, akan tetapi sekarang masih bisa digunakan dengan
baik.

Perawatan Colostomy

(https://youtu.be/GhWcPWfP1ck)

Deskripsi
Perawatan kolostomi adalah prosedur yang umumnya dilakukan untukm e n g h e n t i k a n
i n f e k s i , m e n g a t a s i p e n y u m b a t a n , a t a u m e n c e g a h kerusakan lebih lanjut pada usus
besar. Dalam video ini dijelaskan bagaimana cara perawatan kolostomi dan prosedurnya dengan
lengkap dari awal hingga akhir.

Feelings

Saya belum pernah melakukan prosedur pemeriksaan kolostomi, belum pernah menyaksikan
secara langsung dan belum pernah dilakukan. Setelah memonton video ini saya memahami
bagaimana prosedur pemeriksaan kolostomi karena perawat sudah menjelaskannya dengan baik.

Evaluasi

Dalam video tersebut sudah bagus namun ada beberapa kekurangan yaitu salah satunya perawat
belom mengucapkan salam teraupetik, belum mengidentifikasi pasien, belum menjelaskan
tindakan, belum kontrak waktu. Selanjutnya perawat tidak melakukan pemutusan kontrak
pertemuan dan salam terapeutik, karena dapat membangun hubungan saling percaya. Pada tahap
dokumentasi, Perawat tidak melakukan dokumentasi terkait jenis vaksin apa yang digunakan,
dosisnya, dan dilakukan secara apa. Namun keseluruhan sudah sesuai dengan SOP

Analysis

Seperti yang sudah dijelaskan dalam paragraph diatas, di video ini masih ada beberapa
kekurangan. Namun setelah menonton video ini menjadikan saya dapat memahami karena
perawat menjelaskan dengan baik.

Conclusion

Dari masalah tersebut perawat harus lebih teliti lagi dalam melakukan prosedur untuk
menghindari kejadian yang tidak diinginkan dan dapat membuat cidera pasien.

Action plan

Tindakan yang dilakukan sudah cukup bagus namun sejalan berkembangnya waktu pasti harus
ada pembaruan dalam prosedur tersebut, akan tetapi sekarang masih bisa digunakan dengan
baik.

Pemberian Water Tepid Sponge


(https://youtu.be/6es3dANFLB0 )

Deskripsi

Water tepid sponge merupakan suatu tindakan kompres hangat dengan teknik seka diberikan
kepada pasien yang mengalami demam tinggi untuk menurunkan atau mengurangi suhu tubuh.
Dari video tersebut dijelaskan prosedur pemberian water terpid sponge. Terapi tepid sponge
memiliki tujuan sebagai berikut

 Memberikan pelepasan panas tubuh melalui cara evaporasi konveksi


 Memberikan efek vasodilatasi pada pembuluh darah
 Memberikan rasa nyaman pada anak

Feelings

Saya belum pernah melakukan prosedur Pemberian Water Tepid Sponge, belum pernah
menyaksikan secara langsung dan belum pernah dilakukan. Setelah memonton video ini saya
memahami bagaimana prosedur pemberian water tepid sponge karena perawat sudah
menjelaskannya dengan baik.

Evaluasi

Dalam video tersebut sudah bagus dan tindakan yang dilakukan oleh perawat sudah runtut dan
urut sesuai dengan standar operasional prosedur, namun perawat belom melakukan salam
teraupetik diawal, belom menjelaskan prosedur pelaksanaan, dan belom kontrak waktu dengan
pasien atau keluarga pasien. Selanjutnya perawat tidak melakukan pemutusan kontrak
pertemuan dan salam terapeutik, karena dapat membangun hubungan saling percaya. Pada tahap
dokumentasi, Perawat tidak melakukan dokumentasi terkait jenis vaksin apa yang digunakan,
dosisnya, dan dilakukan secara apa.

Analysis

Dalam video perawat sudah melakukan tindakan dengan baik namun perlu adanya ketelitian lagi
mengingat masih ada beberapa tindakan yang tidak dilakukan sebagaimana telah dijelaskan
dalam paragraph sebelumnya. Tindakan yang tidak dilakukan perawat justru adalah tindakan
awal yang penting juga, tidak seharusnya perawat melewati hal tersebut karena dengan
dipenuhinya semua tindakan menjadikan prosedur semakin baik dan lengkap.
Conclusion

Perawat lebih jeli lagi dan menghindari prosedur yang tidak dilakukan karena tujuannya agar
terhindar dari kejadian yang merugikan pasien, misal tidak mengecek gelangpasien yang berisi
nama dan ttd ditakutkan terjadi kekeliruan pasien sehingga hal hal kecil juga harus diperhatikan.

Action plan

Tindakan yang dilakukan sudah cukup bagus namun sejalan berkembangnya waktu pasti harus
ada pembaruan dalam prosedur tersebut, akan tetapi sekarang masih bisa digunakan dengan
baik.

Postural Drainage Pada Bayi dan Anak

(https://youtu.be/Eb23RDpDJKk)

Deskripsi

Postural Drainage adalah memposisikan bayi/anak pada posisi tertentu untuk membantu
menyalurkan secret / dahak. Apabila bayi masih sangat kecil, posisi postural drainage dapat
dilakukan dengan meletakkan bayi di pangkuan ibu yang merupakan tempat yang nyaman buat
bayi. Tujuan utama dari terapi ini adalah membersihkan saluran pernapasan dari mukus dengan
mengandalkan efek dari gaya gravitasi. PD juga termasuk tindakan perkusi, vibrasi, dan batuk
efektif. Dalam video tersebut menjelaskan bagaimana cara postural drainage pada anak.

Feelings

Saya belum pernah melakukan prosedur Postural Drainage Pada Bayi dan Anak, belum pernah
menyaksikan secara langsung dan belum pernah dilakukan. Setelah memonton video ini saya
memahami bagaimana prosedur Postural Drainage Pada Bayi dan Anak karena perawat sudah
menjelaskannya dengan baik.

Evaluasi

Dalam video tersebut sudah bagus namun ada beberapa hal yang masih kurang atau perlu
ditambahkan lagi agar menjadi video yang lengkap dan bagus yaitu salah satunya perawat
seharusnya memberikan pertanyaan terbuka kepada klien namun dalam video tersebut perawat
justru memberi pernyataan tertutup, seperti saat menanyakan nama menggunakan kalimat
“apakah benar ini dengan adek aura” pertanyaan tersebut menjadikan pasien hanya menjawab
dengan jawaban mengikuti pasien. Perawat sudah menjaga privasi pasien dengan menutup
korden atau tirai, sudah mencuci tangan.

Analysis

Dalam video perawat sudah melakukan tindakan dengan baik namun perlu adanya ketelitian lagi
mengingat masih ada beberapa tindakan yang tidak dilakukan sebagaimana telah dijelaskan
dalam paragraph sebelumnya. Tindakan yang tidak dilakukan perawat justru adalah tindakan
awal yang penting juga, tidak seharusnya perawat melewati hal tersebut karena dengan
dipenuhinya semua tindakan menjadikan prosedur semakin baik dan lengkap.

Conclusion

Perawat lebih jeli lagi dan menghindari prosedur yang tidak dilakukan karena tujuannya agar
terhindar dari kejadian yang merugikan pasien, misal tidak mengecek gelangpasien yang berisi
nama dan ttd ditakutkan terjadi kekeliruan pasien sehingga hal hal kecil juga harus diperhatikan.

Action plan

Tindakan yang dilakukan sudah cukup bagus namun sejalan berkembangnya waktu pasti harus
ada pembaruan dalam prosedur tersebut, akan tetapi sekarang masih bisa digunakan dengan
baik.

Pemberian Nebulizer Pada Bayi dan Anak

(https://youtu.be/HKX-K_3nw3s)

Deskripsi

Nebulizer merupakan alat yang berfungsi untuk mengubah cairan obat menjadi uap agar dapat
dihirup dengan mudah dan nyaman. Obat yang sudah diubah menjadi uap tersebut akan lebih
mudah masuk dan terserap melalui saluran pernapasan dan paru-paru. Anak-anak yang memiliki
gangguan pernapasan tertentu sering kali akan membutuhkan obat-obatan hirup. Salah satu cara
untuk memberikan obat hirup ini adalah dengan menggunakan nebulizer. Agar obat-obatan
tersebut dapat bekerja dengan baik, ketahui dulu cara menggunakan nebulizer pada anak dengan
benar. Nebulizer terdiri dari kompresor udara, wadah kecil untuk menampung obat cair, selang
yang menghubungkan kompresor udara ke wadah obat, dan masker yang akan digunakan untuk
menghirup uap. Untuk anak-anak dan bayi, gunakan masker yang sesuai dengan usianya.
Feelings

Saya belum pernah melakukan prosedur pemberian nebulizer Pada Bayi dan Anak, belum
pernah menyaksikan secara langsung dan belum pernah dilakukan. Setelah memonton video ini
saya memahami bagaimana prosedur pemberian nebulizer Pada Bayi dan Anak karena perawat
sudah menjelaskannya dengan baik.

Evalusi

Dalam video sudah bagus dan urut serta riuntut sesuai dengan standar operasional prosedur
namun masih ada beberapa kekuranagn yaitu salah satunya perawat belom menjaga privasi klien
dengan menutup korden atau tirai tempat tidur pasien, seharusnya untuk menjaga privasi perlu
ditutup terlebih dahulu, namun untuk prosedur yang lain sudah dilakukan dengan runtut yaitu
sebagai contoh perawat sudah memastikan identitas klien.

Analysis

Dalam video perawat sudah melakukan tindakan dengan baik namun perlu adanya ketelitian lagi
mengingat masih ada beberapa tindakan yang tidak dilakukan sebagaimana telah dijelaskan
dalam paragraph sebelumnya. Tindakan yang tidak dilakukan perawat justru adalah tindakan
awal yang penting juga, tidak seharusnya perawat melewati hal tersebut karena dengan
dipenuhinya semua tindakan menjadikan prosedur semakin baik dan lengkap.

Conclusion

Perawat lebih jeli lagi dan menghindari prosedur yang tidak dilakukan karena tujuannya agar
terhindar dari kejadian yang merugikan pasien, misal tidak mengecek gelangpasien yang berisi
nama dan ttd ditakutkan terjadi kekeliruan pasien sehingga hal hal kecil juga harus diperhatikan.

Action plan

Tindakan yang dilakukan sudah cukup bagus namun sejalan berkembangnya waktu pasti harus
ada pembaruan dalam prosedur tersebut, akan tetapi sekarang masih bisa digunakan dengan
baik.

Anda mungkin juga menyukai