Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit yang kini tengah dihadapi oleh berbagai negara di seluruh dunia

adalah penyakit Coronavirus Disease 19 atau COVID-19. Menurut (WHO,

2020a) COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus

yang paling baru ditemukan dan penyakit baru ini tidak diketahui sebelum wabah

dimulai di Wuhan, Cina, pada bulan Desember 2019. Penyebab COVID-19 adalah

coronavirus yang merupakan keluarga besar virus yang dapat menyebabkan

penyakit pada hewan dan manusia (WHO, 2020b). Pada manusia, beberapa

coronavirus diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa,

hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome

(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). COVID-19 ini dapat

menular melalui droplets atau percikan yang keluar saat seseorang yang terinfeksi

batuk, bersin atau berbicara (WHO, 2020b).

Di Indonesia, konfirmasi covid-19 per 30 Desember sebesar 735.124 dan

penambahan kasus konfirmasi terbanyak dalam satu minggu terahir pada tanggal

30 Desember mencapai 8.002 kasus covid – 19 (Pusat Informasi & Koordinasi

Covid-19). Jumlah kasus konfirmasi covid-19 di Jawa Barat per 30 Desember

2020 sebesar 82.555 dari seluruh kasus di Indonesia, penambahan kasus terbanyak

satu minggu terahir pada tanggal 29 Desember 2020 sebesar 1.329 kasus (Pusat

Informasi & Koordinasi Covid-19) Kasus konfirmasi positif covid-19 di

Kabupaten Karawang berjumlah 5.916 per 30 Desember 2020 dengan


penambahan kasus baru tertinggi dalam satu minggu terakhir sebanyak 180 kasus

pada 27 Desember 2020 (Dashboard Kasus Covid-19 Kabupaten Karawang).

Pemerintah sudah berupaya dengan maksimal untuk mengatasi tantangan-

tantangan selama masa pandemi Covid-19. Diketahui bahwa Presiden Republik

Indonesia (RI) membentuk tim nasional untuk mempercepat pengembangan

vaksin Covid-19. Keputusan Presiden No. 18/2020 yang dikeluarkan pada 3

September 2020 mengatur pembentukan tim pengembangan vaksin Covid-19 di

bawah pengawasan Menteri Perekonomian. Selain itu, Departemen Riset dan

Teknologi bertanggung jawab untuk melaporkan kepada Presiden tentang

pekerjaan sehari-hari tim. Pada 6 Oktober 2020, Presiden menandatangani dan

mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang pengadaan vaksin dan

implementasi rencana vaksin dalam menanggapi pandemi Covid-19. Perpres

menetapkan bahwa pemerintah akan mempersiapkan pengadaan dan distribusi

vaksin serta pelaksanaan vaksin (Kemenkes, 2020c).

Vaksin Covid-19 merupakan salah satu terobosan pemerintah untuk

melawan dan menangani Covid-19 yang ada didunia khususnya Negara Indonesia.

Tujuan dari vaksinasi Covid-19 adalah untuk mengurangi penyebaran Covid-19,

menurunkan angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh Covid-19,

mencapai kekebalan dan melindungi masyarakat dari Covid-19, sehingga dapat

menjaga masyarakat dan perekonomian. Meski begitu, tidak bisa dipungkiri masih

banyak kelompok masyarakat yang menolak vaksinasi. Kelompok yang menolak

divaksinasi memiliki banyak alasan, mulai dari masalah kesehatan hingga alasan

agama. Berawal dari kepedulian terhadap kesehatan, terdapat beberapa kelompok

masyarakat dengan latar belakang yang berbeda-beda. Dikarenakan

kekhawatiran tentang peningkatan kematian atau korban akibat vaksin. Hal ini
disebabkan karena dikhawatirkan tubuh tidak pandai menangani vaksin dan justru

akan menyerang orang yang telah divaksinasi yang berujung pada penyakit dan

kematian (Enggar Furi H, 2020).

Menurut Teori Health Belief Model yang dikemukakan oleh Ranstock

merupakan salah satu teori perilaku kesehatan yaitu kombinasi antara pengetahuan

dan tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang mengacu pada

kesehatan dan tindakan preventif. Komponen dasar HBM dibagi menjadi 6 teori,

dimana 4 persepsi berikut berfungsi sebagai konstruksi utama model HBM ini,

yakni perceived seriousness, perceived susceptibility, perceived benefits,

perceived bariers. Masing-masing persepsi ini, baik secara individu maupun

berkombinasi, dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku kesehatan dan

perilaku preventif. Baru-baru ini komponen lain telah ditambahkan ke HBM,

yakni self efficacy dan cues to action Background faktor teori HBM yang sering

dianggap berpengaruh terhadap perilaku kesehatan seseorang yaitu salah satunya

adalah pengetahuan dan sikap mengenai pencegahan suatu penyakit. (Nugraheni

et al., 2018).

Hasil data capain vaksin Covid-19 di Desa Pangulah Selatan, Kec. Kota

baru, Kabupaten karawang tahun 2021 yang dilakukan oleh UPTD Puskesmas

Kotabaru didapatkan mayarakat yang mendapatkan vaksin dosis 1 dan dosis 2

sekitar 60,8% dan masyarakat yang belum mendapatkan vaksin sekitar 39,2% dari

total penduduk 10.482 orang, sebagian besar penduduk telah mendapatkan vaksin.

Berdasarkan uraian di atas terkait pengetahuan dan sikap masyarakat Desa

Pangulah Selatan masih banyak yang menghiraukan prokes walaupun telah

mendapatkan Vaksin COVID-19 tentu hal ini sangat menarik untuk dikaji dalam
masa pandemi ini. Mengingat akibat yang ditimbulkan apabila masyarakat tidak

memahami terkait COVID-19 tersebut dapat membahayakan diri sendiri dan

memperluas penyebaran COVID-19. Maka perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap masyarakat Desa Pagulah Selatan

setelah mendapatkan Vaksin COVID-19.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mutiara Citra Dewi (2020) mengenai

pengetahuan masyarakat tentang COVID-19. Adiwijaya, C. menunjukkan hasil

yang baik. Masyarakat mengaplikasikan tindakan pencegahan COVID-19. Sikap

masyarakat dalam penelitian ini menunjukkan sikap yang positif yaitu berusaha

untuk mengajak orang lain untuk mengerjakan atau menerapkan tindakan

pencegahan COVID-19. Keyakinan positif dan sikap kewaspadaan juga

ditunjukkan oleh masyarakat.

Penelitian juga dilakukan oleh oleh Zisi Lioni Argista (2021) mengenai

Persepsi Masyarakat Terhadap penerimaan Vaksin Covid-19 di Sumatera Selatan.

Moudy and Syakurah, diperoleh hasil bahwa pengetahuan mempengaruhi

persepsi masyarakat terhadap vaksin covid-19, oleh karena itu diperlukannya

untuk memberikan informasi secara menyuluruh dan merata pada semua

masyarakat tentang kegunaan, keamanan vaksin covid-19 dan semua informasi

ter-update mengenai vaksin covid-19.

Hasil penelitian yang dilakuan oleh Cucu Herawati (2021) mengenai

Faktor Determinan Perilaku dalam Upaya Pencegahan dan Penanggulangan

Covid-19. E. H. Udin Rosidin diperoleh hasil bahwa Sebaiknya melakukan

kegiatan sosialisasi kebijakan secara rutin dan menerapkan sanksi bagi pegawai

yang tidak menerapkan upaya pencegahan dan penanggulangan covid-19 serta


memastikan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan selalu dalam kondisi

baik.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap masyarakat Desa Pangulah Selatan

setelah mendapatkan Vaksin COVID-19 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menjelaskan gambaran pengetahuan dan sikap masyarakat Desa Pangulah

Selatan setelah mendapatkan Vaksin COVID-19 ?

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan masyarakat Desa Pangulah Selatan

setelah mendapatkan Vaksin COVID-19

2. Mengidentifikasi sikap masyarakat Desa Pangulah Selatan setelah

mendapatkan Vaksin COVID-19

3. Menganalisis gambaran pengetahuan masyarakat Desa Pangulah

Selatan setelah mendapatka Vaksin COVID-19

4. Menganalisis gambaran sikap masyarakat Desa Pangulah Selatan

setelah mendapatkan Vaksin COVID-19

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

pengetahuan dan sikap masyarakat Desa Pangulah Selatan setelah

mendapatkan Vaksin COVID-19, informasi ini dapat digunakan sebagai

acuan dalam meningkatkan kewaspadaan dan kualitas hidup masyarakat

yang terdampak terutama pada aspek psikologis. Penelitian ini juga


diharapkan sebagai pengembangan keilmuan keperawatan yang

berhubungan dengan Coronavirus Disease 19 (COVID-19).

1.4.2 Praktis

1. Bagi Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini akan terlibat dalam proses dengan

peneliti tentang gambaran pengetahuan dan sikap setelah mendapatkan

Vaksin COVID-19, besar kemungkinan terjadi pertukaran informasi

yang bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan pastisipan.

2. Bagi Pembuat Kebijakan

Bahan pertimbangan untuk memberikan kebijakan tegas dalam upaya

pencegahan penyebaran Coronavirus Disease 19 (COVID-19).

3. Bagi Peneliti

Memberikan masukan dan dapat dijadikan bahan referensi untuk

peneliti selanjutnya terkait gambaran pengetahuan dan sikap

masyarakat setelah mendapatkan Vaksin COVID-19.

Anda mungkin juga menyukai