Anda di halaman 1dari 5

1.

Prinsip penenetapan pct

Jawab

Parasetamol dihidrolisis dengan HCl pekat dengan bantuan pemanasan, menjadi paraaminofenol dan
asam asetat yang direaksikan dengan pereaksi warna sehingga membentuk kompleks warna, dimana
senyawa kompleks tersebut diukur serapannya pada panjang gelombang 630nm.

Penetapan kadar paracetamol dalam cuplikan urin.

1. Tera tabung raksi dengan vol 10 ml, kejakan dengan teliti.

2. Ambil 1 ml cuplikan urin dan tambahkan 4 ml HCl 4M ke dalam tabung reaksi tersebut diatas.

3. Tutup mulut tabung reaksi dengan kelereng dan tempatkan dalam penangas air mendidih (dalam
lemari asam) selama 1 jam.

4. Dinginkan dan cukupkan volumenya menjadi 10 ml dengan aquadest, campur sampai homogen
dengan vortex mixer.

5. Ambil 1 ml dari larutan tersebut (aliquot) dan tambahkan 10 ml pereaksi pembetuk warna dalam
tabung reaksi yang bersih, campur perlahan – lahan dengan bantuan vortex mixer.

6. Lakukan pembacaan serapan pada panjang gelombang 630 nm.

7. Larutan percobaan dalam triplo, buat blanko.

2. Apa yg dimaksud dengan dt,ae/aek,kel,Ka, Au,Auk,dAuk

Jawab

Dt= kecepatan ekskresi

Ae/aek= jumlah obat yang diekskresikan melalui urin.

Kel= kecepatan eliminas


Ka= kecepatan absorpsi 

Au= kecepatan ekskresi obat lewat urin

Auk= jumlah kecepatan ekskresi obat lewat urin antara waktu tertentu

Dauk= jumlah kecepatan ekskresi obat lewat urin

3. Cara penetapan kurva baku?

Jawab

Membuat kurva baku paracetamol

a. Dari larutan stok paracetamol dengan kadar 50, 100, 200, 400, 600 dan 1000 ppm.

b. Ambil 1 ml masing – masing kadar, lakukan proses pereaksian seperti tersebut diatas, lakukan
percobaan dalam triplo.
c. Lakukan pembacaan serapan pada “waktu stabil” dan panjang gelombang maksimum yang saudara
dapatkan pada percobaan sebelumnya.

d. Buat grafik serapan terhadap kadar.

e. Carilah persamaan garis regresinya dengan persamaan kuadrat terkecil Y = A + BX.

5. Sebutkan parameter apa saja pada PK PCT dalam urin

Jawab

parameter primer terdiri dari

Ka (kecepatan absorpsi),

Vd (volume distribusi) dan

Cl (clearance). Parameter primer mempengaruhi parameter sekunder dan parameter turunan.

Parameter sekunder terdiri dari

T1/2 (waktu paruh eliminasi) dan F eliminasi.

Parameter turunan terdiri dari AUC (Area Under Curve), F oral dan Css (kadar obat dalam darah).

7. Sebutkan prinsip PK PCT dalam urin dan metodenya

Jawab

Parasetamol dihidrolisis dengan HCl pekat dengan bantuan pemanasan, menjadi paraaminofenol dan
asam asetat yang direaksikan dengan pereaksi warna sehingga membentuk kompleks warna, dimana
senyawa kompleks tersebut diukur serapannya pada panjang gelombang 630nm.

Metode: pengukuran serapan pada panjang gelembang 630 dengan spektrofotometer UV-VIS

8. Sebutkan macam2 pereaksi

Jawab

1. stok paracetamol 100 ppm (100 mg baku paracetamol dilarutkan dalam 100 ml aquadest).

2. HCl 4M 2 liter.

3. NaOH 0,2 M = 16g NaOH dilarutkan dalam aquadest sampai 2 liter.

4. Fenol 1% b/v = 2,5 g fenol dilarutkan dalam 250 ml aquadest.

5. Larutan karbonat - natrium bromin = 26,5 gr natrium karbonat anhidrat dilarutkan dalam aquadest,
tambahkan 37,5 ml larutan bromin jenuh dalam air, cukupkan volumenya sampai 250 ml (dibuat segar).

6. Naftoresorsinol padat.

7. HCl pekat 200 ml.


8. Etilasetat 600 ml.

9. Barium clorida 2% b/v = 8 g BaCl2 ad 400 ml.

10. Besi (III) klorida 2% b/v = 2 g FeCl3 ad 100 ml.

11. Pereaksi pembentuk warna = campuran 2 liter NaOH 0,2 M, 250 ml fenol 1%, 250 ml perekasi
karbonat natrium bromin (dibuat segar)

11. Langkah” penetapan kurva baku pct

Jawab

a. Dari larutan stok paracetamol dengan kadar 50, 100, 200, 400, 600 dan 1000 ppm.

b. Ambil 1 ml masing – masing kadar, lakukan proses pereaksian seperti tersebut diatas, lakukan
percobaan dalam triplo.

c. Lakukan pembacaan serapan pada “waktu stabil” dan panjang gelombang maksimum yang saudara
dapatkan pada percobaan sebelumnya.

d. Buat grafik serapan terhadap kadar.

e. Carilah persamaan garis regresinya dengan persamaan kuadrat terkecil Y = A + BX.

13. sebutkan 2 keuntungan analisis obat dalam urin

Jawab

a. Data urin menggambarkan secara langsung jumlah obat dalam badan

b. Kadar obat dalam urin lebih banyak daripada dalam darah

c. Volume yang tersedia lebih besar

14. sebut parameter operating time pct dalam urin

Jawab

parameter farmakokinetik paracetamol (kel, t ½ , ka, fa, persentase jumlah obat yang diabsorbsi).
15. jelaskan langkah2 operating time pct dalam urin

Jawab

Penentuan operating time
yang bertujuan untuk mengetahui lama waktu yang dibutuhkan larutan untuk mencapai absorbansi kon
stan. 

a. Buat larutan paracetamol dengan kadar 200 ppm dan 400 ppm dari larutan stok paracetamol 100
ppm.

b. Ambil 1 ml masing –masing kadar dan lakukan proses pereaksian seperti tersebut diatas (penetapan
kadar paracetamol mulai angka 2 dengan mengganti 1 ml urin dengan 1ml masing – masing kadar).

c. Lakukan pembacaan serapan segera setelah proses pereaksian pada panjang gelombang 630 nm pada
waktu 0, 5, 10, 15, ….. 60 menit.

d. Buat grafik antara serapan terhadap waktu pada kertas grafik numeric. Tetapkan waktu stabilnya.
Gunakan informasi ini (waktu stabil) pada saat mencari panjang gelombang maksimum

e.Optimasi waktu kestabilan ini ditentukan dengan mengukur absorbansi dari larutan baku parasetamol 
pada panjang gelombang maksimum yaitu … nm dengan waktu 0 – 60 menit menggunakan spektrofoto
meter ultraviolet. 

 
16. cara pembuatan larutan seri 100, 300, 600 bpj sebanyak 10 mL dari lar. Stop 1000 bpj dengan
0,01L, tulis perhitungannya

1000 BPJ= 1g/L = 1000mg/L= 1 mg/mL

a. 100 ppm  
V1.N1 = V2.N2 
V1.1000 ppm = 10 mL.100 ppm 
V1 = 1 mL  
b. 300 ppm 10 mL  
V1.N1 = V2.N2 
V1.1000 ppm = 10 mL. 300 ppm 
V1 = 3 mL 
c. 600 ppm 10 mL  
V1.N1 = V2.N2 
V1.1000 ppm = 10 mL. 600 ppm 
V1 = 6 mL 

12. Brapa vol lar induk 1000 bpj yang akan dipipet jika akan dibuat 100 bpj sebanyak 10 ml

Jawab

(HITUNGAN DIK 300, 100, 500 PPM DARI 1000 PPM DGN 0.01L BERAPA ML YG DIAMBIL) 
Jawaban : pakai rumus V1.N1 = V2.N2 wkwkwk ngantuk akuu mbak, wkwkw 
a. 300 ppm 10 mL  
V1.N1 = V2.N2 
V1.1000 ppm = 10 mL.300 ppm 
V1 = 3 mL  

b. 100 ppm 10 mL  
V1.N1 = V2.N2 
V1.1000 ppm = 10 mL. 100 ppm 
V1 = 1 mL 

c. 100 ppm 10 mL  


V1.N1 = V2.N2 
V1.1000 ppm = 10 mL. 500 ppm 
V1 = 5 mL 

Anda mungkin juga menyukai