Nim : 113.19.019
Prodi : Perencanaan Wilayah dan Kota
Mata Kuliah : Teori Lokasi
Kode MK : PWK 2248-1
Dosen Pengampu : Desiree Marlyn Kipuw, ST., MT.
Narasumber : Mellyana Frederika, ST., MA dari Pena Institut
Tugas : Resume kuliah tamu mengenai “How to use Big Data to see Urban
and Regional Dynamic”.
Dengan menggunakan big data kita dapat membuat aplikasi untuk menyelesaikan suatu
persoalan atau masalah wilayah/daerah seperti kasus yang terjadi di Kota Boston, pemerintah
menyediakan aplikasi Street Bump dalam menangani jalan berlubang. (menggunakan
pergerkaan alami warga). Warga Boston menggunakan aplikasi yang di unduh pada ponsel
kemudian di pasang pada mobil, kemudian jika melewati lubang jalan akan terdeteksi secara
otomatis titik tersebut. Tentunya hal ini lebih praktis yaitu dari segi biaya serta alokasi sumber
daya yang langka. Untuk di negara Indonesia sendiri hal tersebut dapat diterapkan hanya di
kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan lainnya. Karena penggunaan aplikasi
tentunya akan bias kepada pemakai smartphone serta sinyal untuk mendektai GPS, tidak dapat
di pungkiri bahwa beberapa kota maupun daerah di Indonesia masih memiliki keterbatasan
dalam dua hal tersebut. Dari Big Data kita bisa mendapatkan pola mobilitas seperti pola
perjalanan (twitter), migrasi desa-kota (blog), polusi udara (mengukur paparan pupulasi
contohnya pada Bangkok yang bekerja sama dengan Gojek, data satelit), serta persepsi
keselamatan pada kalangan pekerja perempuan. Big data juga dapat menjadi Indikator Social
– Ekonomi (data telfon) serta dapat menemukan alternatif baru sehingga menjadi inovatif
dalam menggunakan sumber data baru dengan mengkombinasi sumber data tradisional dan
non tradisional.
1
kesimpulan
Big data dapat memberikan infromasi dengan cepat serta dapat menjawab pertanyaan “apa”
tetapi memiliki keterbatasan dalam menjawab “kenapa” sehingga dapat disimpulkan bahwa
Big data tidak dapat menggambarkan karaktersitik. Tentunya Big Data sangat menarik jika di
terapkan dalam perencanaan wilayah dan kota salah satunya dalam transportasi, dimana kita
dapat memprediksi kemacatan, menunjukkan lokasi dalam MAP, juga dapat merenanakan
melakukan perjalanan untuk mengurangi waktu tunggu, perjalanan transportasi. Misalkan dari
data gojek kita dapat mengetahui perkiraan biaya untuk perjalanan. Beberapa Tantangan dalam
Big Data diantaranya tantangan analitis (salah satunya asal data), tantangan privasi (akan
bahaya jika informasi jatuh tangan orang yang salah dapat digunakan sebagai intelijen),
tantangan pandemi (pemekaran daerah), tantangan lainnya adalah bias dalam inovasi data.
Data yang dikumpulkan dari sensus atau hasil observasi, survey lainnya tidak cukup, meskipun
cukup tetapi infromasi yang di dapatkan akan membutuhkan waktu yang lama serta kendala
pada biaya. Tetapi satu cara terbaik adalah dengan tetap mengkombinasikan Big Data dengan
data lama (data tradisonal dan non trandisional). Big Data ini sering kali diproduksi oleh sector
swasta berupa data sisa layanan digital sehingga bisa menjadi suatu inovasi, selain itu karena
kita belum tahu seberapa tepat data tersebut maka kita harus bermitra baik dengan pemerintah
maupun pihak swasta.