Anda di halaman 1dari 4

PERANG MELAWAN PENJAJAHAN KOLONIAL HINDIA BELANDA

1. PERANG TONDANO
Terjadi pada tahun 1808 sampai 1809 yang melibatkan orang minahasa di Sulawesi utara dan pemerintah kolonial belanda pada permulaan
abad XIX perang tersebut terjadi karena implementasi politik pemerintah kolonial hindia belanda oleh para pejabatnya dari minahasa terutama
upaya mobilisai pemuda untuk dilatih menjadi tentara. perang tondano dikenal dalam dua tahap .
a. Perang tondano 1
Perang Tondano 1 terjadi pada masa kekuasan VOC. Pada saat datangnya bangsa barat orang-orang spanyol sudah sampai di tanah minahasa
(tondano) sulawesi utara. Orang-orang spanyol disamping berdagang juga menyebarkan agama kristen. Tokoh yang berjasa dalam penyebaran
ahama kristen adalah Fransiscus Xaverius. Waktu itu VOC telah berhasil menanamkan pengaruhnya di ternate. Bahkan Gubernur Ternate Simon
Cos mendapatkan kepercayaan dari Batavia untuk membebaskan minahasa dari pengaruh spanyol. Simon Cos memberikan ultimatum ya ng
isinya antara lain :
 Orang-orang tondano harus menyerahkan para tokoh pemberontak kepada VOC
 Orang-orang tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena
genangan air sungai temberan.
Simon cos sangat kesal karena ultimatumnya tidak berhasil. Pasukan VOC akhirnya ditarik mundur ke Manado. Kemudian terjadilah perang
tondano yang ke 2.
b. Perang Tondano 2.
Terjadi ketika memasuki abad ke 19 , yakni pada masa pemerintahan kolonial belanda. Perang tondano ini dilatar belakangi oleh kebijakan
gubernur jendral daendels.
Upaya perlawanan orang-orang Tondano yaitu menyerang hebat pihak belanda oleh karena itu banyak orang dari belanda yang berjatuhan.
Pasukan belanda ditarik mundur dari pihak belanda terus menghujani meriam ke kampung minahasa , tetapi tentu tidak efektif. Bahkan terpetik
berita kapal belanda yang paling besar tenggelam di danau. Para pejuang tondano terus memberikan perlawanan, akhirnya pada ta nggal 4-5
Agustus 1809 benteng pertahanan Moraya milik para pejuang hancur bersama rakyat yang berusaha mempertahankan para pejuang memilih
mati dari pada menyerah .
Dampak dari perang Tondano adalah Banyaknya korban jiwa yang berjatuhan pada perang Tondano ini.
Sikap yang dapat kita ambil dari tokoh-tokoh diatas adalah rela berkorban dan pantang menyerah walau dia tahu nyawa resikonya.

2. PATTIMURA ANGKAT SENJATA


Perlawanan Pattimura Angkat Senjata ini terjadi di daerah Maluku pada tahun 1817 sampai 1818. Perlawanan ini terjadi karena kegiatan
monopoli di Maluku kembali diperketat yang membuat beban rakyat semakin berat. Penyebab lainnya adalah penyerahan wajib, mash harus
dikenai kewajiban kerja paksa,penyerahan ikan asin dendeng dan kopi. Dan kalau ada yang melanggar maka akan ditindak tegas oleh Belanda.
Dan para guru akan diberhentikan untuk menghemat, para pemuda dijadikan tentara diluar Maluku, dan juga karena sikap aroganResiden saparua.
Perlawanan ini dimulai dari para tokoh dan pemuda maluku yang melakukan serangkaian pertemuan rahasia di pulau haruku. Pulau yang dihuni
orang-orang islam kemudian pada tanggal 14 mei 1817 di pulau saparua, pulau yang dihuni orang-orang kristen kembali diadakan pertemuan di
sebuah tempat yang sering disebut hutan kayu putih. ) dan dari pertemuan rahasia itu disimpulkan bahwa rakyat Maluku tidak ingin terus
menderita dibawah kekejaman Belanda. Perlawanan rakyat Maluku dimulai dengan rakyat maluku yang menghancurkan kapal-kapal Belanda
dipelabuhan dan para pejuang maluku yang kemudian menuju benteng Duurstede. Di benteng tersebut terjadilah pertempuran antara pejuang
maluku melawan pasukan belanda. Residen Van Den Berg dapat dibunuh dan benteng Duursted dapat dikuasai oleh para pejuang malu ku. Pada
bulan November beberapa pembantu Pattimura tertangkap salah satunya yaitu kapitan paulus tiahahu dan kemudian di jatuhi hukuman mati.
Belanda belum puas sebelum dapat menangkap Pattimura bahkan belanda mengumumkan kepada siapa saja yang dapat menangkap pattim ura
akan diberi hadiah 1000 gulden. Setelah 6 bulan memimpin perlawanan akhirnya pattimura tertangkap tepat pada tanggal 16 desember 1817
pattimura dihukum gantung di alun-alun kota ambon.
Dari perjuangan pattimura bisa kita ambil sikap patriotismenya yaitu rela berkorban dan pantang menyerah, karena pattimura ya ng rela
berjuang mati-matian demi rakyat maluku.

3. PERANG PADRI
Perang padri terjadi di tanah minangkabau Sumatera Barat pada tahun 1821 sampai 1837.perang ini digerakan oleh para pemburu islam
yang sedang konflik dengan kaum adat.perang ini bermula adanya pertentangan antara kaum padri dengan kaum adat.adanya pertentangan
antara kaum padri dengan kaum adat telah menjadi pintu masuk bagi campur tangan belanda,Sejak akhir abad 18 telah datang seorang ulama
dari kampung kota tua didaratan agam.kemudian pada tahun 1803 datanglah 3 orang ulama yang baru saja pulang dari tanah suci mekkah,yaitu
haji Miskin,H.Sumanik dan H.Piyabang.mereka melanjutkan gerakan pembaruan atau permurnian pelaksanaan ajaran islam seperti yang pernah
dilakukan oleh Tuanku Kota tua.mereka melakukan gerakan pemurnian pelaksanaan ajaran islam di Minangkabau yang sering dikenal denagn
kaum padri.pada tahun 1821 pemerintah hindia-belanda mengangkat Tentara James Du Puy sebagai residen di minangkabau.
Pada fase pertama 1821 sampai 1825 dimulai gerakan kaum padri menyerang pos-pos dan pencegatan terhadap patroli-patroli
belanda.kemudian Tuanku Pasaman menggerakan sekitar 20.000 sampai 25.000 pasukan untuk mengadakan serangan disekitar hutan disebelah
timur gunung.pasukan padri menggunakan senjata-senjata tradisional seperti tombak dan parang,sedangkan belanda dengan kekuatan 200
orang serdadu eropa ditambah sekitar 10.000 pasukan orang pribumi termasukjuga kaum adat menggunakan senjata lengkap,modern s eperti
meriam dan senjata api lainya.pertempuran ini memakan banyak korban.
Pada fase kedua tahun 1825 sampai 1830.belanda menggunakan strategi dalam menghadapi perlawanan kaum padri di Sumatera Barat.bagi
belanda tahun ini digunakan untuk sedikit mengendorkan ofensifnya dalam perang padri.oleh karena itu,kolonel De Stuers yang merupakan
penguasa sipil dan militer di Sumatera Barat,mengadakan kontak dengan tokoh-tokoh kaum padri untuk menghentikan perang dan sebaliknya
pelu mengadakan perjanjian damai.dengan segala usah dari belanda,akhirnya terjadi penandatanganan antara belanda dan Tuanku Lintau serta
Tuanku Nan Renceh.
Dan pada fase ketiga, pada tahun 1830-1837/1838.orang-orang padri mendapatkan simpati dari kaum adat.orang-orang padri mendapatkan
dukungan kaum adat bergerak ke pos-pos tentara belanda.kaum padri dari bukit kamang berhasil memutuskan sarana komunikasi antara
benteng belanda di tanjung alam jdan bukit tinggi.tindakan kaum padri dijadikan belanda dibawah gillevry untuk menyerang Koto Tuo di Ampek
Angkek.serta membangun pertahanan dari ampang gadang sampai ke Biaro.Tahun 1831 gillevry digantikan oleh Jacob Elout agar melaksanakan
serangan besar-besaran terhadap kaum padri.maka pada Agustus 1831 belanda dapat menguasai benteng Marapalam tersebut.dengan jatuhnya
benteng ini maka beberapa negari di sekitarnya ikut menyerah. Pasukan dari jawa itu antara lain pasukan legiung sentot ali basah prawirodirjo
dengan 300 prajurit bersenjata
Pada tanggal 16 Juni 1835 benteng bonjol dihujani meriam oleh serdadu Belanda.Agustus 1835 benteng di perbukitan dekat bonjol jatuh di
tangan belanda.Bulan Oktober 1837ku secara ketat Belanda mengepung dan menyerang benteng bonjol,ahirnya tuanku imam bonjol dan
pasukannya terdesak pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Imam bonjol ditangkap.Imam bonjol sendiri kem udian di buang ke Cianjur dan 19
Januari 1839 di buang ke Ambon dan 1841 di pindahkan ke Manado sampai meninggal pada tanggal 6 November 1864.
Sikap patriotisme yang dapat diambil dari Tuanku Imam Bonjol yaitu Tuanku Imam Bonjol rela berkorban demi para kaum Padri

4. PERANG DIPONEGORO
Perlawanan Diponegoro ini terletak di daerah Yogyakarta dan surakrta pada abad ke 19. Adanya campur tangan kolonial membawa
pergeseran adat dan budaya keraton yang sudah lama ada di keraton bahkan melahirkan budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya
nusantara. Pada waktu itu pemerintah kerajaan mengizinkan masyarakat asing menyewa tanah yang menyebabkan para petani menjadi tenaga
kerja dan tidak dapat mengembangkan hidup dengan pertaniannya. Dalam suasana penderitaan rakyat dan kekacauan itu sultang
hamengkubuwono ke 3 yang bernama Raden Mas Ontowiryo atau Pangeran Diponegoro merasa sedih melihat penderitaan rakyat. Akhirn ya pada
tanggal 20 juli 1825 terjadilah perang diponegoro yang menentang keras dominasi belanda yang kejam dan tidak berperi kemanusiaan. Tahun
1823 Smissaert yang menjadi residen di Yogyakarta dikenal tokoh yang paling anti terhadap pangeran diponegoro oleh karena itu beliau berkerja
sama dengan patih Danurejo untuk melawan Pangeran Diponegoro. Ditahun 1825 mereka berdua membuat jalan baru untuk memasang anjir atau
patok secara sengaja melewati pekarangan milik pangeran diponegoro tanpa seijin beliau. Akhirnya pangeran diponegoro pun mencabuti anjir
atau patok-patok itu dan digantikan dengan tombak-tombak mereka. Dari situlah terjadilah perang diponegoro. Rakyat tegalrejo berduyung-
duyung membawa senjata mereka dan menyatakan setia kepada pangeran diponegoro dan mendukung penuh untuk melawan belanda. Terjadilah
persaingan sengit saat itu dari kedua belah pihak. Pangeran diponegoro ini dikenal sebagai pemimpin yang tidak individualis. Untuk mengawali
perlawanannya pangeran diponegoro membangun benteng pertahanan di goa selarong.
Dari perag ini pangeran diponegoro mendapat dukungan luas baik masyarakat 15 dari 29 pangeran dan 41 dari 88 bupati bergabung dalam
perang ini. Upaya yang dilakukan dalam perang ini adalah pangeran diponegoro menyiapkan beberapa tempat untuk markas komando cadangan,
Selain itu beliau merencanakan serangan ke keraton Yogyakarta, mengirim kurir kepada bupati, menyusun daftar nama bangsawan, dan
mengangkat para pemimpinnya. Beliau membagi 16 mandala perang. Disini pangeran diponegoro didampingi oleh pangeran mangkubumi dia
adalah paman dari pangeran diponegoro,ali basyah dan kyai mojo, nyi ageng serang dan R.M Papak. Upaya lain yang dilakukan yaitu perluasan
perang di berbagai daerah. Tanggal 4 Oktober 1825 belanda menghancurkan pos benteng di goa selarong.
Pengaruh dari perang ini semakin meluas. Tahun 1827 perlawanan diponegoro berhasil dipukul mundur oleh belanda. Namun pasukan
diponegoro tetap bertahan dibawah pimpinan Raden Tumenggung Aryo Sosrodilogo rakyat melakukan serangan di daerah rajegwesi. Sementara
itu juga pasukan diponegoro dibawah sentot prawirodirjo berhasil menyerang benteng belanda di nanggulan. Pada tanggal 17 Oktober 1829
ditandatangani perjanjian imogiri antara sento prawirodirjo dengan pihak belanda. Belanda membuat sayembara siapa saja yang dapat
menemukan pangeran diponegoro baik dalam keadaan hidup maupun mati akan mendapat hadiah sejumlah 20.000 ringgit, tetapi tidak ada yang
tertarik dengan sayembara itu.
Sikap patriotisme yang dilakukan pangeran diponegoro yaitu pangeran diponegoro bersifat pemimpin yang tidak individualis dan rela
berkorban demi rakyatnya, dan memperhatikan keselamatan anggota keluarga dan anak buahnya.
5. PERLAWANAN DI BALI
Pada abad ke-19 kapal-kapal asing sudah mulai berdatangan ke Bali, pada masa pemerintahan Daendels mulai terjadi kontak dengan
kerajaan-kerajaan di Bali, tidak sekedar berdagang namun menyangkut sewa menyewa.Tetapi dalam perkembanganya pemerintah Hindia Belanda
ingin menanamkan kekuasaan di Bali.Belanda mengirim 2 utusan dengan misi masing-masing, pertama G.A Granpre Moliere untuk misi ekonomi
(berhasil) dan yang kedua Huskus Koopman untuk misi politik.Huskus mendapat berbagai kendala karena harus mendekati raja-raja dan mengikat
perjanjian.
Atas kelihaian / bujukan Belanda raja-raja di Bali dapat menerima perjanjian untuk meratifikasi penghapusan Hukum Tawan Karang.Namun
sampai tahun 1844 Raja Buleleng belum melaksanakan perjanjian tersebut, bahkan penduduk masih merampas 2 kapal Belanda yang
terdampar.Belanda memaksa raja Buleleng, Gusti Ngurah Made Karangasem agar menaati perjanjian dan bersedia untuk ganti rugi. I Gusti Ketut
Jelatik dengan tegas menolaknya dan akhirnya perang pun tidak bisa terhindarkan.
Patih Ketut Jelatik terus mempersiapkan prajurit dan memperkuat pos-pos pertahanan. Pada tanggal 27 Juni 1846 Belanda datang dengan
1.700 pasukan darat dan masih ada pasukan laut untuk menyerbu kampung-kampung dekat pantai.
Sikap yang dapat kita ambil dari tokoh diatas adalahrela berkorban demi wilayah Bali dan rela mati untuk memperjuangkan wilayah bali
tersebut.

6. PERANG BANJAR
Perang Banjar ini terletak di daerah Banjarmasin,Kalimantan Selatan pada tahun 1817 sampai 1862. Pusat perdagangannya berada di
martapura kesultanan ini memiliki posisi yang strategis dalam kegiatan perdagngan dunia. Hal ini terutama karena adanya hasil-hasil seperti
emas dan intan, lada, rotan, dan damar. Hasil ini termasuk produk yang diminati oleh orang barat sehingga mereka berminat untuk menguasai
kesultanan banjarmasin. Salah satunya adalah Belanda. Pada tahun 1817 terjadilah perjanjian antara sultan banjar atau sultan sulaiman dengan
pemerintah hindia-belanda yaitu sultan sulaiman harus menyerahkan sebagian wilayah banjar kepada belanda. Dengan demikian wilayah
kekuasaan kesultanan banjarmasin semakin sempit sementara daerah kekuasaan belanda semakin bertambah bahkan menurut perjanjia n yang
diadakan tanggal 04 mei 1826 bahwa daerah kesultanan banjar tinggal daerah hulu sungai martapura dan banjarmasin. Wilayah yan g semakin
sempit membawa problem dalam kehidupan sosial ekonomi. Penghasilan menjadi semakin kecil, beban hidup mereka semakin sulit, dengan
demikian rakyat menjadi sasaran eksploitasi baik dari pemerintah kolonial maupun para pejabat kerajaan. Terjadilah konflik intern. Hal ini karena
ulah interfensi belanda. Pada Tahun 1857 Sultan Adam meninggal. Dengan sigap residen E.F Graaf Von Bentheim Teklenburg mewakili Belanda
mengangkat tamjidillah sebagai sultan dan pangeran Hidayatullah diangkat sebagai mangkubumi. Tamjidillah memiliki perangai yang kurang baik,
senang minum-minuman keras. Tindakan Tamjidillah yang sewenang-wenang itu semakin menimbulkan rasa kecewa dari berbagai pihak. Salah
satu gerakan protes dan menolak pengangkatan Tamjidilllah sebagai sultan adalah yang dipelopori oleh penghulu Abdulgani. Dalam suasana yang
penuh ketegangan ditambah terjadi gerakan dipedalaman yang dipelopori oleh Ali. Ia mendapatkan firasat agar kesultanan banjarmasin
dikembalikan kepada pangeran antasari, sepupu pangeran hidayatullah. Pangeran antasari adalah seorang pangeran yang diperkira kan
keturunan raja di banjarmasin. Gerakan aling ini membuat suasana kerajaan semakin kacau. Pusat ini dinamakan “Serambi Mekah” yang terletak
di tepian sungai muning. Pangeran antasari kecewa terhadap apa yang terjadi di lingkungan kerajaan. Pangeran Antasari berkein ginan untuk
menurunkan tamjidilllah dan melawan kekuasaan belanda.
Pada tanggal 28 April 1859 orang muning dibawah komanda panembahan aling dan putranya sultan kuning menyerbu kawasan tambang batu
bara di pengaron. Dan para pejuang muning berhasil membakar kawasan tambang batu bara dan pemukiman orang-orang belanda di sekitar
pengaron. Merka juga melakukan penyerangan ke perkebunan milik gubernemen di gunung jabok, kalangan, dan bangkal. Dengan demikian
berkobarlah perang banjar. Akhirnya pada tanggal 25 juni 1859 secara resmi tamjidiiilah mengundurkan diri dan mengembalikan legalia banjar
kepada belanda. Kemudian tamjidilllah diasingkan ke bogor. Bulan Agustus 1859 antasari bersama pasukan haji buyasin, kyai lan glang, kyai
demang lehman berhasil menyerang benteng belanda di Tabanio. Pada saat itu pertempuran rakyat banjar terjadi di 3 lokasi yakni sekitar benua
lima, martapura, dan tanah laut, serta sepanjang sungai barito dipimpin oleh tumenggung jalil. Pertempuran ini terjadi banyak membawa korban.
Demang Lehman kemudian memusatkan kekuatannnya di benteng pertahanan di gunung lawak, tanah laut. Pada bulan september demang lehman
dan para pemimpin lainnya meninggalkan medan pertempuran di tanah laut menuju kandangan untuk mengadakan perundingan dengan tokoh
pejuang yang lain. Upaya yang dilakukan dengan beberapa siasat dintaranya :
 Pemusatan kekuatan perlawanan di daerah amuntai
 Membuat dan memperkuat pertahanan di tanah laut, martapura, rantau, dan kandangan.
 Pangeran Antasari memperkuat pertahanan di dusun atas
 Mengusahakan tambahan senjata
Setelah pangeran hidayatullah meninggalkan martapura, ia berangkat ke amuntai setelah itu pangeran hidayatullah diangkat menjadi sultan.
Sultan Hidayatullah menyatakan perang jihad fisabilillah terhadap orang-orang belanda. Gerakan perlawanan pangeran hidayatullah di pusatkan
di barabai. Pasukan demang lehman memperkuat pasukan hidayatullah. Belanda mengerahkan semua kekuatan pasukan yang ada juga
mengerahkan kapal-kapal perang dari suriname. Semua kekuatan belanda di kerahkan untuk menangkap pangeran hidayatullah. Pada tanggal 28
februari 1862, hidayatulllah berhasil ditangkap bersama anggota keluarga yang ikut bergerilya. Beliau diasingkan ke cianjur jawa barat. Dari
situlah akhirnya perlawanan hidayatullah. Sementara itu pangeran antasari tetap melanjutkan perlawanan.
Sikap Pangeran Hidayatullah yang bisa kita ambil adalah Rela berkorban dan pantang menyerah untuk melindungi rakyatnya.
7. ACEH BERJIHAD
Perlawanan ini di Aceh pada tahun 1873 sampai 1912 Perlawanan ini terjadi karena orang orang Aceh dan para Sultan yang pernah berkuasa
ingin mempertahankan kedaulatan aceh dari pemerintah hindia belanda. Semangat dan tindakan rakyat Aceh secara resmi didukung oleh adanya
traktat London pada tanggal 17 Maret 1824. Dalam posisi yang terus terancam ,Aceh berusaha mencari sekutu dengan negara negara lain seperti
Turki , Italia , bahkan melakukan kontak hubungan dengan Amerika Serikat. Tahun 1873 Aceh mengirim utusan yaitu Habib Abdurahman ke Turki
untuk meminta bantuan senjata.Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda melalui komisaris Nieuwenhuijzen mengumumkan perang terhadap
Aceh.Aceh membangu pos pos pertahanan sepanjang pantai Aceh Besar dibangu Kuta, yaitu semacam benteng untuk memperkuat pertahanan
wilayah Aceh.Jumlah pasukan ditingkatkan dan ditempatkan di berbagai tempat strategis.Senjata dari luar juga telah berhasil dimasukkan ke
aAceh seperti 5000 peti mesiu dan sekitar 1394 peti senapan. Pertempuran terjadi dikawasan pantai , kota, bahkan pada tanggal 14 April 1873
terjadi pertempuran sengit antara pasukan Aceh dibawah kepemimpinan Teuku Imeum Luing Bata melawan tentara belanda dibawah pimpinan
Kohler untuk memperebutkan Masjid Raya Baiturrahman. Setelah melipat gandakan kekuatan pada tanggal 9 Desember 1873 Belanda m elakukan
agresi ke 2 , Masjid Raya Baiturrahman terus dihujani peluru dan pada tanggal 6 Januari 1874 Masjid dibakar. Setelah jatuhnya masjid Raya
Baiturrahman Aceh besar jatuh ketanggan Belanda. Tahu 1884 dilaksanakan upacara penobatan Muhammad Daud Syah sebagai Sultan disitu para
pemimpin perang Aceh memproklamirkan ikrar perang Sabi(perang Sabil).
Pada tahun 1886 Teuku Umar berhasil menyerang dan menyita kapal belanda hok canton yang sedang berlabuh dipantai Rigaih. Nahkoda
kapal Belanda Hok Canton tewas dibunuh Teuku Umar. Ditengah tengah perjuangan Teuku Cik Ditiro meninggal.pada tahun 1899 terjadi
pertempuran sengit , dalam pertempuran ini Teuku Umar gugur sebagai Suhada, perlawanan dilanjutkan oleh Cut Nyak Dien. Pada tanggal 6
September 1903 panglima Polem menyerah, dan dikatan bahwa kerajaan aceh harus berakhir. Pada 1906 pos pertahanan pasukan Cut Nyak Dien
dikepung tentara Belanda dan Cut Nyak Dien ditangkap, Ia dibuang ke Sumedang sampai meninggal pada tanngal 8 November 1908, Namun perang
sabil belum berakhir. Banyak tokoh tokoh ulama Aceh gugur dalam perang sabil.pada tanggal 26 September 1910 terjadi pertempuran sengit di
Paya Cicem , Pang Nanggru tewas dan Cut Nyak Mutia berhasil meloloskan diri. Tetapi Cut Nyak Mutia pun berhasil tertangkap se telah beberapa
peluru menmbus kaki dan tubuhnya.Teungku dibarat dan Cut Po Fatimah juga gugur pada tahun 1912
Sikap yang dapat kita ambil dari tokoh-tokoh diatas adalah Patang meyerah untuk melawan penjajah dan rela berjuang demi warga.

8. PERANG BATAK
Lokasi perang batak terjadi diBatak pada tahun 1870 – 1907. Kerajaan masyarat batak dipimpin oleh Raja Sisinga Mangaraja. Pada tahun
1878 raja Sisinga Mangaraja XII angat senjata memimpin rakyat batak untuk melawan Belanda. Masuknya dominasi belanda ketanah batak juga
disertai dengan penyabaran agama kristen. Penyebaran ini ditentang oleh Sisinga Mangaraja XII. Pada tahun 1877 raja Sisinga Mangaraja XII
berkampanye keliling daerah daerah menghimbau agar masyarakat mengusir para Zending yang memaksakan agama Kristen pada pendud uk.
Akibat kampanye ini menimbulkan akses pengusiran bahkan ada penyerbuan dan pembakaran pos pos zending di Silindung. Pada tanggal 8
januari 1878belanda mengirim pasukan untuk menduduki silindung. Dalam menghadapi perang melawan belanda rakyat batak menyiapkan
benteng pertahanan seperti benteng alam yang terdapat di dataran tinggi toba dan silindung, dikembangkan benteng buatan yang ada di
perkampungan. Diluar benteng ditanami bambu berduri dan disebelah luarnya dibuat selokan keliling yang cukup dalam.
Pada pertempuran 1 nampaknya kekuatan pasukan batak tidak seimbang dengan kekuatan tentara belanda, sehingga pasukan batak harus
ditarik mundur.Belanda mulai bergerak ke bakara yang merupakan benteng dan istana kerajaan sisingamangaraja. Letnan Kitchner menyerang
dari arah selatan, Chelter mendesak sebelah timur, Van Den Bergh mengepung dari arah barat, Benteng dan istana bakara dihujani tembakan-
tembakan yang begitu gencar. Pada juli 1889 sisingamangaraja XII kembali angkat senjata melawan belanda. Tetapi pada tanggal 04 september
1899 Huta Puong jatuh ketangan belanda. Pada tahun 1907 sisingamangaraja XII berhasil dikempung di daerah segitiga Barus Sidikalang dan
Singkel.
Pada tanggal 17 juni 1907 siang pasukan Belanda menangkap Sisingamangaraja XII di pos pertahanannya di daerah Dairi. S isingamangaraja
XII dengan putra-putranya tetap bertahan dan melakukan perlawanan, dalam pertempuran ini sisingamangaraja ditembak mati, begitu juga
putrinya Lopian dan 2 orang putranya.
Sikap Sisingamangaraja XII yang dapat kita ambil adalah rela mati demi warganya dan pantang menyerah.

Anda mungkin juga menyukai