Anda di halaman 1dari 8

A.

KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA


Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia adalah bagian dari proses dan tujuan
dalam pembangunan nasional Indonesia. Oleh karena itu, pikiran-pikiran pembangunan yang
berkembang di Indonesia dewasa ini sangat dipengaruhi oleh kesadaran yang makin kuat akan tidak
terhindarnya keikutsertaan bangsa Indonesia dalam proses global yang sedang berlangsung itu.
Diharapkan proses ini membawa keuntungan dan mendorong proses pembangunan nasional.
Pada waktu yang bersamaan, bangsa Indonesia juga menghadapi tantangan untuk mengejar
ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain yang telah lebih dahulu maju. Oleh karena itu, pembangunan
bangsa yang maju dan mandiri, untuk mewujudkan kesejahteraan, mengharuskan dikembangkannya
konsep pembangunan yang bertumpu pada manusia dan masyrakatnya. Atas dasar itu, untuk mencapai
tujuan pembangunan yang demikian, titik berat pembangunan diletakkan pada bidang ekonomi dengan
kualitas sumber daya manusia.
Mempertimbangkan peran strategis SDM bagi akselerasi pembangunan negara, kebijakan dan
langkah strategis program kerja yang komperehensif mestiterwujud agar dapat mencetak banyak SDM
Indonesia yang unggul dan mampu bersaing di tingkat global. Sinergi kebijakan antar pemangku
kepentingan pada sektor terkait dan lintas sektor juga mutlak diperlukan guna menyatukan sumber
daya dan potensi yang ada bagi percepatan pembangunan SDM Indonesia.
Upaya tersebut tentu saja membutuhkan kerjasama dari semua pihak khususnya keluarga dalam
hal pemberian pendidikan dan keahlian sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kesadaran serta semangat untuk terus meningkatkan kualitas diri dan daya saing juga diperlukan dari
generasi muda yang merupakan agen pembangunan bagi bangsa ini. Selain itu, diperlukan pengawasan
dan evaluasi untuk memastikan program-program yang ada berjalan sesuai dengan yang diharapkan
dan memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan produktifitas tenaga kerja khususnya
generasi muda. Dengan SDM yang berkualitas, target dalam pembangunan Indonesia akan lebih
mudah tercapai.
Dalam peningkatan SDM dimulai dari pendidikan, pelatihan dan bimbingan bagi SDM Dalam
industri 4.0, modal dasar SDM yang harus dimiliki adalah : keterampilan, kelincahan dan budaya,
dengan latar belakang budaya yang berbeda tetap bisa bekerja sama. Dalam hal ini SDM merupakan
peran yang terpenting untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Dalam menghadapi revolusi industri
4.0, sedikitnya ada tiga hal yang perlu diperhatikan semua pihak. Kurikulum Program Studi
Manajemen Universitas Darussalam Gontor yang terintegrasi dengan industri 4.0 merupakan sebuah
upaya menghasilkan SDM yang berkualitas agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang berbasis
teknologi digital. Menurut Aoun (2017), untuk mendapatkan SDM yang kompetitif dalam industri 4.0,
kurikulum pendidikan harus dirancang agar luarannya mampu menguasai literasi data, literasi
teknologi, literasi manusia.
Saat ini globalisasi telah memasuki era baru yang bernama Revolusi Industri 4.0. Klaus Shwab
(2016) melalui The Fourth Industrial Revolution menyatakan bahwa dunia telah mengalami empat
tahapan revolusi sampai saat ini. Revolusi Industri 4.0 mengakibatkan berubahnya cara manusia
berpikir, hidup, dan berhubungan satu dengan yang lain. Perubahan yang signifikan pada bidang
teknologi, namun juga bidang yang lain seperti ekonomi, sosial, dan politik. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia sebagai aktor utama dalam perubahan itu menjadi sangat penting terutama
karena Indonesia masih kurang dalam memanfaatkan teknologi terbaru berbekal ilmu pengetahuan
yang cukup. Kecanggihan teknologi tidak bisa di negosiasikan dalam dunia usaha, dan perlu disikapi
secara matang dan tepat sasaran.

1. Pendidik ( Kompetensi, Skill )


Pendidik di era digital, terutama guru SD yang menangani pendidikan dasar, kini
menghadapi tantangan tersendiri. Mereka dituntut untuk bisa mengajar generasi digital native
yang telah akrab dengan jaringan internet dan berbagai jenis teknologi sejak lahir.
Untuk mengimbangi karakteristik siswa digital di masa sekarang, guru SD harus
memiliki sejumlah keterampilan tertentu. Pengajar yang menguasai lima skill digital dan
global berikut ini akan bisa mengajar dengan kreatif dan lebih percaya diri sekaligus
mengimbangi para pembelajar di masa depan.
a. Terampil Membuat Media Pembelajaran yang Menarik
Selain materi belajar, media pembelajaran memegang peran yang tak kalah
penting untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan jauh dari kesan
bosan. Oleh karena itu, guru SD di era digital dituntut untuk memiliki keterampilan
menciptakan teaching media yang bisa menarik perhatian siswa digital native.
Dalam hal ini, kreativitas menjadi hal yang wajib dimiliki guru atau calon
guru. Media pembelajaran yang diciptakan harus bersifat multimodal atau hadir dalam
berbagai format. Kamu harus bisa membuat media visual berupa diagram atau
infogram, media audio semacam Podcast atau audio books, atau media audio-visual
seperti video pembelajaran.

b. Terampil Memanfaatkan Media Sosial dalam Konteks Pendidikan


Media sosial adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan bagi siswa SD digital
native, terutama mereka yang tinggal di perkotaan. Umumnya, mereka menghabiskan
sebagian besar waktu luang di rumah untuk menjelajahi feed media sosial pribadi.
Untuk mengimbangi karakteristik siswa yang sudah mengenal media sosial
sejak dini, guru tentu harus mampu beradaptasi. Guru yang bisa memanfaatkan media
sosial untuk berinteraksi dengan siswa akan menciptakan hubungan bersifat personal
engagement di luar kelas.
Keterampilan tersebut makin dibutuhkan di masa pandemi seperti saat ini. Guru
yang bisa memanfaatkan media sosial dalam konteks pendidikan pastinya akan lebih
mudah untuk berinteraksi dengan siswanya ketika pembelajaran tatap muka belum
bisa dilakukan secara sempurna.

c. Terampil Menggunakan Search Engine untuk Mencari Materi Pembelajaran


Textbook bukan lagi “kitab suci” utama bagi pengajar dan pembelajar di era
digital. Materi pembelajaran yang tersedia luas di jaringan internet kini menawarkan
konten yang lebih beragam dan up-to-date. Karena itu, guru—terutama pengajar
Sekolah Dasar—harus terampil menggunakan search engine untuk mencari dan
memilih konten terbaik yang bisa mendukung aktivitas belajar. Hal tersebut harus bisa
dilakukan secara efektif dan efisien.

Keterampilan menggunakan konten global sebagai bagian dari sumber


pembelajaran akan memudahkan guru untuk mengembangkan materi. Kamu juga bisa
menemukan bahan bacaan, latihan, hingga aplikasi yang mendukung topik-topik
tertentu dalam kegiatan belajar.

d. Terampil Menciptakan Game-Based Learning


Menciptakan game-based learning dengan mengajak siswa belajar sekaligus
bermain adalah keterampilan lain yang harus dimiliki guru SD di era digital. Victorian
Department of Education and Training yang berpusat di Victoria, Australia,
menyebutkan jika pembelajaran yang dipadukan dengan aktivitas bermain bisa
menstimulasi siswa untuk memiliki kemampuan berpikir kritis yang diperlukan di
jenjang pendidikan selanjutnya.
Jenis games yang dimainkan saat sesi pembelajaran harus memiliki tujuan yang
dapat mendukung kemampuan berpikir tersebut. Kamu bisa menciptakan learning
games yang menuntut siswa untuk memecahkan masalah, membuat keputusan dengan
cepat dan tepat, mengembangkan kreativitas mereka, hingga melakukan kolaborasi
bersama teman sekelas.

2. Tenaga Teknis ( Adm, Tik )


Berkaitan dengan era Revolusi Industri 4.0 maka PNS sebagai pelayan publik dituntut
untuk bekerja lebih maksimal agar dapat memenuhi harapan masyarakat. Revolusi Industri 4.0
secara fundamental mengakibatkan berubahnya cara PNS berpikir atau mind set, cara PNS
dalam menyikapi kemajuan jaman, dan cara PNS dalam berinteraksi satu dengan yang lain.
Dari sisi perubahan pola pikir atau mindset, PNS tidak lagi berpikir rutinitas, melainkan
berpikir out of the box, bila perlu berpikir out of the side box. Mind set sebagai pelayan
publik, PNS tidak lagi harus bermental dilayani tetapi harus mental melayani. Suka atau tidak,
ASN harus bisa menerima dan melakukan serta mengantisipasi hal tersebut.
Hal ini sejalan dengan visi misi Presiden, dimana peningkatan kualitas sumber daya
manusia merupakan salah satu misi Presiden dan menjadi satu dari lima prioritas kerja
pemerintah tahun 2019-2024. Manusia yang pekerja keras, dinamis, terampil, dan menguasai
IPTEK serta dapat mengundang talenta global merupakan sumber daya yang diharapkan oleh
negara untuk mencapai visi terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Berdasarkan paparan artikel di laman World Economic Forum, untuk bisa beradaptasi
dengan perubahan yang dibawa oleh revolusi industri 4.0, seorang pekerja harus memiliki
kemampuan yang tidak akan bisa dilakukan oleh mesin. Soft skill adalah kunci. World
Economic Forum juga merilis 10 skill/keterampilan yang mutlak dibutuhkan para pekerja
untuk bisa menghadapi perubahan pada 2020 dan seterusnya. Sepuluh keterampilan yang
harus dimiliki pekerja tersebut adalah:

a) Complex problem solving


Kemampuan untuk berpikir jernih dan mendalam terhadap suatu masalah
dengan melakukan identifikasi, menyeleksi informasi terkait masalah tersebut,
menentukan opsi solusi lalu mengevaluasinya, dan melaksanakan opsi sebagai solusi
dalam mengatasi masalah tersebut.
b) Critical thinking
Kemampuan berpikir kritis dan memberi feedback yang disertai alasan logis.
c) Creativity
Kemampuan untuk menemukan sesuatu yang unik dan original. Tidak harus
benar-benar baru, namun bisa pula dengan mengembangkan apa yang sudah ada.
d) People management
Kemampuan untuk mengelola orang, termasuk kemampuan leadership.

e) Coordinating with other


Kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, baik di dalam maupun luar
tim.
f) Emotion intelligence
Kemampuan mengatur emosi. Dalam hal ini, termasuk pula kemampuan untuk
mengidentifikasi, mengelola serta memanfaatkan emosi.
g) Judgment and decision making
Kemampuan untuk mengambil keputusan dalam kondisi apapun, termasuk
ketika sedang berada di bawah tekanan.
h) Service orientation
Kemampuan untuk ‘melayani’, baik untuk perusahaan atau pelanggan tanpa
mengharapkan penghargaan semata.
i) Negotiation
Kemampuan untuk melakukan negosiasi dalam aspek pekerjaan, walau sulit
dilakukan.
j) Cognitive flexibility
Kemampuan untuk switch atau pengalihan dalam berpikir sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan.

Demikian sepuluh keterampilan yang harus dimiliki pekerja khususnya PNS dalam
menghadapi revolusi industri 4.0. Dengan memiliki keterampilan tersebut, diharapkan PNS
dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, demi Indonesia yang lebih baik.

3. Dukungan ( Pimpinan Sekolah Dan Pemerintahan Cth :Daerah Dan Pusat )


Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD
1945) mengamanatkan bahwa Pemerintah Negara Indonesia harus melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan demikian, Pemerintah
diwajibkan untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional bagi
seluruh warga negara Indonesia. Sistem pendidikan nasional dimaksud harus mampu
menjamin pemerataan kesempatan dan peningkatan mutu pendidikan, terutama bagi anak-
anak, generasi penerus keberlangsungan dan kejayaan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai paket program
pendidikan sebagai impelementasi penggunaan anggaran pendidikan 20% dari APBN,
utamanya di daerah-daerah tertinggal masih sangat minim dibandingkan dengan kebutuhan
masyarakat. Program-program yang dibuat oleh pemerintah seringkali hanya program tambal
sulam (incremental) dan tidak berkelanjutan (sustainable). Banyaknya sekolah, utamanya
sekolah dasar yang dalam kondisi rusak berat dan hanya direhabilitasi melalui Biaya Orientasi
Sekolah (BOS) dan berbagai paket program sejenis lainnya, tidaklah menjadikan sarana dan
prasarana pendidikan tersebut menjadi lebih baik. Banyaknya sekolah dasar yang rusak
tersebut menyebabkan anak-anak usia pendidikan dasar tidak merasa nyaman dalam proses
pembelajaran. Padahal untuk anak-anak usai tersebut, dukungan sarana dan prasarana yang
memadai amat dibutuhkan guna menunjang keberhasilan pendidikannya.
Pemerintah memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak-
anak Indonesia, utamanya mulai dari ketersediaan sarana dan prasarana minimal berupa
gedung sekolah yang layak, hingga sampai pada ketersediaan berbagai fasilitas pendukung
pendidikan lainnya. Bagi sekolah-sekolah yang berada di perkotaan, sekolah yang rusak berat
dan masih belum direhabilitasi sangat banyak ditemui, apalagi di daerah-daerah terpencil di
Indonesia. Dengan kata lain, sekolah-sekolah diperkotaan saja kondisinya masih demikian,
apalagi di pelosok Indonesia.
Selain ketersediaan sarana dan prasarana fisik dan berbagai fasilitas pendukung
pendidikan lainnya yang masih terbatas dan belum menjangkau seluruh wilayah NKRI,
kurikulum pendidikan dasar pun menjadi permasalahan. Kurikulum yang seringkali berubah
seiring dengan pergantian rezim pemerintahan menyebabkan anak-anak usia sekolah dasar
menjadi korbannya. Anak-anak usia sekolah dasar merupakan anak-anak yang mind set
berfikirnya belum terbentuk, anak-anak tersebut masih dalam tahap amati dan tiru, belum
sampai tahap modifikasi. Selain itu, beban kurikulum yang berat menyebabkan anak-anak
kehilangan kreativitasnya karena hanya dibebani dengan mata pelajaran yang terkonsep dan
berpola baku secara permanen. Artinya, apa yang di dapat di sekolah, itulah yang ada pada
dirinya, tanpa kecuali.
Pemerintah harus menyadari bahwasannya anak-anak merupakan investasi masa depan
sebuah bangsa. Merekalah yang kelak akan mengisi ruang-ruang proses berbangsa dan
bernegara. Wajar saja ketika banyak orang menyerukan bahwa anak adalah bibit-bibit atau
tunas yang harus diperhatikan dan dirawat dengan baik. Merekalah pewaris masa depan,
tulang punggung dan harapan bangsa dan negara ada di pundak mereka. Namun, harapan itu
ternyata masih membentur tembok yang sangat besar. Ternyata masih banyak di temukan
anak-anak kurang mampu harus berhenti sekolah karena tidak memiliki biaya. Sering dijumpai
bahwa anak-anak Indonesia harus dipaksa mengemis demi menghidupi keluarga, melakukan
tindak kriminal dan terlantar karena ketimpangan ekonomi. Tidak jarang pula anak-anak
seringkali menghadapi bentuk-bentuk kekerasan baik fisik maupun non fisik. Padahal, anak-
anak Indonesia harusnya berada di rumah, belajar dengan baik dan menikmati tugas-tugas bagi
tumbuh kembang diri mereka. Disinilah peran pemerintah harus ditingkatkan dalam rangka
peningkatan pendidikan anak-anak Indonesia.
Pendidikan Karakter merupakan proses pemberian tuntunan peserta/anak didik agar
menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan
karsa. Peserta didik diharapkan memiliki karakter yang baik meliputi kejujuran, tanggung
jawab, cerdas, bersih dan sehat, peduli, dan kreatif.
Pemerintah melalui Kemendiknas meluncurkan sebuah program pendidikan, yang
dikenal dengan Pendidikan Karakter. Dominasi ranah kognitif dan psikomotorik harus
dikurangi, ranah afektif sudah seharusnya menjadi fokus utama. Sehingga terbentuklah
manusia-manusia yang berkarakter luhung, berbudi pekerti tinggi. Manusia-manusia seperti
inilah yang diharapkan mampu membawa bangsa Indonesia menjadi jauh lebih baik,
menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya tinggi.
Pendidikan karakter dibutuhkan untuk mencegah setiap perbuatan-perbuatan yang tidak
baik yang dapat merusak pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, semua peran sangat
dibutuhkan untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia agar pendidikan di Indonesia
mengalami pemerataan, peningkatan dan perubahan yang signifikan. Pendidikan Karakter
bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang hal yang baik dan buruk, kemudian
membuat hal yang baik menjadi suatu kebiasaan. Budaya ini harus dipelihara agar pendidikan
di Indonesia berkembang dan bisa menjadi daya saing bagi pendidikan lainnya secara global.
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas
sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses
peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses
peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka Pemerintah telah berupaya mewujudkan
amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas
melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana
pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga
kependidikan lainnya. Tetapi kenyataan belum cukup dalam meningkatkan kualitas
pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/ivo_dwiputri/54f85eb3a33311845e8b4ace/peran-pemerintah-dalam-
meningkatkan-mutu-pendidikan

https://www.weforum.org/agenda/2016/01/the-10-skills-you-need-to-thrive-in-the-fourth-
industrial-revolution/

https://www.beritasatu.com/ekonomi/580652/10-kemampuan-ini-harus-dimiliki-hadapi-
revolusi-industri-40

https://binus.ac.id/2020/10/guru-sd-di-era-digital-harus-punya-5-keterampilan-ini/

http://mgt.unida.gontor.ac.id/kesiapan-sumber-daya-manusia-dalam-menghadapi-revolusi-
industri-4-0/

Anda mungkin juga menyukai