Anda di halaman 1dari 4

St.

Yohanes Penginjil Masohi


KEUSKUPAN AMBOINA
Hari Minggu Biasa XVIII
Edisi ke-XCIV / Minggu, 01 Agustus 2021
Pastor’s Corner :
Umatku yang dikasihi Tuhan,

Salam dalam Sang Sabda!! Semoga sapaanku di awal edisi Warta


Paroki minggu ini, menjumpaimu semua dalam kondisi yang sehat walafiat
meskipun kita semua sedang di dalam masa pandemik COVID 19 yang
cukup meresahkan. Pada kesempatan ini, mewakili para imam, biarawan/i,
DPP, dan seluruh umat Katolik separoki St. Yohanes Penginjil Masohi
mengucapkan turut berdukacita kepada keluarga-keluarga yang mengalami kematian anggota
keluarganya di dalam minggu yang barusan kita lewati, khususnya keluarga besar Sebatubun – Serundu
di Masohi, keluarga besar Resusun – Patiasina di Amahai, dan keluarga besar Bapak Paulus Aloisius di
Koriano. Kami berjanji untuk senantiasa berdoa bagi istirahat kekal semua yang telah berpulang seraya
momohon keteguhan iman bagi semua anggota keluarga yang ditinggalkan.

Secara pribadi, saya sangat terpukul dengan begitu banyak kematian saudara-saudari kita, bukan saja
di paroki ini, tetapi juga di wilayah - wilayah yang lain. Di paroki ini memang tidak ada kematian yang
diakibatkan oleh serangan virus Corona, tetapi di wilayah yang lain, jumlah kasus kematian yang tinggi
di dalam kurun waktu yang singkat akibat serangan virus Corona sangat menggetarkan hati kita semua
yang harus menanggung dukacita ini. Betapa tidak. Mereka yang pergi adalah orang-orang terkasih yang
begitu mudah nyawa dan hidupnya direnggut maut hanya oleh karena Corona yang membonceng masuk
dan menyertai penyakit-penyakit bawaan yang lain di dalam diri semua yang telah berpulang. Dari semua
yang meninggal hari-hari ini, termasuk di dalamnya adalah para imam dan biarawan/i yang oleh karena
alasan kematiannya, mereka dimakamkan dengan mengikuti PROKES, yang tentu saja sungguh
menyayat hati semua yang dekat dengan mereka. Ya, di hadapan maut dan berhadapan dengan semua
kebijakan di masa pandemik COVID 19 ini, kita hanya pasrah dan berdoa bagi lenyapnya virus yang
sangat berbahaya ini.

Sebagaimana yang sudah saya sharingkan di dalam beberapa kotbah saat merayakan Ekaristi dan
Upacara Pemakaman hari-hari ini, satu hal yang mungkin menjadi pilihan yang tepat dalam menyikapi
semua kehilangan ini, yaitu terus menghidupi WARISAN SUCI (legasi suci) dari semua mereka yang
telah berpulang. Warisan suci yang selalu saya serukan adalah LEGASI IMAN, SPIRITUALITAS,
KOMITMEN DALAM DUNIA PENDIDIKAN dan PELAYANAN BAGI ORANG KECIL, dst.
Berhadapan dengan kasus kematian akibat COVID 19, marilah kita saling mengingatkan untuk terus
belajar dan mencoba untuk merubah pola hidup lama yang kurang sehat menuju ke pembiasaan pola
hidup yang baru yang lebih sehat. Mari kita saling mendoakan agar kita tetap kuat dan teguh di dalam
menghidupi setiap warisan suci yang diwariskan oleh para pendahulu kita, dan di dalam membangun pola
hidup yang lebih sehat. Tuhan memberkati kita sekalian……salve..salve..salve……..

Warta Paroki St. Yohanes Penginjil Masohi │ Edisi ke-XCIV│Minggu, 01 Agustus 2021
Tim Redaksi : RP. Pius Lawe,SVD(Pelindung, Homilis), RD. Luis Suarubun(Homilis),
RD. Engga Fernatyanan(Homilis), Fr. Yon Lamanepa, SVD(Homilis), Fr. Bokdan, SVD (Homilis),
Bpk. R. Teubun(Katekis), Nn. Prisca
Jl. Abdullah Soulissa, Masohi 97511, Telp. (0914) 21054 / 0812 9494 4169
Sari Firman :
Hari Minggu Biasa XVIII
Tahun B, Warna Liturgi: Hijau
(Kel 16:2-4.12-15; Ef 4:17.20-24; Yoh 6:24-35)

MENGHAYATI IMAN BAK “FAST FOOD”


(Makanan Cepat Saji)
By. RP. PIUS LAWE, SVD
“KELUHAN” sepertinya menjadi nada dasar nyanyian di padang gurun Sin oleh umat Israel. Mereka
tidak bertahan menghadapi situasi-situasi sulit tanpa makanan dan minuman ketika tengah berada di
padang gurun Sin. Mereka berteriak mempersalahkan Musa dan Harun yang telah membawa mereka
sampai di tempat yang gersang – tempat yang hanya dikelilingi oleh pemandangan gunung batu serta
semak berduri. Masuk akal jika mereka berteriak dan mengeluh ketika berhadapan dengan keadaan
yang terpuruk ini. Mereka bahkan terus membanding-bandingkan keadaan di Mesir yang berlimpah
susu dan madu meskipun kebebasan mereka terpasung oleh Firaun dan bangsa penjajahnya. Menjawab
teriakkan dan keluhan ini, Allah menurunkan dari langit, ROTI dan daging. Embun pagi menguap dan
berubah menjadi roti, burung puyuh yang datang di petang hari menjadi daging yang lezat untuk mereka
nikmati. Saya yakin, ketika keluhan mereka terjawab, Allah menjadi segala-galanya bagi mereka.
Sebaliknya, ketika mereka lapar dan haus, mereka akan terus berteriak MENCOBAI ALLAH dengan
menuntut makanan untuk menuruti nafsu mereka. Inilah model komunikasi IMAN yang sedang Israel
hidupi ketika sedang berziarah menuju Tanah Terjanji. Inilah sebuah model IMAN yang FUNGSIONAL.
Membangun relasi dengan Allah berdasarkan “terjawab atau tidak terjawab-nya”
keluhan/kebutuhan Israel, adalah gambaran sebuah relasi iman yang fungsional. Model relasi ini
menjadi sangat infantile/kekanak-kanakan. Relasi ini seperti seorang anak kecil yang bakal berhenti
menangis ketika sudah diberikan roti. Orang-orang Israel tidak dapat menjalani hidupnya dengan
MENGABAIKAN PROSES KERJA dan mengharapkan mukjizat semata. Mereka tidak bisa seperti seorang
anak sekolah atau mahasiswa/I yang tidak belajar untuk test namun hanya berdoa minta pertolongan
Tuhan agar dapat lulus dari test. Mustahil kan! Ini yang saya namakan sebagai IMAN BAK FAST
FOOD/MAKANAN CEPAT SAJI. Iman yang mengabaikan PROSES kerja selalu menghendaki agar semua
langsung dinikmati – menanti mukjizat turun dari langit. Ini adalah iman “KFC” atau iman “McDonald”.
Sudah saatnya kita beralih dari cara lama kita berelasi dengan Allah yang sifatnya fungsional atau
oportunis. Mengikuti pesan Paulus kepada jemaat di Efesus, mari kita mengenakan manusia baru yang
telah diciptakan menurut kehendak Allah. Model manusia yang baru adalah manusia beriman yang
percaya pada pada Yesus Kristus yang telah diutus Allah. Dia adalah ROTI HIDUP yang
mempersembahkan seluruh diri-Nya bagi keselamatan umat manusia. Percaya pada Yesus Kristus
artinya percaya pada PROSES yang ditempuh-Nya menuju kemenangan dengan melalui SALIB. Percaya
pada Yesus Kristus artinya berani MEMIKUL SALIB atas keyakinan bahwa melalui SALIB manusia akan
menggapai kemenangan. Berani memikul SALIB untuk menggapai kemenangan adalah sebuah sikap
iman yang akan menghindari kita dari MENGHAYATI IMAN BAK FAST FOOD (makanan cepat saji). Kita
saling mendoakan agar kekuatan yang kita timba dari Ekaristi dapat meneguhkan langkah kita dalam
menghadapi dan memikul salib hidup kita. Tuhan memberkati kita sekalian..salve..salve…salve….
Warta Paroki St. Yohanes Penginjil Masohi │ Edisi ke-XCIV│Minggu, 01 Agustus 2021
Tim Redaksi : RP. Pius Lawe,SVD(Pelindung, Homilis), RD. Luis Suarubun(Homilis),
RD. Engga Fernatyanan(Homilis), Fr. Yon Lamanepa, SVD(Homilis), Fr. Bokdan, SVD (Homilis),
Bpk. R. Teubun(Katekis), Nn. Prisca
Jl. Abdullah Soulissa, Masohi 97511, Telp. (0914) 21054 / 0812 9494 4169
Pernak-pernik Katekese Iman Katolik :

Gambaran tentang Ekaristi di dalam Perjanjian Lama


(bagian 2)
1. Persembahan roti dan anggur dari Imam Melkisedek

Imam Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur (Kej 14:19-20), dan memberkati Abraham,
setelah Abraham menang mengalahkan raja-raja di Timur. Melkisedek dari Salem adalah raja dan imam
(lih. Kej 14:18), yang menggambarkan Kristus (lih. Ibr 7:17; Mzm 110:4). “Melkisedek” berarti Raja yang
adil. Sedangkan kota “Salem” berarti “damai”, yang kemudian menjadi Yerusalem. Kristus adalah Sang
Raja Keadilan dan Damai yang memasuki Yerusalem sebagai Raja (lih. Mat 21:5,6; 27:29).

Saat Perjamuan Terakhir, Kristus sebagai Raja dan Imam, mempersembahkan roti dan anggur dan
mengkonsekrasikannya menjadi Tubuh dan Darah-Nya (lih. Mat 26:26-29; Mrk 14:22-25; Luk 22:15-20).
Kurban ini digenapi ketika esok harinya Kristus mempersembahkan nyawa-Nya, dan dengan demikian
Ia memberkati seluruh umat manusia, dan keturunan Abraham, seperti yang telah digambarkan secara
samar-samar oleh Imam Melkisedek.

2. Perjamuan Paskah Perjanjian Lama (Passover)

Pertama, Kurban anak domba Paska yang disyaratkan harus tak bercela(lih. Kel 12). Kristuslah
penggenapan kurban Paska ini, sebab Ia adalah “Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (lih.
Yoh 1:29). Kristus lah Sang Kurban yang tidak bernoda, sebagaimana dikatakan oleh Pilatus yang
mengadiliNya (lih. Luk 23:4,14; Yoh 18:38; Ibr 9:14).

Kedua, seperti kurban anak domba Paska membebaskan bangsa Yahudi dari penjajahan bangsa Mesir,
demikianlah kurban Kristus, Sang Anak Domba Allah, membebaskan umat manusia dari penjajahan
dosa. Darah kurban anak domba dioleskan ke ambang pintu (Kel 12:22-23); Darah Kristus Sang Anak
Domba Allah dicurahkan di tiang salib. Anak domba Paska dimakan oleh orang-orang Yahudi, agar Allah
menyelamatkan anak-anak sulung mereka. Demikianlah, Kristus Sang Anak Domba Allah menjadi
santapan bagi orang-orang percaya untuk menyelamatkan mereka. Tulang anak domba Paska yang tidak
dipatahkan (lih. Kel 12:47, Bil 9:12), tergenapi dalam kurban Kristus (lih. Yoh 19:33). Perjamuan Paska di
zaman Nabi Musa dimakan di dalam hadirat Tuhan (lih. Kel 24:9-11); Perjamuan Paska di Perjanjian Baru
dan kekal, pun demikian. Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa roti dan anggur pun dimakan di dalam
perayaan Ekaristi.

Ketiga, Kristus menentukan Perjamuan Terakhir-Nya pada hari dimana kurban Paska Yahudi dirayakan
sebagai perayaan selamanya: “Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya
sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk
selamanya… (Kel 12:14). Kristus pun menghendaki demikian, “… perbuatlah ini menjadi peringatan akan
Aku” (Luk 22:19). “… Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini, kamu
memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1Kor 11:26).

https://www.katolisitas.org/penggambaran-ekaristi-dalam-perjanjian-lama/

Warta Paroki St. Yohanes Penginjil Masohi │ Edisi ke-XCIV│Minggu, 01 Agustus 2021
Tim Redaksi : RP. Pius Lawe,SVD(Pelindung, Homilis), RD. Luis Suarubun(Homilis),
RD. Engga Fernatyanan(Homilis), Fr. Yon Lamanepa, SVD(Homilis), Fr. Bokdan, SVD (Homilis),
Bpk. R. Teubun(Katekis), Nn. Prisca
Jl. Abdullah Soulissa, Masohi 97511, Telp. (0914) 21054 / 0812 9494 4169
INFO KEUANGAN PAROKI INFO PAROKI
Hari/Tanggal Kolekte 1. Koor Persiapan Krisma akan tetap
diselenggarakan sambil memperhatikan PROKES
25 Juli 2021 I Rp. 924.000
(Minggu Biasa XVII) PANDEMIK COVID 19.
II Rp 542.000 2. Diharapkan setiap sie dalam Panitia Kunjungan
Ucapan Syukur dari Rp 2.510.000 Kanonik Bapa Uskup dan Pentahbisan Gereja dan
Kel. NN
Kapela untuk tetap berkoordinasi, agar pada
22 Juli 2021 Rp. 289.000
waktunya semuanya sudah disiapkan dengan
Misa Pembukaan
baik.
TA Baru 2021/2022
3. Kegiatan-kegiatan di rukun boleh dijalankan
dengan tetap memperhatikan PROKES PANDEMIK
DONASI UNTUK BULETIN
COVID 19
(Edisi Minggu Biasa XVIII)
4. Diharapkan anggota umat yang mengetahui
Jumlah kondisi tubuhnya tidak sehat, tidak datang untuk
Stasi Jumlah Uang
Buletin bergabung dalam Ibadah atau Perayaan
Masohi 25 Rp. 25.000 Sakramental apa pun.
Koryano 25 Rp. 50.000 5. Tersedia barang-barang rohani di Secretariat
Amahai 10 Rp. 18.000 Paroki berupa Kitab Suci, Ikut Menyanyi dan
Waur 10 Rp. 17.000 Madah Bakti. Juga tersedia minyak kayu putih
dalam kemasan botol You See One Thousand.
Waipia 20 Rp. 40.000 Harga minyak kayu putih, Rp. 150.000,- per botol.
TOTAL Rp. 150.000 Terimakasih
JADWAL PELAYANAN PASTOR
(Hari Minggu Biasa XIX)
Waktu
(Mg. 08 Agst 21) Celebran
Misa/Ibadat
RP. Alfons 07.30 WIT Kita semua mengucapkan SELAMAT ULANG
Masohi
Hayon, SVD 10.00 WIT TAHUN KELAHIRAN yang ke-79 kepada
Koryano RD. Luis 08.00 WIT
Samasuru Suarubun 10.00 WIT “RP. Alfons Hayon, SVD”
Makariki RP. Pius 08.00 WIT
Simalou Lawe, SVD 10.00 WIT Tuhan dan kami semua
Waur Fr. Bogdan, 08.00 WIT
Amahai SVD 10.00 WIT sangat menyayangi Pater.
Fr. Yon
08.00 WIT Tuhan selalu tersenyum dan memberkati Pater
Waipia Lamanepa,
10.00 WIT dengan sukacita, kesehatan jasmani dan rohani
SVD
Yalahatan RD. Engga 08.00 WIT serta usia yang panjang.
Salamahu Fernatyanan 10.00 WIT

Engkau berkata,’Misanya lama’, maka aku menjawab,’karena cintamu terlalu


singkat’” – St. Josemaria Escriva

Warta Paroki St. Yohanes Penginjil Masohi │ Edisi ke-XCIV│Minggu, 01 Agustus 2021
Tim Redaksi : RP. Pius Lawe,SVD(Pelindung, Homilis), RD. Luis Suarubun(Homilis),
RD. Engga Fernatyanan(Homilis), Fr. Yon Lamanepa, SVD(Homilis), Fr. Bokdan, SVD (Homilis),
Bpk. R. Teubun(Katekis), Nn. Prisca
Jl. Abdullah Soulissa, Masohi 97511, Telp. (0914) 21054 / 0812 9494 4169

Anda mungkin juga menyukai