Kasus
Tn. S berusia 52 tahun seorang WNI suku Kalimantan Utara beragama Islam memiliki
seorang istri dan 2 orang anak Perempuan, menderita Diabetes Melitus sejak 1 tahun yang lalu
(terdeteksi) dan Gangren di jari-jari kaki kanan. Diawali seperti melepuh di ujung ibu jari kaki
kanan, lalu merembet ke jari-jari kaki yang lain dalam jangka waktu -+ 20 hari. Pasien mengeluh
merasa lemas, sering merasa lapar, sering kesemutan, dan luka di kaki tidak kunjung sembuh,
Nadi : 91x / menit, Suhu : 36,50 C, TD : 139 / 71 mmHg, RR : 20x / menit.
Pasien sedang istirahat di tempat tidur dan tampak keluarga membantu sebagian besar
aktivitas pasien. Keluarga Tn. S sering dijaga oleh istrinya. Anak-anaknya bergantian menjaga
Tn. S karena sibuk bekerja. Pasien dan keluarga belum mengerti tentang kondisi pasien,
perawatan dan kebutuhan pengobatan.
1
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 29 November 2021 pada pukul 18.00 dengan teknik
wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik.
a. Idenditas
Pasien
1) Nama : Tn.S
2) Umur : 52 tahun
3) Agama : Islam
4) Jenis Kelamin : Laki-Laki
5) Status : Kawin
6) Pendidikan : SMA
7) Pekerjaan :-
8) Suku : Kalimantan Utara
9) Kewarganegaraan : Indonesia
10) Alamat : Jl. Pangkalan
11) Diagnosa Medis : Diabetes Melitus dengan luka gangrene
Penanggung Jawab
1) Nama : Ny. K
2) Umur : 50 Tahun
3) Hub. dengan pasien : Istri
4) Pekerjaan : IRT
12) Alamat : Jl. Pangkalan
2
c) Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat dan makanan
d) Kebiasaan
Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok, dan minum alcohol, namun pasien
memiliki kebiasaan minum kopi 3 kali sehari.
e) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang mimiliki riwayat
penyakit keturunan: diabetes, penyakit jantung, asma, hipertensi, dan penyakit
keturunan lainnya.
c. Pola Kebutuhan Dasar (Virginia Henderson)
1) Pola Bernafas
a) Sebelum Sakit : Pasien mengatakan tidak memiliki gangguan nafas, tidak
pernah bernafas dengan bantuan dan tidak pernah mengkonsumsi obat-obat
gangguan nafas
b) Saat Sakit : Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan pernafasan
dan pasien bernafas tanpa bantuan
2) Pola Makan Minum
a) Sebelum sakit
(1) Makan : Pasien mengatakan memiliki kebiasaan makan 4-5 kali sehari.
Pasien kerap kali merasa lapar. Pasien biasa menghabiskan 1-1,5 porsi
tiap 1 kali makan dengan menu nasi, lauk,sayur, dan buah. Selain itu,
pada malam hari atau di sela-sela jadwal makan pasien suka makan
roti dan
Buah.
(2) Minum : Pasien mengatakan memiliki kebiasaan minum yaitu 8 gelas per
hari (2000 cc). Pasien biasa minum air putih.
b) Saat sakit
(1) Makan : Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menghabiskan
tiap porsi. Pasien menghabiskan tiap porsi yang disediakan dengan menu
nasi, lauk, sayur, dan buah. Pasien juga mengkonsumsi roti dan buah di
sela-sela jadwal makan karena pasien kerap kali merasa lapar.
(2) Minum : Pasien mengatakan minum 10-12 gelas per hari (2400 cc)
3) Pola Eliminasi
a) Sebelum Sakit
(1) BAB: Pasien mengatakan memiliki kebiasaan BAB 1 kali sehari dengan
konsistensi feses lembek, warna kuning, bau khas feses.
(2) BAK: Pasien mengatakan memiliki kebiasaan berkemih 4 kali sehari.
b) Saat sakit
(1) BAB: Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi feses
lembek, warna feses kuning, dan bau khas feses.
3
(2) BAK: Pasien mengatakan sering kencing, 6-7 kali sehari.
4) Pola Aktivitas dan Latihan
a) Sebelum Sakit : Pasien mengatakan memiliki hobi jalan-jalan. Pasien
jarang berolahraga.
b) Saat Sakit : Pasien mengatakan lebih banyak istirahat di tempat tidur
dan hanya sesekali beraktivitas dengan dibantu keluarga. Pasien mengatakan
enggan beraktivitas.
5) Pola Isrirahat dan Tidur
a) Sebelum sakit : Pasien mengatakan memiliki kebiasaan tidur siang selama 1-
2 jam. Pada malam hari pasien biasa tidur pukul 23.00-06.00. Pasien
mengatakan tidak memiliki gangguan tidur.
b) Saat sakit : Pasien mengatakan dalam sehari tidur siang selama 1-2
jam, dan pada malam hari tidur pukul 22.00-06.00. Pada malam hari pasien
biasa bangun tidur untuk buang air kencing.
6) Pola Berpakaian
a) Sebelum sakit : Pasien mengatakan memakai pakaian secara mandiri,
pasien mengganti pakaian 2 kali sehari
b) Saat sakit : Pasien mengatakan ketika berpakaian sering dibantu oleh
keluarga dan pasien mengganti pakaian 2 kali sehari.
7) Pola Rasa Nyaman
a) Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak memiliki gangguan rasa nyaman
seperti nyeri.
b) Saat sakit : Pasien mengatakan memiliki gangguan rasa nyaman:nyeri
8) Pola rasa aman
a) Sebelum sakit : Pasien mengatakan merasa aman apalagi berada di dekat
keluarga
b) Saat sakit : Pasien mengatakan merasa aman karena keluarga selalu
menemani pasien terutama istri dan anaknya meskipun berganti-gantian.
9) Pola Kebersihan Diri
a) Sebelum Sakit : pasien mengatakan aktivitas mandi dan kebersihan lainnya
dilakukan secara mandiri dan hanya terkadang dibantu keluarga
NORTON SCALE 0 1 2 3 4
4
Kondisi Mental
Makan/minum
Mandi
Toileting
Aktivitas
Mobilisasi di tempat
tidur
Berpindah
BAB/BAK
Ket :
1
2 : Sangat buruk
3 : Buruk
4 : Sedang
5 : Baik
10) Pola Komunikasi
a) Sebelum Sakit : pasien mengatakan suka mengobrol dengan keuarga atau
kerabat. Pasien suka bincang-bincang
b) Saat Sakit : pasien mengatakan berkomunikasi dengan keluarga,
seperti biasa.
11) Pola Beribadah
a) Sebelum Sakit : pasien mengatakan memiliki kebiasaan bersembahyang
2x/hari pagi dan sore hari.
b) Saat Sakit : pasien mengatakan beribadah 2 kali/sehari namun hanya
beribadah di tempat tidur
12) Pola Produktifitas
a) Sebelum Sakit : pasien mengatakan saat pasien masih muda bekerja sebagai
pemandu pariwisata dan dapat membiayai keluarga dan anak – anaknya.
b) Saat Sakit : pasien mengatakan dibiayai dan ditanggung oleh keluarga.
13) Pola Rekreasi
a) Sebelum Sakit : pasien mengatakan suka berekreasi ke pantai dan ke tempat
objek wisata
b) Saat Sakit : pasien mengatakan hanya menghabiskan waktu di tempat tidur.
14) Pola Kebutuhan Belajar
a) Sebelum Sakit : pasien mengatakan tidak mengerti faktor – faktor yang
menyebabkan penyakit, pencetus, perawatan, dan komplikasi.
b) Saat Sakit : pasien mengatakan belum mengerti mengenai sebab penyakit,
pasien mengatakan bingung tentang kondisi luka.
d. Pengkajian Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : Composmentis
b) GCS :
- Mata =4
- Psikomotor = 6
- Pasien a
menunjukkan n
peningkatan
integritas b
kulit e
rkurang dan kaki infeksi
tidak 5. Beri perawatan kulit 5. Menghilangkan
ada pus pada seperti penggunaan kekeringan pada
luka lotion kulit dan robekan
gangren)
pada kulit
6. Lakukan perawatan 6. Memberikan
- Pasien dapat luka dengan teknik kelembaban pada
menghindari kulit dan
aseptic
cedera agar mencegah infeksi
tidak terjadi 7. Anjurkan pasien 7. Menurunkan
kerusakan
untuk menjaga agar resiko cedera
integritas
kuku tetap pendek pada kulit oleh
lebih lanjut.
karena garukan
8. Ajarkan keluarga 8. Memandirikan
teknik perawatan dan
kaki dan luka memberdayakan
diabetik keluarga dalam
perawatan pasien
9. Motivasi klien 9. Makanan TKTP
untuk makan dapat membantu
makanan TKTP penyembuhan
jaringan kulit
yang rusak
Senin,
3 Setelah 1. Kaji tingkat 1. Menentukan
25 Juni
silakukan kemampuan pasien. aktivitas
2012
kunjungan alternatif yang
pukul
selama 3x dalam dapat dilakukan
13.20
1 mnggu selama pasien.
45 menit 2. Anjurkan mobilisasi 2. Menyesuaikan
diharapkan secara bertahap. tingkat energi
pasien dapat klien dalam
beraktivitas rentang gerak
secara bertahap fisik.
16
dengan kriteria 3. Lakukan pengaturan 3. Memperbaiki
hasil : posisi (sims), sirkulasi perifer
- Terjadi dengan posisi kaki luka.
peningkatan ditinggikan.
rasa nyaman. 4. Observasi vital sign 4. Vital sign sebagai
- Pasien setelah beraktivitas. indikator tingkat
terdorong kelelahan klien.
untuk 5. Bantu ADL pasien. 5. Membantu pasien
beraktivitas. dalam
- ADL beraktivitas,
mandiri. mencegah
- Kondisi luka terjadinya cedera
membaik yang menambah
(sirkulasi) kesulitan
kedalaman mobilisasi.
berkurang,
integrasi
jaringan.
Senin, 4 Setelah 1. Obeservasi tanda- 1. Sebagai indikator
25 Juni silakukan tanda infeksi, keparahan luka
2012 kunjungan (demam, kulit dan menentukan
pukul selama 3x dalam kemerahan, adanya intervensi
13.20 1 mnggu selama pus pada luka). selanjutnya.
45 menit 2. Rawat luka dan kulit 2. Sirkulasi perifer
diharapkan dengan tehnik bisa terganggu
risiko terjadinya aseptik. yang
infeksi dapat menempatkan
dicegah dengan pasien pada
kriteria hasil : risiko terjadinya
- Luka cepat kerusakan pada
kering. kulit/iritasi kulit
- Luka tidak dan infeksi.
bertambah 3. Observasi vital sign 3. Mengetahui
lebar dan tiap kali kunjungan tanda-tanda
dalam. infeksi.
- Pasien 4. Anjurkan keluarga 4. Menentukan
mengungkap untuk melaporkan intervensi lebih
kan apabila tanda-tanda lanjut dan
pemahaman infeksi ditemukan menunjukkan ada
dan seperti demam, kulit atau tidaknya
17
menunjukan i
pola hidup
bersih p
encegahan kemerahan, atau infeksi lebih jauh.
luka
adanya pus pada
bertambah
luka
parah.
5. Atur posisi pasien di 5. Posisi sim yang
- WBC 4,6 –
tempat tidur, yaitu mana kaki
10,2 k/uL
sims. diposisikan lebih
tinggi akan
melancarkan
sirkulasi darah
perifer.
18
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi:
- Tentukan program diet, pola makan
- Libatkan keluarga dalam perencanaan makan.
- Lakukan pemeriksaan gula darah dengan finger
stick.
- Pantau pemeriksaan laboratorium (glukosa
darah, aseton)
S:
- Pasien mengatakan tidak terdapat pelebaran
luka
O:
- Pasien menunjukkan tidak adanya luka
baru/luka lain
- Pasien menunjukkan dapat menghindari cedera
- Luka gangrene tidak meluas dan tidak semakin
dalam (3x3 cm dengan kedalaman ½ cm)
- Kemerahan berkurang
Minggu, 01 Juli - Tidak ada pus
2 2012, Pukul A: Masalah teratasi sebagian
12.50 P : Lanjutkan intervensi:
- Inspeksi kulit terhadap perubahan
warna,turgor,vaskuler,perhatikan kemerahan.
- Ubah posisi setiap 2 jam beri bantalan pada
tonjolan tulang
- Pertahankan alas kering dan bebas lipatan
- Beri perawatan kulit seperti penggunaan lotion
- Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptic.
S:
- Pasien melaporkan peningkatan rasa nyaman
untuk beraktivitas
- Pasien mengatakan merasa mampu melakukan
aktivitas
Minggu, 01 Juli
O
3 2012, Pukul : - ADL masih dibantu
12.50
- Kondisi luka membaik (sirkulasi), tidak ada
kemerahan, pus berkurang, luas luka 3x3 cm,
dengan kedalaman ½ cm
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
20
- Anjurkan mobilisasi secara bertahap.
- Lakukan pengaturan posisi (sims), dengan
posisi kaki ditinggikan.
- Observasi vital sign setelah beraktivitas.
S:
- pasien mengatakan paham mengenai kondisi
lukanya
O:
- WBC : 11 k/uL,
- Tidak kemerahan pada kulit,
- Suhu tubuh : 37oC, kedalaman
- Luas luka 3x3 cm, kedalaman ½ cm, tidak ada
Minggu, 01 Juli kemerahan, dan pus
4 2012, Pukul A : masalah teratasi sebagian
12.50 P : lanjutkan intervensi :
- Obeservasi tanda-tanda infeksi, (demam, kulit
kemerahan, adanya pus pada luka).
- Rawat luka dan kulit setiap hari dengan tehnik
aseptik.
- Observasi vital sign tiap 6 jam.
- Health education pentingnya menjaga
kebersihan luka dan area sekitar luka.
S : pasien dan keluarga mengatakan sudah paham
mengenai penyakit klien dan kondisi lukanya.
Minggu, 01 Juli O : klien tampak antusias, klien mampu memberikan
5 2012, Pukul persepsi dan interpretasi yang benar mengenai
12.50 penyakit DM dan cara perawatan DM
A : masalah teratasi
P : pertahankan kondisi klien
21