Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BKS305 - PEREMAJAAN TANAMAN

Judul:
PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA SAWIT

Nama : Khairul Anwar


NIM : 2005068
Kelas : BLU 20

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


DIPLOMA IV
POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya
karya tulis ini dapat terselesaikan tepat waktu, kemudian kami ucapkan juga
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
karya tulis ini.
Makalah ini berjudul “Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit”. Dengan
adanya karya tulis ini diharapkan pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang
lebih mengenai proses permajaan kelapa sawit secara umum. Mulai dari proses
penumbangan, pembersihan lahan, hingga perawatan menjelang bibit ditanam.
Sedikit banyaknya penulis menyadari terdapat kekurangan di dalam karya
tulis ini. Meskipun demikian, penulis tetap berusaha untuk menjadikan karya tulis
ini sebagai bahan literasi yang baik untuk pembaca. Penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik membangun guna menyempurnakan karya tulis ini.

Yogyakarta, 05 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Produktivitas Kelapa Sawit...........................................................................3
B. Prosedur Operasional....................................................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelapa atau dalam nama latin disebut sawit Elaeis guineensis Jacq.
Termasuk dalam jenis tanaman palm yang dapat menghasilkan minyak
apabila diekstraksi. Risza (2009) mengatakan bahwa kelapa sawit merupakan
salah satu komoditas budidaya yang memegang peranan penting dalam
perekonomian Indonesia, serta menjadi sumber pendapatan bagi produsen
kelapa sawit dan sektor ekonomi lainnya yang terlibat dalam industry
tersebut, baik dalam bidang budidaya kecambah/bibit kelapa sawit,
pemrosesan/pabrikasi, serta mereka yang turut ambil bagian pada rantai
pemasaran hasil olahannya.
Dari sudut pandang komersial, perkebunan kelapa sawit dianggap tua
jika berusia sekitar 20 hingga 25 tahun dan membutuhkan peremajaan.
Penanaman kembali (replanting) sebanyak pohon dilakukan agar hasil panen
kelapa sawit tidak turun tajam. Pada titik ini, diperlukan perencanaan yang
matang dan detail untuk menghindari kerugian dalam kegiatan penanaman
kembali. Pemecahan masalah, peremajaan dapat dilakukan secara bertahap
dengan membagi area pabrik lama menjadi zona kerja yang berbeda. Tahap
peremajaan kelapa sawit meliputi penebangan pohon tua, penebangan cabang
dan batang, pemupukan, penaburan cover crop (LCC), pancang, konservasi
tanah, penanaman lubang dan penanaman bibit kelapa sawit.
Program peremajaan tahunan sekitar 4% dari total tanaman sehingga
tanaman belum menghasilkan (TBM) tidak melebihi 12% dari total tanaman.
Hal ini dilakukan agar tandan buah segar (TBS) hasil panen di kebun untuk
diolah di Pabrik Kelapa Sawit tetap stabil dan tidak kekurangan stok.
Regenerasi dilakukan sesuai prosedur yang berkaitan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) pekerja dan untuk mencegah dan mengatasi
pencemaran lingkungan dengan yang mengadopsi konsep yang tidak
membakar lahan sedikitpun.
Mengingat pekerjaan replanting ini sangatlah penting demi
keberlanjutan kebun di suatu perusahaan, tentunya setiap tahapan pekerjaan
haruslah dilakukan dengan benar dan sesuai standar perusahaan. Dengan

1
mengacu pada SOP yang berlaku, kesalahan dan pelanggaran dapat dikurangi
dan pekerjaan akan semakin efisien.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan kegiatan replanting atau peremajaan pada
tanaman kelapa sawit?
b. Apa alasan ynag mendasari peremajaan kelapa sawit harus dilakukan?
c. Bagaimana tahapan peremajaan kelapa sawit yang benar sesuai dengan
standar operasional yang ditetapkan?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui maksud dari kegiatan replanting atau peremajaan pada
tanaman kelapa sawit.
b. Untuk mengetahui alasan mengapa peremajaan kelapa sawit harus
dilakukan.
c. Untuk mengetahui tahapan peremajaan kelapa sawit yang benar sesuai
dengan standar operasional yang ditetapkan.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Produktivitas Kelapa Sawit


Tinggi rendahnya hasil TBS per hektar tergantung pada komposisi
umur pohon di kebun. Semakin besar komposisi tahun dan pohon muda,
semakin rendah hasil per hektar. Menurut Risza (2009), ia menyatakan bahwa
hasil panen kelapa sawit sangat ditentukan oleh komposisi umur pohon.
Perbandingan antara komposisi menurut umur pohon muda dan tua jauh lebih
lebar bila hasil per hektarnya lebih rendah.
Komposisi umur pohon ini dapat berubah setiap tahunnya,
mempengaruhi hasil panen per hektar untuk setiap tahunnya. Hasil TBS yang
dihasilkan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan akan
mencapai hasil optimal saat pohon berumur 9-14 tahun, sehingga hasil TBS
akan mulai menurun jika usianya sudah cukup tua. Secara keseluruhan,
perkebunan kelapa sawit akan menghasilkan TBS secara optimal hingga usia
25-26 tahun. Jadi mungkin faktor terpenting yang mempengaruhi volatilitas
TBS yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit adalah usia pohon.

Gambar 1 Replanting kelapa sawit

3
Menurut Sunarko (2009), terdapat tiga hal yang menentukan potensi
produksi tanaman kelapa sawit yaitu jenis dari tanaman kelapa sawit itu
sendiri, produktivitas dan juga rendemennya. Tak hanya itu, potensi produksi
juga ditentukan oleh faktor perawatan, jumlah curah hujan dalam setahun,
gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT), serta kegiatan pra dan
pasca panen. Selanjutnya Pahan (2006) mengatakan tanaman mampu
memenuhi semua asumsi fisiologi dan agronomi dimana tanaman tersebut
mampu beradaptasi terhadap lingkungan sebagai tempat tumbuhnya serta
mendapat pasokan hara yang cukup dan air tanpa ada gangguan hama dan
penyakit. Radiasi sinar matahari meruoakan satu-satunya faktor pembatas
produksi kelapa sawit yang berhubungan dengan fungsi pada luas permukaan
daun tanaman.
Setelah mengetahui hasil produktivitas yang rendah, tentunya
diperlukan upaya untuk meningkatkan kembali hasil sehingga optimal. Cara
yang selalu dilakukan adalah dengan replanting atau peremajaan kembali
tanaman yang sudah tua. Pemilihan metode replanting tersebut akan
menentukan keberhasilan budidaya kelapa sawit generasi selanjutnya di areal
tersebut. Susanto dan Hartono (2002) menyatakan bahwa terdapat beberapa
metode dalam replanting seperti metode tanpa bakar, underplanting, metode
bakar, dan juga chipping.
B. Prosedur Operasional
a. Penyusunan rencana peremajaan
• Mengetahui hamparan dan luas area lahan. Dilakukan pemetaan lahan
berikut peta akses dan pertimbangan mengenai kendala di lapangan.
• Pemilihan hamparan didasarkan pada produksi, kerapatan, serangan
hama/penyakit, tinggi tanaman, dan efektivitas kegiatan pemanenan
yang secara keseluruhan menjadi pertimbangan dalam menentukan
umur ekonomis tanaman.
• Pemesanan bibit unggul pada produsen kelapa sawit terpercaya sebagai
tanaman baru (bibit bersertifikat).

4
• Pemilihan lokasi pembibitan yang sesuai dengan persyaratanya itu
topografi datar, ketersediaan air, bebas hama penyakit tanaman, akses
transportasi mudah.
• Penyiapan alat dan bahan serta perencanaan biaya peremajaan.
b. Pembongkaran/Penumpangan Pohon Tua
• Penumbangan umumnya dilakukan menggunakan alat berat namun
dapat juga dilakukan secara manual untuk skala yang lebih kecil.
• Penumbangan dengan alat berat dilakukan dengan mendorong pohon
kelapa sawit yang sudah tua sampai roboh, dilanjutkan membongkar
bonggol dan akar yang tertinggal.
• Penumbangan secara manual dapat dilakukan dengan menggunakan
kapak ataupun gergaji mesin.
• Tanaman kelapa sawit tua ditumbang searah dengan jalur penamnaman.
• Tumbangan pohon disusun dalam rumpukan dengan arah utara➡selatan
(searah dengan jalur tanam kelapa sawit).

Gambar 2 Penumbangan kelapa sawit tua

c. Merencek atau Memotong


Kandungan air dalam batang kelapa sawit sangat tinggi sebaiknya
dilakukan pemotongan batang termasuk pelepah menjadi bagian-bagian
yang lebih pendek ± 1 meter, agar membantu proses pengeringan.

5
Gambar 3 Perencekan batang kelapa sawit
d. Perumpukan
• Perumpukan merupakan kegiatan menyusun dan menimbun batang
kelapa sawit yang tumbang kedalam jalur penimbunan/jalur rumpukan.
• Batang kelapa sawit yang telah ditumbang disusun sesuai dengan jalur
tanaman (memanjang searah jalur tanam kelapa sawit).
• Perumpukan dilakukan dengan selang 2 (dua) baris tanaman.

Gambar 4 Pola rumpukan

e. Penanaman Tanaman Penutup Tanah


Planting LCC adalah kegiatan penanaman tanaman penutup tanah
yang mana hal ini sangat penting djilakukan dalam perkebunan kelapa
sawit dimana tanaman ini mampu memperbaiki sifat fisik tanah, fisika dan
kimia tanah, kesuburan tanah, dan mencegah erosi serta menstabilkan

6
kelembapan tanah. Pada pengelolaan perkebunan kelapa sawit kebijakan
membangun kacangan penutup tanah sudah lama dilaksanakan terutama
pada pertanaman kelapa sawit muda. Pembangunan kacangan ini bertujuan
untuk menanggulangi erosi permukaan dan pencucian hara tanah,
memperkaya bahan organik, fiksasi nitrogen untuk memperkaya hara N,
memperbaiki struktur tanah, dan menekan pertumbuhan gulma.

Aplikasi LCC merupakan cara yang tepat untuk optimalisasi potensi


lahan dan keramahan lingkungan. Penanaman LCC mampu memperbaiki
kesuburan tanah, menekan pertumbuhan gulma di areal penanaman,
meningkatkan ketersediaan karbon dan nitrogen dalam tanah, serta
mengurangi laju erosi. Ada beberapa jenis LCC yang paling popular untuk
dibudidayakan, yakni Legume Cover Crop di Perkebunan Kelapa Sawit 3
Mucuna bracteata (MB), Centrocema pubescens (CP), Calopogonium
muconoides (CM), Pueraria javanica (PJ), dan Calopogonium caeruleum
(CC).

Gambar 5 Salah satu jenis kacangan (Mucune bracteata)

f. Pemancangan
Pemancangan pada tanaman kelapa sawit sangat penting karena akan
mempengaruhi letak dan juga jumalah tanaman dalam satu blok, Oleh
karena itu, untuk mendapatkan letak dan barisan tanaman yang teratur
terlebih dahulu diadakan pemancangan areal. Pemancangan pada areal
yang rata jarak antara barisan dan dalam barisan sesuai dengan jarak yang
sebenarnya. sedangkan untuk areal yang berbukit dan berkontur arah

7
barisan mengikuti arah kontur yang ada dan jarak antara barisan adalah
proyeksi jarak antar barisan.

8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Peremajaan kelapa sawit sangatlah penting untuk keberlanjutan
jalannya industry kelapa sawit. Proses peremajaan yang ramah lingkungan tak
hanya memberikan keuntungan di bidang lingkungan, namun juga pada nilai
ekonomi dari hasil produksi. Kegiatan-kegiatan peremajaan juga tentunya
harus dilakukan dengan seksama agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan.

B. Saran
Tenaga kerja hendaknya menerapkan standar operasional prosedur
yang sudah ada agar setiap jenis pekerjaan berlangsung dengan lancer dan
structural.

9
DAFTAR PUSTAKA

Pahan, I. 2006. Kelapa Sawit, Upaya Peningkatan Produktifitas. Yogyakarta:


Penerbit Kanisius.
Risza, S., 2009. Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Sunarko, 2009. Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit Dengan Sistem
Kemitraan. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Susanto, A., dan Hartono, Y. 2002. Teknik replanting yang aman terhadap
penyakit Ganoderma dan Oryctes rhinoceros. Medan: Pusat Penelitian
Kelapa Sawit Medan.

10

Anda mungkin juga menyukai