Bab Ii
Bab Ii
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
Bundu, 2006: 9). Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati (2014:
15
Asih Widi Wisudawati (2014: 24) mengemukakan bahwa IPA
terdiri 4 unsur utama dalam, yang diantaranya: (1) Sikap Ilmiah, IPA
akan memicu rasa ingin thau tentang benda, fenomena alam, makhluk
produk ilmiah IPA ini berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. (4)
body of knowledge, dan science and its interaction with technology and
society.
16
investigating) mempelajari mengenai bagaimana cara ilmuwan
dan model.
sama lain.
17
IPA dalam interaksinya dengan teknologi dan masyarakat
72-73). Pemanfaatan teknologi ini sesuai dengan fungsi dan tujuan IPA
sikap dan nilai ilmiah, (3) mempersiapkan siswa menjadi warga negara
yang melek sains dan teknologi, dan (4) menguasai konsep sains untuk
terdiri dari empat unsur utama yang saling berkaitan dan tidak dapat
18
2. Pendidikan IPA di Era Digital
21st century knowledge-skills rainbow adalah (1) life and career skills,
(2) learning and innovation skills, dan (3) Information media and
19
tepat untuk mendukung tujuan pembelajaran. Para ilmuwan
analisis. Isjoni, dan Mohd Arif Ismail (2008: 12-14) menguatkan bahwa
Pada era digital, guru dan siswa akan menjadi bagian dari cyber
menjadi lebih banyak dan bervariatif bagi guru maupun siswa, hal ini
20
menurut Wellington, J, & Ireson, G (2012: 234) adalah karena dapat
adalah alat mengirim dan menerima informasi yang mudah dan cepat.
pada Gambar 1.
21
Pendapat ini diperkuat oleh Chiapetta, & Koballa (2010: 258)
22
analisis lebih lanjut. Knapp (1996: 16) mengemukakan bahwa
23
(Pujiiriyanto, 2012: 22). Guru harus memandang siswanya sebagai
3. Media Pembelajaran
lebih baik dan lebih sempurna (Cecep Kustandi, 2013: 8). Daryanto,
24
informasi sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil belajar, (2)
yaitu media tradisional dan media mutakhir (Azhar Arsyad, 2014: 35).
25
informasi (bahan pembelajaran) dari guru kepada peserta didik untuk
26
Semakin ke atas di puncak kerucut semakin abstrak media
pengalaman belajar 82% diperoleh dari mata, 12% melalui telinga, dan
mengajar lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
lelah, dan peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar (Nana
27
Berdasarkan kajian tersebut, terlihat besarnya pengalaman
substansi materi, yang secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3
Komunikasi visual, yang secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3
28
Tabel 2. Item Penilaian dalam LORI
Aspek Komponen
Content quality Veracity (kebenaran sesuai teori dan
(isi multimedia) konsep), accuracy (ketepatan pengguaan
istilah sesuai bidang keilmuan), balanced
presentation of ideas (keseimbangan
penyaijian ide, kedalaman materi), dan
appropriate level of detail (aktualitas)
Learning goal Alignment among learning goals
alignment (keselarasan antara tujuan pembelajaran),
(keselarasan activities (kegiatan), assessments (kegiatan
tujuan penilaian), dan learner characteristics
pembelajaran) (karakteristik peserta didik)
Feedback and Adaptive content or feedback driven by
adaptation differential learner input or learner
modeling
Motivation Ability to motivate and interest an
identified population of learners
(kemampuan untuk memotivasi)
Presentation Design of visual and auditory information
design (desain for enhanced learning and efficient mental
presentasi) processing (Desain informasi visual dan
pendengaran untuk meningkatkan belajara
dan proses mental secara efisien)
Interaction Ease of navigation (kemudahan navigasi),
usability predictability of the user interface
(prediktibilitas dari antarmuka penguna),
dan the quality of the interface help
features (kualitas fitur antarmuka bantuan)
Accessibility Design of controls and presentation
formats to accommodate disabled and
mobile learners (desain control dan format
presentasi untuk mengakomodasi peserta
didik penyandang cacat dan mobile)
Reusability Ability to use in varying learning contexts
and with learners from different
backgrounds (Kemampuan untuk
digunakan dalam berbagai konteks belajar
dengan pelajar dari latar belakang yang
berbeda)
Standards Adherence to international standards and
compliance specifications (Kepatuhan terhadap standar
internasional dan spesifikasinya)
(Diadaptasi dari Leacock, T. L., & Nesbit, J. C, 2007: 44-59)
29
Menurut Wahono (2006) aspek interaksi kegunaan (interaction
30
d. Aspek rekayasa perangkat lunak, mencakup: (1) efektif dan
31
Tabel 3. Penilaian Multimedia yang Baik
Romi Satrio Wahono :2006 LORI Azhar Arsyad Nana Sudjana dan Sintesis peneliti disesuaikan dengan
(dalam Muhammad Singgih Zulfikar Ansori, Leacock, T. L., & (2014: 75-76) Ahmad Rivai media virtual laboratory yang akan
2013: 28-29) Nesbit, J. C. (2010: 4-5) dikembangkan
(2007: 44-59)
Aspek substansi materi: 1. Content quality Mendukung isi Mendukung isi Aspek Materi:
1. Kebenaran materi sesuai teori dan konsep (isi multimedia) pembelajaran pembelajaran. 1. Kebenaran materi sesuai teori dan
2. Ketepatan penggunaan istilah sesuai bidang yang sifatnya konsep
keilmuan, 2. Adaptasi isi fakta, konsep, 2. Ketepatan penggunaan istilah
sesuai bidang keilmuan
3. Kedalaman materi, prinsip, atau
3. Kedalaman materi
4. Aktualitas generalisasi. 4. Aktualitas
32
Romi Satrio Wahono :2006 LORI Azhar Arsyad Nana Sudjana dan Sintesis peneliti disesuaikan dengan
(dalam Muhammad Singgih Zulfikar Ansori, Leacock, T. L., & (2014: 75-76) Ahmad Rivai media virtual laboratory yang akan
2013: 28-29) Nesbit, J. C. (2010: 4-5) dikembangkan
(2007: 44-59)
5. media bergerak (animasi, movie) 4. Visual layout design
6. layout interactive (ikon navigasi) 5. Tipografi
6. Visual warna
7. Visual bergerak
8. Ikon navigasi
33
4. Virtual Laboratory
bentuk tiruan dari laboratorium IPA yang nyata, yang digunakan dalam
34
untuk membantu siswa dalam mempelajari model fenomena alam
dalam dunia nyata yang kompleks (Hardyanto, 2012: 4). Simulasi juga
komputer Bell & Smetana (2008) dalam (Chiapetta & Koballa, 2004:
264).
dapat lebih memahami (Chiapetta & Koballa, 2004: 264). Wellington &
kepada peserta didik tentang fenomena dan proses yang mungkin sangat
susah diamati atau susah di lakukan, yang dapat membantu siswa untuk
35
Dapat dikatakan bahwa animasi merupakan bentuk simulasi dari model
yang bersifat abstrak (Hardyanto, 2012: 6-7). Knapp & Allen (1996:
teknologi komputer.
teks, gambar, animasi, suara dan video melalui pemodelan, simulasi, dan
36
animasi yang digunakan dalam aktivitas pembelajaran ataupun penelitian
lingkungan belajar yang dapat menstimulasi rasa ingin tahu peserta didik
37
dan keinginan peserta didik untuk melakukan kegiatan penyelidikan
analisis yang lebih tinggi, dan kritis (National Research Council, 1996:
38
inclusion, and engagement with their science lessons than do traditional
inqury involves the knowledge, skills and attitude students develop while
(2011: 6-8) saat peserta didik terlibat dalam penyelidikan IPA (science
39
mengkomunikasikan pengetahuan baru). Setiap bagian ini memiliki
(3) mencari informasi, data, fakta untuk menjawab hipotesis; (4) menarik
baru.
merumuskan hipotesis dan memilih satu atau lebih hipotesis untuk testing
40
yang relevan; (4) merancang percobaan; (5) melakukan percobaan; (6)
Tahapan inquiry menurut Iif Khoiru Khoiru Ahmadi, dkk (2011: 23) juga
sama dengan yang dinyatakan oleh W. Gulo di atas. Iif Khoiru Ahmadi
yang akan ditempuh, dan membahas materi (Iif Khoiru Ahmadi, 2011:
29). Selanjutnya yang perlu dilakukan dalam kegiatan akhir, antara lain
41
penilaian akhir, analisis hasil penilaian akhir, tindak lanjut,
mengemukakan topic yang akan dibahas pada waktu yang akan datang,
kegiatan pokok pada akhir pembelajaran adalah pemberian tugas dan post
menjadi tiga bentuk, yaitu structured inquiry, guided inquiry, dan full
atau open inquiry. Sund & Trowbridge (1973: 71) juga mengelompokkan
berdasarkan teori Piaget peserta didik masih berada pada masa transisi
42
pertanyaan yang membimbing peserta didik untuk melakukan
banyak diberikan pada tahap awal, dan sedikit demi sedikit dikurangi
perbedaan guided inquiry dengan inquiry yang lain adalah guru yang
43
siswa secara aktif dalam berpikir ilmiah (minds-on) melalui kegiatan
menggunakan teknologi.
44
dan membahas suatu realitas dengan mengguakan konsep atau berbagai
pengertian (Adun Rusyna, 2014: 14). Fungsi berpikir antara lain adalah
sesuatu yang baru yang bersifat orisinil dan realistis, dan sebagai
bertahan hidup, dan sosial (Adun Rusyna, 2014: 2-5). Dapat disimpulkan
berkehidupan sosial.
menjadi dua, yaitu tingkat tinggi dan tingkat rendah. Kemampuan tingkat
45
(2001: 86) mengemukakan bahwa kemampuan analisis adalah
46
Tabel 4. Aspek-aspek Kemampuan Berpikir Analisis
analisis menjadi tiga yaitu anaisis unsur, analisis hubungan, dan analisis
47
kontradiksi atau membedakan di antara fakta, pendapat, hiptesis asumsi,
ide. Contoh kata kerja yang digunakan misalnya adalah analisis, rincikan,
memilih, mengukur (Adun Rusyna, 2014: 25). Kata kerja lain yang dapat
sudut pandang kerangka materi dan tujuan (Ngalim Purwanto, 1994: 46).
48
secara terpisah maupun secara keseluruhan. Kemampuan ini terbagi
objektif dan essay. Tes objektif terdiri atas completion type test (tes
melengkapi dan fill in), selection type test, true-false, multiple choice,
(2008: 85) adalah tes essai, karena memungkinkan guru melihat proses
yang lebih tinggi (analisis, sisntesis, dan evaluasi). Tes ini mudah dibuat
panjang.
tes objektif juga baik untuk mengukur hasil belajar tingkat knowledge,
49
Tabel 5. Perbedaan Tes Objektif dan Tes Essay
Ditinjau dari Tes objektif Tes Essay
Taksonomi hasil Baik untuk mengukur Baik untuk
yang diukur hasil belajar tingkat komperhensi, aplikasi,
knowledge, dan analisis.
komperhension Sangat baik untuk
(pemahaman), aplikasi tingkat sintesis dan
dan analisis. evaluasi
Tidak cocok untuk Tidak evisien untuk
tingkat sistesis dan knowledge
evaluasi (pengetahuan hafalan).
Sampling Mencakup/ mewakili Tidak mewakili isi
isi/bahan bahan pelajaran yang bahan yang luas karena
luas, karena jumlah jumlah soal yang
itemnya banyak. relative sedikit.
Persiapan Sukar, dan memakan Sukar untuk
membuat soal waktu lama. mempersiapkan item
yang baik, tetapi lebih
mudah dari
mempersiapkan soal
objektif.
Penskoran Objektif, sederhana, dan Subjektif, sukar, dan
keandalanya tinggi. kurang andal.
Kemungninan Mendorong siswa untuk Mendorong siswa
mengingat, untuk mengorganisasi
menginterpretasikan, dan dan mengintegrasikan
menganalisis ide-ide ide-idenya sendiri
orang lain
(Diadaptasi dari Ngalim Purwanto, 1994: 36)
(1991: 46) yang menyatakan bahwa bentuk soal yang sesuai untuk
menggunakan tes tertulis dalam bentuk uraian dan objektif atau pilihan
50
B. KAJIAN KEILMUAN
connected pada materi “Gerak pada Tumbuhan” kelas VIII. Materi yang
diambil dapat dikaji dari 2 aspek, yaitu Biologi, dan Fisika, dengan lebih
124) yaitu berorientasi kepada peserta didik, menyatakan apa yang harus
tropisme, nasti, dan taksis. Pada penelitian ini hanya dibatasi pada gerak
51
a. Tropisme
“turn” atau membelok (Salisbury, F.B, & C.W. Ross, 1995: 96).
dari satu arah (Raven, P. H., & Johnson G. B, 2002: 808). Arah gerak
tumbuhan (Salisbury, F.B, & C.W. Ross, 1995: 96). Apabila bagian
1) Fototropisme
Gambar 3. Fototropisme
(Sumber : Raven, P. H, & Johnson G. B, 2002: 808)
52
Pada intinya dalam gerak fototropisme terjadi pembelokan
B, 2002: 808).
banyak pada sisi teduh daripada sisi yang terkena sinar (Campbell,
53
Tumbuhan memiliki reseptor cahaya yang disebut dengan
phytochrome, yang ada dalam dua bentuk, Pr dan Pfr. Dalam bentuk
Pfr. Ketika molekul dari Pfr menyerap foton cahaya far-red light
oleh fitokrom hanya akan terjadi apabila terdapat Pfr. Ketika cahaya
sebagian besar Pfr telah digantikan oleh Pr, dan tidak akan terjadi
54
Gambar 4. Percobaan Darwin
Percobaan ini memperlihatkan bahwa respon
fototropisme bergantung pada cahaya yang mencapai
ujung tanaman.
(Sumber: Kimball, 1992: 592)
55
bahan kimia yang berjalan melalui ujung koleoptil menuju ke
836) bahwa “Auxin migrates away from light and promotes the
56
Gambar 5.Sel Pada Bagian yang Gelap Mengalami Pemanjangan
yang Lebih Cepat daripada Sel Pada Bagian yang
Terang.
(Sumber: Campbell, et. al., 2004: 477)
potongan kecil agar (Salisbury, F.B, & C.W. Ross, 1995: 37).
57
Auksin dapat memanjangkan sel, karena mekanisme yang
sel dengan dinding selnya yang kaku (Campbell, et.al., 2004: 477).
G. B, 2002: 817).
58
sehingga merangsang pertumbuhan buah, (2) dominasi apical, yaitu
berkurang dan membuat jatuhnya daun dan buah. Daun dan buah
tangkai daun atau buah akan melepaskan diri dan jatuh ke tanah
2) Tigmotropisme
batang tumbuhan lain (Salisbury, F.B, & C.W. Ross, 1995: 105).
59
Saat sulur mengalami kontak dengan suatu benda, khususnya pada
sel epidermis, aksi ini kurang dapat dipahami, dan membuat sulur
Auksin dan etilen terlibat dalam gerak ini, dan dapat merangsang
3) Geotropisme
gravitasi (Salisbury, F.B, & C.W. Ross, 1995: 105). Pada saat
60
pemanjangan sel terjadi diantara sel yang ada di atas dan di bawah
sisi akar atau batang (Raven, P. H., & Johnson G. B, 2002: 809).
810).
61
Gambar 10. Tunas Tanaman Tetap Tumbuh ke atas, Ketika Posisi
Pot di ubah.
(Sumber: Campbell, et.al., 2004: 482)
4) Hidrotropisme
5) Kemotropisme
b. Nasti
F.B, & C.W. Ross, 1995: 96). Kimball (1992: 591) mengemukakan
bahwa arah respon gerak nasti tidak ditentukan oleh arah sumber
reversible, dan sering terjadi pada anak-anak daun dari daun majemuk.
62
disebabkan karena sel di sisi bawah tumbuh lebih cepat.
karena pertumbuhan sel pada bagian atas tangkai daun dan helai daun
daun, atau anak-anak daun. Tetapi ini juga dapat terjadi pada
1) Tigmonasti
F.B, & C.W. Ross, 1995: 100). Arah menutupnya daun putri malu
63
Gambar 11. Daun Mimosa pudica
(Sumber: Raven, P. H., & Johnson G. B, 2002: 832)
Keterangan: (a) Pada setiap helai daun Mimosa terdiri atas banyak
leaflet (anak daun), pada setiap dasar leaflet terdapat struktur yang
diikuti oleh air yang berpindah dari dalam sel keluar sel pulvinus
64
menuju ruang antar sel melalui dinding sel (Raven, P. H., &
water follow the ions out of the cells. The cells shrink, causing the
leaflet droop (Campbell, et.al., 2004: 481) Pada mimosa, aliran ion
sama (Campbell, et.al., 2012: 434). Jika anak daun Mimosa pudica
65
mengalir ke daun (Kimball, 1992: 591). Mereka melipat karena
832). Terjadi aliran air menjauhi daerah sentuhan, kadar air di sel
ini terjadi akibat hilangnya turgor secara tiba-tiba dalam massa sel
66
peptiolenya layu ke bawah. Diperlukan sekitar 10 menit agar sel-
15-30 menit daun melipat, air terdifusi kembali kedalam sel yang
67
contohnya pohon sutera (Albizzia julibrissin), putri malu (Mimosa
mendatar pada siang hari sampai hampir tegak pada malam hari.
tabung lurus pada siang hari, ketika anak-anak daun terbuka dan
3) Hidronasti
68
Gerakan pelipatan daun disebabkan karena hilangnya tekanan
turgor dalam sel motor berdinding tipis yang disebut buliform. Sel
tersebut ada pada rumput biru Kentucky (Poa Pratensis). Sel ini
4) Fotonasti
5) Termonasti
1992: 723).
c. Taksis
69
1) Kemotaksis
2) Fototaksis
70
2) Jurnal internasional teknologi pendidikan Bajpai Manisha, tahun 2013
laboratorium real.
IPA dengan Tema ”Kalor Pada Kehidupan Kita”Di SMPN Wonsari oleh
71
5) Penelitian Pengembangan Model Virtual Laboratory Fisika Modern
nilai gain score sebesar 0,39 yang termasuk dalam kriteria sedang.
72
8) Penelitian Tanuja Sheory dan Vijay Kumar Gupta tahun 2011, tentang
73
D. Kerangka Berpikir
74