a. Kontijensi
Kontinjensi (contingencies) merupakan keuntungan dan kerugian potensial yang
penyelesaiannya bergantung pada satu atau lebih peristiwa di masa depan. Kerugian
kontinjensi yang disebut kewajiban kontinjensi/bersyarat (contingent liability)
merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan. Kewajiban ini timbul dari
perkara hukum, ancaman pengambilalihan, penagihan piutang, klaim atas garansi produk
atau kerusakan produk, dan lain-lain.
Kerugian kontinjensi harus memenuhi dua kondisi agar dapat dicatat sebagai kerugian.
Pertama , “besar kemungkinan” (probable) bahwa aset akan turun nilainya atau
kewajiban akan timbul. Kondisi kedua adalah jumlahh kerugian harus “dapat
diestimasikan dengan memadai” (reasonably estimable). Contoh yang biasanya
memenuhi kedua kondisi tersebut adalah kerugian piutang tak tertagih dan kewajiban
garansi produk.
Jika perusahaan tidak mencatat kerugian kontinjensi karena salah satu atau kedua kondisi
tidak terpenuhi, perusahaan harus mengungkapkan kontinjensi dalam catatan atas laporan
keuangan jika kerugian “mungkin terjadi” (reasonable possible).
Analisis kewajiban kontinjensi
Kewajiban kontinjensi yang dilaporkan seperti garansi jasa dan jaminan (warranties)
merupakan estimasi. Keakuratan analisis suatu kewajiban tergantung pada keakuratan
estimasi tersebut, yang sering kali didasarkan pada pengalaman masa lalu perusahaan
atau harapan di masa depan. Jadi kita harus berhati-hati menerima estimasi
manajemen ini untuk kewajiban kontinjen garansi maupun kewajiban kontinjen
lainnya.
Cadangan atas kerugian di masa depan merupakan jenis kontinjensi lainnya yang
perlu diperiksa. Konservatisme dalam akuntansi meminta perusahaan untuk mengakui
kerugian saat perusahaan dapat menentukannya atau dapat meramalkannya. Namun
demikian, perusahaan cenderung untuk mengestimasi lebih besar (overestimate)
kerugian kontinjensi mereka, khususnya di tahun dengan kinerja buruk. Perilaku ini
sering disebut sebagai “mandi besar” (big bath) dan sering meliputi pencatatan
kerugian pelepasan aset, relokasi, dan penutupan pabrik. Overestimating kerugian ini
menarik biaya masa depan ke peiode sekarang dan dapat digunakan oleh manajemen
sebagai alat untuk mengatur atau meratakan laba.
b. Komitmen
Komitmen (commitments) merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan
berdasarkan kinerja di masa depan sesuai kontrak. Komitmen tidak diakui dalam laporan
keuangan karena peristiwa seperti penandatanganan kontrak atau penerbitan pesanan
pembelian (purchase order) bukan merupakan transaksi yang lengkap. Semua komitmen
memerlukan pengungkapan faktor-faktor penting atas kewajiban komitmen, termasuk
jumlah, kondisi, dan waktu.