Anda di halaman 1dari 16

"SEL"

Disusun Oleh:
Rindiani (2030801077)
Putri Angelina (2030801085)
Riri Anjeli (2030801090)
M Taufik Al Ubaydilla (2030801092)

Dosen Pengampu :
Binar Azwar Anas Harfian, M.Pd
Sejarah Perkembangan teori sel
Perkembangan sel ini dimulai sejak seorang ahli yang bernama Robert Hooke (1665)
melakukan pengamatan pada sayatan gabus yang merupakan sel – sel mati pada
pepagan pohon ek dengan mikroskop sederhana. Ia melihat adanya ruangan –
ruangan kecil yang kemudian disebutnya cella yang berarti ruang atau kamar kecil
yang kosong. Antonie van Leewenhoek (1674) menggunakan mikroskop sederhana
untuk melihat mikroba (jasad renik) dalam air serta bagian – bagian yang
terkandung dalam cairan tubuh makhluk hidup. Lamarck (1809) menyatakan bahwa
seluruh organisme hidup harus memiliki jaringan selular. Dutrochet (1824)
menemukan bahwa semua tumbuhan dan hewan terdiri dari sel berbentuk
gembungan yang sangat kecil yang mengalami peningkatan ukuran dan jumlah.
Robert Brown (1831) seorang Ahli Biologi menemukan nukleus sel tumbuhan yang
menyimpulkan bahwa nukleus merupakan komponen dasar yang selalu ada dalam
sel. Hugo von Mohl dan Karl Nugel (1835) mempelajari peristiwa pembelahan sel,
dimana inti dan plasma sel mengalami pembelahan untuk menjadi dua sel anak. T
Schwan dan M Schleiden (1839) merumuskan teori sel sebagai berikut: sel adalah
unit terkecil, semua tumbuhan dan hewan dibangun atas sel – sel. J Purkinye (1840)
dan Hugo von Mohl (1846) memperkenalkan istilah Protoplasma, yakni cairan yang
mengisi ruang yang disebut sel oleh Von Mohl.
Penemuan Pertama Sel
 Robert Hooke, ilmuwan
Ingris(1665)  sel gabus
dalam bukuMicrographia
 Anton van Leeuwenhoek,
1674 (pembuat lensa dari
Belanda)  sel hidup
dalam air
Penemu Sel
 Mathias Schleiden (ahli tumbuhan dari Jerman),
1838  semua tanaman terdiri atas sel
 Theodor Schwann (zoologis dari Jerman), 1839
 sel merupakan unit struktur terkecil dari
makhluk hidup
 Rudolp Virchow (Jerman), 1855  sel berasal
dari sel yang sudah ada (TEORI SEL)
Konsel ilmu Teori Sel
Teori Sel menyatakan bahwa :
 Semua makhluk hidup tersusun atas satu atau lebih
sel
 Sel merupakan satuan struktural terkecil dari makhluk
hidup, sel melakukan semua proses kehidupan
 Sel berasal dari sel yang lain
 Semua sel hidup berasal dari sel dan berkembangbiak
melalui pembelahan sel yang berasal dari pembelahan
sel lain yang sebelumnya hidup.
 Sel merupakan unit aktifitas biologi yang dibatasi oleh
membran semipermeabel, yang dapat melakukan
reproduksi sendiri pada medium diluar makhluk hidup.
 Sel mengandung materi yang diwariskan kepada
keturunannya selama pembelahan.
Komponen Protoplasmik dan
Non- Protoplasmik
komponen penyusun sel tumbuhan dalam dua
kelompok besar, yaitu:
1. Komponen Protoplasmik (komponen yang hidup
dari sel), terdiri dari inti, mitokondria, plastida,
ribosom, lisosom, retikulum endoplasma (RE),
mikrotubul dan badan golgi.
2. Komponen Non-Protoplasmik (komponen yang
tidak hidup dari sel), terdiri dari vakuola dan hasil
metabolisme misalnya aleuron, amilum, minyak
atsiri dan kristal oksalat. Komponen non-
protoplasmik ini masih dibedakan antara non-
protoplasmik cair dan non protoplasmik padat.RNA
1. Komponen Protoplasmik

1. Sitoplasma
Sitoplasma disebut juga plasma sel atau plasma. Sitoplasma merupakan
komponen yang bersifat cair. Secara kimia struktur sitoplasma sangat kompleks,
mempunyai bahan dasar tersusun atas 85-90% air. Macam-macam zat organik
maupun anorganik terdapat di dalam medium air sebagai larutan atau koloid.
Butir-butir yang terdapat bebas pada sitoplasma antara lain :

A. Retikulum Endoplasma
Kata endoplasma berarti di dalam sitoplasma, dan retikulum bahasa latin berarti
jaringan Retikulum endoplasma terdiri dan' jaringan tubula dan gelembung
membran yang disebut sistema. Retikulum endoplasma adalah berupa sistem
membran yang terdapat di dalam sitoplasma.
B. Badan Golgi
Badan golgi disebut juga aparat golgi atau
diktiosom, berupa kumpulan ronggan
rongga atau sistema yang pipih, berbentuk
mangkok, dikelilingi oleh vesikel-vesikel.
Dekat dengan ujung sistema terdapat
sejumlah vesikel, dan vesikel diperkirakan
berasal dari ujung sistema
C. Sferosom
Sferosom atau mikrosom adalah butir butir berukuran 0,25 - 1,0 mikron,
yang sangat mobil pada sel hidup. Sferosom sukar dipelajari karena
ukurannya yang sangat kecil serta sukar diawetkan dalam sel-sel yang
difiksasi. Sferosom adalah adalah bagian khusus di dalam sel yang
berfungsi sebagai pembentuk lemak.

D. Mikrobodi
Mikrobodi terdapat di dalam semua macam sel tumbuhan, bemkman
diameter 0,5-1,5 µm, berselaput membran tunggal, berbentuk membulat
atau seperti mangkok. Berisi berbagai enzim sesuai dengan tipe sel atau
jaringannya
E. Mikrobula
Mikrotubula merupakan struktur yang lurus, memanjang, kosong di
tengahnya dan tersusun dari sub unit protein globular, dengan diameter
rata-rata 23 - 27 nm. Mikrotubula terdapat di sitoplasma tepi berdekatan
dengan dinding sel yang sedang tumbuh menebal, pada saat proses
mitosis dan meiosis, dan juga pada fragmoplas yang muncul diantara
kedua nukleus anak pada telofase.
F. Ribosom
Ribosom adalah partikel-partikel kecil, berdiameter 17-20 nm, yang didapati
bebas dalam sitoplasma dan menempel pada retikulum endoplasma,
berupa makromolekul ribonukleo protein dan berfungsi sebagai tempat
sintesis protein. Sebagian besar protein yang dibuat oleh ribosom bebas
akan beriimigrasi di dalam sitosol, misalnya enzim-enzim yang
mengkatalisis metabolisme di dalam sitosol.
2. Inti sel (Nukleus)
Inti sel diliputi oleh membran ganda yang berpori. Kedua membran ini, masing-
masing mcmpakan bilayer lipid dengan protein yang terkait. Di sebelah dalam ini
terdapa cairan inti disebut juga matriks atau kariolimfa, rangka inti atau
retikulum, serta anak inti atau nukleolus (jamak: nukleoli). Rangka inti terdiri atas
kromatin yang pada waktu pembelahan inti muncul sebagai kromosom. Rangka
inti mengandung nukleoprotein suatu persenyawaan dengan asam
deoksirinonukleat (ADN). Anak inti sangat padat, berbutir dan berserabut, tidak
dilapisi oleh membran, mengandung asam ribonukleat (ARN) dan asam
deoksiribonukleat (ADN) dan protein (Gambar).
3. Plastida
Plastida adalah organel yang khas bagi sel tumbuhan dan tidak terdapat
pada sel hewan. Di dalam sel-sel yang masih muda terdapat sebagai benda
benda kecil berbentuk tetes, butir atau halter.Plastida mempunyai bentuk,
ukuran sena pigmen yang bermacam-macam. Pada tumbuhan tingkat
rendah mungkin tidak dijumpai adanya plastida, atau hanya terdapat 1 atau
2 di dalam satu sel. Di dalam sel tingkat tinggi plastida terdapat dalam
jumlah yang besar.
Berdasarkan ada tidaknya zat wama di dalam plastida dibedakan menjadi
plastida tidak berwama (leukoplas), dan plastida berwama (kromatofor)
yang terdiri dan kloroplas dan kromoplas.

A. Leukoplas
Leukoplas adalah plastida tidak mengandung pigmen, biasanya terdapat
pada jaringan yang tidak terkena cahaya, dan merupakan tempat
penimbunan produksi tumbuhan. Leukoplas dapat berubah-ubah bentuk
dan bersifat amat plastis, yang berkembang dari proplastida. Leukoplas
yang bertugas membentuk dan menyimpan amilum di tempat cadangan
makanan disebut amiloplas (leukoamiloplas). Leukoplas yang bertugas
membentuk dan menyimpan lemak disebut elaioplas, misalnya pada lumut
Hepaticae dan tumbuhan monokotil. Leukoplas yang mengandung protein
disebut proteinoplas
B. Kloroplas
Kloroplas terdapat pada jaringan fotosintetik yaitu pada daging
daun dan terdapat pada bagian organ yang berwama hijau.
Bentuk kloroplas bermacam-macam, yaitu bentuk lensa seperti
pada tumbuhan lumut (Bryophyta), paku-pakuan (Pteridophyta)
dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Bentuk jala pada alga
Cladophora, bentuk pita melingkar atau spiral pada alga
Spirogyra, dan bentuk bintang pada alga Zygnema
4. Mitokondria
Mitokondria adalah organel yang dapat dilihat dengan mikroskop
cahaya apabila sel hidup diwamai dengan zat warna Janus Green
B. Dengan mikroskop elektron mitokondria mempunyai bentuk
yang bermacam-macam, yaitu bulat atau butir-butir kecil, batang
atau benang. Ukurannya bermacam-macam, umumnya
berdiameter 0,5-1,1 µm dan panjang 1 - 2 µm. Mitokondria
mempunyai membran rangkap, membran dalam melipat ke arah
dalam disebut krista (gambar 7 ). Jumlah mitokondria dalam sel
sangat berhubungan dengan tingkat aktifitas metabolismenya
2. Komponen Non-Protoplasmik
1. Vakuola
vakuola adalah organel multifungsi yang berperan dalam perkembangan
tumbuhan. Bentuk, ukuran dan fungsinya bervariasi pada tiap organisme.
Vakuola sentral berfungsi mempertahankan tekanan turgor,
homeostasis, penyimpanan produk metabolit dan sebagai pencernaan
sitoplasmik. Vakuola bersifat asam dan mengandung enzim hidrolitik
yang fungsinya analog dengan enzim lisosom pada sel hewan. Pada
beberapa tipe sel, senyawa sinyal dan proteksi diri disimpan dalam
vakuola, dan beberapa sel spesifik terdapat pada daun epidermis.
Antosianin yang termasuk senyawa flavonoid diketahui disimpan dalam
vakuola sel epidermis daun, batang dan bunga. Davidson (2013)
menunjukkan struktur vakuola sentral pada gambar berikut..
2. Benda Ergastik
1. Benda ergastik bersifat cair (biasanya terdapat di
vakuola sel), contoh : asam organic, alkaloid, hidrat
arang, minyak atsiri, protein, lipid, pigmen, vakuoler,
hars, tanin (zat penyamak)
2. Benda ergstik bersifat padat : kristal Ca-oksalat,
merupakan sekresi metabolisme yang mengendap,
kristal kersik, butir-butir aleuron da kristaloid zat putih
telur, butir-butir amil
Terimakasih

9/5/2021

Anda mungkin juga menyukai