Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN DIABETES MELITUS DI RUANG CEMPAKA


RSUD Ir.SOEKARNO SUKOHARJO

ILI

Disusun Oleh :

HIKMAH APRILIA ANINDIA PUTRI

J230185032

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018

[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 1


ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN Tn. S
DENGAN DIABETES MELITUS DI RUANG CEMPAKA
RSUD Ir. SOEKARNO SUKOHARJO

A. IDENTITAS DIRI
1. Klien
Nama : Tn. C
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku : Jawa
Sumber informasi : pasien dan keluarga
Tanggal pengkajian: 26 Agustus 2018
Tanggal masuk RS : 25 Agustus 2018
No CM : 146xxx

2. Penanggung jawab
Nama : Ny. A
Umur : 54 tahun
Alamat : Sukoharjo
Hubungan dengan klien : ibu

B. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama Saat Masuk RS :
Pasien mengatakan kepalanya pusing berputar-putar

2. Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengatakan kepala terasa pusing berputar-putar setelah bangun tidur,
mual dan muntah lemas sejak pagi hari. Pasien mengatakan kepala berat dan
nyeri P: karena psuing berputar-putar Q : nyeri terasa cekot-cekot, R: kepala dan
mata S : skala 7, T : nyeri bertambah parah saat setelah bangun tidur sehingga
oleh keluarga pasien dibawa ke IGD RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo pada hari
[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 2
minggu tanggal 25 Agustus 2018 pukul 10.30 WIB dengan TD: 100/60 mmHg,
nadi: 99x/ menit, RR: 18 x/ menit. Di IGD Pasien mendapatkan terapi infus RL
20 tpm makro, ranitidine 4 mg/ 8 jam, obat .Kemudian di hari dan tanggal yang
sama pada pukul 11.15 WIB pasien dipindahkan ke bangsal Cempaka Atas di
bangsal Cempaka Atas dilakukan pengkajian ulang pasien mengatakan badan
lemas dan pengkajian nyeri Pasien mengatakan kepala berat dan nyeri P: karena
psuing berputar-putar Q : nyeri terasa cekot-cekot, R: kepala dan mata S : skala
7, T : nyeri bertambah parah saat setelah bangun dari tidur.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit vertigo, pasien menatakan pertama kali di
rawat inap karena vertigo.
Genogram

Keterangan :

: Meninggal

: laki – laki

: perempuan

: garis perkawinan

: garis keturunan

: pasien

: garis tinggal serumah

[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 3


4. Riwayat Kasus Kelolaan
Terapi / Tindakan
Tanggal Dx Medis Pemeriksaan Penunjang
yang dilakukan
Sejak 2 Vertigo Pemeriksaan Laboratorium
hari
yang
lalu

C. PENGKAJIAN SAAT INI


1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan:
- Pasien mengatakan penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari Allah SWT.
- Pasien ingin segera sembuh dan ingin menjalankan aktivitas seperti biasa.
- Pasien mengetahui tentang penyakitnya

2. Pola Nutrisi/ Metabolik :


- Intake makan
 Sebelum masuk RS: pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi
kurang lebih 2- 3 centong sehari dalam sekali makan/ porsi dengan menu
nasi lauk, sayur serta nasi, tidak ada alergi makanan, menyukai semua
makanan
 Selama dirawat di RS: saat baru masuk rumah sakit pasien mengatakan
mengalami penurunan nafsu makan, merasa mual tetapi saat dilakukan
pengkajian pada tanggal 26 Agustus 2018 pasien mengatakan tidak mual
tidak mengalami penurunan nafsu makan, pasien makan 3 kali sehari,
pasien menghabiskan 10-12 sendok/ 1 porsi penuh diet dari rumah sakit.
A: BB = 53 kg
TB = 157 cm
LILA = 34 cm
IMT = 21, 50

B: Hb = 16, 1 g/dL
Gds : 132 g/dL
C: konjungtiva ananemis, sclera anikterik, penyebaran rambut merata,
rambut tidak rontok

[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 4


D: pasien tidak mempunyai alergi makanan, pasien mendapat diit makan
tinggi kalori
- Intake minum :
 Sebelum masuk RS: lebih dari 1500 ml / hari
 Selama dirawat di RS: 1200 ml/hari

 Balance Cairan
Input:
 Infus:
jumla h kebutuh an cairan x faktor tetes
jumlah tpm =
waktu ( jam ) x 60 menit
kebutu h an cairan x 20
20 tpm =
24 x 60 menit
20 x 24 x 6 0
kebutuhan cairan =
20

jumlah infus dalam sehari = 1440 cc

 Minum = 1000 cc
 AM = 5 x BB = 5 x 53 = 265
 Obat = 55 cc
Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam = 10 cc
Ranitidine 25 mg/8 jam = 6 cc
Dexamethasone 5 mg/ 24 jam = 3 cc
Furosemid 5 mg/24 jam = 1 cc
Sucralfat 3x1 = 15 cc
Curcuma 2x1 = 10 cc
Input = 1440+1500+ 265 + 55 = 2.760 cc

Output

 IWL = 15 x BB = 15x 53 = 795


 Urine =1800 cc
 Muntah = 10 cc
Output = 795 + 1800 = 2.605 cc.

Balance cairan =input – output

[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 5


= 2.760-2.605

= + 155

3. Pola Eliminasi :
- Buang air besar
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB 1-2 x sehari dengan konsistensi
lembek dengan warna kuning kecoklatan tidak terdapat darah, bau khas feses.
Selama di RS pola BAB pasien 1- 2 kali sehari dengan konsistensi lembek
dengan warna kuning kecoklatan tidak terdapat darah, tidak mengalami
kesulitan saat BAB.
- Buang air kecil
Pasien mengatakan BAK sebelum di rumah sakit lebih dari 4-6 x dalam
sehari dengan jumlah ±1200 ml. selama di rawat di RS BAK pasien 4- 6 kali
dengan jumlah ±1200 ml, warna jernih kekuningan, tidak terpasang kateter,
dan tidak ada keluahan saat kencing.
4. Pola Aktivitas dan Latihan :
Kemampuan Sebelum sakit Saat pengkajian
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan/minum  
Mandi  
Toileting  
Berpakaian  
Mobilitas di
 
tempat tidur
Berpindah  
Ambulasi/ROM  

Keterangan:
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan alat
[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 6
4 = tergantung total

5. Pola Oksigenasi
- Sebelum dirawat di rumah sakit : keluarga pasien mengatakan pasien dapat
melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan, bernafas secara normal
- Selama dirawat di rumah sakit : pasien mengatakan tidak nyeri dada, tidak
sesak nafas, RR 20x/menit., tidak terpasang oksigen

6. Pola Tidur dan Istirahat :


- Sebelum dirawat di rumah sakit: pasien tidur 6-8 jam pada malam hari pasien
biasanya tidur pukul 21.00 WIB bangun pukul 04.00 WIB. Serta 1-2 jam
pada siang hari biasanya sekitar pukul 13.00 WIB atau 14.00 WIB.
- Selama dirawat dirumah sakit : pasien tidur 8-9 jam, pasien mengatakan,
tidak ada gangguan pada pola tidurnya, tidurnya nyenyak, pasien
mengatakan sebelum tidur tidak menggunakan pengantar tidur.

7. Pola Perceptual :
a. Penglihatan : Pasien dapat melihat dengan jelas dengan jarak ± 2 meter
lebih dari itu tidak dapat melihat dengan jelas, pasien tidak memakai alat
bantu penglihatan, mata simetris kanan dan kiri, tidak ada kelainan mata /
katarak.
b. Pendengaran : Tidak memakai alat bantu pendengaran, masih bisa
mendengar dengan jelas pada jarak 1-2 meter
c. Pengecapan : pasien dapat membedakan rasa manis saat diberikan minum
dan pasien merasakan hambar saat diberikan makanan dari RS
d. Penciuman : pasien dapat membedakan bau wangi dan bau tidak sedap
e. Sensasi : pasien dapat merasakan sensasi yang diberikan perawat dan
masih bisa membedakan tekanan benda tajam tumpul dan dingin

8. Pola persepsi diri (Pandangan klien tentang sakitnya, kecemasan, konsep diri):

[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 7


a. Gambaran diri: pasien mengatakan berbadan sedikit kurus namun , kulit sawo
matang, rambut hitam.
b. Ideal diri: pasien mengatakan ingin cepat sembuh agar dapat beraktivitas dan
memenuhi kebutuhan seperti sedia kala.
c. Harga diri: pasien mengatakan pasrah dengan sakit yang dialaminya
sekarang, pasien berdoa berhuznudzon kepada Allah melakukan pengobatan
dan perawatan secara maksimal
d. Peran diri: pasien berperan sebagai suami dari 1 istri serta ibu dari 2 anak.
e. Identitas diri: pasien beragama islam, umur 57 tahun, pasien mengatakan
seorang ayah yang masih produktif dan sudah menikah serta memiliki anak.

9. Pola Seksualitas dan Reproduksi :


Pasien mengatakan melakukan sirkumsisi ( sunat ) pada waktu berumur 10 tahun
dan pasien mengatakan belum menikah.

10. Pola peran-hubungan (komunikasi, hubungan dengan orang lain, kemampuan


keuangan): hubungan pasien dengan keluarganya baik, komunikasi pasien
dengan keluarga dan lingkungan sekitar juga terjalin bagus.

11. Pola manajemen koping stress (perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir
ini): Pasien mengatakan jika terjadi masalah pada dirinya maka akan di
selesaikan dan di musyawarahkan bersama anak dan istrinya. Pasien selalu
berdoa dan berharap agar masalahnya dapat terselesaikan dengan tepat.

12. Sitem nilai dan keyakinan (spriritual): pandangan klien tentang agama, kegiatan
keagamaan, dll): pasien berkeyakinan penyakitnya dapat sembuh karena
pertolongan Allah. Pasien mengatakan menjalankan ibadah sholat 5 waktu
dengan tepat, banyak kerabat maupun tetangga yang datang menjenguk pasien.

D. PEMERIKSAAN FISIK
[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 8
1. Keadaan umum: Lemah
2. Kesadaran: Composmentis
Tanda Vital TD :100/80 mmHg
RR : 22 kali/ menit
N : 88 kali/ menit
S : 36,5 oC
3. Kepala : Bentuk kepala masochepal, penyebaran rambut merata, warna
sebagian putih tidak rontok. Tidak ada lesi pada kulit kepala dan bersih
4. Mata : bentuk simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera anikterik, fungsi
penglihatan baik,
5. Hidung : bentuk hidung simetris, tidak terdapat sinus, tidak ada secret, tidak
terpasang alat bantu nafas.
6. Mulut : tidak ada stomatitis, fungsi menelan dan mengunyah baik, tidak ada
lesi dalam mulut, mukosa bibir kering dan pecah-pecah, lidah bersih
7. Leher : nadi karotis teraba, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid tidak
terdapat pembesaran vena jugularis, tidak ada keluhan menelan
8. Thorax
Inspeksi : bentuk dada normal chest, pengembangan paru kanan kiri simetris,
tidak tampak penggunaan otot bantu pernafasan, RR 20 kali/ menit
Palpasi : vocal premitus antara kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : vesikuler di kedua lapang paru

9. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak tampak tanda-tanda pembesaran jantung, ictus cordis tidak
terlihat pada intercostal V di sebelah medial linea midklavikularis sinistra, tidak
ada pembesaran vena jugularis.
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung normal BJ I dan BJ II regular 1-2 lup-dup. Tidak
terdengar bunyi jantung tambahan baik murmur maupun gallop

10. Abdomen
[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 9
Inspeksi : tidak ada distensi abdomen, tidak ada asites, tidak ada jejas,
umbilicus tidak menonjol, tidak ada luka.
Auskultasi : peristaltic usus 12x/menit
Perkusi :suara timpani, tidak kembung,
Palpasi : pasien mengatakan tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa, tidak ada
tanda asites.

11. Genetalia dan perianal : Tidak terpasang alat bantu Dower Chateter (DC)

12. Esktremitas :
a. Atas : Tidak ada luka, terpasang infus RL 20 tpm pada tangan kiri pada
tanggal 22 Agustus 2018, tidak ada luka, tidak ada edema
b. Bawah : Lengkap, tidak terdapat luka, tidak oedem
c. Capillary revil kembali dalam 2 detik
d. Kekuatan otot :
5 5
5 5

E. PROGRAM TERAPI
 Terapi Tanggal : 25 agustus – 27 agustus 2018
Efek
No Obat Kegunaan Rute Dosis Farmakologi
samping
1 Inful RL 20 Penambahan IV 20 tpm Penurunan Ringer Lakat bekerja
tpm cairan dan makro tekanan darah, sebagai sumber air
elektrolit tubuh nyeri dada, dan elektrolit tubuh
agar seimbang batuk serta untuk
meningkatkan
diuresis (penambah
cairan kencing). Obat
ini juga memiliki efek
alkalis, dimana ion
laktat dimetabolisasi
menjadi karbon
dioksida dan air yang
menggunakan
hidrogen kation

[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 10


sehingga
menyebabkan
turunnya keasaman.

2 Ceftriaxone Penanggulangan IV 4 mg/ 12 Sakit kepala, Ondansetron suatu


mual dan jam pusing, mudah antagonis reseptor
muntah karena pusing, serotonin tipe 5-HT3,
kemoterapi dan kepanasan, yang bekerja secara
radioterapi serta pusing ketika selektif dan kompetitif
operasi berdiri, mudah dalam mencegah
Lelah, maupun mengatasi
konstipasi mual dan muntah
akibat pengobatan
sitostatika dan
radioterapi

3 Dexamethas Merupakan IV 500 mg / Mual, sakit  Metronidazole


one antibiotik untuk 8 jam kepala, adalah antibakteri
mengobati anoreksia, dan antiprotozoa
berbagai infeksi diare, nyeri sintetik derivat
akibat bakteri perut ulu hati
nitroimidazoi yang
dan konstipasi.
mempunyai
aktifitas bakterisid,
amebisid dan
trikomonosid.
 Dalam sel atau
mikroorganisme
metronidazole
mengalami reduksi
menjadi produk
polar. Hasil reduksi
ini mempunyai
aksi antibakteri
dengan jalan
menghambat
sintesa asam
nukleat.
 Metronidazole
efektif terhadap
Trichomonas
vaginalis,
Entamoeba
histolytica, Gierdia
lamblia.
Metronidazole

[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 11


bekerja efektif baik
lokal maupun
sistemik

5 Ranitidine

7 Sucraflat
syrup
8 Furosemid

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal Pemeriksaan : 23 Agusutus 2018 jam : 10.30 WIB
Jenis
Hasil Unit Nilai normal Intepretasi
pemeriksaan
Hemoglobin 16,1 g/dL 13.2 – 17,3 Normal
Eritrosit 5.85 juta/µL 4.04 -5, 90 Normal
Hematrokit 48.0 % 40 – 52 Normal
Lekosit 13.5 3, 8 - 10,6 High
Indeks eritrosit
MCV 82.1 fL 80 – 100 Normal
MCH 27.5 pg 26 - 35 Normal
MCHC 33.3 g/dL 32 – 37 Normal
Trombosit 207 ribu/µL 150 – 450 Normal
RDW-CV 14.0 % 11.5 – 14.5 Normal
MPV 8.4 % 0 – 99.9 Normal
Normal
Golongan A
Darah

KIMIA

[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 12


KLINIK

Glukosa 132 % 70 – 120 High


Darah
Sewaktu
Ureum 27.5 mg/dL 0 – 31 Normal
Creatinin 1.13 mg/dL 0.60 – 1.10 High

G. ANALISA DATA
No Data Fokus Problem Etiologi
1 Data subjektif Nyeri akut agen cidera
- Pasien mengatakan nyeri pada biologis
kepala seperti berputar-putar
P: nyeri karena pusing berputar-
putar
Q: Nyeri terasa cekot-cekot
R: pada kepala dan mata
T: nyeri bertambah parah saat
bangun tidur dan membuka
mata
Data objektif
- Pasien tampak menahan nyeri
- Pasien nampak memegangi
kepala saat bangun tidur

[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 13


2

H. PRIORITAS DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis
2. Resiko jatuh

I. RENCANA KEPERAWATAN (Planning)


Perencanaan
No Diagnosa
Tujuan (NOC) Tindakan (NIC)
1. Nyeri akut Setelah dilakukan NIC: Manajemen Nyeri
berhubungan tindakan keperawatan 1. Observasi nyeri
dengan agen selama 3 X 24 jam
2. Bantu pasien dalam
cidera fisik diharapkan tingkat nyeri
dapat teratasi dengan mengidentifikasi penyebab
kritera hasil: nyeri
Tingkat nyeri
3. Ajarkan pasien melakukan
1. Nyeri yang dilaporkan
(4) manajemen nyeri
2. Ekspresi nyeri wajah 4. Kolaborasi dengan tim medis
(4) lain dalam pemberian
3. Panjang episode nyeri analgesic
(4)
Keterangan:
(1) Sangat berat
(2) Berat
(3) Cukup
(4) Ringan
(5) Tidak ada

2 Resiko jatuh

[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 14


J. IMPLEMENTASI
No
Hari/Tgl Jam Tindakan Respon Paraf
DX
I, Kamis, 22 1. Memonitor tanda-tanda vital S: pasien mengatakan
Agustus 2018 bersedia dilakukan
11.00 WIB pemeriksaan TTV
O:
TD = 90/60 mmHg
Nadi = 84 kali/ menit
RR= 21 kali/ menit

[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 15


Suhu = 36,5 oC

I 11.15 WIB 2. Membantu pasien dalam S: pasien mengatakan nyeri


mengidentifikasi penyebab masih terasa
nyeri O: tampak pasien menahan
nyeri, ekspresi wajah
meringis kesakitan

I 11.30 WIB 3. Melakukan observasi nyeri S: pasien mengatakan


kepala masih nyeri
P : pusing berputar-
putar
Q : Nyeri cekot-cekot
R : kepala
S :6
T:hilang timbul,
bertambah parah saat
bangun dari tidur
12.30 WIB O:
- Pasien tampak menahan
nyeri

4. Mengajarkan teknik nafas S: pasien mengatakan


dalam paham
O: pasien mampu
melakukan teknik relaksasi
nafas dalam

K. Evaluasi
No.
Hari / Tanggal/Jam Evaluasi TTD
Dx
Kamis, S:

[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 16


- pasien mengatakan masih nyeri
P : ulkus DM
Q : Nyeri seperti diiris-iris
R : luka di ibu jari kaki kiri
S :6
T:Terus menerus, bertambah parah saat berjalan
O: pasien tampak menahan nyeri
- Nyeri yang dilaporkan (3)
- Ekspresi nyeri wajah (2)
21.00 WIB - Panjang episode nyeri (2)

A: Masalah nyeri akut berhubungan dengan agen


cidera biologis belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Observasi nyeri
- Ajarkan pasien melakukan nafas dalam
- Kolaborasi dengan tim medis lain dalam
I pemberian analgesic

S: Pasien mengatakan kalu berjalan harus ada yang


membantu/ mendampingi,
O: pasien berjalan dengan dibantu keluarganya,
pasien tampak berjalan dengan pelan, pasien tampak
berjalan dengan hati-hati
- Berjalan dengan langkah yang efektif (2)
- Jarak berjalan (3)
- Kecepatan berjalan (2)
A: Masalah Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan gangguan neuromuscular belum teratasi
II P:lanjutkan intervensi
- Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs
14.00 WIB secara mandiri sesuai kemampuan

S: pasien mengatakan badannya masih terasa lemas


O: Pasien tampak lemas, GDS = 189 mg/dL
- Kadar gula darah (4)
A: Masalah Risiko kadar gula darah tidak stabil tidak
terjadi
P: Pertahankan inervensi
- Monitor asupan nutrisi
- Monitor kadar gula darah secara rutin
- Berikan insulin

[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 17


III
I Rabu, 4 Juli 2018 S:
07.00 WIB - pasien mengatakan masih nyeri
P : ulkus DM
Q : Nyeri seperti diiris-iris
R : luka di ibu jari kaki kiri
S :4
T:Terus menerus, bertambah parah saat berjalan
O: pasien tampak menahan nyeri
- Nyeri yang dilaporkan (3)
- Ekspresi nyeri wajah (4)
- Panjang episode nyeri (3)

A: Masalah nyeri akut berhubungan dengan agen


cidera biologis teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Observasi nyeri
- Ajarkan pasien melakukan nafas dalam
- Kolaborasi dengan tim medis lain dalam
pemberian analgesic

II 07.00 WIB S: Pasien mengatakan kalu berjalan harus ada yang


membantu/ mendampingi,
O: pasien berjalan dengan dibantu keluarganya,
pasien tampak berjalan dengan pelan, pasien tampak
berjalan dengan hati-hati
- Berjalan dengan langkah yang efektif (4)
- Jarak berjalan (3)
- Kecepatan berjalan (3)
A: Masalah Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan gangguan neuromuscular teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi
- Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs
secara mandiri sesuai kemampuan

III 07.00 WIB S: pasien mengatakan badannya masih terasa lemas


O: Pasien tampak lemas, GDS = 189 mg/dL
[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 18
- Kadar gula darah (4)
A: Masalah Risiko kadar gula darah tidak stabil tidak
terjadi
P: Pertahankan inervensi
- Monitor asupan nutrisi
- Monitor kadar gula darah secara rutin
- Berikan insulin

I Kamis, 5 Juli 2018 S:


14.00 WIB - pasien mengatakan masih nyeri
P : ulkus DM
Q : Nyeri seperti diiris-iris
R : luka di ibu jari kaki kiri
S :3
T:Terus menerus, bertambah parah saat berjalan
O: pasien tampak menahan nyeri
- Nyeri yang dilaporkan (4)
- Ekspresi nyeri wajah (4)
- Panjang episode nyeri (3)

A: Masalah nyeri akut berhubungan dengan agen


cidera biologis teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Observasi nyeri
- Ajarkan pasien melakukan nafas dalam
- Kolaborasi dengan tim medis lain dalam
pemberian analgesic

II 14.00 WIB S: Pasien mengatakan kalau berjalan harus ada yang


membantu/ mendampingi,
O: pasien berjalan dengan dibantu keluarganya,
pasien tampak berjalan dengan pelan, pasien tampak
berjalan dengan hati-hati
- Berjalan dengan langkah yang efektif (4)
- Jarak berjalan (3)
- Kecepatan berjalan (3)
A: Masalah Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan gangguan neuromuscular teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi
- Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs
secara mandiri sesuai kemampuan

III 14.00 WIB S: pasien mengatakan badannya masih terasa lemas


[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 19
O: Pasien tampak lemas, GDS = 179 mg/dL
- Kadar gula darah (4)
A: Masalah Risiko kadar gula darah tidak stabil tidak
terjadi
P: Pertahankan inervensi
- Monitor asupan nutrisi
- Monitor kadar gula darah secara rutin
- Berikan insulin

[Hikmah Aprilia Anindia Putri| Ners XIX UMS 20

Anda mungkin juga menyukai