A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. R
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Macanmati 012/ Klandungan , Ngrampal, Sragen
Tanggal MRS : 31 Juli 2018
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja
BB/ TB : 56/158
No. tlp : 085801464255
Penanggung Jawab
Nama : Ny. D
Hubungan dengan pasien : Ibu
Alamat : Macanmati 012/ Klandungan , Ngrampal, Sragen
D. ANALISA DATA
Data Fokus Etiologi Problem
DO : tingkat presepsi Ketidakefektifan
Pasien tampak tertawa sendiri kontrol yang koping
Pasien tampak berbicara sendiri tidak adekuat
DS (halusinasi
Pasien mengatakan melihat bayangan, penglihatan)
bayangan yang dilihat adalah pocong.
Pasien mengatakan pocong berkata
hal lucu dan pasien tertawa sendiri
Pasien mengatakan
-
DO gangguan Defisit perawatan
Pasien tampak tidak pernah mandi kognitif diri mandi
Kuku pasien panjang dan kotor
Kulit pasien tampak kusam dan kotor
DS
Pasien mengatakan malas mandi
Pasien mengatakan malas sikat gigi
Pasien mengatakan malas beraktivitas
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Domain Kelas Kode Sumber
Keperawatan
1 Ketidakefektifan 9 2 00069
koping berhubungan Koping/ Respon
dengan tingkat toleransi koping
presepsi kontrol yang stress
Nanda Diagnosis
tidak adekuat
Keperawatan
(halusinasi
2015-2017 Edisi
penglihatan)
10
2 Defisit perawatan 4 5 00108
diri mandi Aktivitas Perawatan
berhubungan dengan / istirahat diri
gangguan kognitif
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Definisi : ketidakmampuan untuk membentuk penilaian valid tentang
stressor, ketidakadekuatan pilihan respons yang dilakukan, dan/atau
ketidakmampuan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia (Domain
9, 00069).
Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
Ketidakefektifan Tujuan dan kriteria a. Dicision making
koping hasil menunjukkan: 1) Menginformasikan pasien
1. Mengidentifikas alternatif atau solusi lain
berhubungan
i pola koping penanganan
dengan tingkat yang efektif 2) Memfasilitasi pasien untuk
presepsi kontrol 2. Mengungkapka membuat keputusan
n secara verbal 3) Bantu pasien
yang tidak
tentang kopIng mengidentifikasi,
adekuat yang efektif keuntungan, kerugian dari
(halusinasi 3. Mengatakan keadaan
penurunan stres
penglihatan)
4. Pasien b. Role inhancemet
mengatakan 1) Bantu pasien untuk
telah menerima identifikasi bermacam-
tentang macam nilai kehidupan
keadaannya 2) Bantu pasien identifikasi
5. Mampu strategi positif untuk
mengidentifikas mengatur pola nilai yang
i strategi dimiliki
tentang koping c. Coping enhancement
1) Anjurkan pasien untuk
mengidentifikasi gambaran
perubahan peran yang
realistis
2) Gunakan pendekatan tenang
dan menyakinkan
3) Hindari pengambilan
keputusan pada saat pasien
berada dalam stress berat
4) Berikan informasi actual
yang terkait dengan
diagnosis, terapi dan
prognosis.
G. PEMBAHASAN
Halusinasi yang dialami oleh Sdr. H merupakan suatu gejala khas dari
skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang penderitanya tidak
mampu menilai realitas (reality testing) dengan baik dan pemahaman diri
(self insight) buruk (Hawari,2007). Skizofrenia memiliki gejala khas
halusinasi, pasien skizofrenia mungkin mendengar suara atau melihat sesuatu
yang sebenarnya tidak ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa
pada tubuhnya (Maramis, 2005). Sdr. H mengatakan bahwa dirinya melihat
bayangan hitam dibelakangnya dan pasien merasa bayangan tersebut
mengobrol dengan dirinya dan membuat pasien tertawa sendiri. pocong
disudut-sudut ruangan, sedangkan orang lain tidak melihatnya, artinya Sdr.H
memiliki halusinasi pada indera penglihatan. Halusinasi adalah gejala khas
skizofrenia yang merupakan pengalaman sensori menyimpang atau salah
yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang nyata. Kondisi ini menyebabkan
individu tidak dapat kontak dengan lingkungan dan hidup dalam dunianya
sendiri. Penderita skizofrenia dengan halusinasi yang masih kuat dapat
berbahaya bagi dirinya sendiri maupun orang lain karena halusinasinya
terkadang menyuruhnya untuk melakukan kekerasan (Suryani, 2013).
Skizofrenia adalah gangguan psikotik gejalanya muncul pada usia
remaja akhir atau dewasa muda dengan prognosis laki-laki lebih buruk
daripada perempuan (Buku Ajar Psikiatri, 2010). Skizofrenia adalah
gangguan jiwa yang menetap, bersifat kronis dan bisa terjadi kekambuhan
dengan gejala psikotik beraneka ragam dan tidak khas, seperti : penurunan
fungsi kognitif yang disertai halusinasi dan waham, afek datar, disorganisasi
perilaku dan memburuknya hubungan sosial (Kaplan dan Sadock, 2010).
Penyebab munculnya gangguan skizofrenia pada pasien dipengaruhi
oleh lingkungan dan psikologis. Karena tertekan oleh keadaan lingkungan
dan dapat juga tertekan karena kebutuhan yang tidak bisa terpenuhi seperti
pasien yang sangat memebutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan
mengopi dan merokok sedangkan pasien tidak punya pekerjaan jadi tidak
mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Dibuktikan dengan
cuplikan “ saya stress mbak kalau saya tidak punya uang, saya pusing mbak
kalau saya tidak punya uang buat beli rokok dan buat ngopi-ngopi gitu,
sedangkan saya tidak punya pekerjaan jadi tidak bisa dapat uang”. Hal ini
memicu pasien menjadi sering melamun, mondar-mandir dan tertawa sendiri .
Menurut Erlina (2010) ada beberapa factor psikososial yang mempengaruhi
gangguan jiwa skizofrenia, yaitu social ekonomi rendah dan stress lingkungan
Penyebab yang paling banyak dialami yaitu karena masalah psikologi
seperti ketidakefektifan koping pasien terhadap masalah yang dialami,
ketidakmampuan dalam pemecahan masalah, contohnya pasien tidak
memiliki pekerjaan dalam kurun waktu 1 tahun. Menurut Maramis (dalam
Erlina, 2010) pada perkembangan psikologi yang salah terjadi
ketidakmatangan atau fiksasi bahwa individu gagal berkembang lebih lanjut
pada fase berikutnya dan ada tempat-tempat yang lemah (rentan). Individu
yang rentan tersebut apabila dikenai stress psikososial seperti status ekonomi
yang rendah, gagal dalam mencapai cita-cita dan konflik yang berlarut-larut,
kematian keluarga yang dicintai dan lain sebagainya dapat berkembang
menjadi gangguan jiwa skizofrenia. Masalah psikologis adalah masalah
internal yang seharusnya bisa dikendalikan oleh setiap orang. Pasien yang
didiagnosa menderita gangguan skizofrenia sebagian besar tidak memiliki
hati yang lapang atau pemikiran yang luas sehingga setiap masalah yang ada
hanya menjadikan stress.
Pada hasil dari data pengkajian kepada Sdr. H, menunjukkan bahwa
Sdr.H mengalami skizofrenia tak terinci. Menurut Stuart (2006) skizofrenia
adalah suatu penyakit otak persisten dan mengakibatkan perilaku psikotik,
pemikiran konkrit dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan
interpersonal, serta memecahkan masalah. Gejala yang muncul pada Sdr. H
diantaranya halusinasi, kontak mata kurang, tertawa sendiri, dan melamun.
Sedangkan menurut Videbeck (2008), beberapa gejala positif yang muncul
pada skizofrenia ialah halusinasi, waham, adanya disorganisasi pada pikiran,
perilaku serta kata-kata, serta bertingkah laku aneh.
DAFTAR PUSTAKA