Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS

KEPERAWATAN JIWA PADA Nn. R DENGAN SKIZOFRENIA TAK


TERINCI DIBANGSAL SRIKANDI RSJD DR. ARIF ZAINUDIN
SURAKARTA

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
RESUME RIWAYAT PSIKOTIK
PADA Nn.R DIBANGSAL SRIKANDI RSJD DR. ARIF ZAINUDIN
SURAKARTA

Tanggal Pengkajian : 02 Agustus 2018


Informan : Nn. R
Diagnosa Medis : Skizofrenia Tak Terinci

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. R
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Macanmati 012/ Klandungan , Ngrampal, Sragen
Tanggal MRS : 31 Juli 2018
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja
BB/ TB : 56/158
No. tlp : 085801464255
Penanggung Jawab
Nama : Ny. D
Hubungan dengan pasien : Ibu
Alamat : Macanmati 012/ Klandungan , Ngrampal, Sragen

B. RIWAYAT PENYAKIT PASIEN


Pasien mengatakan bahwa dirinya merupakan anak pertama dari 5
bersaudara. Ia memiliki 4 orang adik tetapi adik yang paling terakhir telah
diadopsi oleh keluarganya yang lain . Pasien tinggal dengan kedua orang
tuanya dengan 3 orang adik kandungnya. Pasien mengatakan setelah lulus
SMP pasien tidak melanjutkan sekolah lagi tetapi ingin membantu kedua
orang tuanya dengan cara bekerja. Pasien ingin meringankan beban keluarga
dengan merantau dan bekerja di luar negeri, cuplikan “ aku kasian mbak sama
orang tuaku, mereka yang bekerja buat biaya aku sama adikku sekolah
mbak, pas lulus SMP itu aku bilang sama ibu kalau aku mau kerja aja ngga
usah lanjut sekolah lagi”. Kemudian pasien dicarikan PT.Agen pencarian
Tenaga Kerja Wanita di luar negeri. Setelah mendapatkan pekerjaan menjadi
TKW di Malaysia dan mendapat izin orang tua maka pasien diberangkatkan
ke Malaysia oleh PT Agen. Pasien mengatakan setelah bekerja di Malaysia
jarang memberi kabar kepada orang tua dan keluarga di Sragen. Cuplikan “
kalau waktu kerja di malaysia , aku kerjanya di rumah majikan bersih-bersih
rumah, mencuci lantai, cuci toilet, tapi waktu aku kerja di Malaysia aku ga
sering kasih kabar sama bapak sama ibu mbak, soalnya kadang hpku disita
sama majikanku”. Keluarga pasien mengatakan kalau Nn. R hanya memberi
kabar selama 6 bulan saja tapi tidak pernah mengirim gaji ke rumah orang tua
cuplikan “ kalau rina dulu itu mbak berangkat kerja ke Malaysia tahun 2015
dan setelah berangkat kerja di Malaysia hanya pas 6 bulan pertama aja dia
disana kasih kabar ke keluarga tapi tidak pernah mengirim gaji mbak, dan
setelah 6 bulan itu rina udah ga pernah kontak lagi sama keluarga dan
selama 3 tahun kerja disana rina sama sekali tidak pernah kirim uang”.
Pasien mengatakan bahwa dirinya selama 3 tahun kerja di Malaysia
sama sekali tidak pernah digaji sama majikannya, majikan sering marah-
marah dan kerap kali memukul Nn.R apabila kerjaan di rumah tidak segera
selesai. Cuplikan “ Rina kalau kerja di majikan sering dimarahin, majikan
sudah tidak peduli dengan Rina , kadang-kadang sering dipukul sama
majikan kalau kerjanya lambat , sering dibilang juga kalau kerjaan yang
dipegang aku selalu salah dan aku sering sekali dibilang ngga bisa kerja dan
kerjaanku selalu ga pernah bener kalau aku bangunnya kesiangan juga
sering dimarahin sama majikan tapi ga pernah di beri uang sma majikan”.
Pasien mengatakan setelah pulang dari Malaysia dan tidak pernah
mengirim gaji bapak suka marah-marah karena sudah 3 tahun disana tapi
tidak mengirim uang, cuplikan “ Bapak ngga suka sama aku mbak, sukanya
marah-marah soalnya aku ngga pernah kirim uang, bapak bilangnya kalau
ga digaji 3 tahun gausah pergi ke Malaysia bapak bilang tidak suka dengan
aku karena ngga bisa kerja wanita , bapak lebih suka sama adik saya karena
dia bisa bikin senyum orang tua dan tidak bikin susah orang tua, saya ngga
suka sama bapak saya mbak, karena saya juga tidak bisa masak seperti adik
saya”.
Keluarga mengatakan setelah 3 tahun bekerja di Malaysia pasien
diantar pulang ke Sragen oleh pihak PT Agency pada bulan November 2017
dalam keadaan menjadi pendiam dan bingung. Pasien terlihat sering diam,
berbicara sendiri, kalau diajak berbicara suka ngelantur. Alasan masuk RSJD
yaitu gejala yang dialami pasien semakin menjadi 3 bulan sebelum ini yaitu
semakin pendiam, menyendiri dan semakin sering berbicara sendiri cuplikan
“ Rina itu selama 3 bulan sebelum ini mbak kok malahan semakin menjadi ,
dia suka menyendiri, pendiam, sukanya ngomong sendiri, terkadang dia
bilang kalau melihat bayangan liat banyak orang cina beribadah lalu setelah
itu pasti dia langsung ngomong sendiri seperti cerita kejadian dia dulu kerja
di Malaysia, kalau disuruh mandi tidak mau, sukanya marah-marah,
akhirnya dibawa ke rsjd ini tanggal 31 juli 2018 kemarin mba. Sebelumnya
rina tidak pernah seperti ini dan baru kali ini dibawa ke rsjd , tidak ada
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa:.
Saat pasien di Rumah Sakit Jiwa Surakarta klien tampak banyak
menyendiri, banyak diam,, terkadang berbicara sendiri. Pasien apabila diajak
untuk kegiatan di rumah sakit seperti
Genogram :

C. TANDA DAN GEJALA


1. Ketika diajak berkomunikasi pasien dapat menjawab sesuai yang
ditanyakan
2. Kontak mata baik
3. Terlihat tanda adanya halusinasi “aku lihat pocong mbak, pcoconge
membisik hal lucu dan aku tertawa mabak hehe, kadang dipikiran aku
ada bayangan orang bawa tampon terus nyebrang kali kepleset jatuh
semua terus ketawa senderian ”
4. Komunikasi kadang rada rancau

D. ANALISA DATA
Data Fokus Etiologi Problem
DO : tingkat presepsi Ketidakefektifan
Pasien tampak tertawa sendiri kontrol yang koping
Pasien tampak berbicara sendiri tidak adekuat
DS (halusinasi
Pasien mengatakan melihat bayangan, penglihatan)
bayangan yang dilihat adalah pocong.
Pasien mengatakan pocong berkata
hal lucu dan pasien tertawa sendiri
Pasien mengatakan
-
DO gangguan Defisit perawatan
Pasien tampak tidak pernah mandi kognitif diri mandi
Kuku pasien panjang dan kotor
Kulit pasien tampak kusam dan kotor
DS
Pasien mengatakan malas mandi
Pasien mengatakan malas sikat gigi
Pasien mengatakan malas beraktivitas

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Domain Kelas Kode Sumber
Keperawatan
1 Ketidakefektifan 9 2 00069
koping berhubungan Koping/ Respon
dengan tingkat toleransi koping
presepsi kontrol yang stress
Nanda Diagnosis
tidak adekuat
Keperawatan
(halusinasi
2015-2017 Edisi
penglihatan)
10
2 Defisit perawatan 4 5 00108
diri mandi Aktivitas Perawatan
berhubungan dengan / istirahat diri
gangguan kognitif

F. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Definisi : ketidakmampuan untuk membentuk penilaian valid tentang
stressor, ketidakadekuatan pilihan respons yang dilakukan, dan/atau
ketidakmampuan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia (Domain
9, 00069).
Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
Ketidakefektifan Tujuan dan kriteria a. Dicision making
koping hasil menunjukkan: 1) Menginformasikan pasien
1. Mengidentifikas alternatif atau solusi lain
berhubungan
i pola koping penanganan
dengan tingkat yang efektif 2) Memfasilitasi pasien untuk
presepsi kontrol 2. Mengungkapka membuat keputusan
n secara verbal 3) Bantu pasien
yang tidak
tentang kopIng mengidentifikasi,
adekuat yang efektif keuntungan, kerugian dari
(halusinasi 3. Mengatakan keadaan
penurunan stres
penglihatan)
4. Pasien b. Role inhancemet
mengatakan 1) Bantu pasien untuk
telah menerima identifikasi bermacam-
tentang macam nilai kehidupan
keadaannya 2) Bantu pasien identifikasi
5. Mampu strategi positif untuk
mengidentifikas mengatur pola nilai yang
i strategi dimiliki
tentang koping c. Coping enhancement
1) Anjurkan pasien untuk
mengidentifikasi gambaran
perubahan peran yang
realistis
2) Gunakan pendekatan tenang
dan menyakinkan
3) Hindari pengambilan
keputusan pada saat pasien
berada dalam stress berat
4) Berikan informasi actual
yang terkait dengan
diagnosis, terapi dan
prognosis.

2. Definisi : Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan


mandi/ aktivitas perawatan diri untuk diri sendiri . (Domain 4, 00108).
Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
Selfcare asistance :
Defisit perawatan Tujuan dan kriteria Beathing/hiegine
diri mandi hasil menunjukkan 1. Memantau pembersihan
berhubungan pasien mampu kuku menurut kemampuan
merawat diri, perawatan diri pasien
dengan gangguan
dibuktikan dengan 2. Memantau integritas kulit
kognitif kriteria hasil : pasien
1. Pasien 3. Memantau kebersihan diri
mengungkapkan pasien
secara verbal 4. Menyediakan alat mandi
kepuasan tentang pribadi pasien (misalnya
kebersihan tubuh sikat gigi, sabun mandi,
dan hygiene oral shampo)
2. Pasien mampu
untuk
mempertahankan
kebersihan dan
penampilan yang
rapi secara
mandiri
3. Pasien mampu
untuk
membersihkan
tubuh dan
merawat mulut
dan gigi secara
mandiri

G. PEMBAHASAN
Halusinasi yang dialami oleh Sdr. H merupakan suatu gejala khas dari
skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang penderitanya tidak
mampu menilai realitas (reality testing) dengan baik dan pemahaman diri
(self insight) buruk (Hawari,2007). Skizofrenia memiliki gejala khas
halusinasi, pasien skizofrenia mungkin mendengar suara atau melihat sesuatu
yang sebenarnya tidak ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa
pada tubuhnya (Maramis, 2005). Sdr. H mengatakan bahwa dirinya melihat
bayangan hitam dibelakangnya dan pasien merasa bayangan tersebut
mengobrol dengan dirinya dan membuat pasien tertawa sendiri. pocong
disudut-sudut ruangan, sedangkan orang lain tidak melihatnya, artinya Sdr.H
memiliki halusinasi pada indera penglihatan. Halusinasi adalah gejala khas
skizofrenia yang merupakan pengalaman sensori menyimpang atau salah
yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang nyata. Kondisi ini menyebabkan
individu tidak dapat kontak dengan lingkungan dan hidup dalam dunianya
sendiri. Penderita skizofrenia dengan halusinasi yang masih kuat dapat
berbahaya bagi dirinya sendiri maupun orang lain karena halusinasinya
terkadang menyuruhnya untuk melakukan kekerasan (Suryani, 2013).
Skizofrenia adalah gangguan psikotik gejalanya muncul pada usia
remaja akhir atau dewasa muda dengan prognosis laki-laki lebih buruk
daripada perempuan (Buku Ajar Psikiatri, 2010). Skizofrenia adalah
gangguan jiwa yang menetap, bersifat kronis dan bisa terjadi kekambuhan
dengan gejala psikotik beraneka ragam dan tidak khas, seperti : penurunan
fungsi kognitif yang disertai halusinasi dan waham, afek datar, disorganisasi
perilaku dan memburuknya hubungan sosial (Kaplan dan Sadock, 2010).
Penyebab munculnya gangguan skizofrenia pada pasien dipengaruhi
oleh lingkungan dan psikologis. Karena tertekan oleh keadaan lingkungan
dan dapat juga tertekan karena kebutuhan yang tidak bisa terpenuhi seperti
pasien yang sangat memebutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan
mengopi dan merokok sedangkan pasien tidak punya pekerjaan jadi tidak
mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Dibuktikan dengan
cuplikan “ saya stress mbak kalau saya tidak punya uang, saya pusing mbak
kalau saya tidak punya uang buat beli rokok dan buat ngopi-ngopi gitu,
sedangkan saya tidak punya pekerjaan jadi tidak bisa dapat uang”. Hal ini
memicu pasien menjadi sering melamun, mondar-mandir dan tertawa sendiri .
Menurut Erlina (2010) ada beberapa factor psikososial yang mempengaruhi
gangguan jiwa skizofrenia, yaitu social ekonomi rendah dan stress lingkungan
Penyebab yang paling banyak dialami yaitu karena masalah psikologi
seperti ketidakefektifan koping pasien terhadap masalah yang dialami,
ketidakmampuan dalam pemecahan masalah, contohnya pasien tidak
memiliki pekerjaan dalam kurun waktu 1 tahun. Menurut Maramis (dalam
Erlina, 2010) pada perkembangan psikologi yang salah terjadi
ketidakmatangan atau fiksasi bahwa individu gagal berkembang lebih lanjut
pada fase berikutnya dan ada tempat-tempat yang lemah (rentan). Individu
yang rentan tersebut apabila dikenai stress psikososial seperti status ekonomi
yang rendah, gagal dalam mencapai cita-cita dan konflik yang berlarut-larut,
kematian keluarga yang dicintai dan lain sebagainya dapat berkembang
menjadi gangguan jiwa skizofrenia. Masalah psikologis adalah masalah
internal yang seharusnya bisa dikendalikan oleh setiap orang. Pasien yang
didiagnosa menderita gangguan skizofrenia sebagian besar tidak memiliki
hati yang lapang atau pemikiran yang luas sehingga setiap masalah yang ada
hanya menjadikan stress.
Pada hasil dari data pengkajian kepada Sdr. H, menunjukkan bahwa
Sdr.H mengalami skizofrenia tak terinci. Menurut Stuart (2006) skizofrenia
adalah suatu penyakit otak persisten dan mengakibatkan perilaku psikotik,
pemikiran konkrit dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan
interpersonal, serta memecahkan masalah. Gejala yang muncul pada Sdr. H
diantaranya halusinasi, kontak mata kurang, tertawa sendiri, dan melamun.
Sedangkan menurut Videbeck (2008), beberapa gejala positif yang muncul
pada skizofrenia ialah halusinasi, waham, adanya disorganisasi pada pikiran,
perilaku serta kata-kata, serta bertingkah laku aneh.

DAFTAR PUSTAKA

Erlina, Soewadi & Dibyo P. (2010).Determinants of Outpatients AT Prof. H.B.


Saanin Mental Hospital Padang Sumatera Barat. Berita Kedokteran
Masyarakat. Vol. 26, No. 2, 71-80.
FKUI. (2010). Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Hawari D. 2007. Pendekatan Holistik Pada gangguan Jiwa, skizofrenia. Jakarta :
FKUI
Kaplan, HI, Saddock, BJ & Grabb, J.A. 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Pskiatri
Ilmu pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Tangerang : Bina Rupa Aksara
Maramis, Willy F., dan Maramis, Albert, A. 2009. Ilmu Kedokteran Jiwa.
Surabaya : Airlangga
Stuart G.W. 2009. Principle and Practice of Psychiatric Nursing. St Lovis :
Mosby
Suryani (2013) Pengalaman Penderita Skizofrenia tentang Proses Terjadinya
Halusinasi. Volume 1 Nomor 1.
Videback, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa (Psychiatric Mental
Health Nursing). Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai