Dosen Pembimbing:
drg. Ali Taqwim, Sp. KGA
Angkatan Koas : 16
1. Pemeriksaan Subyektif
Chief of complain: Seorang pasien laki-laki usia 8 tahun datang bersama ibunya
dengan keluhan terdapat sisa akar di gigi belakang kiri bawah dan banyak gigi
berlubang terutama di gigi belakang atas. Ibu ingin merawat gigi anaknya
Present Illness: kondisi ini sudah berlangsung kurang lebih satu tahun yang lalu. Gigi
tersebut terasa goyang apabila digerakkan dengan lidah.
Past Medical History: tidak ada keterangan dalam skenario
Past Dental History: Gigi geraham bawah pasien juga sudah lama dicabut karena
berlubang besar
Family History: tidak ada keterangan dalam skenario
Social History: tidak ada keterangan dalam skenario
2. Pemeriksaan umum : compos mentis
3. Pemeriksaan Obyektif
Pemeriksaan ekstraoral : tidak ada keterangan dalam skenario
Pemeriksaan keadaan jaringan lunak, oklusi, kelenjar, dan temuan lainnya tidak
terdapat keterangan pada skenario.
Pemeriksaan intraoral
4. Pemeriksaan Penunjang
Intepretasi radiografi:
6. Rencana Perawatan
Dental Health Education (DHE) berupa edukasi frekuensi dan cara sikat gigi yang
benar kepada anak dan peran orangtua untuk menjaga kesehatan gigi anak, serta
menjelaskan makanan yang dapat memicu karies.
Preventif berupa: aplikasi topical fluor 3 bulan sekali, diberikan xylitol, melakukan
sealant, dan pengawasan terhadap lesi karies serta melakukan restorasi pada lesi
karies
Pemberian konseling diet
Restorasi gigi 53, 62, 63, 65, 46,64
Pulpektomi gigi 55, 54
Ekstraksi radix gigi 75
Space maintainer antara gigi 36 dan74
II. PEMBAHASAN
1. Karies
Karies merupakan penyakit yang sering ditemukan pada rongga mulut. Penyakit ini
menyerang jaringan keras gigi, yaitu dentin, enamel dan sementum yang disebabkan
oleh aktivitas dari mikroba dalam karbohidrat yang terfermentasi. Aktivitas mikroba
tersebut dapat memicu terjadinya proses demineralisasi jaringan keras (Marwah, 2014).
Gambar 1. Karies
Karies dapat terjadi oleh sebab interaksi mikroorganisme, substrat, host, dan waktu.
(Marwah, 2014):
a. Berdasarkan kejadian
b. Berdasarkan kecepatan
c. Berdasarkan lokasi
- Permukaan akar
d. Berdasarkan arah
- Backward karies: jika destruksi karies meluas hingga DEJ dan sedikit
melibatkan akar
e. Berdasarkan usia
- Adolescent caries
- Senile caries
- Compound: 2 permukaan
- Oklusal
- Proksimal
Karies dapat terjadi akibat interaksi bakteri dengan substrat yang kariogenik
Teks ini ditemukan dari kota kuno di Lembah Efrat di era Mesopotamia sekitar
5000 SM. Obat sakit gigi pada periode ini sebagai berikut: “Campur bir, tanaman
sa-kil-bir dan minyak bersama-sama, ulangi di atasnya mantra tiga kali dan taruh di
gigi.". Masyarakat di Cina dan Mesir menggunakan metode pengasapan, yang
b. Teori humoral
penyakit. Menurut Galen, bahasa Yunani kuno dokter dan filsuf, 'karies gigi
diproduksi' oleh aksi internal asam dan korosi unsur tersebut. Obat yang digunakan
harus terdiri dari obat-obatan lokal atau umum sesuai dengan keadaan dan juga
c. Teori vital
Sebuah teori vital dari Hippocrates, Celsius, Galen dan dokter pada abad
pertengahan, merumuskan teori bahwa kerusakan gigi berasal dari gangren tulang
d. Teori kimia
Teori yang diusualkan oleh Robertson pada tahun 1835 bahwa kerusakan gigi
disebabkan oleh asam yang dibentuk oleh fermentasi partikel makanan di sekitar
gigi. Fermentasi dianggap sebagai proses yang ketat nonvital dan keterlibatan
atau dengan metabolisme sendiri dapat membentuk asam. Bahan makanan berupa
karbohidrat yang berada di permukaan gigi adalah sumber asam yang dapat
demineralisasi garam kapur pada gigi. Enamel dihancurkan oleh asam fermentasi
dan email yang hancur hilang karena pengunyahan. Selanjutkan destruksi pada
tahap yaitu: dekalsifikasi atau pelunakan jaringan dan pembubaran residu yang
melunak.
f. Teori proteolitik
Teori proteolitik dirumuskan oleh Gottlieb (1947), Frisbie, Nuckolls (1947) dan
Pincus (1950). Para peneliti menggambarkan karies seperti lesi yang dipicu oleh
aktivitas proteolitik pada pH yang sedikit basa, dan dianggap bahwa proses tersebut
g. Teori proteolysis-chelation
Teori ini dikemukakan oleh Schatz et al. pada tahun 1955 yang menyatakan
chelation, karies gigi terjadi karena aksi bakteri dan enzimatik, proteolitik awal
pada bahan organik email tanpa diawali demineralisasi. Aktivitas ini menghasilkan
lesi karies awal dan pelepasan asam amino, polifosfat, dan asam organic yang
Teori ini menyatakan bahwa pemanfaatan fosfat bakteri yang tinggi dalam plak
menyebabkan gangguan lokal pada keseimbangan di plak dan email gigi, sehingga
Kurva Stephen
Kurva Stephen menjelaskan mengenai pH. Grafik tersebut memiliki empat
landmark yaitu: pH istirahat, penurunan pH yang cepat, pH kritis, dan fase pemulihan
(Marwah, 2014).
a. pH istirahat
Fase ini menggambarkan plak yang belum terjadi fermentasi karbohidrat kira-
kira 2 jam dan memiliki pH antara 6 dan 7. Pada fase ini nilai pH plak untuk individu
antibiotik.
cepat. Penurunan pH disebabkan oleh mikroba plak gigi. Jika mikroba lebih
asidogenik, maka bakteri aciduric hadir dalam plak dan pH akan turun lebih cepat.
secara cepat, sehingga terjadi penurunan yang lebih cepat. Faktor lain yang
mempengaruhi tingkat penurunan pH adalah kapasitas buffer dari saliva yang tidak
c. pH kritis
d. Fase pemulihan
normalnya ( pH 6.3–7.0).
Gambar 2. Kurva Stephen pada kondisi gigi yang sehat, karies aktif, dan
karies inaktif.
potensi diet berdampak buruk terhadap kesehatan gigi pasien. Pada dasarnya, skor ini
memberikan poin yang diperoleh sebagai hasil dari asupan makanan yang cukup dari
kemudian dikurangi skor makanan terlalu manis. Perbedaannya adalah Dental Health
Diet Score. Berikut langkah untuk melakukan skoring (Chour dan Chour, 2014;
Step 1: Membuat daftar menu yang dimakan untuk memastikan asupan harian rata-
rata dan mencatat waktu kapan makanan atau kudapan dimakan, jumlah yang
kemudian klasifikasikan makanan yang tidak dilingkari dan hitung intake dengan
diberikan tanda centang. Jumlah tanda “√” dikalikan dengan nilai yang telah tertera
sesuai dengan zat yang terkandung di dalamnya. Data ini disebut nutrition score
(NS). Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa banyak gizi yang terkandung
Step 4: Membuat daftar makanan manis dan bergula, dan frekuensi konsumsinya,
kemudian klasifikasi masing-masing menjadi cair, padat dan lengket atau larut
perlahan.
Step 5: Menghitung skor Dental Health Diet Score dengan menjumlahkan Food
Program pemberian nutrisi untuk pencegahan karies gigi didasarkan pada efek dari
berbagai nutrisi dan praktik produksi makanan, sehingga perlu memperhatikan 4 aturan
- Diet yang ditentukan harus berbeda dari diet normal dengan pola sesedikit mungkin.
Diet dan nutrisi memainkan peran penting dalam karies pada anak-anak. Cara
terbaik untuk mencegah penyakit adalah dengan mengambil tindakan pencegahan dini
seperti menggunakan fluoride, makan makanan bergizi, dan menyikat gigi dengan
benar. Fluorida mengurangi risiko karies tetapi tidak menghilangkannya. Agen ini
membantu remineralisasi email gigi. Fluorida dikonsumsi dalam jumlah kecil oleh
manusia dan dapat juga terjadi secara alami di lingkungan. Paparan fluorida yang
Frekuensi konsumsi gula harus dibatasi dan tidak boleh lebih dari 4 kali sehari. Soda
dan minuman berenergi yang mengandung asam sitrat dan fosfat dapat menyebabkan
demineralisasi email gigi. Selain itu, tindakan menyikat dan berkumur secara teratur,
menggunakan sedotan, dan permen karet bebas gula dapat membantu mencegah efek
berbahaya dari karbohidrat cair yang dapat difermentasi (Tungare dan Paranjpe, 2020).
Lemak dan protein dalam makanan membantu melindungi gigi dari gula yang
menempel pada gigi. Produk susu yang kaya akan kalsium dan fosfor membantu
remineralisasi dengan mencegah pH mulut turun di bawah 5,5 Nutrisi yang baik
membantu mencegah infeksi dan penyakit periodontal. Makanan yang renyah dan
berserat meningkatkan aliran air liur yang memiliki sifat antibakteri. Konsumsi
aliran saliva yang lebih banyak dan terjadi peningkatan kapasitas buffering. Hal ini
akan lebih efektif menetralisir asam plak dan membantu pembersihan sisa makanan
Panduan makanan harian USDA membagi makanan yang biasa dimakan menjadi
lima kelompok sesuai dengan nutrisinya masing-masing, yaitu: (1) sayuran-buah, (2)
roti-sereal, (3) susu-keju, (4) daging, unggas, ikan, dan kacang-kacangan, dan (5)
- Sayuran berwarna hijau tua dan kuning tua merupakan sumber vitamin A yang
baik
- Sebagian besar sayuran hijau tua, jika tidak terlalu matang, merupakan sumber
- Satu porsi grup ini adalah setengah cangkir sayur atau buah, atau porsi seperti
yang biasa disajikan, seperti satu ukuran sedang apel, atau kentang; satu
Apel mengandung tanin yang memiliki sifat anti adhesi yang dapat menghambat
beberapa bakteri berikatan satu sama lain dan menghasilkan plak gigi. Sifat asam
apel merangsang aliran air liur, sehingga kecepatan aliran meningkat, pH saliva
meningkat dan buffer sangat meningkat. Selain buah apel dapat juga mengkonsumsi
cranberry. Cranberry atau buah berry adalah sumber flavonoid yang baik. Studi
Kelompok roti dan sereal adalah sumber nutrisi yang mudah ditemukan.
Berbagai macam biji-bijian sereal tersedia, termasuk gandum, beras, jagung, rye,
oat, dan barley. Roti dan sereal gandum utuh atau mengandung sejumlah besar
vitamin B dan zat besi. Roti dan sereal juga menyediakan protein, dan merupakan
sumber nutrisi dalam diet vegetarian. Produk gandum utuh juga menyumbang
magnesium dan serat. Banyak sereal sarapan yang diperkaya dengan tingkat nutrisi
lebih tinggi daripada yang terjadi pada biji-bijian alami. Rekomendasi perhari
adalah empat porsi roti dan sereal, terutama dari produk gandum utuh. Satu porsi
hidangan yaitu 1 ons sereal siap saji, atau 1 cangkir sereal matang, tepung jagung,
bubur jagung, makaroni, mie, spageti, atau nasi, dan satu potong roti (Marwah,
2014).
Ekstrak kulit gandum mengandung faktor antibakteri, sebagian diidentifikasi
Kacang tanah adalah stimulan mekanis untuk aliran saliva yang baik (Bhola dan
Palta, 2020).
Produk susu merupakan bagian penting dari diet karena menyediakan sekitar
dua pertiga kalsium, setengah dari riboflavin, dan seperempat dari protein dalam
makanan yang dimakan. Susu rendah vitamin C dan zat besi, tetapi memasok lebih
banyak nutrisi penting lainnya. Porsi rata-rata adalah satu cangkir susu 8 ons atau
sekitar 1 inci kubus keju cheddar. Anak-anak dan remaja direkomendasikan untuk
Keju memberikan kalsium dan fosfat anorganik dalam jumlah tinggi yang
menghasilkan aksi buffering yang menetralkan asam plak. Keju juga membantu
dalam penghambatan bakteri plak yang dapat mengurangi peran bakteri dan dengan
Protein pada keju dapat mencegah karies dengan menyerap ke email permukaan
dan mengganggu difusi ionik pada email. Keju menghasilkan peningkatan pH plak,
kalsium fosfat (CPP-ACP), yang ada dalam keju, juga dapat menyangga pH plak
dengan mengabsorbsi ke email gigi, yang dapat mengurangi kelarutan email dan
Kelompok makanan ini menyumbang protein, fosfor, niasin, vitamin B12 dan
zat besi, namun hanya makanan yang berasal dari hewan yang menyediakan vitamin
B12. Dalam kelompok ini, jeroan (hati, jantung, dan ginjal) memiliki nilai gizi yang
tinggi. Taimin lebih banyak ditemukan pada daging babi disbanding daging hewan
lainnya. Selain itu, ikan, unggas, dan telur adalah makanan berprotein lengkap dan
dapat digunakan sebagai setara daging. Daging merah dan tiram adalah sumber seng
yang baik. Hati dan kuning telur adalah sumber vitamin A. Kacang kering, kacang
polong kering, kedelai, dan kacang-kacangan adalah sumber magnesium. Ikan dan
unggas memiliki lemak jenuh yang rendah. Bunga matahari dan biji wijen
berkontribusi asam lemak tak jenuh. Kolesterol ditemukan dalam konsentrasi tinggi
dalam organ hewan dan kuning telur, sedangkan ikan dan kerang kecuali udang
memiliki kolesterol yang relatif rendah. Jumlah yang disarankan pada kategori ini
adalah 2 porsi dengan perhitungan: 3 hingga 4 ons daging tanpa lemak yang
dimasak, atau ikan filet, 2 sendok makan selai kacang, dan 1 cangkir kacang, biji
wijen, atau biji bunga matahari dihitung sebagai 1 ons daging, unggas, atau ikan
(Marwah, 2014).
termasuk dalam kelompok adalah mentega, margarin, mayones, saus salad, lemak
dan minyak lainnya; permen, gula, selai, jeli, sirup, topping manis, minuman ringan
dan minuman bergula tinggi; anggur, bir, dan minuman keras. Produk tepung
olahan yang digunakan sebagai bahan dalam makanan siap saji juga termasuk dalam
kelompok ini. Makanan dalam kelompok minyak nabati ini memasok vitamin E dan
asam lemak esensial dan margarin dan mentega yang menyediakan beberapa
vitamin A. Kelompok ini tidak memiliki porsi yang direkomendasikan (Marwah,
2014).
Berikut adalah makanan yang sebaiknya dikurangi (Bhola dan Palta, 2020):
a. Susu
Susu mengandung 4% -5% laktosa disakarida yang dapat difermentasi oleh bakteri
b. Yogurt
Penurunan awal pH plak disebabkan oleh sifat asam yoghurt (pH 4,0-4,5). Kenaikan
pH terjadi setelah 20 dan 30 menit karena kapasitas buffering yang merangsang air
liur dan kandungan laktosa yang rendah pada yoghurt karena fermentasi.
Peningkatan pH juga disebabkan adanya kandungan CPP pada yogurt lebih tinggi
dari susu. Hal ini karena aktivitas proteolitik mikroorganisme yang terkandung
dalam yoghurt, serta peptida dan asam amino yang dihasilkan oleh hidrolisis kasein.
mencegah demineralisasi.
c. Pepsi
Minuman ringan tidak hanya mengandung gula tetapi juga asam organik sehingga
jangka panjang dan sering dari minuman asidogenik menyebabkan pH plak rendah
dan demineralisasi. Namun, berbagai faktor inang seperti laju aliran saliva,
kapasitas buffer, dan pH, serta konsentrasi kalsium dan fosfat dalam air liur dan
frekuensi asupan cairan dapat mempengaruhi kecepatan erosi. Residu minuman
d. Minuman buah
Buah-buahan dan jus buah dapat mengandung berbagai asam yang berpotensi
maksimum terjadi pada 0 menit (6,08 ± 0,09) dan rata-rata laju aliran saliva
maksimum pada 0 menit (1,88 ± 0,49). Residu minuman buah akan tetap dirongga
e. Kopi
Kopi dapat menurunkan pH saliva dan kopi akan hilang dari rongga mulut pada
5. Konseling
dilakukan oleh dokter gigi pada pasien. Setelah mengetahui skor DHDS pasien, riwayat
karies dan faktor-faktor predisposisi lainnya seperti kebiasaan pasien dan pola
konsumsi pasien, maka konseling diet dapat dilakukan. Konseling diet ini bergantung
pada usia anak, masalah yang dievaluasi, kondisi sosial ekonomi dan ketersediaan
waktu pasien dan keluarganya. Konseling diet yang diberikan termasuk edukasi
makanan, serta penerapan jam makan yang tepat untuk anak. Pada kasus dapat
diberikan edukasi makanan berupa kelompok makanan kariogenik dan non kariogenik
Konseling memperhatikan food guide pyramid (pada kasus adalah anak usia 8 tahun)
1. Marwah N. 2014. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical
Publishers
2. Tungare S, Paranjpe AG. Diet and Nutrition To Prevent Dental Problems. [Updated 2020
Aug 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-
. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534248/
3. Bhola M, Palta S, Cariogenicity Of Various Food Products And Its Oral Clearance –A
Review Article, International Journal of Medical and Biomedical Studie, 2020; 4(6): 1-5
4. Pillai GR, Abraham RA, George S, dkk., Evaluating Relationship between Caries Status
and Body Mass in Children and Need for Diet Counseling – A Cross-Sectional Study. J
Oral Health Dent, 2020; 3(2): 201-207
5. Chour GV, Chour RG, Diet Counselling – A Primordial Level of Prevention of Dental
Caries., Journal of Dental and Medical Sciences, 2014; 13(1) Ver.II: 64-70
6. Soumalya, D., et al, 2018, Importance of Diet Counselling to Prevent Dental Caries- A
Review Paper, Sch. J. Dent. Sci., 5(3):124-132.