Dosen Pembimbing:
drg. Ali Taqwim, Sp. KGA
Angkatan Koas : 16
25-10-2021
25-10-2021
1. Pemeriksaan Subyektif
Chief of complain: Seorang pasien laki-laki usia 8 tahun datang bersama ibunya
dengan keluhan terdapat sisa akar di gigi belakang kiri bawah dan banyak gigi
berlubang terutama di gigi belakang atas. Ibu ingin merawat gigi anaknya
Present Illness: kondisi ini sudah berlangsung kurang lebih satu tahun yang lalu. Gigi
tersebut terasa goyang apabila digerakkan dengan lidah.
Past Medical History: tidak ada keterangan dalam skenario
Past Dental History: Gigi geraham bawah pasien juga sudah lama dicabut karena
berlubang besar
Family History: tidak ada keterangan dalam skenario
Social History: tidak ada keterangan dalam skenario
2. Pemeriksaan umum : compos mentis
3. Pemeriksaan Obyektif
Pemeriksaan ekstraoral : tidak ada keterangan dalam skenario
Pemeriksaan keadaan jaringan lunak, oklusi, kelenjar, dan temuan lainnya tidak
terdapat keterangan pada skenario.
Pemeriksaan intraoral
NON UNE UNE UNE UNE UNE UNE UNE UNE NON
non non
une
NON une
NON
ONON
car ONON
car
une
NON une
NON (rrx)
()uneune
(sou) (sou)NONune
sou
()une sou
NON
()une
sou sou
()une ()une
()une ()une
4. Pemeriksaan Penunjang
Intepretasi radiografi:
6. Rencana Perawatan
Dental Health Education (DHE) berupa edukasi frekuensi dan cara sikat gigi yang
benar kepada anak dan peran orangtua untuk menjaga kesehatan gigi anak, serta
menjelaskan makanan yang dapat memicu karies.
Preventif berupa: aplikasi topical fluor 3 bulan sekali, diberikan xylitol, melakukan
sealant, dan pengawasan terhadap lesi karies serta melakukan restorasi pada lesi
karies
Restorasi gigi 53, 62, 63, 65, 46,64
Pulpektomi gigi 55, 54
Ekstraksi radix gigi 75
Space maintainer antara gigi 36 dan74
II. PEMBAHASAN
1. Karies
Karies merupakan penyakit yang sering ditemukan pada rongga mulut. Penyakit ini
menyerang jaringan keras gigi, yaitu dentin, enamel dan sementum yang disebabkan
oleh aktivitas dari mikroba dalam karbohidrat yang terfermentasi. Aktivitas mikroba
tersebut dapat memicu terjadinya proses demineralisasi jaringan keras (Marwah, 2014).
Gambar 1. Karies
Karies dapat terjadi oleh sebab interaksi mikroorganisme, substrat, host, dan waktu.
(Marwah, 2014):
a. Berdasarkan kejadian
b. Berdasarkan kecepatan
c. Berdasarkan lokasi
- Permukaan halus
- Permukaan akar
d. Berdasarkan arah
- Backward karies: jika destruksi karies meluas hingga DEJ dan sedikit
melibatkan akar
e. Berdasarkan usia
- Adolescent caries
- Senile caries
- Compound: 2 permukaan
- Oklusal
- Proksimal
Karies dapat terjadi akibat interaksi bakteri dengan substrat yang kariogenik
Teks ini ditemukan dari kota kuno di Lembah Efrat di era Mesopotamia sekitar
5000 SM. Obat sakit gigi pada periode ini sebagai berikut: “Campur bir, tanaman
sa-kil-bir dan minyak bersama-sama, ulangi di atasnya mantra tiga kali dan taruh di
penyakit. Menurut Galen, bahasa Yunani kuno dokter dan filsuf, 'karies gigi
diproduksi' oleh aksi internal asam dan korosi unsur tersebut. Obat yang digunakan
harus terdiri dari obat-obatan lokal atau umum sesuai dengan keadaan dan juga
c. Teori vital
Sebuah teori vital dari Hippocrates, Celsius, Galen dan dokter pada abad
pertengahan, merumuskan teori bahwa kerusakan gigi berasal dari gangren tulang
d. Teori kimia
Teori yang diusualkan oleh Robertson pada tahun 1835 bahwa kerusakan gigi
disebabkan oleh asam yang dibentuk oleh fermentasi partikel makanan di sekitar
gigi. Fermentasi dianggap sebagai proses yang ketat nonvital dan keterlibatan
atau dengan metabolisme sendiri dapat membentuk asam. Bahan makanan berupa
karbohidrat yang berada di permukaan gigi adalah sumber asam yang dapat
demineralisasi garam kapur pada gigi. Enamel dihancurkan oleh asam fermentasi
dan email yang hancur hilang karena pengunyahan. Selanjutkan destruksi pada
Menurut Miller kerusakan gigi adalah proses kemoparasit yang terdiri dari dua
tahap yaitu: dekalsifikasi atau pelunakan jaringan dan pembubaran residu yang
melunak.
f. Teori proteolitik
Teori proteolitik dirumuskan oleh Gottlieb (1947), Frisbie, Nuckolls (1947) dan
Pincus (1950). Para peneliti menggambarkan karies seperti lesi yang dipicu oleh
aktivitas proteolitik pada pH yang sedikit basa, dan dianggap bahwa proses tersebut
g. Teori proteolysis-chelation
Teori ini dikemukakan oleh Schatz et al. pada tahun 1955 yang menyatakan
chelation, karies gigi terjadi karena aksi bakteri dan enzimatik, proteolitik awal
pada bahan organik email tanpa diawali demineralisasi. Aktivitas ini menghasilkan
lesi karies awal dan pelepasan asam amino, polifosfat, dan asam organic yang
Teori ini menyatakan bahwa pemanfaatan fosfat bakteri yang tinggi dalam plak
menyebabkan gangguan lokal pada keseimbangan di plak dan email gigi, sehingga
Kurva Stephen
Kurva Stephen menjelaskan mengenai pH. Grafik tersebut memiliki empat
landmark yaitu: pH istirahat, penurunan pH yang cepat, pH kritis, dan fase pemulihan
(Marwah, 2014).
a. pH istirahat
Fase ini menggambarkan plak yang belum terjadi fermentasi karbohidrat kira-
kira 2 jam dan memiliki pH antara 6 dan 7. Pada fase ini nilai pH plak untuk individu
antibiotik.
cepat. Penurunan pH disebabkan oleh mikroba plak gigi. Jika mikroba lebih
asidogenik, maka bakteri aciduric hadir dalam plak dan pH akan turun lebih cepat.
secara cepat, sehingga terjadi penurunan yang lebih cepat. Faktor lain yang
mempengaruhi tingkat penurunan pH adalah kapasitas buffer dari saliva yang tidak
c. pH kritis
d. Fase pemulihan
normalnya ( pH 6.3–7.0).
Gambar 2. Kurva Stephen pada kondisi gigi yang sehat, karies aktif, dan
karies inaktif.
jumlah lesi kavitas atau baru jadi) selama jangka waktu tertentu atau kemungkinan
bahwa akan ada perubahan ukuran atau aktivitas lesi yang sudah ada. Oleh sebab
kemampuan untuk mendeteksi karies pada tahap awal (seperti white spot) penyedia
tinggi, dan membantu untuk studi kasus (AAPD, 2014; Marwah, 2014)
Pengukuran resiko karies menurut AAPD dibagi menjadi 3 formulir, yaitu (AAPD,
2014):
Gambar 3. Formulir untuk usia 0-3 tahun untuk dokter atau penyedia layanan non gigi
lainnya.
Gambar 4. Formulir untuk usia 0-5 tahun untuk dokter gigi
Gambar 5. Formulir usia >6 tahun untuk dokter gigi.
lingkungan, dan kondisi kesehatan umum. Pengisian form ini dilakukan dengan
melingkari atau centang pada kolom, dan menimbang hasil, sehingga dapat diberikan
Pada kasus, anak berusia 8 tahun sehingga menggunakan form khusus usia >6
tahun. Berdasarkan kasus dilakukan centang atau melingkari pada bagian temuan klinis
yaitu lebih dari 1 karies, dan terdapat defek pada enamel, sehingga kasus ini merupakan
kasus resiko tinggi terhadap karies. Rekomendasi untuk kasus ini adalah melakukan
kontrol 3 bulan sekali, radiografi 6 bulan sekali, sikat gigi dengan fluoride 0.5%,
pemberian suplemen fluoride, melakukan topical aplikasi fluor 3 bulan sekali, diberikan
xylitol, melakukan sealant, dan pengawasan terhadap lesi karies serta melakukan
√
Selain penilaian resiko menurut AAPD, dapat juga dilakukan penilaian
Program berisi algoritme yang menampilkan analisis data masukan, terutama faktor
memberikan contoh pencegahan, serta strategi pengobatan untuk dokter. Kelebihan dari
memotivasi pasien, dapat berfungsi sebagai pendukung keputusan klinis untuk memilih
strategi pencegahan.
pemeriksaan pasien dan mengumpulkan data faktor karies termasuk bakteri, diet dan
faktor yang berhubungan dengan kerentanan. Berbagai faktor / variabel diberi skor
sesuai skala yang telah ditentukan dan dimasukkan ke dalam program komputer.
warna, yaitu: warna merah untuk bakteri dilihat dari plaknya, warna biru tua untuk diet
dilihat dari frekuensi makan dan kandungan makanan, biru muda untuk kerentanan
dilihat dari kapasitas buffer saliva, sekresi saliva, dan kadar floride, warna kuning untuk
keadaan dilihat dari pengalaman kejadian karies dan penyakit yang berhubungan, serta
warna hijau untuk kesempatan menghindari karies. Semakin besar warna hijau,
semakin baik dari gigi menghindari terjadi karies, sedangkan untuk warna lainnya,
Intepretasi pada kariogram jika sector merah meningkat maka terdapat banyak
plak, terdapat proporsi bakteri yang tinggi serta sebalinya jika menurun. Sector biru
gelap meningkat maka terdapat asupan gula tinggi dan frekuensi sering, serta
sebaliknya. Pada sector biru muda yang meningkat maka kerentanan tinggi terhadap
karies, kurang kadar fluor, sekresi saliva rendah, dan kapasitas buffer rendah serta
terjadinya karies.
Pada kasus untuk dimasukkan dalam kariogram, hanya memiliki informasi atau
keterangan mengenai pengalaman karies, penyakit, dan plak, sehingga tidak dapat
interview dengan orangtua dan pemeriksaan klinis. Penilaian dengan form yang
memiliki 3 kolom, yaitu indikasi penyakit pada kolom I, factor resiko lingkungan pada
kolom II, dan factor proteksi pada kolom III. Tahapan untuk melakukan penilaian
riwayat dental dan medis, selanjutnya pemeriksaan klinis, deteksi lesi karies dini,
kemudian memasukkan data kedalam form dan menilai resiko karies. Tahapan
selanjutnya adalah menentukan rekomendasi perawatan bagi pasien sesuai dengan hasil
Formulir CAMBRA memiliki 2 jenis yaitu untuk usia 0-5 tahun dan >6 tahun.
Pada formulir usia 0-5 tahun berisi tentang factor biologi atau lingkungan yang meliputi
frekuensi mengkonsumsi snack, penggunaan botol untuk minum susu, keluarga yang
gigi dengan fluoride minimal 2 kali sehari, dan dilakukan fluride varnish tiap 6 bulan.
Pada kolom selanjutnya mengenai factor resiko biologi melalui pemeriksaan klinis
yang meliputi kuantitas bakteri kariogenik (tidak pasti tersedia), dan dilihat dari plak.
Pada indicator penyakit meliputi kerusakan gigi atau white spot dan pasien pernah
melakukan restorasi 2 tahun lalu (untuk pasien baru) atau 1 tahun lalu (untuk pasien
Pada formulir usia >6 tahun berisi tentang indicator penyakit yaitu kavitas baru
hingga mencapai dentin dilihat dari gambar radiografi, lesi white spot pada permukaan
halus, lesi non kavitas pada enamel secara radiografi, dan pernah melakukan restorasi
dalam kurun waktu 3 tahun (pasien baru) atau 1 tahun (pasien lama). Kolom selanjutnya
mengenai factor biologi dan lingkungan yang meliputi kuantitas bakteri, plak yang
banyak pada gigi, frekuensi mengkonsumsi snack >3 kali sehari, hiposalivasi karena
obat, fungsi glandula saliva menurun, memiliki pit dan fisur dalam, akar gigi terekspos,
dan memakai alat ortodontik. Kolom factor protektif meliputi air yang terfluoridasi,
penggunaan pasta gigi berfluoride 1 kali sehari, penggunaan pasta gigi berfluoride 2
kali sehari atau lebih, menggunaan pasta gigi berfluoride tinggi, melakukan fluoride
varnish 6 bulan lalu, berkumur dengan chlorhexidine 0.12% untuk seminggu, dan
Indeks ini memiliki kategori resiko, yaitu extreme high ketika terdapat centang
untuk kategori ini adalah aplikasi varnish dan reaplikasi 4-6 bulan, diberikan pasta
kali sehari selama seminggu 1 jam setelah sikat gigi, serta follow up 3-4 bulan. High
risk ketika terdapat 1 atau lebih indikator penyakit dan jika factor resiko lebih besar
factor proteksi. Rekomendasi untuk kasus ini adalah aplikasi varnish dan reaplikasi 4-
6 bulan, memberikan pasta gigi berfluoride tinggi 2x1, mengurangi konsumsi snack,
berkumur dengan chlorhexidine 0.2% 1 kali sehari selama 1 minggu 1 jam setelah sikat
gigi, serta melakukan follow up 4-6 bulan. Moderate risk ketika ragu antara resiko
tinggi atau rendah maka dimasukkan dalam kategori ini sebagai contoh adalah pasien
yang pernah terkena karies 4 tahun yang lalu dan tidak muncul lesi baru. Rekomendasi
pasien ini adalah pemberian pasta berfluoride 2x1, berkumur dengan 0.05% NaF setiap
malam, dan mengurangi snack sebagai alternative 1, sedangkan untuk altenatif kedua
yaitu menggunakan pasta berfluoride tinggi 2x1 dan mengurangi snack atau diganti
dengan xylitol, serta follow up 6 bulan kemudian. Low risk ketika tidak ada indicator
penyakit, sangat sedikit factor resiko dan factor proteksi tinggi. Rekomendasi untuk
kategori ini adalah sikat gigi dengan pasta berfluoride 2x1 dan follow up setiap 12 bulan
Pada kasus termasuk dalam resiko tinggi karena terdapat lebih dari 1 lesi karies
yang terlihat pada radiografi, plak pada gigi, dan pit fisur yang dalam. Rekomendasi
pada kasus ini adalah aplikasi varnish dan reaplikasi 4-6 bulan, memberikan pasta gigi
0.2% 1 kali sehari selama 1 minggu 1 jam setelah sikat gigi, serta melakukan follow up
4-6 bulan.
√
2 0
1
√ √
American Dental Association (ADA). Penilaian resiko karies menurut ADA bertujuan
preventif hingga restorative kepada pasien. Pentingnya formulir ini untuk mengevaluasi
factor resiko karies agar dapat diturunkan atau diminimalisir. Pada form ini
mengandung kolom kondisi yang berkontribusi, kondisi sistemik, dan kondisi klinis
rongga mulut. Operator akan melakukan interview dan pemeriksaan klinis yang
Kesimpulan hasil dari penilaian akan dimasukkan dalam 3 kategori yaitu: low risk
dengan centang hanya di kolom low risk, moderate risk dengan centang berada di
kolom low risk dan moderate risk, serta high risk dengan centang muncul pada kolom
An.X
XX
8 tahun
dengan formulir ADA yaitu high risk karena muncul centang pada kolom high risk,
sehingga pasien dimasukkan dalam kategori high risk. Rekomendasi untuk kasus ini
3. Indeks DMFT
Indeks DMFT merupakan indeks hasil penjumlahan decay, missing, dan filling
pada gigi perseorangan yang akan dibagi dalam jumlah populasi. Indeks ini digunakan
untuk menentukan dan memantau status kesehatan gigi dan mulut di masyarakat. Pada
formulir DMFT oleh WHO terdapat pilihan untuk gigi desidui atau gigi permanen.
Komponen D mencakup semua gigi dengan kode 1 atau 2. Komponen M terdiri dari
gigi berkode 4 pada subjek di bawah usia 30 tahun, dan gigi berkode 4 atau 5 pada
subjek berusia 30 tahun ke atas, yaitu hilang karena karies atau karena alasan lain.
DMFT adalah 32 gigi, yaitu semua gigi permanen termasuk gigi bungsu. Gigi kode 6
(fissure sealant) atau 7 (protesa gigi tetap / abutment, mahkota khusus atau
veneer/implan) tidak termasuk dalam perhitungan indeks DMFT. Dalam kasus gigi
sulung, perhitungan indeks dmft serupa, yaitu dengan menurunkan informasi dari kode
data A, B, C dan D dan E dalam formulir penilaian kesehatan gigi dan mulut (WHO,
Pada kasus ini memiliki indeks dmft 13 yang terdiri dari D: 11, dan M: