Disusun Oleh :
Nabila Afilia 88190016
AssalamuallaikumWr. Wb.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Mah Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Kesehatan Geriatrik”. Makalah ini di susun untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada
pembacanya, selain itu semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Saya menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati saya menerima masukan serta saran dan kritikan yang membangun
untuk memperbaiki kekurangan dalam penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
WasallamuallaikumWr. Wb
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................... 4
B. Tujuan Umum .................................................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................................................ 5
TINJAUAN TEORITIS .............................................................................................................................. 5
A. Pengertian lansia ............................................................................................................................. 5
1. Klasifikasi lansia ................................................................................................................................. 5
2. Karakteristik lansia ................................................................................................................................ 5
B. Geriatri ............................................................................................................................................ 6
Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia............................................................................................. 7
1. Azaz .................................................................................................................................................... 7
2. Pendekatan .......................................................................................................................................... 7
3. Jenis .................................................................................................................................................... 7
a. Promotif .............................................................................................................................................. 7
b. Preventif .............................................................................................................................................. 9
c. Diagnosis dini dan pengobatan ......................................................................................................... 10
d. Pembatasan kecacatan....................................................................................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................................... 16
PENUTUP ............................................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ................................................................................................................................... 16
B. Saran ............................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................. 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan
pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong peningkatan
kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus dilakukan dalam
melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada keluarga dan masyarakat.
Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara dan menjaga yang sehat semakin
sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan
kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif
(pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).
Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus
menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan anatomis,
fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan
tubuh secara keseluruhan.
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai
gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul keriput, rambut
menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah,
gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut
dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti
suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerima
ide baru.
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai usia
tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik yang
bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta
menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.
B. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kualitas hidup lanjut usia
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia (Budi anna keliat, 1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13
tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun.
1. Klasifikasi lansia
1. Pralansia (prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
2. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3. Lansia resiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih / Seseorang yang berusia 60 tahun atau
lebih dengan masalah kesehatan.
4. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat
menghasilkan barang/jasa.
5. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada orang
lain.
2. Karakteristik lansia
Menurut Budi Anna Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut.
5
B. Geriatri
Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology dan kedokteran yang mempelajari
kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitative. Pada prinsipnya geriatric mengusahakan masa tua yang bahagia dan berguna
(DEPKES RI, 2000)
Gerontology adalah suatu ilmu yang mempelajari proses penuaan dan masalah yang
akan terjadi pada lansia yaitu kesehatan, social, ekonomi, perilaku, lingkungan dan lail-lain.
(DEPKES RI, 2000)
Perkembangan geriatric baru terjadi pada abad ke-20. Di Indonesia, geriatric baru
berkembang dan masih dalam masa perintisan. Pada prinsipnya, geriatric mengusahakan agar
para lansia dapat menjadi lansia yang berguna dan bahagia, sehingga tidak menjadi beban
bagi keluarga dan masyarakat.
6
Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia
Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azaz, pendekatan, dan jenis pelayanan
kesehatan yang diterima.
1. Azaz
a. Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that Have Been Added
to Life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi, perawatan,
pemenuhan diri, dan kehormatan.
b. Azaz yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI Add Life to the Years, Add
Health to Life, and Add Years to Life. Yaitu meningkatkan mutu kehidupan
lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Menikmati hasil pembangunan.
b. Masing-masing lansia memiliki keunikan.
c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal.
d. Lansia turut memilih kebijakan.
e. Memberikan perawatan dirumah.
f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah.
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi.
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia.
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya.
j. Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia.
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu
peningkatan (promotion), pencegahan (prevention), diagnosis dini dan pengobatan,
pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak langsung
untuk menigkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit. Upaya promotif
juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan
klien, tenaga professional dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang
positif menjadi norma-norma social. Upaya promotif dilakukan untuk
membantu orang-orang mengubah gaya hidup mereka dan bergerak kea rah
7
keadaan kesehatan yang optimal serta mendukung pemberdayaan seseorang
untuk membuat pilihan yang sehat tentang prilaku hidup mereka.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai berikut:
Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan mengurangi jatuh,
mengurangi bahaya kebakaran dalam rumah, meningkatkan
penggunaan alat pengaman dan mengurangi kejadian keracunan
makanan atau zat kimia.
Meningkatkan kemanan ditempat kerja yang bertujuan untuk
mengurangi terpapar dengan bahan-bahan kimia dan menigkatkan
penggunaan system keamanan kerja.
Menigkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk, bertujuan
untuk mengurangi penggunaan semprotan bahan-bahan kimia,
mengurangi radiasi di rumah, meningkatkan pengelolaan rumah tangga
terhadap bahan berbahaya, serta mengurangi kontaminasi makanan dan
obat-obatan.
Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut yang
bertujuan untuk mengurangi karies gigi serta memelihara kebersihan
gigi dan mulut.
8
Memeriksa kesehatan dan gigi secara teratur.
b. Preventif
Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada lansia sehat,
terdapat factor resiko, tidak ada penyakit dan promosi kesehatan.
Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai berikut.
- Program imunisasi, misalnya vaksin influenza.
- Konseling : berhenti merokok dan minum beralkohol.
- Dukungan nutrisi.
- Exircise.
- Keamanan didalam dan disekitar rumah.
- Manajemen stress.
- Penggunaan medikasi yang tepat.
Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan terhadap
penderita tanpa gejala, dari awal penyakit hingga terjadi gejala
penyakit belum tampak secara klinis, dan mengidap factor resiko.
Jenis pelayanan pencegahan sekunder antara lain adalah sebagai
berikut.
- Control hipertensi.
9
- Deteksi dan pengobatan kanker.
- Screening : pemeriksaan rectal, mammogram, papsmear, gigi mulut
dan lain-lain.
Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah terdapat gejala
penyakit dan cacat; mencegah cacat bertambah dan ketergantungan;
serta perawatan bertahap, tahap (1) perawatan di rumah sakit, (2)
rehabilitasi pasien rawat jalan, dan (3) perawatan jangka panjang.
Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah sebagai berikut.
- Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi rehabilitasi
dan membatasi ketidakmampuan akibat kondisi kronis. Misalnya
osteoporosis atau inkontinensia urine/fekal.
- Mendukung usaha untuk mempertahankan kemampuan berfungsi.
10
komunikasi dan bicara. Status psikologid terdiri atas suasana hati,
prilaku dan kesan umum.
- Pemeriksaan status terdiri atas kontak social, factor ekonomi,
penyesuaian diri, dan orang yang merawat lansia. Kontak social
mencakup keluarga/teman, kelompok social, penggunaan sarana,
serta klub lansia. Factor ekonomi mencakup pendapatan, asuransi
dan biaya hidup. Penyesuaian diri mencakup keadaan saat ini dan
masa depan. Orang yang merawat lansia mencakup usia, status
kesehatan,keterampilan, derajat stress, kepandaian, serta tanggung
jawab sebagai keluarga.
- Pemeriksaan status fungsi tubuh apakah mandiri, kurang mandiri,
ketergantungan.
Pengobatan
- Pengobatan terhadap gangguan system dan gejala yang terjadi
meliputi system kardiovaskular, musculoskeletal, pernapasan,
pencernaan, urogenital, hormonal, saraf, dan intergumen.
- Terhadap manifestasi klinik berupa nyeri kepala, nyeri dada, nyeri
pinggang, nyeri tungkai, nyeri kaki, demam, hipotermi, tak ada nafsu
makan, kelemahan umum, sesak napas, edema, obstipasi, gangguan
kemih, gangguan neuropsikiatri, hipertensi, dan prostat.
- Terhadap masalah geriatric meliputi pikiran kacau, jatuh, imobilisasi,
dekubitus, inkontinensia urine/fekal, gangguan mata, gangguan
telinga, dan osteoarthritis.
d. Pembatasan kecacatan
Kecacatan adalah kesulitan dalam memfungsikan kerangka, otot, dan system
saraf.
Penggolongannya berupa hal-hal dibawah ini
Kecacatan sementara (dapat dikoreksi).
Kecacatan menetap (tidak dapat dipulihkan, akan tetapi dapat
disubtitusikan dengan alat).
11
Kecacatan progresif (tidak bisa pulih dan tidak bisa diganti dengan
alat).
Langkah-langkah yang dilakukan adalah pemeriksaan, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
E. Rehabilitative
Prinsip
- Pertahankan lingkungan yang aman.
- Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktivitas dan mobilitas.
- Pertahankan kecukupan gizi.
- Pertahankan fungsi pernapasan.
- Pertahankan fungsi aliran darah.
- Pertahankan kulit.
- Pertahankan fungsi pencernaan.
- Pertahankan fungsi saluran kemih.
- Pertahankan fungsi psikososial.
- Pertahankan komunikasi.
- Mendorong pelaksanaan tugas.
o Jika ada yang lupa, maka ingatkan dan bantu lansia. Misalnya,
lupa dengan keluarganya (anak sendiri), tidak tahu tempat
buang air kecil.
o Mengingatkan lansia untuk membuat gambar bulan dan
matahari pada tempat tidurnya, untuk membedakan bulan untuk
malam hari dengan matahari untuk siang hari. Selanjutnya,
siapkan obat pada tempat yang sudah ada labelnya.
o Ingatkan hari, tanggal, dan tahun serta latih untuk mencoret
hari yang lewat dikalender.
12
o Mencatat setiap pesan dan didekat telepon harus ada buku
catatan.
o Buat catatan untuk nomor telepon penting.
o Tuliskan tempat-tempat atau ruangan dengan tulisan besar,
contoh toilet, kamar mandi, kamar tidur dan lain-lain.
o Melatih mengingat dengan memperlihatkan album pada orang
yang dikenal.
o Memperkenalkan kembali keluarga dan diajak berkomunikasi.
o Permainan kelompok : menentukan jenis bunga, menanyakan
hari serta gambar dicocokkan dengan aslinya
13
Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan keterbatasan pergerakan atau
imobilisasi
14
o Kaki kursi menggunakan sepatu agar tidak mudah bergeser.
o Menjemur pakaian dengan menggunakan alat bantu.
o Menggunakan sisir besar, kegiatan membaca dan bertemu
lansia lain.
o Membuka kran menggunakan alat bantu dengan pegangan yang
besar.
o Tempat mencuci dibuat khusus.
o Cara pindah dari tempat tidur ke kursi roda kemudian dari kursi
roda ke tempat duduk: perawat berhadapan dengan klien dan
kedua tangan memegang bawah aksila klien, sedangkan klien
memegang bahu perawat.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia (Budi anna keliat, 1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU
No. 13 tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang
yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun dan jenis pelayanan kesehatan terhadap
lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu peningkatan (promotion), pencegahan
(prevention), diagnosis dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
B. Saran
Kepada kelompok-kelompok masyarakat untuk bisa terlibat dalam pemberian layanan
sosial bagi lanjut usia.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/94122408/Makalah-Geriatri-New
17