Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KESEHATAN GERIATRIK

Dosen pengampu : Erna Irawan, ST S.kep Ners.,M.Kep.,M.Kom

Disusun Oleh :
Nabila Afilia 88190016

UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGHANTAR

AssalamuallaikumWr. Wb.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Mah Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Kesehatan Geriatrik”. Makalah ini di susun untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada
pembacanya, selain itu semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Saya menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati saya menerima masukan serta saran dan kritikan yang membangun
untuk memperbaiki kekurangan dalam penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

WasallamuallaikumWr. Wb

Bandung, 17 November 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................... 4
B. Tujuan Umum .................................................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................................................ 5
TINJAUAN TEORITIS .............................................................................................................................. 5
A. Pengertian lansia ............................................................................................................................. 5
1. Klasifikasi lansia ................................................................................................................................. 5
2. Karakteristik lansia ................................................................................................................................ 5
B. Geriatri ............................................................................................................................................ 6
Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia............................................................................................. 7
1. Azaz .................................................................................................................................................... 7
2. Pendekatan .......................................................................................................................................... 7
3. Jenis .................................................................................................................................................... 7
a. Promotif .............................................................................................................................................. 7
b. Preventif .............................................................................................................................................. 9
c. Diagnosis dini dan pengobatan ......................................................................................................... 10
d. Pembatasan kecacatan....................................................................................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................................... 16
PENUTUP ............................................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ................................................................................................................................... 16
B. Saran ............................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................. 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan
pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong peningkatan
kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus dilakukan dalam
melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada keluarga dan masyarakat.
Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara dan menjaga yang sehat semakin
sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat.

Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan
kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif
(pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).

Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus
menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan anatomis,
fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan
tubuh secara keseluruhan.

Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai
gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul keriput, rambut
menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah,
gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut
dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti
suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerima
ide baru.

Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai usia
tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik yang
bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta
menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.

B. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kualitas hidup lanjut usia

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian lansia

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia (Budi anna keliat, 1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13
tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun.

1. Klasifikasi lansia

Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia.

1. Pralansia (prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
2. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3. Lansia resiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih / Seseorang yang berusia 60 tahun atau
lebih dengan masalah kesehatan.
4. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat
menghasilkan barang/jasa.
5. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada orang
lain.

2. Karakteristik lansia

Menurut Budi Anna Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut.

 Berusia lebih dari 60 tahun.


 Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari
kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif sampai kondisi
maladaptive.
 Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

5
B. Geriatri

Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology dan kedokteran yang mempelajari
kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitative. Pada prinsipnya geriatric mengusahakan masa tua yang bahagia dan berguna
(DEPKES RI, 2000)

Gerontology adalah suatu ilmu yang mempelajari proses penuaan dan masalah yang
akan terjadi pada lansia yaitu kesehatan, social, ekonomi, perilaku, lingkungan dan lail-lain.
(DEPKES RI, 2000)

Tujuan pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1. Mempertahan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit


atau gangguan/kesehatan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktivitas
mental yang mendukung.
3. Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai.
4. Melakukan pengobatan yang tepat.
5. Memelihara kemandirian secara maksimal.
6. Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar
kematiannya berlangsung dengan tenang.

Prinsip-prinsip pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososialspiritual).


2. Orientasi terhadap kebutuhan klien.
3. Diagnosis secara terpadu.
4. Team work (koordinasi).
5. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.

Perkembangan geriatric baru terjadi pada abad ke-20. Di Indonesia, geriatric baru
berkembang dan masih dalam masa perintisan. Pada prinsipnya, geriatric mengusahakan agar
para lansia dapat menjadi lansia yang berguna dan bahagia, sehingga tidak menjadi beban
bagi keluarga dan masyarakat.

6
Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia

Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azaz, pendekatan, dan jenis pelayanan
kesehatan yang diterima.

1. Azaz
a. Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that Have Been Added
to Life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi, perawatan,
pemenuhan diri, dan kehormatan.
b. Azaz yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI Add Life to the Years, Add
Health to Life, and Add Years to Life. Yaitu meningkatkan mutu kehidupan
lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Menikmati hasil pembangunan.
b. Masing-masing lansia memiliki keunikan.
c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal.
d. Lansia turut memilih kebijakan.
e. Memberikan perawatan dirumah.
f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah.
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi.
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia.
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya.
j. Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia.
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu
peningkatan (promotion), pencegahan (prevention), diagnosis dini dan pengobatan,
pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak langsung
untuk menigkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit. Upaya promotif
juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan
klien, tenaga professional dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang
positif menjadi norma-norma social. Upaya promotif dilakukan untuk
membantu orang-orang mengubah gaya hidup mereka dan bergerak kea rah

7
keadaan kesehatan yang optimal serta mendukung pemberdayaan seseorang
untuk membuat pilihan yang sehat tentang prilaku hidup mereka.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai berikut:
 Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan mengurangi jatuh,
mengurangi bahaya kebakaran dalam rumah, meningkatkan
penggunaan alat pengaman dan mengurangi kejadian keracunan
makanan atau zat kimia.
 Meningkatkan kemanan ditempat kerja yang bertujuan untuk
mengurangi terpapar dengan bahan-bahan kimia dan menigkatkan
penggunaan system keamanan kerja.
 Menigkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk, bertujuan
untuk mengurangi penggunaan semprotan bahan-bahan kimia,
mengurangi radiasi di rumah, meningkatkan pengelolaan rumah tangga
terhadap bahan berbahaya, serta mengurangi kontaminasi makanan dan
obat-obatan.
 Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut yang
bertujuan untuk mengurangi karies gigi serta memelihara kebersihan
gigi dan mulut.

Penyampaian 10 prilaku yang baik pada lansia, baik perorangan


maupun kelompok lansia adalah dengan cara sebagai berikut:

 Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.


 Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta meningkatkan rasa
percaya diri dengan melakukan kegiatan sesuai kemampuan.
 Menjalin hubungan teratur dengan keluarga dan sesama.
 Olahraga ringan setiap hari.
 Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang sesuai, dan banyak
minum (sebaiknya air putih).
 Berhenti merokok dan meminum minuman keras.
 Meminum obat sesuai anjuran dokter.
 Kembangkan hobi atau minat sesuai kemampuan.
 Tetap memeliharan dan bergairah dalam kehidupan seks.

8
 Memeriksa kesehatan dan gigi secara teratur.

Menyampaikan pesan B-A-H-A-G-I-A.

 B-Berat badan berlebihan harus dihindari.


 A-Atur makanan yang seimbang.
 H-Hindari factor resiko penyakit jantung iskemik dan situasi
menegangkan.
 A-Agar terus merasa berguna dengan mengembangkan kegiatan atau
hobi yang bermanfaat.
 G-Gerak badan teratur dan sesuai kemampuan.
 I-Ikuti nasihat dokter.
 A-Awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara berkala.

b. Preventif
 Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.
 Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada lansia sehat,
terdapat factor resiko, tidak ada penyakit dan promosi kesehatan.
Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai berikut.
- Program imunisasi, misalnya vaksin influenza.
- Konseling : berhenti merokok dan minum beralkohol.
- Dukungan nutrisi.
- Exircise.
- Keamanan didalam dan disekitar rumah.
- Manajemen stress.
- Penggunaan medikasi yang tepat.
 Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan terhadap
penderita tanpa gejala, dari awal penyakit hingga terjadi gejala
penyakit belum tampak secara klinis, dan mengidap factor resiko.
Jenis pelayanan pencegahan sekunder antara lain adalah sebagai
berikut.
- Control hipertensi.

9
- Deteksi dan pengobatan kanker.
- Screening : pemeriksaan rectal, mammogram, papsmear, gigi mulut
dan lain-lain.
 Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah terdapat gejala
penyakit dan cacat; mencegah cacat bertambah dan ketergantungan;
serta perawatan bertahap, tahap (1) perawatan di rumah sakit, (2)
rehabilitasi pasien rawat jalan, dan (3) perawatan jangka panjang.
Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah sebagai berikut.
- Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi rehabilitasi
dan membatasi ketidakmampuan akibat kondisi kronis. Misalnya
osteoporosis atau inkontinensia urine/fekal.
- Mendukung usaha untuk mempertahankan kemampuan berfungsi.

c. Diagnosis dini dan pengobatan


 Diagnosis dini dapat dilakukan oleh lansia sendiri atau petugas
professional dan petugas institusi.
 Oleh lansia sendiri dengan melakukan tes diri, skrining kesehatan,
memanfaatkan kartu menuju sehat (KMS) lansia, memanfaatkan buku
kesehatan pribadi (BKP), serta penandatanganan kontrak kesehatan.
 Oleh petugas professional/tim
- Pemeriksaan status fisik (comprehensive geriatric assessment).
- Wawancara masalah masa lalu dan saat ini.
- Obat yang dimakan atau yang diminum.
- Riwayat keluarga atau lingkungan social.
- Kebiasaan merokok atau minum beralkohol.
- Pemeriksaan fisik diagnostic, meliputi darah lengkap, pemeriksaan
pelvis dan rectum, gerakan sendi, kekuatan otot, penglihatan dan
pendengaran, pemeriksaan laboratorium, gula darah puasa per dua
jam setelah makan, kolesterol dan trigliserida, kadar hormone bila
diperlukan dan tumor.
- Pemeriksaan status kejiwaan, meliputi status mental dan psikologis.
Status mental terdiri atas pengkajian memori, konsentrasi,orientasi,

10
komunikasi dan bicara. Status psikologid terdiri atas suasana hati,
prilaku dan kesan umum.
- Pemeriksaan status terdiri atas kontak social, factor ekonomi,
penyesuaian diri, dan orang yang merawat lansia. Kontak social
mencakup keluarga/teman, kelompok social, penggunaan sarana,
serta klub lansia. Factor ekonomi mencakup pendapatan, asuransi
dan biaya hidup. Penyesuaian diri mencakup keadaan saat ini dan
masa depan. Orang yang merawat lansia mencakup usia, status
kesehatan,keterampilan, derajat stress, kepandaian, serta tanggung
jawab sebagai keluarga.
- Pemeriksaan status fungsi tubuh apakah mandiri, kurang mandiri,
ketergantungan.

 Pengobatan
- Pengobatan terhadap gangguan system dan gejala yang terjadi
meliputi system kardiovaskular, musculoskeletal, pernapasan,
pencernaan, urogenital, hormonal, saraf, dan intergumen.
- Terhadap manifestasi klinik berupa nyeri kepala, nyeri dada, nyeri
pinggang, nyeri tungkai, nyeri kaki, demam, hipotermi, tak ada nafsu
makan, kelemahan umum, sesak napas, edema, obstipasi, gangguan
kemih, gangguan neuropsikiatri, hipertensi, dan prostat.
- Terhadap masalah geriatric meliputi pikiran kacau, jatuh, imobilisasi,
dekubitus, inkontinensia urine/fekal, gangguan mata, gangguan
telinga, dan osteoarthritis.

d. Pembatasan kecacatan
Kecacatan adalah kesulitan dalam memfungsikan kerangka, otot, dan system
saraf.
Penggolongannya berupa hal-hal dibawah ini
 Kecacatan sementara (dapat dikoreksi).
 Kecacatan menetap (tidak dapat dipulihkan, akan tetapi dapat
disubtitusikan dengan alat).

11
 Kecacatan progresif (tidak bisa pulih dan tidak bisa diganti dengan
alat).
 Langkah-langkah yang dilakukan adalah pemeriksaan, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

E. Rehabilitative
 Prinsip
- Pertahankan lingkungan yang aman.
- Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktivitas dan mobilitas.
- Pertahankan kecukupan gizi.
- Pertahankan fungsi pernapasan.
- Pertahankan fungsi aliran darah.
- Pertahankan kulit.
- Pertahankan fungsi pencernaan.
- Pertahankan fungsi saluran kemih.
- Pertahankan fungsi psikososial.
- Pertahankan komunikasi.
- Mendorong pelaksanaan tugas.

 Pelaksana : tim rehabilitasi (petugas medis, petugas paramedic, serta


petugas non medis).

Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan demensia

o Jika ada yang lupa, maka ingatkan dan bantu lansia. Misalnya,
lupa dengan keluarganya (anak sendiri), tidak tahu tempat
buang air kecil.
o Mengingatkan lansia untuk membuat gambar bulan dan
matahari pada tempat tidurnya, untuk membedakan bulan untuk
malam hari dengan matahari untuk siang hari. Selanjutnya,
siapkan obat pada tempat yang sudah ada labelnya.
o Ingatkan hari, tanggal, dan tahun serta latih untuk mencoret
hari yang lewat dikalender.

12
o Mencatat setiap pesan dan didekat telepon harus ada buku
catatan.
o Buat catatan untuk nomor telepon penting.
o Tuliskan tempat-tempat atau ruangan dengan tulisan besar,
contoh toilet, kamar mandi, kamar tidur dan lain-lain.
o Melatih mengingat dengan memperlihatkan album pada orang
yang dikenal.
o Memperkenalkan kembali keluarga dan diajak berkomunikasi.
o Permainan kelompok : menentukan jenis bunga, menanyakan
hari serta gambar dicocokkan dengan aslinya

Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan penglihatan berkurang atau tidak


bisa melihat.

o Membaca dengan jarak yang sesuai menggunakan kaca


pembesar atau kacamata baca yang cocok.
o Jalan pada siang hari menggunakan topi besar dan kacamata
hitam agar pandangan tidak kabur karena pengaruh sinar
matahari.
o Gambar dan tulisan difotokopi untuk diperbesar agar mudah
terlihat dan terbaca.
o Lampu ruangan dan lampu baca dengan pencahayaan yang
cukup terang.
o Telepon dengan angka besar.
o Memperkenalkan dan melatih berjalan disekitar lingkungan
agar terbiasa dengan keadaan yang ada bisa ditemani atau
menggunakan tongkat.
o Belajar menggunakan tape recorder.
o Menggunakan peralatan yang bisa berbunyi atau berbicara.
o Permainan diatas meja yang dimodifikasi dengan rabaan,
contoh mayo.
o Melatih keterampilan tangan seperti menyulam.
o Menggunakan alat bantu untuk menulis.

13
Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan keterbatasan pergerakan atau
imobilisasi

o Melatih jalan menggunakan tongkat atau kursi roda.


o Duduk dari berbaring dengan alat khusus, seperti pegangan
yang dihubungkan ke kaki.
o Menggerakkan kaki sebelum memasang sepatu.
o Melatih menggunakan sepatu dan dasi yang dimodifikasi
dengan satu tangan.
o Kursi roda standar, yaitu sandaran fleksibel, injakan kaki bisa
dibuka dan ditutup, ada penahan roda, ada pegangan tangan
diroda, bisa dilipat serta dingkat di depannya.
o Kursi roda yang lebih baik lagi, yaitu ada penahan belakang
lutut, bisa meluruskan kaki, mudah untuk berdiri, ada sabuk
pengaman, ada dua tempat pegangan tangan, dan bisa dilepas.
o Mengajarkan cara duduk yang baik di kursi roda.
o Cara menggunakan kursi roda : menuruni tangga dengan
belakang kursi roda terlebih dahulu dan menaiki tangga dengan
depan kursi roda diangkat.
o Makan menggunakan alat makan dengan pegangan besar.
o Alat masak dan tempat masak yang dimodifikasi agar lebih
mudah menggnakannya.
o Alat untuk permainan dan membaca yang dimodifikasi.
o Menggunakan pispot.
o Tempat mandi ada bangku untuk duduk dan sikat yang melekat
di dinding.
o Toilet dengan tempat duduk yang berlobang agar mudah buang
air besar.
o Menggunakan alat bantu gambar untuk menjelaskan dan
meminta sesuatu.
o Latihan pasif untuk lansia yang mengalami paralisis pada
tangan, kaki, dan jari. Selanjutnya lakukan latihan aktif.
o Latihan jalan menggunakan satu tongkat, dua tongkat serta
kursi roda di jalan biasa dan tangga.

14
o Kaki kursi menggunakan sepatu agar tidak mudah bergeser.
o Menjemur pakaian dengan menggunakan alat bantu.
o Menggunakan sisir besar, kegiatan membaca dan bertemu
lansia lain.
o Membuka kran menggunakan alat bantu dengan pegangan yang
besar.
o Tempat mencuci dibuat khusus.
o Cara pindah dari tempat tidur ke kursi roda kemudian dari kursi
roda ke tempat duduk: perawat berhadapan dengan klien dan
kedua tangan memegang bawah aksila klien, sedangkan klien
memegang bahu perawat.

Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan pendengaran yang berkurang atau


tidak bisa mendengar

o Membiasakan mendengar dan berbicara pada pertemuan


dengan alat bantu pendengaran elektronik.
o Mendengar dan berbicara dari jarak dekat, berhadapan, suara
agak keras, serta gerakan tangan dan kepala.
o Bel rumah yang dimodifikasi selain menggunakan bunyi juga
ada lampu menyala tanda bel berbunyi.
o Menggunakan buku catatan sendiri untuk menulis pesan.
o Biasakan dan latih berjalan dilingkungan sekitar dan tempat
ramai dengan menggunakan alat bantu dengar, juga jelaskan
kemungkinan bahaya dan cara menghindarinya.
o Alat-alat yang berbunyi usahakan dengan suara keras seperti
telepon.
o Mendengar menggunakan alat bantu sederhana seperti pipa
yang terhubung ke telinga.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia (Budi anna keliat, 1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU
No. 13 tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang
yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun dan jenis pelayanan kesehatan terhadap
lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu peningkatan (promotion), pencegahan
(prevention), diagnosis dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.

B. Saran
Kepada kelompok-kelompok masyarakat untuk bisa terlibat dalam pemberian layanan
sosial bagi lanjut usia.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/94122408/Makalah-Geriatri-New

17

Anda mungkin juga menyukai