Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Nadya Aldira 88190004
Ira Riana 88190007
Mauly Redita 88190013
Nabila Afilia 88190016
Suriyani Kumis 88190017
Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis berhasil merampungkan penyusunan makalah yang berjudul
“Staffing dalam Manajemen Keperawatan” ini.
Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk memberitahukan kepada pembaca
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan staffing atau ketenagakerjaan, serta penerapannya
dalam manajemen keperawatan. Selain itu, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas dari kegiatan belajar mengajar di perkuliahan khususnya pada
mata kuliah Manajemen Keperawatan.
Akhirnya Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis menerima dan mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. STAFFING DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. PENGERTIAN STAFFING
2. FUNGSI STAFFING
3. TUJUAN STAFFING
4. LANGKAH-LANGKAH STAFFING
5. ORIENTASI KERJA
6. KINERJA
B. DIALOG
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan pelayanan keperawatan bergantung pada kualitas dan kuantitas
perawat yang bertugas selama 24 jam terus menerus di bangsal. Untuk meningkatkan
mutu pelayanan, diperlukan dukungan sumber daya manusia yang mampu
mengemban tugas dan mengadakan perubahan. Agar dapat melaksanakannya, perlu
adanya perencanaan, baik jumlah maupun klasifikasi tenaga kerja, serta
pendayagunaan tenaga kerja sesuai dengan sistem pengelolaan yang ada.
Hakekat ketenagakerjaan pada intinya adalah pengaturan, proses mobilisasi
potensi, proses motivasi dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi
kepuasan untuk tercapainya tujuan individu, organisasi dimana dia berkarya.
B. TUJUAN
Mengetahui bagaimanan manajemen staffing atau pengaturan ketenagakerjaan
didalam dunia keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2. FUNGSI STAFFING
a. Mengidentifikasi jenis dan jumlah pelayanan yang dibutuhkan oleh klien.
b. Menentukan kategori personil yang memeiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk melakukan langkah-langkah pelayanan yang
dibutuhkan.
c. Memprediksi jumlah personil dalam setiap kategori pekerjaan yang
diperlukan untuk memenuhi permintaan layanan.
d. Merencanakan jumlah posisi pada setiap kategori pekerjaan yang
diperlukan.
e. Merekrut tenaga kerja untuk mengisi posisi yang tersedia.
f. Memilih dan menunjuk personil yang cocok.
g. Menggabungkan personil ke konfigurasi yang diinginkan oleh unit dan
shift.
h. Personil berorientasi untuk memenuhi tanggung jawab yang ditugaskan.
i. Menetapkan tanggung jawab personil untuk layanan klien yang tersedia.
3. TUJUAN STAFFING
a. Memastikan perencanaan personil secara maksimum.
b. Menilai kebutuhan masa depan organisasi.
c. Menentukan sumber-sumber rekrutmen.
d. Mengantisipasi catatan masa lalu seperti pengunduran diri, debit
sederhana, pemecatan dan pensiun.
e. Menentukan kebutuhan pelatihan untuk pengembangan manajemen dan
pengembangan organisasi.
4. LANGKAH-LANGKAH STAFFING
a. Human resource planning
Dapat diartikan bahwa perencanaan yang baik mengenali yang
dibutuhkan dalam staffing dan memastikan telah mendekati kebutuhan
dengan menganalisa tujuan pekerjaan, syarat-syarat calon pegawai dan
jumlah pegawai.
b. Recruitment
Diartikan pada saat kebutuhan staffing diketahui, merekrut,
mewawancara, memilih dan menetapkan personil berdasarkan standar
deskripsi prestasi kerja yang ditetapkan.
c. Selection
Calon-calon pegawai harus dapat dievaluasi relatif dengan syarat-
syarat, orangorang yang berkepentingan dan berkemampuan harus
disesuaikan dengan pekerjaan yang cocok.
d. Orientation
Calon pegawai baru harus diperkenalkan dengan pekerjaan mereka,
situasi kerjasama antar karyawan, prosedur dan kebijakan organisasi, dan
harapan supervisor.
e. Training and development
Kesempatan untuk melanjutkan training dan pengembangan harus
mempertahankan keahlian kerja dan mempertinggi kemampuan untuk
meningkatkan tanggung jawab di luar waktu kerja ( lembur ).
f. Replacement
Karyawan harus dipisahkan dari pekerjaannya dan digantikan oleh
karyawan lain, pemindahan promosi, dipindahkan, pensiun baik secara
sukarela ataupun tidak.
5. ORIENTASI KERJA
Orientasi adalah program yang dirancang untuk menolong karyawan
baru (yang telah lulus seleksi) mengenal pekerjaan dan perusahaan tempatnya
bekerja. Program orientasi sering juga disebut dengan induksi, yakni
memperkenalkan para karyawan dengan peranan atau kedudukan mereka,
dengan organisasi dan dengan karyawan lain. Orientasi dilaksanakan karena
semua pegawai baru membutuhkan waktu untuk dapat menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru.
Orientasi berarti penyediaan infromasi dasar berkenaan dengan
perusahaan bagi pegawai baru, yaitu informasi yang mereka perlukan untuk
melaksanakan pekerjaan secara memuaskan. Informasi dasar ini mencangkup
fakta-fakta seperti organisasi, regulasi, prosedur kerja cara melaksanakan
pekerjaannya sesuai dengan kompetensi dan unit kerjanya serta orang-orang
yang akan bekerja sama dengannya.
Orientasi kerja menurut ingham (1970) : the concept formed the basic
for the harmonious view of indrustrial relations in the small firm as
orientation to work was said to cause individual self-selection to the small
firm sector. Yang memiliki arti sikap dan tingkah laku karyawan, merupakan
suatu konsep yang dapat menciptakan harmoni dalam bekerja dan sehingga
dapat menyebabkan peningkatan kinerja karyawan secara individu dalam
sebuah perusahaan.
Orientasi kerja menurut Goldthorpe (1968) yaitu orientation to work
adalah arti sebuah pekerjaan terhadap seseorang individu, berdasarkan
harapannya yang diwujudkan dalam pekerjaannya. Setiap karyawan yang
tergabung dalam suatu organisasi memiliki orientasi kerja masing-masing dan
kemungkinan besar karyawan satu dengan lainnya mempunyai orientasi kerja
yang berbeda pula dan apabila orientasi yang dipersepsikannya ini dapat
tercapai maka karyawan akan merasakan kepuasan kerja dan bekerja dengan
maksimal.
Orientasi pada dasarnya merupakan salah satu komponen proses
sosialisasi pegawai baru yaitu suatu proses penanaman sikap, standar, nilai dan
pola perilaku yang berlaku dalam perusahaan kepada pegawai baru. Orientasi
adalah kegiatan memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan
kerja baru dalam suatu organisasi, meliputi tatalaksana, tugas, fungsi,
tanggung jawab dan wewenang serta lingkungan kerja dalam mempermudah
penyesuaian pelaksanaan tugas dan beban kerja.
Orientasi dilakukan dalam 2 (dua) tahapan, yaitu orientasi umum (Off
the Job Training) dilaksanakan dengan metode in class diruang pertemuan
serta berkeliling diarea rumah sakit (hospital tour) dan Orientasi Khusus (On
the Job Training) dilaksanakan diunit kerja terkait dibawah pengawasan dan
bimbingan langsung oleh kepala unit kerja bersangkutan. Berikut penjelasan
tahapan-tahapan pelaksanaan orientasi :
1. Orientasi umum
a. Orientasi in class
a) Peraturan perusahaan dan regulasi pelayanan serta
kebijakan Rumah sakit
b) Sejarah, visi, misi, motto, falsafah, tujuan dan budaya
Rumah sakit
c) Struktur organisasi dan tata laksana dalam pelayanan di
Rumah sakit
d) Misi, falsafah tujuan umum dan khusus bidang keperawatan
e) Struktur organisasi dan tata laksana dalam pelayanan
bidang keperawatan
f) Fasilitas-fasilitas dan jenis-jenis pelayanan serta produk
unggulan yang tersedia di Rumah sakit
g) Service excellence & komunikasi efektif (Penanganan
keluhan pelanggan, tata busana serta kebersihan, dan tata
cara bertelpon)
h) Materi mutu pelayanan Rumah sakit, seperti : PPI, Patien
Safety, BHD,K3RS
b. Orientasi keliling Rumah sakit
Pegawai baru tersebut diberikan orientasi langsung ke lapangan
(hospital tour) kesemua unit kerja dan fasilitas Rumah sakit
yang ada dipandu oleh bagian SDM dan diklat.
2. Orientasi khusus (on the job training)
Orientasi ini dilaksanakan di unit kerja/pelayanan dimana karywan
tersebut akan ditugaskna. Materi yang diberikan:
a. Perkenalan dengan jajaran staf di unit/pelayanan terkait
b. Struktur organisasi dan tata ruang diunit kerja/pelayanan terkait
c. Tujuan umum dan khusus diunti/pelayanan terkait
d. Fasilitas/peralatan dan cara penggunaan yang tersedia
diunit/pelayanan terkait
e. Pemaparan dan verifikasi job description yang menjadi
tanggung jawabnya
f. Pemaparan, bimbingan dan verifikasi SOP/prosedur kerja,
administrasi kerja dan tata cara pengisian beserta kelengkapan
dokumen-dokumen pendukungnya yang berlaku di unit/
pelayanan terkait
g. Penilaian service excellence, kedisiplinan, etika dan disiplin
kepatuhan calon karyawan bersangkutan selama masa on the
job training diunit kerja/pelayanan terkait
6. KINERJA
Pada dasarnya kinerja seorang perawat merupakan hal yang bersifat
individual, karena setiap perawat mempunyai tingkat kemampuan yang
berbeda-beda dalam mengerjakan tudagsnya. Kinerja perawat bergantung pada
kombinasi antara kemampuan, usaha dan kesempatan atau peluang yang
diperoleh.
Bernardin dan Joyee (1993, P. 379), menyatakan definisi kinerja
sebagai suatu keluaran yang dihasilkan oleh karyawan yang merupakan hasil
dari pekerjaan yang ditugaskan dalam suatu waktu atau periode tertentu.
Untuk mengukur tingkat kinerja perawat biasanya menggunakan
performance sistem yang dikembangkan melalui pengamatan yang dilakukan
oleh atasan dari masing-masing unit kerja dengan beberapa alternatif cara
penilaian maupun dengan cara wawancara langsung dengan perawat yang
bersangkutan. Informasi yang diperoleh dari penilaian kinerja tersebut dapat
digunakan bagi rumah sakit untuk mengelola kinerja perawat, mengetahui apa
penyebab kelemahan maupun keberhasilan dari kinerja perawat sehingga
dapat dipergunakan sebagai pertimbangan untuk menetukan terget maupun
langkah perbaikan selanjutnya dalam mencapai tujuan badan usaha.
Pada umumnya menurut Bernardin dan Joyee (1993) unsur-0unsur
yang perlu diadakan penilaian dalam proses penilaian kerja adalah sebagai
berikut :
a. Kesetiaan Tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan dan
mengamalkan sesuatu dengan penuh tanggung jawab. Kesetiaan juga dapat
diartikan menjaga rahasia perusahaan.
b. Prestasi kerja Kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Mampu
mencapai terget atau sasaran yang diinginkan perusahaan.
c. Tanggung jawab Kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan
tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya
dan tepat waktu. Berani memikul resiko yang telah diambilnya atau
tindakan yang dilakukannya sehingga apa yang telah dikerjakan dapat
diterima dengan penuh tanggung jawab.
B. DIALOG
Pewawancara : Nabila
Pelamar 1 (perawat) : Mauly
Pelamar 2 (analis lab) : Ira
Pelamar 3 (bidan+moderator) : Nadya
Pelamar 4 (rekam medis) : Suryani
Tamat.
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Demikianlah penulisan makalah ini, maka dari itu kami dapat menyimpulkan
bahwa Ketenagaan atau Staffing merupakan salah satu peran penting dalam
manajemen berupa penyusunan kepegawaian pada suatu organisasi sejak dari
merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga
petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
Orientasi karyawan baru adalah program yang dirancang untuk menolong
karyawan baru untuk lebih mengenal perusahaan, tempat bekerjanya serta lingkup
tugas yang menjadi tanggung jawab karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/document/universitas-respati-yogyakarta/kasus-asuhan-gizi-
ckd/411171848-panduan-orientasi-umum-dan-khusus/30287728
https://pdfcoffee.com/staffing-kelompok-pdf-free.html