Anda di halaman 1dari 8

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya
Model Pembelajaran Kooperatif Murder Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI INTI TEKNIK ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI
1 NGANJUK
Ely Agus Setiyowati
Program Studi S1 Pend. Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Email: elyagus082@yahoo.com

J.A. Pramukantoro
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Email : pramukantoro@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif MURDER pada kompetensi initi teknik elektronika
kelas X. Diharapkan dengan model pembelajaran MURDER ini siswa dapat berperan aktif serta dapat
mengungkapkan secara lisan pengetahuan yang mereka miliki serta dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan kemampuan kerjasama siswa teknik audio video kelas X di SMK Negeri 1 Nganjuk
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment design dengan subyek penelitian siswa
Teknik Audio Vidio di SMK Negeri 1 Nganjuk dan sampel terdiri dari 2 kelas. Kelas X TAV 1
sebagai kelas kontrol dan X TAV 2 sebagai kelas eksperimen. Untuk mengetahui kemampuan
kerjasama siswa digunakan analisis deskriptif dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
digunakan teknik analisis data uji-t.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai untuk data peningkatan hasil belajar sebesar 4,015 dan
sebesar 1,67 dengan taraf signifikan 0,05, ini menunjukkan > berarti bahwa
model pembelajaran kooperatif MURDER dapat lebih baik meningkatkan hasil belajar siswa
dibandingkan model pembelajarn konvensional pada kompetensi ini teknik elektronika kelas X TAV
di SMK Negeri 1 Nganjuk. Untuk kemampuan kerjasama siswa dengan menggunakan model
pembalajaran kooperatif MURDER kelas X TAV di SMK Negeri 1 Nganjuk secara keseluruhan
termasuk dalam kriteria baik dengan didapatkan 74,96%.

Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif MURDER, model pembelajaran konvensional, hasil
belajar, kemampuan kerjasama.

Abstrak
The study aimed to determine whether there is an increase in student learning outcomes using
cooperative learning model MURDER in competency electronics engineering for class X. Using
learning model MURDER student are expected to learn actively and be able to verbally express what
they know and can improve student learning outcomes and student collaboration capabilities vidio
audio engineering class X in SMK Negeri 1 Nganjuk.
The research method used is a quasi-experiment designed with the subjects are student classes TAV
of SMK Negeri 1 Nganjuk and sample taken two classes. Class X TAV 1 as a control class and class
X TAV 2 as a experimental class. To determine the ability of student collaboration, the data analyzed
by descriptive analized and to determine the increase in student learning outcomes , the data analyzed
by t-test method.
The results were data obtained that t for data improvement of learning outcomes is 4,015 and
t is 1,67 with a significance level of 0.05, indicate that t >t means that MURDER
cooperative learning model can better improve student learning outcomes than conventional learning
models on competency The electronics engineering class X TAV in SMK Negeri 1 Nganjuk. For
student collaboration capabilities by using of MURDER cooperative learning models class X TAV in
SMK Negeri 1 in good criteria with 74,96%.

Keyword : MURDER cooperative learning model, conventional learning models, learning outcomes,
collaboration capabilities.

155
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 155 - 162

Kesamben” menunjukkan peningkatan hasil belajar pada


PENDAHULUAN pembelajaran PBL dengan teknik MURDER yang
Peningkatan mutu sumber daya manusia agar diterapkan di kelas eksperimen menunjukkan prestasi
memiliki kualitas yang tinggi dapat diperoleh dari sebuah belajar yang lebih tinggi dengan rata-rata 89,99 daripada
proses yang disebut pendidikan. Berdasarkan undang- kelas kontrol yang menerapkan PBL biasa dengan rata-
undang dasar 1945 No. 20, Tahun 2003 pasal 3 tentang rata 85,05.
pendidikan. Dimana dalam hal ini berarti fungsi Selain itu penelitian yang dilakukan (Krisna
pendidikan berujung kepada pemilihan model Kirana, 2013) dengan judul “Penerapan Model
pembelajaran yang efektif yang dapat mengembangkan Pembelajaran Kooperatif Tipe MURDER Pada Materi
kecerdasan intelektual dan keterampilan siswa serta dapat Persamaan Garis Lurus di Kelas VIII SMP
membentuk karakter siswa yang sesuai dengan Muhammadiyah 5 Surabaya” menunjukkan bahwa hasil
kepribadian bangsa. belajar siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe
Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh MURDER pada materi persamaan garis lurus di kelas
dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. VII SMP Muhammadiyah 5 Surabaya adalah nilai rata-
Guru sebagai pendidik merupakan salah satu faktor rata hasil belajar siswa yaitu 71,47. Sedangkan untuk
eksternal dalam menentukan keberhasilan siswa. Guru respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe
sebagai seorang pendidik berperan sebagai penyalur MURDER pada materi persamaan garis lurus di kelas VII
informasi dalam kegiatan pembelajaran oleh karena itu SMP Muhammadiyah 5 Surabaya adalah positif. Hal
guru berkewajiban merencanakan dan menerapkan suatu tersebut ditunjukkan dengan banyaknya item pernyataan
model dan metode pembelajaran yang efektif, aktif ,dan dengan criteria baik 90% dari seluruh item pernyataan.
bermakna bagi siswa dalam mencapai keberhasilan Untuk menjawab pemasalahan tersebut, maka
belajar. dalam skripsi ini mengangkat judul model pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan di SMK kooperatif MURDER untuk meningkatkan hasil belajar
Negeri 1 Nganjuk khususnya pada mata pelajaran teknik siswa pada kompetensi inti teknik elektronika di SMK
elektronika masih menggunakan model pembelajaran Negeri 1 Nganjuk
konvensional artinya model pembelajaran masih bersifat Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1)
searah atau teacher center dimana pembelajaran tersebut Apakah peningkatan nilai hasil belajar siswa dengan
kurang melibatkan siswa. Untuk mengatasi masalh menggunakan model pembelajaran kooperatif MURDER
tersebut, maka dibutuhkan model pembelajaran yang lebih baik dari pada peningkatan nilai hasil belajar siswa
melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
pembelajaran. Salah satu odel pembelajaran yang dapat pada kompetensi inti teknik elektronika di kelas X TAV
melibatkan siswa secara aktif yaitu model pembelajaran SMK Negeri 1 Nganjuk?; (2) Bagaimana kemampuan
kooperatif MURDER yang merupakan suatu model kerjasama siswa dengan munggunakan model
pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan oleh pembelajaran MURDER?
para pakar pendidikan yang berlandaskan pada perspektif Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk
psikologi kognitif (McCafferty, dkk, 2006: 13). Model mengetahi apakah peningkatan nilai hasil belajar siswa
pembelajaran MURDER merupakan gabungan dari kata dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
Mood, Understand, Recall, Detect, Elaborate dan MURDER lebih baik dibandingkan dengan peningkatan
Review, yang juga merupakan langkah dalam model nilai hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran MURDER. Model pembelajaran MURDER pembelajaran konvensional pada kompetensi dasar
menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir bipolar junction transistor di kelas X TAV SMK Negeri 1
siswa serta kecakapan mereka dalam mengungkapakan Nganjuk; (2) Untuk mengetahui kemampuan kerjasama
pemahamannya menggunakan bahasa mereka sendiri. siswa dengan model pembelajaran MURDER.
Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Model pembelajaan konvensional Menurut Wina
(Rachmawati, 2011) dengan judul “Pengaruh Project Sanjaya (2009: 177) adalah pembelajaran yang
Based Learning dengan Teknik MURDER (Mood menekankan kepada proses penyampaian materi secara
Understand Recall Digest Expand Review) Terhadap verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
Prestasi Belajar Menggunakan Perangkat Lunak Pembuat dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
Presentasi TIK Siswa Kelas XII SMA Negeri 1

156
Model Pembelajaran Kooperatif Murder Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

pelajaran secara optimal. Tahap-tahap dari model belajar.


pembelajaran konvensional dapat dilihat pada Tabel 1. Fase 4: Assist team Membantu tim-tim belajar
work and study selama peserta didik
Tabel 1. Fase Model Pembelajaan Konvensional Membantu kerja mengerjakan tugasnya.
tim dan belajar
Tahap Tingkah Laku Guru
Fase 5: Test on the Menguji pengetahuan
Tahap 1: Guru menyampaikan semua
materials peserta didik mengenai
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
Evaluasi berbagai materi
tujuan dicapai pada pelajaran tersebut.
pembelajaran atau
kelompok-kelompok
Tahap 2 : Guru menyajikan informasi mempresentasikan hasil
Menyajikan kepada siswa secara tahap demi kerjanya.
informasi tahap dengan metode ceramah
Fase 6: Provide Mempersiapkan cara untuk
recognition mengakui usaha dan
Tahap 3 Guru mengecek keberhasilan Memberikan prestasi individu maupun
Mengecek siswa dan memberikan umpan pengakuan atau kelompok
pemahaman balik penghargaan
dengan
menggunakan
umpan balik
Model pembelajaran MURDER ini diadaptasi dari
Tahap 4 Guru memberikan tugas buku karya Bob Nelson “The Complete Problem
Memberikan tambahan untuk dikerjakan di Solver”MURDER sendiri merupakan akronim dari
kesempatan rumah beberapa kata yaitu: (a) Mood (Suasana Hati) : Dalam
untuk latihan suatu proses pembelajaran dibutuhkan suatu suasana
lanjutan
yang menyenangkan dari suasana yang menyenangkan
Karti Suharto,2006:80
tersebut kemudian dapat timbul suatu interaksi yang
Model pembelajaran kooperatif atau cooperative
terjalin antara guru dan siswa; (b) Understand
learning merupakan suatu model pembelajaran yang lebih
(Pemahaman) : Pemahaman satu tingkat lebih tinggi dari
menekankan pada keaktifan peserta didik, pada model ini
pengetahuan dalam pemahaman diharapkan siswa dapat
peserta didik akan dibagi menjadi beberapa kelompok
bukan hanya memahami suatu materi saja tetapi siswa
kecil untuk mengkaji atau mempelajari suatu materi.
juga diharapakan bisa memahami aplikasi dalam
Menurut Slavin dalam Isjoni, 2012: 12, cooperative
kehidupan sehari – hari dari materi tersebut; (c) Recall
learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa
(Pengulangan): Mengulang adalah suatu kegiatan
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
memasukkan suatu informasi yang telah didapat untuk
secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan
disimpan dalam jangka waktu panjang. Proses mengulang
struktur kelompok heterogen.
dalam pembelajaran dapat dengan merangkum materi
yang telah diperoleh ke dalam bahasa mereka sendiri; (d)
Tabel 2. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
Detect (Penemuan): Penemuan dari suatu materi dapat
Fase Perilaku Guru
dilakukan dengan bantuan seorang teman untuk
Fase 1: Present Menyampaiakan tujuan
goals and set pembelajaran dan menyimak atau mendengarkan informasi yang diperoleh
Menyampaikan mempersiapkan peserta dari menyimak tersebut teman akan menemukan
tujuan dan didik siap belajar. informasi-informasi yang dinggap masih salah; (e)
mempersiapkan Elaborate (Penggabungan): Interaksi dalam kelompok
peserta didik. dapat menemukan banyak informasi-informasi baru yang
Fase 2: Present Mempresentasikan diperoleh dari anggota kelompok. Informasi-informasi
information informasi kepada peserta
tersebut dapat digabungkan menjadi satu informasi yang
Menyajikan didik secara verbal
informasi paling tepat; (f) Review (Pelajari Kembali): Informasi-
Fase 3: Organize Memberikan penjelasan informasi yang diperoleh atau materi-materi yang
student into kepada peserta didik sebelumnya sudah didapat bisa digali lagi atau diingat
learning tentang cara pembentukkan kembali untuk keperluan tertentu.
Mengorganisasi tim belajar dan membantu Langkah-langkah model pembelajaran MURDER
peserta didik ke kelompok melakukan Menurut Steven G. McCafferty, George M.Jacobs, Ana
dalam tim-tim transisi yang efisien.

157
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 155 - 162

Christina DaSilva Iddings 2006 : 188 langkah – langkah belajar untuk proses recall. Guru meminta
dari pembelajaran MURDER yaitu: (a) Mood : Pada mengerjakan anggota yang lainnya
langkah Mood ini siswa diajak untuk relaksasi atau santai tugasnya. mendengarkan penjelasan dari
bertujuan untuk mengatur suasana hati sebelum anggota dyadnya dan apabila ada
kasalahan atau kekurangan dari
pembelajaran dimulai; (b) Understand : Sebuah bacaan penjelasan anggota pasangan dyad
(atau bagian dari buku teks) telah dibagi menjadi tentang materi yang dijelaskan
beberapa bagian. (Guru dapat membagi bagian tersebut sehingga dapat diperbaiki maka
atau siswa dapat menggunakan bagian bab). Setiap siswa muncul prose detect. Guru meminta
membaca bagian pertama dengan silent; (c) Recall : setiap pasangan dyad melakukan
Tanpa melihat bacaan. Salah satu anggota dari pasangan elaborasi atau bekerja ama dalam
menjawab tugas-tugas yang
bertindak sebagai recaller yang merangkum gagasan
diberikan sehingga muncul proses
kunci dari bagian bab tersebut; (d) Detect : Pasangan elaborate. Guru meminta beberapa
yang lainnya melihat bacaan, mendeteksi apakah ada kelompok menyimpulkan hasil
yang salah, kelalaian, atau ada informasi yang belum diskusi kelompoknya sehingga
dipahami dan mendiskusikannya dengan recaller. muncul proses review.
Recaller dan detector bergantian pada bab selanjutnya; Fase 5 Guru meminta beberapa kelompok
(e) Elaborate: Pada bagian ini kedua siswa Evaluasi untuk mempresentasikan hasil
diskusi atau memberikan tes tulis
menggabungkan pemahaman mereka; (f) Review : Ketika
kepada siswa untuk menguji
seluruh bab telah selesai, kedua pasangan pemahamannya.
menggabungkan pikiran mereka untuk merangkum Fase 6 Guru memberikan penghargaan
seluruh bab. Pada penelitian ini menggunakan sintak Memberikan pada individu atau kelompok yang
seperti pada Tabel 3. Penghargaan aktif dalam proses pembelajaran.

Tabel 3. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Dalam penelitian ini akan dilihat peningkatan nilai
MURDER hasil belajar siswa yang menggunakan model
Fase-Fase Perilaku Guru pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran
Fase 1 Guru menyampaian tujuan dari kooperatif MURDER dengan menggunakan Perangkat
Menyampikan proses pembelajaran yang akan pembelajaran yaitu: (1) Silabus; (2) Rencana Pelaksanaan
tujuan dilakukan dan memotivasi siswa Pembelajaran; (3) Lembar Kerja Siswa.
pembelajaran untuk mengatur suasana hati (mood) Pada penelitian ini juga melihat bagaimana
dan agar siap menerima pelajaran.
kemampuan kerjasama siswa. Menurut Bernardin (1993:
memotivasi
siswa 379) kinerja kelompok didefinisikan sebagai catatan-
Fase 2 Guru menyajikan informai tentang catatan hasil dari fungsi tugas khusus atau aktivitas -
Menyajikan materi yang akan diajarkan pada aktivitas selama rentang waktu tertentu. Pada hakekatnya
informasi proses pembelajaran kerjasama yang terjadi di lingkungan siswa adalah untuk
Fase 3 Guru membagi siswa dalam melatih siswa dalam memecahkan suatau masalah secara
Mengorganisas kelompok-kelompok belajar setiap berkelompok sehingga terjalin interaksi antar siswa yang
ikan siswa kelompok belajar teriri dari 4 orang
kuat dan menjadikan siswa mempunyai rasa toleransi
dalam siswa, dalam kelompok tersbut
kelompok- dibagi lagi menjadi kelompok- antar anggota kelompoknya sehingga terjadi pola
kelompok kelompok kecil atau pasangan dyad- hubungan yang terjadi pada kerjasama.
belajar 1 dan pasangan dyad-2. Guru
membagikan LKS kepada tiap-tiap METODE
kelompok dan meminta setiap Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti
anggota kelompok membaca materi adalah menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dalam
yang ada pada modul sehingga
penelitian ini, peneliti melakukan eksperimen atau
muncul understand.
Fase 4 Guru menugaskan salah salah satu pengamatan tentang peningkatan hasil belajar siswa
Membantu anggota dari pasangan dyad untuk antara model pembelajaran kooperatif MURDER dan
dan menjelaskan pemahamannya model pembelajaran konvensional pada kompetensi inti
membimbing tentang materi yang telah dibaca teknik elektronika di kelas X TAV SMK Negeri 1
kelompok- sebelumnya kepada anggota Nganjuk. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di SMK
kelompok pasanggannya sehingga muncul Negeri 1 Nganjuk pada semester ganjil 2013/2014.

158
Model Pembelajaran Kooperatif Murder Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Metode yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu H0 ditolak jika th ≥ tt(1-α; n-1) dengan taraf signifikansi
menggunakan metode Quasi experimental design. 5%.
Dengan desain penelitian ini menggunakan jenis
Nonequivalent Control Group Design. kelompok HASIL DAN PEMBAHASAN
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih Dari hasil validasi perangkat pembelajaran yang
secara random. Adapun rancangan dari metode dilakukan oleh ahli, didapat hasil berikut:
eksperimen Non Equivalent Control Group Design dapat Tabel 4. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
digambarkan sebagai berikut : Instrument Hasil Kategori
Rating
(Eksperimen) RPP 79,76% Baik
− (Kontrol) Butir Soal 72% Baik

Dari Tabel 4. dapat diketahui hasil dari validasi


Keterangan : perangkat pembelajaran untuk RPP mendapatkan hasil
: Hasil penilaian pretest terhadap kelas rating sebesar 79,76% dan mendapatkan kategori baik,
eksperimen. sedangkan untuk butir soal mendapatkan hasil rating
: Hasil penilaian pretest terhadap kelas sebesar72% dengan kategori baik, jadi dapat disimpulkan
kontrol. bahwa perangkat pembelajaran pada penelitian ini sudah
X : Treatment dengan model pembelajaran layak untuk digunakan.
kooperatif MURDER Sebelum di uji coba butir soal dianalisis terlebih
: Hasil penilaian posttest terhadap kelas dahulu untuk mengetahui tingkat kevalidan soal. Dalam
eksperimen. penelitian ini analisis butir soal dilakukan menggunakan
: Hasil penilaian posttest terhadap kelas Software AnatesV4. Analisis butir soal dilakukan dengan
kontrol. memberikan soal pilihan ganda sebanyak 40 soal dengan
5 alternatif jawaban kepada siswa yang telah mempelajari
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini materi yang akan diujikan terlebih dahulu. Dalam
dengan observasi dari hasil belajar den kemampuan penelitian ini butir soal diberikan pada kelas XI TAV 1 di
kerjasama siswa. SMK Negeri 1 Nganjuk tahun ajaran 2013-2014 dengan
Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi jumlah siswa sebanyak 32 siswa. Analisis butir soal
analisis validasi perangkat pembelajaran dan validasi diantaranya yaitu: (1) Va;iditas Butir Soal
analisis butir soal, serta analisis kemampuan kerjasama
siswa untuk melihat validitas perangkat pembelajaran,
analisis butir soal dan analisis kemampuan kerjasama Tabel 5. Analisis Butir Soal
siswa digunakan kriteria validitas dan hasil rating (HR) Keterangan Butir Soal Jumlah Presentase
(Riduwan, 2006:41). Valid 3,4,5,6,7,9,111,12, 31 77,5 %
Analisis hasil belajar didasarkan pada peningkatan 13,14,15,16,18,19,
nilai hasil belajar siswa dengan menggunakan model 20,21,23,24,25,26,
pembelajaran kooperatif MURDER dan peningkatan 27,29,30,31,32,33,
34,36,38,40
hasil belajar siswa dengan menggunakan model
Tidak Valid 1,2,8,17,22,28,35, 9 22,5%
pembelajaran konvensional. Peningkatan nilai diperleh 37,39
dari selisih antara pretest dan posttest. Tes hasil belajar Jumlah 40 100%
ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Hasil pengujian dengan menggunakan Anates V4 dapat
menggunakan model pembelajaran kooperatif MURDER dilihat pada Tabel 5. hasil untuk kevalidan butir soal dari
dan model pembelajaran konvensional. Data yang 40 soal yang diujikan terdapat 31 soal yang valid dan 9
diperoleh diuji apakah data yang diperoleh normal dan soal tidak valid; (2) Realibilitas Butir Soal, dari
homogeny apa tidak. Sedangkan untuk mengetahui perhitungan realibilitas soal dengan menggunakan
peningkatan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas software AnatesV4 dapat terlihat bahwa reabilitas soal
eksperimen, dilakukan dengan menggunakan uji-t 1 pihak sebesar 0,94 yang artinya butir soal tersebut mempunyai
dan perhitungan menggunakan SPSS 17.0. Kriteria tingkat reabilitas yang tinggi; (3) Taraf Kesukaran Butir
pengujian adalah H0 diterima jika th < tt(1-α; n-1) dan Soal

159
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 155 - 162

Tabel 6. Kesukaran Butir Soal Kontrol 81,24% 92,82% 53,87%


Kriteria No.Butir Soal Keterangan Jumlah Presentase Dari Tabel 8. Dapat dilihat bahwa rata-rata untuk
P ≤ 0,03 - Sukar 0 0%
0,03 < P ≤ 1,2,3,4,6,8,9,10,11, Sedang 36 90% peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen lebih
0,07 12,13,14,15,16,17,
18,19,20,22,23,24, tinggi dibandingkan rata-rata peningkatan hasil belajar
25,26,28,29,30,31, pada kelas kontrol.
32,33,34,35,36,37,
38,39,40
P > 0,07 5,7,21,27, Mudah 4 10% Analisis Hasil Belajar
Jumlah 100%
Dari Tabel 6. dapat diketahui bahwa terdapat 36 soal Untuk analisis hasil belajar dilakukan uji normalitas dan
yang dinyatakan sedang dengan presentase sebesar 90% homogenitas dan uji hipotesis menggunakan uji-t satu
dan 4 soal yang dinyatakan mudah dengan presentase pihak, uji analisis hasil belajar sebagai berikut: (1) Uji
sebesar 10%; (4) Daya Pembeda Normalitas, Uji normalitas pada penelitian ini
Tabel 7. Daya Pembeda menggunakan SPSS 17.0 dengan didapatkan hasil dari
Kriteria No,Butir Keterangan Jumlah Presentae analisis SPSS ditabulasikan pada Tabel 9. berikut ini:
D Soal Tabel 9. Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa
0,00 – 1,8,17 Jelek 3 7,5%
0,20 Hasil Belajar Kelas Perhitungan
0,20 – 2,7,16,22,28, Cukup 8 20% SPSS
0,40 35,37,39
0,40 – 3,4,5,9,10,11, Baik 22 55%
Pretest Eksperimen 0,549
0,70 12,13,14,15, Kontrol 0,376
19,21,24,25,2
6,27,29,30,
Posttest Eksperimen 0,748
33,34,38,40 Kontrol 0,897
0,70 – 6,18,20,23,31 Baik Sekali 7 17,5% Peningkatan Eksperimen 0,619
1,00 ,32,36
Negative Tidak Baik 0 0% Nilai Kontrol 0,859
Jumlah 40 100%
Dari Tabel 7. dapat dilihat bahwa tidak terdapat satu soal Dari Tabel 9. dapat diketahui bahwa hasil belajar
pun dengan nilai D yang negative. Dari Tabel 4,7 dapat siswa baik pretest,posttest dan peningkatan nilai baik
diketahui terdapat 3 soal dengan tingkat daya beda yang pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki
jelek dengan presentase 7,5%, 8 soal dengan tingkat daya Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05 dengan demikian dilakukan
pembeda cukup dengan presentase 20%, 22 soal dengan terima H0. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel
tingkat daya pembeda baik dengan presentase 55%, dan 7 pada uji normalitas dengan SPSS (one sample
soal dengan tingkat daya pembeda yang baik sekali kolmogorov-smirnov) pada nilai pretest, posttest dan
dengan presentase 17,5% peningkatan nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol
Untuk analisis kemampuan kerjasama siswa berasal dari populasi berdistribusi normal dengan taraf
dengan menggunakan hasil rating diperoleh bahwa signifikasi α = 0,05; (2) Uji Homogenitas, Uji
kemampuan kerjasama siswa dengan menggunakan Homogenitas pada penelitian ini menggunakan SPSS
model pembelajaran kooperatif MURDER dikategorikan 17.0 dengan didapatkan hasil dari analisis SPSS
baik dengan rata-rata presentase sebesar 74,96%. ditabulasikan pada Tabel 10 berikut ini:

Hasil Belajar Siswa Tabel 10. Uji HomogenitasHasil Belajar Siswa


Untuk hasil belajar diperoleh dari hasil belajar Pretest Hasil Belajar Kelas Perhitungan
dan hasil belajar Posttest, dimana untuk hasil belajar SPSS
posttest diperoleh dari nilai kognitif dan psikomotor, nilai
Pretest Eksperimen 0,12
kognitif terdiri dari tes hasil belajar dan nilai dari LP1
Kontrol
sedangkan nilai psikomotor terdiri dari nilai LP3. Dari
Posttest Eksperimen 0,468
nilai pretest dan posttest dapat diperoleh peningkatan
Kontrol
nilai. Hasil belajar ditabulasikan sebagai berikut :
Peningkatan Eksperimen 0.62
Tabel 8. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
Nilai Kontrol
Kelas Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata
Pretest Posttest Peningkatan
Dari Tabel 10. dapat diketahui bahwa hasil belajar
Nilai
siswa baikpretest,posttest dan peningkatan nilai baik pada
Eksperimen 79,57% 95,36% 76,65%
kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki

160
Model Pembelajaran Kooperatif Murder Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05 dengan demikian dilakukan dilakukan terima atau dapat disimpulakan bahwa
terima H0. Jadi dapat ditarik kesimpul bahwa uji peningkatan nilai hasil belajar siswa menggunakan model
homogenitas dengan SPSS (levene test) menunjukkan pembelajaran MURDER lebih baik dibandingkan
bahwa sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah peningkatan nilai hasil belajar siswa dengan
homogen dengan taraf signifikasi α = 0,05; (3) Uji menggunakan model pembelajaran konvensional dengan
Hipotesis menggunakan taraf signifiasi α = 0,05
H0 : µ 1 = µ 2; Hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran MURDER sama dengan hasil belajar
siswa dengan menggunakan moel pembelajaran
4,015
konvensional.
1,67

H1 : µ 1 > µ 2; Hasil belajar siswa menggunakan model Gambar 1


pembelajaran MURDER lebih baik dibandingkan Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa thitung berada
hasil belajar siswa dengan menggunakan model pada daerah penolakan H0, sehingga pada penelitian ini
pembelajaran konvensional. menggunakan terima H1. Dengan thitung lebih besar dari
ttabel, maka peningkatan nilai hasil belajar siswa
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan SPSS 17.0 menggunakan model pembelajaran MURDER lebih baik
dengan uji-t satu pihak didapatkan hasil dari analisis dibandingkan peningkatan nilai hasil belajar siswa
SPSS ditabulasikan pada Tabel 11. berikut ini: dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Hasil analisa menggunakan perhitungan secara
Tabel 11. Output Analisis Uji-T Menggunakan SPSS manual maupun dengan menggunakan SPSS 17.0
17.0
didapatkan nilai dari adalah 4,015 . Dari analisa
tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Independent Samples Test
kooperatif MURDER memberikan pengaruh yang positif
Levene's
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi
Test for
Equality inti teknik elektro di kelas X SMK Negeri 1 Nganjuk.
of
Variance PENUTUP
s t-test for Equality of Means
Simpulan
95% Confidence
Dari hasil penelitian, analisis dan pembahasan
Interval of the
Difference dapat disimpulkan bahwa: (1) Rata-rata hasil belajar
Sig. Std.
siswa kelas eksperimen dengan menggunakan model
(2- Mean Error pembelajaran kooperatif MURDER adalah sebesar 88,9
taile Diffe Diffe Lowe dan rata-rata hasil belajara siswa kelas kontrol dengan
F Sig. T Df d) rence rence r Upper menggunakan model pembelajaran konvensional adalah
Penin Equal .2 .620 4.0 62 .000 7.462 1.858 3.746 11.1783 sebesar 82,7. Sedangkan untuk peningkatan nilai rata-rata
gkata varianc 49 15 5 9 7
peningkatan nilai kelas eksperimen dengan menggunakan
n es
Nilai assume model pembelajaran kooperatif MURDER adalah sebesar
d 27,23 dan nilai rata-rata peningkatan nilai kelas kontrol
Equal 4.0 61.5 .000 7.462 1.858 3.746 11.1788 dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
varianc 15 88 5 9 2 adalah sebesar 19,83. Dalam pengujian hipotesis dengan
es not
uji-t 1 pihak dengan perhitungan manual diperoleh nilai
assume
d = 4,015 sedangkan untuk diperoleh nilai
sebesar 1,67, hal ini berarti nilai darai > .
Dari hasil output SPSS pada Tabel 11. dapat Maka dapat disimpulkan tolak ! dan terima ! yaitu
dilihat bahawa nilai > dan nilai Sig.(2- hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran
tailed) > 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa baik MURDER lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa
dengan menggunakan perhitungan manual maupun dengan menggunakan model pembelajaran konvensional;
dengan mengggunakan SPSS untuk uji hipotesis (2) Pada Analisis kemampuan kerjasama siswa kelas
eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran

161
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 155 - 162

kooperatif MURDER didapatkan rata-rata hasil rating McCafferty, S.G. dkk. 2006. Cooperative Learning and
sebesar 74,96%. Dalam skala penilaian hasil rata-rata Second Language Teaching. Cambridge:
kemampuan kerjasama siswa termasuk dalam kriteria Cambride University Press.
baik. Sehingga dapat disimpulakan bahwa kemampuan Purwanto, Erwan Agus dan Sulistyastuti Dyah Ratih.
kerjasama siswa dengan menggunakan model 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta:
pembelajaran kooperatif MURDER pada kompetensi inti Gava Media.
teknik elektronika adalah baik. Ruseffendi, H. E. T. 2006. Pengantar kepada membantu
Guru mengembangkan Kompetensinya dalam
Saran Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan
Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan CBSA. Bandung: Transito
lancar dan dapat mencapai yujuan dalamproses Solihatin, Etin. 2009. Cooperative Learning. Jakarta: PT
pembelajaran, maka terdapat beberapa saran yaitu: (1) Bumi Aksara.
Dalam model pembelajaran kooperatif MURDER pada Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: PT Tarsito
kompetensi intI teknik elektronika menunjukkan Bandung
peningkatan hasil belajar, sehinggan model pembelajaran
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
kooperatif MURDER dapat dijadiakan inovasi baru dan R & D. Bandung: Alfabeta
dalam kegiatan belajar mengajar pada kompetensi inti
lain; (2) Untuk para peneliti selanjutnya diharapakan Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Prenada Media
dapat mengembangkan hasil dari penelitian ini sehingga Group
diapatkan hasil penelitian yang kebih maksimal; (3)
Dalam model pembelajaran kooperatif MURDER ini Surjono, Herman Dwi. 2007. Elektronika Teori dan
Penerapan. Jember: Cerdas Ulet Kreaatif
diperlukan penguasaan kelas, sehingga didapatkan
suasana kelas yang menyenangkan bagi siswa serta dapat Surjono, Herman Dwi. 2011. Elektronika Analog.
meningkatkan hasil belajar siswa. Penguasaan kelas bisa Jember:
dilakukan dengan pengecekkan setiap kelompok belajar
untuk menenyakan apabila dalam kelompok tersebut
terdapat kesulitan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi.2003. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto,Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian.
Jogjakarta: Rineka Cipta
Baharuddin. 2010. Teori Belajar dan Pembelajarn.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Bernardin, H.J., and Russell, J.E.A. (1993). Human
Resource Management: An Experiential
Approach. New York: McGraw-Hill,Inc.
Cholil. 2011. Psikologi Pendidikan Telaah Teori dan
Praktek. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press.
Furchan Arief. 1982. Pengantar Penelitian Dalam
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Kirana, Krisna. 2013.Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe MURDER Pada Materi
Persamaan Garis Lurus di Kelas VIII SMP
Muhammadiyah 5 Surabaya .Universitas Negeri
Surabaya.
Kusnadi, H. (2003). Masalah, Kerjasama, Konflik, dan
Kinerja. Malang: Taroda.

162

Anda mungkin juga menyukai