J.A. Pramukantoro
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Email : pramukantoro@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif MURDER pada kompetensi initi teknik elektronika
kelas X. Diharapkan dengan model pembelajaran MURDER ini siswa dapat berperan aktif serta dapat
mengungkapkan secara lisan pengetahuan yang mereka miliki serta dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan kemampuan kerjasama siswa teknik audio video kelas X di SMK Negeri 1 Nganjuk
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment design dengan subyek penelitian siswa
Teknik Audio Vidio di SMK Negeri 1 Nganjuk dan sampel terdiri dari 2 kelas. Kelas X TAV 1
sebagai kelas kontrol dan X TAV 2 sebagai kelas eksperimen. Untuk mengetahui kemampuan
kerjasama siswa digunakan analisis deskriptif dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
digunakan teknik analisis data uji-t.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai untuk data peningkatan hasil belajar sebesar 4,015 dan
sebesar 1,67 dengan taraf signifikan 0,05, ini menunjukkan > berarti bahwa
model pembelajaran kooperatif MURDER dapat lebih baik meningkatkan hasil belajar siswa
dibandingkan model pembelajarn konvensional pada kompetensi ini teknik elektronika kelas X TAV
di SMK Negeri 1 Nganjuk. Untuk kemampuan kerjasama siswa dengan menggunakan model
pembalajaran kooperatif MURDER kelas X TAV di SMK Negeri 1 Nganjuk secara keseluruhan
termasuk dalam kriteria baik dengan didapatkan 74,96%.
Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif MURDER, model pembelajaran konvensional, hasil
belajar, kemampuan kerjasama.
Abstrak
The study aimed to determine whether there is an increase in student learning outcomes using
cooperative learning model MURDER in competency electronics engineering for class X. Using
learning model MURDER student are expected to learn actively and be able to verbally express what
they know and can improve student learning outcomes and student collaboration capabilities vidio
audio engineering class X in SMK Negeri 1 Nganjuk.
The research method used is a quasi-experiment designed with the subjects are student classes TAV
of SMK Negeri 1 Nganjuk and sample taken two classes. Class X TAV 1 as a control class and class
X TAV 2 as a experimental class. To determine the ability of student collaboration, the data analyzed
by descriptive analized and to determine the increase in student learning outcomes , the data analyzed
by t-test method.
The results were data obtained that t for data improvement of learning outcomes is 4,015 and
t is 1,67 with a significance level of 0.05, indicate that t >t means that MURDER
cooperative learning model can better improve student learning outcomes than conventional learning
models on competency The electronics engineering class X TAV in SMK Negeri 1 Nganjuk. For
student collaboration capabilities by using of MURDER cooperative learning models class X TAV in
SMK Negeri 1 in good criteria with 74,96%.
Keyword : MURDER cooperative learning model, conventional learning models, learning outcomes,
collaboration capabilities.
155
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 155 - 162
156
Model Pembelajaran Kooperatif Murder Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
157
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 155 - 162
Christina DaSilva Iddings 2006 : 188 langkah – langkah belajar untuk proses recall. Guru meminta
dari pembelajaran MURDER yaitu: (a) Mood : Pada mengerjakan anggota yang lainnya
langkah Mood ini siswa diajak untuk relaksasi atau santai tugasnya. mendengarkan penjelasan dari
bertujuan untuk mengatur suasana hati sebelum anggota dyadnya dan apabila ada
kasalahan atau kekurangan dari
pembelajaran dimulai; (b) Understand : Sebuah bacaan penjelasan anggota pasangan dyad
(atau bagian dari buku teks) telah dibagi menjadi tentang materi yang dijelaskan
beberapa bagian. (Guru dapat membagi bagian tersebut sehingga dapat diperbaiki maka
atau siswa dapat menggunakan bagian bab). Setiap siswa muncul prose detect. Guru meminta
membaca bagian pertama dengan silent; (c) Recall : setiap pasangan dyad melakukan
Tanpa melihat bacaan. Salah satu anggota dari pasangan elaborasi atau bekerja ama dalam
menjawab tugas-tugas yang
bertindak sebagai recaller yang merangkum gagasan
diberikan sehingga muncul proses
kunci dari bagian bab tersebut; (d) Detect : Pasangan elaborate. Guru meminta beberapa
yang lainnya melihat bacaan, mendeteksi apakah ada kelompok menyimpulkan hasil
yang salah, kelalaian, atau ada informasi yang belum diskusi kelompoknya sehingga
dipahami dan mendiskusikannya dengan recaller. muncul proses review.
Recaller dan detector bergantian pada bab selanjutnya; Fase 5 Guru meminta beberapa kelompok
(e) Elaborate: Pada bagian ini kedua siswa Evaluasi untuk mempresentasikan hasil
diskusi atau memberikan tes tulis
menggabungkan pemahaman mereka; (f) Review : Ketika
kepada siswa untuk menguji
seluruh bab telah selesai, kedua pasangan pemahamannya.
menggabungkan pikiran mereka untuk merangkum Fase 6 Guru memberikan penghargaan
seluruh bab. Pada penelitian ini menggunakan sintak Memberikan pada individu atau kelompok yang
seperti pada Tabel 3. Penghargaan aktif dalam proses pembelajaran.
Tabel 3. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Dalam penelitian ini akan dilihat peningkatan nilai
MURDER hasil belajar siswa yang menggunakan model
Fase-Fase Perilaku Guru pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran
Fase 1 Guru menyampaian tujuan dari kooperatif MURDER dengan menggunakan Perangkat
Menyampikan proses pembelajaran yang akan pembelajaran yaitu: (1) Silabus; (2) Rencana Pelaksanaan
tujuan dilakukan dan memotivasi siswa Pembelajaran; (3) Lembar Kerja Siswa.
pembelajaran untuk mengatur suasana hati (mood) Pada penelitian ini juga melihat bagaimana
dan agar siap menerima pelajaran.
kemampuan kerjasama siswa. Menurut Bernardin (1993:
memotivasi
siswa 379) kinerja kelompok didefinisikan sebagai catatan-
Fase 2 Guru menyajikan informai tentang catatan hasil dari fungsi tugas khusus atau aktivitas -
Menyajikan materi yang akan diajarkan pada aktivitas selama rentang waktu tertentu. Pada hakekatnya
informasi proses pembelajaran kerjasama yang terjadi di lingkungan siswa adalah untuk
Fase 3 Guru membagi siswa dalam melatih siswa dalam memecahkan suatau masalah secara
Mengorganisas kelompok-kelompok belajar setiap berkelompok sehingga terjalin interaksi antar siswa yang
ikan siswa kelompok belajar teriri dari 4 orang
kuat dan menjadikan siswa mempunyai rasa toleransi
dalam siswa, dalam kelompok tersbut
kelompok- dibagi lagi menjadi kelompok- antar anggota kelompoknya sehingga terjadi pola
kelompok kelompok kecil atau pasangan dyad- hubungan yang terjadi pada kerjasama.
belajar 1 dan pasangan dyad-2. Guru
membagikan LKS kepada tiap-tiap METODE
kelompok dan meminta setiap Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti
anggota kelompok membaca materi adalah menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dalam
yang ada pada modul sehingga
penelitian ini, peneliti melakukan eksperimen atau
muncul understand.
Fase 4 Guru menugaskan salah salah satu pengamatan tentang peningkatan hasil belajar siswa
Membantu anggota dari pasangan dyad untuk antara model pembelajaran kooperatif MURDER dan
dan menjelaskan pemahamannya model pembelajaran konvensional pada kompetensi inti
membimbing tentang materi yang telah dibaca teknik elektronika di kelas X TAV SMK Negeri 1
kelompok- sebelumnya kepada anggota Nganjuk. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di SMK
kelompok pasanggannya sehingga muncul Negeri 1 Nganjuk pada semester ganjil 2013/2014.
158
Model Pembelajaran Kooperatif Murder Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Metode yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu H0 ditolak jika th ≥ tt(1-α; n-1) dengan taraf signifikansi
menggunakan metode Quasi experimental design. 5%.
Dengan desain penelitian ini menggunakan jenis
Nonequivalent Control Group Design. kelompok HASIL DAN PEMBAHASAN
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih Dari hasil validasi perangkat pembelajaran yang
secara random. Adapun rancangan dari metode dilakukan oleh ahli, didapat hasil berikut:
eksperimen Non Equivalent Control Group Design dapat Tabel 4. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
digambarkan sebagai berikut : Instrument Hasil Kategori
Rating
(Eksperimen) RPP 79,76% Baik
− (Kontrol) Butir Soal 72% Baik
159
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 155 - 162
160
Model Pembelajaran Kooperatif Murder Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05 dengan demikian dilakukan dilakukan terima atau dapat disimpulakan bahwa
terima H0. Jadi dapat ditarik kesimpul bahwa uji peningkatan nilai hasil belajar siswa menggunakan model
homogenitas dengan SPSS (levene test) menunjukkan pembelajaran MURDER lebih baik dibandingkan
bahwa sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah peningkatan nilai hasil belajar siswa dengan
homogen dengan taraf signifikasi α = 0,05; (3) Uji menggunakan model pembelajaran konvensional dengan
Hipotesis menggunakan taraf signifiasi α = 0,05
H0 : µ 1 = µ 2; Hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran MURDER sama dengan hasil belajar
siswa dengan menggunakan moel pembelajaran
4,015
konvensional.
1,67
161
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 155 - 162
kooperatif MURDER didapatkan rata-rata hasil rating McCafferty, S.G. dkk. 2006. Cooperative Learning and
sebesar 74,96%. Dalam skala penilaian hasil rata-rata Second Language Teaching. Cambridge:
kemampuan kerjasama siswa termasuk dalam kriteria Cambride University Press.
baik. Sehingga dapat disimpulakan bahwa kemampuan Purwanto, Erwan Agus dan Sulistyastuti Dyah Ratih.
kerjasama siswa dengan menggunakan model 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta:
pembelajaran kooperatif MURDER pada kompetensi inti Gava Media.
teknik elektronika adalah baik. Ruseffendi, H. E. T. 2006. Pengantar kepada membantu
Guru mengembangkan Kompetensinya dalam
Saran Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan
Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan CBSA. Bandung: Transito
lancar dan dapat mencapai yujuan dalamproses Solihatin, Etin. 2009. Cooperative Learning. Jakarta: PT
pembelajaran, maka terdapat beberapa saran yaitu: (1) Bumi Aksara.
Dalam model pembelajaran kooperatif MURDER pada Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: PT Tarsito
kompetensi intI teknik elektronika menunjukkan Bandung
peningkatan hasil belajar, sehinggan model pembelajaran
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
kooperatif MURDER dapat dijadiakan inovasi baru dan R & D. Bandung: Alfabeta
dalam kegiatan belajar mengajar pada kompetensi inti
lain; (2) Untuk para peneliti selanjutnya diharapakan Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Prenada Media
dapat mengembangkan hasil dari penelitian ini sehingga Group
diapatkan hasil penelitian yang kebih maksimal; (3)
Dalam model pembelajaran kooperatif MURDER ini Surjono, Herman Dwi. 2007. Elektronika Teori dan
Penerapan. Jember: Cerdas Ulet Kreaatif
diperlukan penguasaan kelas, sehingga didapatkan
suasana kelas yang menyenangkan bagi siswa serta dapat Surjono, Herman Dwi. 2011. Elektronika Analog.
meningkatkan hasil belajar siswa. Penguasaan kelas bisa Jember:
dilakukan dengan pengecekkan setiap kelompok belajar
untuk menenyakan apabila dalam kelompok tersebut
terdapat kesulitan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi.2003. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto,Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian.
Jogjakarta: Rineka Cipta
Baharuddin. 2010. Teori Belajar dan Pembelajarn.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Bernardin, H.J., and Russell, J.E.A. (1993). Human
Resource Management: An Experiential
Approach. New York: McGraw-Hill,Inc.
Cholil. 2011. Psikologi Pendidikan Telaah Teori dan
Praktek. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press.
Furchan Arief. 1982. Pengantar Penelitian Dalam
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Kirana, Krisna. 2013.Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe MURDER Pada Materi
Persamaan Garis Lurus di Kelas VIII SMP
Muhammadiyah 5 Surabaya .Universitas Negeri
Surabaya.
Kusnadi, H. (2003). Masalah, Kerjasama, Konflik, dan
Kinerja. Malang: Taroda.
162