17518044
UAS Morfologi Desain
16 Desember 2020
Alas duduk Breathable untuk menghindari lower cross syndrome, gluteal amnesia atau
gluteus medius tendinosis. Jika pada pembahasan kelompok saya sebelumnya membuat
Tempat Tidur Anti Decubitus Khusus Pasien Koma, saya membuat Alas duduk Breathable untuk
kebutuhan duduk kita sehari-hari selama masa pandemi ini. Pandemi berlangsung di indonesia
sejak Maret 2020 kemarin yang mewajibkan hampir seluruh masyarakat Indonesia khususnya di
pulau jawa untuk Dirumah aja, jadi mulai dari sekolah, kuliah, sampai kerja pun kita harus
beradaptasi untuk semuanya serba online. saya pribadi selama masa kuliah, bisa menghabiskan
8 jam duduk dan bahkan lebih untuk kelas online, kerja kelompok online, nugas online, meeting
kepanitiaan kampus dan banyak hal lain. saya dan beberapa kenalan saya jujur sering
mengalami bokong dan pinggul yang berkeringat dan juga area bokong dan paha yang kram.
dalam dunia medis ini disebut sebagai lower cross syndrome, gluteal amnesia atau gluteus
medius tendinosis.
Lower cross syndrome adalah akibat dari ketidakseimbangan kekuatan otot di segmen
bawah. Ketidakseimbangan ini dapat terjadi ketika otot terus-menerus dipendekkan atau
diperpanjang dalam kaitannya satu sama lain. Sindrom palang bawah ditandai dengan pola
spesifik dari kelemahan dan kekakuan otot yang melintasi antara sisi punggung dan sisi perut.
Dalam LCS ada aktivitas berlebihan dan karenanya sesak pada fleksor pinggul dan ekstensor
lumbal.Ketidakseimbangan otot ini menyebabkan disfungsi sendi (ketegangan ligamen dan
peningkatan tekanan terutama pada segmen L4-L5 dan L5-S1, sendi SI dan sendi panggul), nyeri
sendi (punggung bawah, pinggul dan lutut) dan perubahan postur tubuh tertentu.
Maka setelah meninjau syndrome tersebut, dapat dibuat alas duduk dan juga bantalan
yang sistemnya sama yaitu mengadaptasi bentuk telur sehingga sirkulasi udara dan peredaran
darah bisa lancar sehingga mengurangi keram dan keringat di bagian untuk duduk. kenapa telur?
karena terlur memliki struktur yang agak lonjong dan bisa menjadi bentuk untuk refleksi
sehingga aliran darah bisa lancar, sela sela antar gundukan telur bisa menjadi sirkulasi udara
yang membuat kulit lebih bebas bernafas. Secara singkat struktur telur pada umumnya terdiri
dari kerabang (kulit telur) 10%, putih telur (albumen) 60%. dan kuning telur (yolk) 30%
(Suharyanto, 2004)
ini adalah bentuk final dari alas duduk breathable, bentuknya menyesuaikan bentuk bokong agar
nyaman dipakai dan ada aliran sirkulasi tambahan agar lebih adem
lalu ini merupakan bentuk dalam dari alas duduk breathable, didalam terdapat busa kepadatan
tinggi agar bisa menopang dengan baik (tidak hanya udara yang berpotensi kempes di bagian
gundukannya)
ini adalah contoh penggunaannya, alas duduk ini bisa dipakai saat duduk di kursi, duduk lesehan,
duduk di mobil.
Referensi:
-https://www.physio-pedia.com/Lower_Crossed_Syndrome