Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Renaisans merupakan titik awal dari sebuah peradaban moderen di
eropa. Hal penting dar renaisans adalah pandangan manusia bukan hanya
memikirkan akhirat, tetapi mereka harus memikirkan hidupnya didunia ini.
Renaisans menjadikan manusia lahir di dunia untuk mengolah,
menyempurnka, menikmati dunia itu baru setelah itu menengadah ke
surga.
Manusia harus berani megutamakan kemampuannya dalam berfkir
dan bertanggung jawab, menghasilkan karya seni, dan mengarahkan
nasibnya kepada sesama. Keinginan manusia untuk menonjolkan dii baik
dari keindahan jasmani maupun kemampuan intelektualnya. Keinginannya
itu dituangkan dalam berbagai karya seni sastra,seni ukis, seni pahat, an
seni musik. Ekspresi daya kemampuan manusia terus berkembang sampai
saat ini sehingga di zaman modern ini pun tidak ada lagi segi kehidupan
manusia yang tidak ditonjolkan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian renaisans?
2. Bagaimana ilmu di zaman renaisans?
3. Apa dampak dari renaisans?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui dan memahami pengertian renaissans
2. Mengetahui dan memahami tentang ilmu pada zaman renaissans
3. Mengetahui dan memahami dampak dari renaissans

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertuan Renaissans
Renaissans merupakan istilah bahasa Prancis. Dalam bahasa latin,
re+nasci berarti lahir kembali (rebirth). Istilah ini biasanya digunakan oleh
sejarahwan untuk menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya
yang terjadi di Eropa, dan lebih khusus lagi di Italia, sepanjang abad ke-15 dan
ke-16. Istilah ini mula-mula digunakan oleh seorang sejarahwan terkenal,
Michelet, dan dikembangkan oleh J. Burckhardt (1860) untuk konsep sejarah yang
menunjuk kepada periode yang bersifat individualisme, kebangkitan kebudayaan
antik, penemuan dunia dan manusia, sebagai periode yang dilawankan dengan
periode Abad Pertengahan (Runes: 270). Karya filsafat pada abad ini sering
disebut filsafat renaissance (Runes: 271).
Batas yang jelas mengenai kapan dimulainya pengahabisan Abad
Pertengahan sulit ditentukan. Yang dapat ditentukan ialah bahwa Abad
Pertengahan itu telah selesai tatkala datangnya Zaman Renaissance yang meliputi
kurun waktu abad ke-15 dan ke-16 (Bertens: 44). Abad Pertengahan adalah abad
ketika alam pikiran dikungkung oleh Gereja. Dalam keadaan seperti itu kebebasan
pikiran amat terbatas, perkembangan sains sulit terjadi, juga perkembangan
filsafat, bahkan dikatakan manusia tidak mampu menemukan dirinya sendiri. Oleh
karena itu, orang mulai mencari alternaitif. Di dalam perenungan mencari
alternatif itu orang teringat pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas,
pemikiran tidak dikungkung, sains maju, yaitu zaman dan peradaban Yunani
Kuno. Usaha ini sebenarnya telah dimulai di dalam karya orang-orang Italia di
dalam kesusastraan, misalnya pada Petrarca dan Boccaccio.
Selama abad ke-14 dan ke-15 di Italia muncul keinginan yang kuat akan
penemuan-penemuan baru dalam seni dan sastra. Mereka telah melihat pada
periode pertama bahwa kemajuan itu telah terjadi. Ketika itu dunia barat telah
biasa membagi tahapan sejarah pemikiran menjadi tiga periode, yaitu ancient,

2
medieval, dan modern. Pada zaman Ancient atau Zaman Kuno itu mereka melihat
kemajuan kemanusiaan telah terjadi. Kondisi seperti itulah yang hendak
dihidupkan. Zaman Renaissance rupanya dianggap juga sebagai suatu babak
penting dalam sejarah peradaban. Voltaire, orang yang membagi babak sejarah
peradaban menjadi empat, menganggap Renaissance merupakan babak ketiga dari
keempat babak itu. Pada abad ke-19, Renaissance terutama dipandang sebagai
masa yang penting dalam seni dan sastra. Menurut Jules Michelet, sejarahwan
Prancis terkenal yang telah disebut diatas, Renaissance ialah periode penemuan
manusia dan dunia. Dialah yang mula-mula menyatakan bahwa Renaissance lebih
dari sekadar kebangkitan peradaban yang merupakan permulaan kebangkitan
dunia modern. Sejarahwan ini diikuti oleh Jakob Burckhardt yang
menginterpretasikan Renaissance sebagai periode sejak Dante sampai
Michelangelo di Italia, yamg merupakan kelahiran spirit modern dalam
transformasi idea dan lembaga-lembaga. Pendirian Burckhardt kelak ditentang
oleh orang-orang yang mempelajari Abad Pertengahan. Mereka meragukan
peletakan tahun yang dikemukakan oleh Burckhardt. Dari berbagai perdebatan
tentang Renaissance, yang dapat diambil ialah bahwa Renaissance ialah periode
perkembangan peradaban yang terletak di ujung atau sesudah Abad Kegelapan
sampai muncul Abad Modern. Perkembangan itu terutama dalam bidang seni
lukis dan sastra, dan bidang filsafat. Di dalam bidang filsafat, Zaman Renaissance
tidak menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan
sains. Pada masa ini, yang utama adalah humanisme, individualisme, lepas dari
agama, empirisme dan rasionalisme. Berdasarkan hal tersebut, filsafat akan
berkembang pesat pada zaman sesudahnya yaitu zanam modern. Sebenarnya
secara esensial Zaman Renaissance itu, dalam filsafat, tidak berbeda dari zaman
modern. Ciri-ciri filsafat Renaissance ada pada filsafat modern, yaitu
menghidupkan kembali rasionalisme Yunani (renaissance), individualisme,
humanisme, lepas dari pengaruh agama dan lain-lain1.

1
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, Remaja Rosdikarya, Bandung, 2012, hlm.124.

3
B. Kelahiran Kembali Ilmu di Zaman Renaisans
Pada periode masa itu yang dimaksud dengan kata ilmu terbatas pada
bidang-bidang yang memberikan pengetahuan mengenai teologi dan filsafat.
Istilah lainnya adalah seni atau teknik. Beberapa seni disebut liberal dan diajarkan
pada sekolah-sekolah Latin dan di universitas. Seni itu adalah bahasa, logika,
matematika, dan kaum terpelajar atau para pejabat mempelajari kedokteran dan
hukum. Seni lainnya yang bersifat mekanis umumnya tergolong pekerjaan yang
tidak disenangi karena bayarannya rendah. Konsepsi pengetahuan yang berlaku
pada masa itu berbeda secara radikal dengan konsepsi masa kini. Pada masa itu,
umumnya diterima bahwa pernah ada suatu zaman keemasan ketika semua hal
diketahui. Penemuan kembali kebenaran dipandang bukan sekedar soal
memahami fakta-fakta, sebab tersedianya kebenaran pertama kali dan lenyap pada
masa berikutnya merupakan peristiwa yang bermakna religius. Karena dunia
indrawi sangat dipengaruhi oleh agen-agen ilahi, demonis dan magis, maka untuk
menyingkap rahasianya bukan tugas sekuler semata. Karena konsep modern
mengenai ilmu sebagian berakar dalam pertentangannya dengan pandangan dunia
ini maka sulit membayangkan kemungkinan adanya sudut pandang ilmiah di
dalamnya. Akan tetapi para sejarawan masih sepakat dengan anggapan ini maka ia
masih terpenjara dalam kategori-kategori zamannya sehingga tak mampu
memahami dunia luar yang lebih luas.
Tahun 1413 merupakan saat permulaan bagi ekspansi Eropa, saat pertama
kali bangsa Eropa menyerbu pantai Afrika, tepat lima ratus tahun sebelum Perang
Dunia I, awal pemisahan kekaisaran Eropa. Di awal abad ke-15 iklim kultural
Eropa umumnya suram : universitas-universitas runtuh, gereja-gereja terpecah-
pecah, dan perekonomian masih menderita akibat Maut Hitam. Topik-topik yang
disebut ilmu hampir tidak ada kecuali yang dipelajari dalam kaitannya dengan
seni praktis. Pada masa itu bahan-bahannya pun tidak mencukupi kebutuhan,
kompetensinya rendah, dan organisasi sosialnya tidak berkembang.
Asal-usul kelahiran kembali ilmu dapat dilokasikan pada 3 pusat. Asal-
usul pertama dan yang terkenal adalah penemuan manusia dan alam, sebuah
produk Renesans yang artistik pada abad ke-15 di Italia. Hal ini ditemukan di

4
zaman klasik kuno serta fakta bahwa para sarjana humanis mengedit dan
menerbitkan teks-teks berbahasa latin dan Yunani dan menerjemahkan semua
bidang termasuk bidang ilmu. Seni-seni visual yang secara longgar
dikelompokkan sebagai arsitektur bangkit dan mendapatkan penghormatan sosial
serta memberikan suatu silsilah klasik dalam sebuah buku yang ditulis oleh
seorang pengarang Roma, Vitruvius. Seniman-seniman besar menjadi orang yang
mempunyai minat dan kebudayaan yang luas, yang dicoba dilindungi oleh kaum
bangsawan. Karir Leonardo da Vinci di penghujung abad ke-15 merupakan
contoh bagi posisi yang tinggi dan aktivitas yang meliputi banyak bidang.
Pada saat yang sama, daerah pegunungan di Jerman Selatan dengan
ujungnya yang terletak di Nuremberg dan Cracow, mengalami pertumbuhan pesat
dalam pertambangan, metalurgi dan perdagangan. Matematika praktis, teori serta
praktek pengolahan besi juga berkembang di sana. Sungai Rhine yang
menghubungkan daerah ini dengan pusat-pusat pertenunan orang Flander yang
makmur. Dan sungai ini merupakan jalur perdagangan tempat Gutenberg
menemukan mesin cetak. Salah satu spekulasi yang sangat rumit dan mahal saat
itu adalah diadakannya suatu penelitian dan pengembangan yang bertujuan
menemukan sifat-sifat campuran logam yang tepat untuk membuat cetakan logam
yang dapat dipakai berulang-ulang. Namun, begitu ditemukan, proses
penyebarannya cepat sekali. Di penghujung abad ke-15 setiap kota besar
mempunyai penerbitan sendiri dan tersedianya buku-buku dengan harga murah
menyebabkan terjadinya trnsformasi di bidang pembelajaran dan kebudayaan.
Bangsa Spanyol dan Portugis memulai penjelajahannya. Orang-orang
Portugis terdampar di sekitar Pantai Afrika, mereka hendak mendarat di Brazil
untuk mencari emas dan Prester Jhon yang melegenda di Ethiopia. Mereka malah
menemukan jalur menuju India, sehingga mereka memintas jalur Timur Tengah
untuk mendapatkan rempah-rempah. Didorong oleh kepentingan itu, bangsa
Spanyol membiayai perjalanan Colombus beserta para penakluk untuk
menyingkapkan dunia baru. Pelayaran melintasi lautan menimbulkan tuntutan
baru pada astronomi dan teknik-teknik serta peralatan matematis, orang-orang
Spanyol dan Portugis lah yang pertama kali melaksanakan penelitian tentang hal

5
itu, khusunya teknik hidrografis. Dunia baru memperkenalkan tanaman-tanaman
baru, hewan-hewan baru, dan peradaban-peradaban baru kepada bangsa Eropa;
kegembiraan dan efek yang tidak menyenangkan dari penemuan itu berlangsung
terus, generasi demi generasi. Buku yang dicetak di abad ke-16 memberikan suatu
sumber bukti yang layak untuk suatu bangunan ilmu. Pada permulaan abad ini
pengetahuan masih belum berkembang dan masih sangat tergantung kepada
ringkasan kacau dari zaman kuno dan sumber-sumber berbahasa Arab. Menjelang
pertengahan abad ini muncul berbagai karya yang mengungguli orang-orang
terbaik dari pendahulunya. Di bidang astronomi ada De revolutionibus karya
Polish Nicholaus Copernicus, sebuah maha karya teknis dan juga suatu telaah
revolusioner di bidang kosmologi. Di bidang anatomi, Andreas Vesalius seorang
bangsa Belgia menciptakan pendekatan baru kepada penelitian anatomis dan
mengajarkannya dalam buku De fabrica. Di bidang matematika, Gerolamo
Cardano, seorang bangsa Italia, mengembangkan aljabar dalam karyanya, Ars
magna2.
Selama abad ini pula, reformasi Protestan meletuskan serangkaian
peperangan yang membuat para perwira perang memerlukan keahlian matematis
tertentu yang baru, yang berkaitan dengan pembuatan benteng dan keahlian
membuat atau menembakkan meriam, yang juga memunculkan kelas-kelas baru
para praktisi seperti ahli bedah militer dan para teknisi. Meskipun beberapa
bidang teoritis cenderung spekulatif namun ada kemajuan besar-besaran di semua
seni ini. Menjelang berakhirnya abad ini seni matematis terapan menjadi bagian
pendidikan standar bagi seorang pria terhormat di Eropa. Filsuf-matematisi
ReneDescrates mengajarkannya di sekolah Jesuitnya dan Galileo, seorang Italia,
mengajarkannya di Universitas Padua. Dengan cara ini untuk sementara waktu
muncullah rintangan yang menyulitkan dari kelas-kelas yang gila hormat
menentang seni-seni itu. Hal ini sangat menentukan pembentukan filsafat baru dan
penerimanya oleh para penduungnya yang terdidik secara liberal.
Walaupun begitu, filsafat baru tersebut bukanlah syarat mutlak bagi
keberhasilan ilmu. Di sekitar abad itu dan sesudahnya, muncul karya-karya ilmu

2
Jerome R. Ravert, Filsafat Ilmu, PUSTAKA PELAJAR, Yogyakarta, 2014, hlm.28.

6
yang memuat penemuan tertentu yang masih diterima kebenarannya hingga masa
kini, walaupun para ilmuwan yang menemukannya masih bekerja dalam kerangka
pandangan dunia yang secara langsung ditolak oleh filsafat yang baru.
Di Paraguay, Johannes Kepler menemukan orbit-orbit yang sesungguhnya
dari planet, yang berbentuk elips di sekitar matahari, dan ia tidak menghentikan
penelitiannya terhadap harmoni kosmos. Kemudian pada tahun 1628, William
Harvey di Inggris merumuskan sirkulasi peredaran darah, namun baginya hal itu
lebih berupa gambaran mikro kosmik sirkulasi dunia daripada suatu sistem yang
bersifat mekanistik belaka.
Dampak Renaisans
a. Kemunculan aliran yang mementingkan kebebasan akal abad ke-18 seperti
humanisme, rasionalisme, nasionalisme, dan absolutisme berani
mempersoalkan kepercayaan lama yang diamalkan, hal ini secara langsung
melemahkan kekuasaan golongan feodal.
b. Italia telah menjadi pusat ilmu yang terkenal di Eropa pada abad ke-15.
Hal ini terjadi apabila kota Konstantinopel dikuasai oleh Islam telah jatuh
ke tangan oarang Barat pada tahun 1453. Hal ini menyebabkan Italia
menjadi pusat intelektual terkenal di Eropa.
c. Renaisans telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya maju.
Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dan kekuasaan golongan feodal
yang senantiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan masyarakat.
d. Melahirkan tokoh-tokoh pemikiran seperti Leonardo da Vinci yang
terkenal sebagai pelukis, pemusik, dan ahli filsafat. Michelangelo
merupakan tokoh seni arsitek jurutera, penyair, dan ahli anatomi.
e. Melahirkan ahli-ahli sains terkenal seperti Copernicus dan Galileo.
f. Melahirkan ahli matematik seperti Tartaglia dan Cardan yang berusaha
menguraikan persamaan ganda tiga. Tartaglia orang yang pertama yang
menggunakan konsep matematik dalam militer, yang mengukur tembakan
peluru meriam.

7
g. Selain itu, renaisans telah melahirkan tokoh-tokoh pengobatan di Eropa.
Antara lain tokoh pengobatan terkenal yaitu William Harvey yang telah
memberi sumbangan dalam kajian peredaran darah.
h. Renaisans telah melahirkan masyarakat yang lebih progresif sehingga
membawa kepada aktivis penjelajahan.
Dampak lain yang disebabkan dari pengaruh renaisans terhadap
umat manusia memunculkan ajaran yang bercirikan :
1) Individualisme, yakni paham yang mengutamakan kepentingan
pribadi di atas kepentingan umum.
2) Sekularisme, yakni paham di mana sikap mengutamakan
keduniawian dan menolak ajaran agama.
3) Skeptitisme, yakni tidak mudah percaya dengan perkataan orang
lain tanpa mengetahui pembuktian yang konkret dan masuk akal.
4) Materialisme, yakni paham yang mengutamakan masalah
kebendaan sebagai alat pemuas kehidupan.
5) Rasionalisme, yakni segala sesuatu itu harus ditimbang menurut
akal sehat.
6) Klasisisme, yakni sikap meniru atau memuji sesuatu yang berasal
dari kebudayaan klasik3.

3
Tim Masmedia Buana Pustaka, Sejarah, MASMEDIA BUANA PUSTAKA, Sidoarjo,
2013, hlm. 62.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Renaissans Merupakan istilah bahasa Prancis. Dalam bahasa latin,
re+nasci berarti lahir kembali (rebirth). Istilah ini biasanya digunakan oleh
sejarahwan untuk menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual,
khususnya yang terjadi di Eropa, dan lebih khusus lagi di Italia, sepanjang
abad ke-15 dan ke-16. Istilah ini mula-mula digunakan oleh seorang
sejarahwan terkenal, Michelet, dan dikembangkan oleh J. Burckhardt
(1860) untuk konsep sejarah yang menunjuk kepada periode yang bersifat
individualisme, kebangkitan kebudayaan antik, penemuan dunia dan
manusia, sebagai periode yang dilawankan dengan periode Abad
Pertengahan (Runes: 270). Karya filsafat pada abad ini sering disebut
filsafat renaissance (Runes: 271).
Selama abad ke-14 dan ke-15 di Italia muncul keinginan yang kuat
akan penemuan-penemuan baru dalam seni dan sastra. Mereka telah
melihat pada periode pertama bahwa kemajuan itu telah terjadi. Ketika itu
dunia barat telah biasa membagi tahapan sejarah pemikiran menjadi tiga
periode, yaitu ancient, medieval, dan modern. Pada zaman Ancient atau
Zaman Kuno itu mereka melihat kemajuan kemanusiaan telah terjadi.
Kondisi seperti itulah yang hendak dihidupkan. Zaman Renaissance
rupanya dianggap juga sebagai suatu babak penting dalam sejarah
peradaban. Voltaire, orang yang membagi babak sejarah peradaban
menjadi empat, menganggap Renaissance merupakan babak ketiga dari
keempat babak itu. Pada abad ke-19, Renaissance terutama dipandang
sebagai masa yang penting dalam seni dan sastra.

Anda mungkin juga menyukai