Anda di halaman 1dari 26

FUNGSI – FUNGSI ANALITIS

Suatu fungsi w = f(z) terdifinisi dalam domain D dan w mempunyai turunan


yang kontinu dalam D maka f(z) dikatakan sebagai suatu fungsi analitis. Hampir
semua teori mengenani variable kompleks didasarkan atas konsep fungsi
analitis. Lebih – lebih lagi bahwa hamper semua fungsi yang digunakan dalam
aplikasi atau yang diturunkan dari fungsi yang demikian.
Sedang mengenai fungsi analitik ekivalen dengan studi dari fungsi harmonis dari
x dan y dan ini akan kita pelajari secara rinci dalam bab ini.
Perhatikan deret Taylor untuk f(z) disekitar z = z0.
2
( z−z 0 ) ( z−z 0 )
F( z )=f ( z 0 )+ f ' ( z 0 ) + f ''( z0 ) =. .. ..
1! 2! (1)
karena turunan- turunan dari f(z) kontinu di z = z 0 , orang juga mendefinisikan
fungsi analitik sebagai fungsi yang dapat direpersentasi oleh deret Taylor dan
definisi ini yang sering digunakan.
Suatu syarat yang perlu agar w = f(z) = u(x,y) + i v(x,y) analitik dalam D adalah
bahwa u(x,y) dan v(x,y) memenuhi persamaan Cauchy-Reimann , seperti yang
dinyatakan dalam teorem di bawah ini:

Teorema 1. Jika w = f(z) = u(x,y) + i v(x,y) analitik dalam D, maka u(x,y) dan
v(x,y) mempunyai turunan parsiil pertama yang kontinu dalam D dan memenuhi
persamaan Cauchy-Reimann ;
du dv du dv
= =−
dx dy , dy dx
(2)
dalam D.

Dengan demikian kita peroleh juga :


dw du dv dv dv du du dv du
= +i = +i = −i = −i
dz dx dy dy dx dx dy dy dy
(3)

Bukti :
Ambil suatu titik tertentu z0 dalam D. Tentukan juga
Δw = f(z0 + Δz) – f((z0). Karena f(z) analitik, maka hal ini berati bahwa ;
Δw=f ' ( z 0 ). Δz+∈ . Δz
tetapi Δw= Δu+iΔv ; Δz=Δx+iΔy ; f ' (z 0 )=b+ic dan ∈=∈1 +i∈2

jadi Δw= Δu+iΔv=(b+ic )( Δx+iΔy )+(∈1 +i ∈2 )( Δx+iΔy )


Dengan demikian
Δu=bΔx−cΔy+∈1 Δx−∈2 Δy
Δv=cΔx−bΔy +∈2 Δx−∈1 Δy
Karena ∈→D Δz→0 , maka: ∈1 →0 ketika Δx →0
ketika dan
Δy→0 . Juga ∈2 →0 ketika Δx→0 dan Δy→0 .
Itu berarti bahwa w dan v mempunyai diferensial :
du=bdx−cdy dan dv=adx−bdy (4)
du dv du dv
=b =b =−c =c
dan dx ; dy ; dy
; dx
(5)
Penyusunan ulang terhadap persamaan (5) akan menghasilkan persamaan (2)
du dv dv dv du du dv du
f ' (z 0 )=b+ic= +i = +i = −i = −i
dx dy dy dx dx dy dy dy
Jelas terlihat bahwa persamaan (3) terlah terbukti.

Karena f’(z0) berubah secara kontinu dengan z0 , kita dapat menarik


kesimpulan persamaan- persamaan (5) adalah fungsi kontinu dlam x dan y.
Kebalikan dari Teorema 1 diberikan dalam Teorema 2 dibawah ini.

Teorema 2. Jika w = f(z) = u(x,y) + I v(x,y) terdifinisi dalam D, dan juga jika
u(x,y) dan v(x,y) mempunyai turunan parsil pertama yang kontinu dalam D dan
persamaan Cauchy- Riemann
du dv du dv
= =−
dx dy , dy dx
berlaku dalam D, maka f(z) analitik dalam D.

Kedua teorema dapat dinyatakan dengan ungkapan sederhana berikut f(z)


mempunyai turunan pada z0 jika dan hanya jika u(x,y) dan v(x,y) mempunyai
turunan di z0 dan persamaan Cauchy- Riemann berlaku pada z 0 . jika f’(z) ada
du dv du dv
, , dan
dalam D, f’(z) kontinu pada z0 jika dan hanya jika dx dy dy dx kontinu di z0
.

Contoh 1. w = z2 + z = x2 – y2 + i 2 y + x + i y
= x2 + x – y2 + y(2x + 1)i
ini berarti u = x2 + x – y2 dan v = y(2x + 1)i
du dv du dv
= =2 x +1 =−2 y=−
dx dy dy dx
jadi w analitik untuk semua z.

Contoh 2. w=~
z =x−iy itu berati u(x,y)=x dan v(x,y) =
-y
du dv du dv
=1 =−1 =− =0
dx ; dy ; dy dx
dengan demikian w tidak analitik dalam D.
Berdasarkan Teorema limit dan difrensiasi fungsi kompleks kita dapat menyusun
karena berikut ini :

Teorema 3. Hasil pekalian, penjumlahan dan pembagian (pembagian tidak nol)


fungsi- fungsi analitik merupakan fungsi analitik jenis polinom adalah analitik
untuk semua z. Semua fungsi rasiaonal adalah analitik dalam tiap domain yang
tidak mengandung pembagi yang nol.

Gambar…….(tidak terbaca)……..

du du
∇ α u= cos α+ sin α
dx dy (6)
Berdasarkan persamaan Cauchy- Riemann kita memperoleh ;

du dv du dv
cos α= cosα sin α=− sin α
dx dy dan dy dx
du dv
∇ α u= cos α− sin α
atau dx dx
du π dv π
dy ( )
= cos α+ − sin α+
2 dx 2 ( ) (7)
Laus kanan dari persamaan Cauchy- Riemann sendiri sesuai untuk kasus
khusus α = 0 dan α = л/2. Ini berarti bahwa kebenaran yang dibawa oleh
persamaan (6).
Sekarang kita akan tinjau u dan v dlam koordinat polar. Perhatikan gambar. Bila
kita mengambil z + b z sepanjang garis θ = konstanta melewati z, kita akan
memperoleh :
Δz = Δr eiθ (9)
Δw Δu+iΔv −iθ Δu+iΔv
Atau Δz
=
Δr . e iθ
=e
Δr [ ] (10)
Jika kita mengambil limit dari Δr →0 maka persamaan (10) ditulis :
dw −iθ du dv
dz
=e
[dr dr
+i
]
(11)
Jika persamaan Cauchy- Riemann ditulis dalam koordinat polar
du i dv dv 1 dv
= − =
dr r dθ dan dr r dθ
(12)
Dari gambar kita melihat bahwa persamaan (8) untuk α = 0 dan α = θ+л/2.
Ini menunjukan bahwa persamaan (12) membenarkan bahwa kondisi ini berlaku
untuk semua arah (sudut) dan dengan demikian w adalah analitik. Hal yang
sebaliknya berlaku jika w analitik, maka persamaan (8) berlaku. Kenyataan ini
dibuktikan oleh uraian persamaan (11), yaitu dengan mengmbil α = 0 dan α =
θ+л/2 sehingga persamaan (12) diperoleh.

INTEGRAL- INTEGRAL FUNGSI ANALITIK TEOREMA CAUCHY

Sebelom kita membuktikan Teorema Cauchy, kita meneropong kembali ke


teorema Green untuk bidang dan kita aplikasi pada fungsi kompleks ;
R( z , z̄ )=P( x , y )+iQ ( x , y )
(13)
dimana z = x+iy dan z̄=x−iy .
Sekarang jika R( z , z̄ ) mempunyai turunan parsil yang kontinu dalam suatu
daerah D dan pada batasnya, maka dari persamaan yang dinyatakan oleh
teorema Green, kita peroleh.
∮ R( z , z̄ )dz=∮ [ P (x , y)+iQ( x , y )] (dx +idy )
C C
=∮ P( x , y )dx−Q(x , y)dy+i ∮ Q( x , y )dx+P( x , y )dy
C C
dQ dP dP dQ
=−∬
D
[( +
dx dy )]
dxdy +i ∬
D dy

dx [(
dxdy )]
atau

∮ R( z , z̄ )dz=∬ ( dQ dP
[ dP dQ
+ )+i ( −
dx dy dy dx )]
dxdy
C D (14)
Atau dalam bentuk yang lebih komplek kita dapat menulis persamaan (14)
dR
∮ R( z , z̄ )dz=2i∬ d z̄ dxdy
sebagai C D (15)
Kalau kita mepunyai f(z) yang analitik dan turunannya kontinu disuatu titik dalam
lengkungan yang tertutup sederhana C, maka itu berarti bahwa ;
du dv dv du
f ' (z )= +i = −i
dx dx dy dy
yang membenarkan konsekuensi
du dv
=
dx dy (16)
du dv
=−
dan dy dx (17)
Yang kontinu dalam C. Dan sekarang kita akan menggunakan Teorema Green
dan kita akan memperoleh :
∮ f ( z )dz=∮ (u+iv )(dx +dy )=∮ udx−vdy+i∮ vdx−udy
C C C C (18)
∮ f ( z)dz=∬ (− dv du du dv
− ) dxdy +i∬ ( − ) dxdy
dx dy dx dy
atau C D D (19)
dengan memasukan persamaan (16) dan (17) kedalam persamaan (19) kita
dapat menyimpulkan bahwa :
∮ f ( z)dz=0
C
(20)
Dengan diturunkannya persaamaan (20), itu berarti kita telah
membuktikan teorema berikut ini

Teorema 5 (Teorema Integral Cauchy). Jika f(z) analitik dalam suatu


domain yang terhubung sederhana D1 maka ;
∮ f ( z)dz=0
C
(21)
pada setiap jalur tertutup sederhana C dalam D.

Karena persamaan Cauchy- Riemann menunjukan bahwa dua integral garis


∫ udx−vdy dan ∫ vdx−udy
tidak tergantung kepada jalur dalam domain D
yang terhubung sederhana. Jika C adalah sebuah jalur dari z 1 ke z2, kita dapat
z2

∫ f ( z)dz=∫ f (z )dz
C z1
menulis
(27)
Integral ini sama untuk semua jalur yang berpangkal pada z 1 dan berujung pada
z2 dalam D. denagan demikian secara lebih langsng kita telah menunjuk kepada
akibat dari Teorema Cauchy.

Teorema 5.a (Akibat Teorema Cauchy) Jika f(z) analitik dalam suatu
z2

∫ f ( z)dz
daerah terhubung sederhana D, maka z1 tidak tergantung pada lintasan
yang menghubungkan z1 dan z2 dalam D.

Bukti : Misalkan ada dua lengkungan masing- masing C 1 dan C2 yang


menghubungkan z1 dan z2 . Lengkungan C1 menghubungkan titik A(z1) dan B(z2)
melewati G, demikian juga dengan C2 menghubungkan titik A(z1) dan B(z2) lewat
H. Dengan demikian lengkung C1 dan C2 berhubung secara sederhana dalam D
dan membentuk suatu lengkungan sederhana dalam D.
∫ f ( z)dz=0
Menurut Teorema Cauchy ; AGBHA

∫ f ( z)dz+ ∫ f ( z)dz=0
Itu berarti AGB BHA
∫ f ( z)dz=− ∫ f (z )dz= ∫ f (z )dz
atau AGB BHA AHB
z2

∫ f ( z )dz=∫ f ( z )dz =∫ f ( z )dz


C1 C2 z1
dengan demikian …. g . e . d
Ada juga teorema yang merupakan kebalikan dari Teorema Cauchy yang akan
dibuktikan.

Teorema 6. (Teorema Morera) Katakanlah f(z) kontinu dalam suatu


Dominan D yang tertutup sederhana. Andaikan juga bahwa
∮ f ( z)dz=0
C
(21)
disekeliling setiap lengkung sederhana C dan D, maka f(z) analitik dalam D.

Bukti : Kondisi yang diberikan persamaan (20) menunjukan bahwa


∮ udx−vdy=0 ∮ vdx+udy =0
C ; C
untuk u(x,y) dan v9x,y) yang sesuai. Dengan demikian
du du dv dv
=u =−v =v =u
dx ; dy ; dx ; dy
itu berarti bahwa
2 2
du d v dv du d u dv
= = = =−
dx dxdy dy ; dy dxdy dx
Jika terlihat bahwa persamaan Cauchy- Riemann berlaku dan f(z) analitik.

Teorema 7. (Akibat dari Teorema Cauchy). Katakanlah bahwa f(z) analitik


dalam suatu Domain D yang tertutup sederhana. Misalkan z 1 dan z2 adalah titik-
titik dalam D.
z
F( z)=∫ f (u )du
z1
Maka ; (a). analitik dalam D dan,
(b). F '( z )=f (z ) .

Bukti : Kita melihat bahwa :


z+ Δz z
F ( z+ Δz )−F( z ) 1
Δz
−f ( z )=
Δz {∫ z1
z +Δz
z1 }
f (u )du−∫ f (u)du −f (z )

1
=
Δz
∫ [ f (u )−f (z )]dz
z1
(23)
Berdasarkan Teorema Cauchy integral dalam persamaan (23) tidak tergantung
pada lintasan yang menghubungkan z dan z + Δz selama lintasan yang
menghubungkan tidak z dan tidak tetangganya z + Δz dalam domain D. Dalam
hal ini lebih memilih |Δz| yang cukup kecil hingga lintasan berada dalam D.
Dengan menggunakan kontinunitas kita akan memperoleh bahwa untuk setiap
titik u pada lintasan garis lulus ini berlaku |f(z)-f(u)| < ε dan ini berlaku untuk |Δz|
<ε.

Akan kenyataan ini kita dapat menuliskan


z+ Δz
| ∫ [ f (u )−f ( z)]du|¿∈|Δz|
z1
(24)
Itu berarti kita memperoleh persamaan (23) kita akan memperoleh :
z+ Δz
F ( z + Δz )−F (z ) 1
|
Δz
−f ( z )|=
|Δz| z {
∫ [ f (u)−f ( z )] dz <∈
1
} (25)
untuk | Δz| < δ . Ini berarti kita sama saja menyatakan bahwa
F ( z+ Δz)−F ( z )
lim =f ( z )
Δz→0 Δz
atau f(z) analitik dan F’(z) = f(z) …. g . e . d

Teorema 8 (Akibat dari Teorema Cauchy). Katakanlah bahwa pada


lengkungan tertutup C dan C1 dimana C1 berada di dalam C. Bila f(z) analitik
dalam daerah yang dibatasi oleh dua lengkungan C dan C 1, maka ;
∮ f ( z )dz=∮ f ( z )dz
C C1
(26)

Bukti : Tentukan titik A,B,C,D daN E pada lengkungan terluar (C) dan titik
F, G, H pada lengkungan yang berada di dalam C (garis C). Buatlah irisan silang
AF sehingga daerah ABCDEAFGHA terhubung secara sederhana, maka
menurut Teorema Cauchy.

∫ f ( z )dz=0
ABCDEAFGHA (27)
dan itu berarti bahwa :
∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z )dz+ ∮ f (z )dz+∮ f ( z)dz=0
ABCDEA AF FGHF FA (28)
∮ f ( z )dz=−∮ f ( z)dz
karena AF FA , sehingga
∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz=0
ABCDEA FGHF
(29)
∮ f ( z)dz− ∮ f ( z)dz=0
atau ABCDEA FHGF
(30)
∮ f ( z )dz=∮ f ( z )dz
itu berarti C C1 …. g . e . d

Teorema 9. Katakanlah bahwa ada suatu daerah Г yang dibatasi oleh


lengkungan yang tertutup sederhana C1 , C2 , C3 ,….. Cn yang tidak saling
berpotongan dimana C1 , C2 , C3 ,….. Cn berada didalam C. Jika f(z0 analitik
dalam Г maka :
∮ f ( z)dz=∮ f ( z )dz +∮ f (z )dz +. .. .. . .+∮ f ( z )dz
C C1 C2 Cn
(32)
atau dalam notasi sigma ;
n

∮ f ( z )dz=∑ ∮ f ( z)dz
C i=1 C
i (33)

Bukti : Perhatikan gambar

Titik- titik ABCED terletak pada lengkung C. Didalam lengkungan C terdapat


lengkungan C1 , C2 , C3 ,….. Cn . Buatlah irisan silang A A1

Dengan demikian diperoleh


∮ f ( z)dz+ ∮ f (z )dz+ ∮ f ( z)dz+ ∮ f (z )dz + ∮ f ( z)dz+ ∮ f (z )dz+... ...
ABEDA AA 1 A 1 B1 E1 B1 E1 A 2 A2 BE2 E2 A 3

+ ∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz + ∮ f ( z)dz +.. .. ...


E i−1 A i Ai Bi Ei Ei Ain

+ ∮ f (z )dz+ ∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz+ ∮ f (z )dz +... ....


E n−1 A n A n B n E n Bn A n En −1 En−1 D n−1 A n−1

+ ∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz+.... ..+ ∮ f (z )dz + ∮ f ( z)dz


Z i Di A i KT
i i−1
A E
3 2
E D A
2 2 2

+ ∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz+ ∫ f ( z)dz=0


A2 E2 E D A
1 1 1
A A
1
(33)
∫ f ( z)dz=− ∫ f (z )dz
Dalam hal ini ` A1 A AA 1
(34)
∮ f ( z)dz=− ∮ f ( z)dz
Dan E i A i+1 untuk i = 1,2,3,…. n-1 (35) Ai+1 Ei

Dengan memasukan persamaan (34) dan (35) kedalam (33) akan diperoleh.
∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz+. .....+ ∮ f ( z)dz + ∮ f ( z)dz
ABEDA A1 B1 E1 A 2 B2 E2 A n Bn En E n Dn A n

+ ∮ f ( z)dz+. ... .. .+ ∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz =0


E n−1 Dn−1 A n−1 E2 D 2 A2 E 1 D1 A 1
(36)

∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz+.. ....+ ∮ f ( z)dz =0


Atau ABEDA A 1 B 1 E 1 D1 A 1 A 2 B 2 E 2 D2 A 2 A n B n E n Dn A n
(37)
∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz + ∮ f ( z)dz +. .. . ..+ ∮ f ( z )dz =0
Atau C −C 1 −C 2 −C n

(38)
∮ f ( z )dz=∮ f ( z )dz +∮ f (z )dz +. .. .. .+∮ f ( z )dz =0
Atau C C1 C2 Cn
…. g . e . d

Teorema dasar Cauchy yang telah diturunkan diatas diberikan dengan


mempergunakan Teorema Green dengan pembatas tambahan f’(z) kontinu
dalam domain D. Tetapi Goursat memberikan bukti yang menghilangkan
pembatas dalam hal ini. Teorema tersebut disebut sebagai Teorema Cauchy-
Goursat
Pertama-tama kita akan membuktikan teorema Cauchy- Goursat. Untuk suatu
lengkungan tertutup sederhana, disusul dengan pembuktian untuk daerah
terhubung ganda dan terakhir pembuktian untuk segi banyak (polygon).
(i). Pembuktian untuk lengkungan tertutup sedrhanan C dalam domain D
sehingga f(z) analitik. Sekarang kita terapkan n buat titik sepanjang C, yaitu z 1,
z2, z3,…. zn dimana zn= z0 dan dengan menarik jauh lurus yang menghubungkan
titik zi-1 dengan zi untuk i = 1,2,3,……,n dan zn dengan z1 sehingga terbentuk
polygon. Sekarang kita dapat mendefinisikan jumlah.
n
Sn=∑ f ( zi ) Δ z i
i =1 (40)
dimana
Δz i =z i−z i−1 . dengan demikian kita dapat memperoleh
lim Sn=∮ f (z )dz
n→∞ C (41)
berarti bahwa untuk setiap ε > 0 kita dapat memilih N > n sehingga berlaku
ε
|∮ f ( z )dz−Sn|<
C 2 (42)
karena integral sepanjang polygon adalah nol, maka
zi
n

∮ f ( z )dz=∑ ∫ f ( z i )dz =0
P k=1 z
k−1

(43)
zi zi
n n

∑∫ f ( z i )dz =∑ ∫ [ f (z )−f ( zi )+f ( z i )] dz


i=1 z i=1 z
atau k−1 k−1 (44)
zi zi zi
n n n

∑∫ f ( z i )dz =∑ ∫ [ f (z )−f ( zi )] dz +∑ ∫ [ f ( z i ) ] dz
i=1 z i=1 z i=1 z
sehingga k−1 k−1 k−1

dengan demikian
zi
n

∑ ∫ [ f ( z )−f ( z i )] dz + Sn=0
i=1 z
k−1 (45)
zi
n
Sn=∑ ∫ [ f ( z i )−f ( z ) ] dz
i=1 z
atau k −1 (46)
Kalau kita ambil N cukup besar sehingga penggalan garis yang menghubungkan
zi-1 dan zi untuk setiap i = 1,2,3,….,n cukup kecil dan berlaku
ε
|f ( zi )−f ( z )|<
2L
untuk setiap i = 1,2,3,….,n (47)
dimana L adalah panjang dari lengkungan C. Dengan demikian persamaan (46)
dan (47) akan memberikan
zi
n
|Sn|=∑ | ∫ [ f ( zi )−f ( z) ] dz|
i=1 z
k−1
(48)
ε ε
Sn= ∑ |zi −z i−1|=
itu berarti 2L L (49)
∮ f ( z )dz=∮ f ( z)dz−Sn+Sn
Selain itu juga C C (50)
Maka berdasarkan persamaan (42) dan (49) kita peroleh
ε ε
|∮ f ( z )dz|≤|∮ f ( z )dz−Sn|+|Sn|< +
C C 2 2 (51)
karena ε adalah bilangan sembarang yang cukup kecil maka akibatnya
∮ f ( z)dz=0
C

(ii). Membuktikan untuk daerah yang terhubung ganda

Perhatikan gambar di bawah ini

Kita lihat lintasan Г sebagai Г = A1 B1 C1 D1 E1 A2 B2 C2 D2 E2 ……… An Bn Cn Dn


En An-1 Bn-1 Cn-1 Dn-1 En-1
∮ f ( z)dz=0
Sehingga Γ
Itu berarti bahwa :

∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz + ∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz+......


A 1 B1 D1 E 1 A 1 A1 A2 A2 E2 A2 D2 A 3 A 3 E 2 D3

+ ∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z )dz + ∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz.......


Dn−1 A n k n En D n Bn A n An Dn−1 Dn−1 Bn−1 An −1

+ ∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz=0


D3 D 3 A 3 A 3 D2 D2 B 2 A 2 A2 A 1
(52)

∮ f ( z)dz=− ∮ f ( z)dz
Tetapi A1 A2 A 2 A1
(53)
∮ f ( z)dz=− ∮ f ( z)dz
Dan D i−1 A iuntuk i = 1,2,3,…,n Di−1 Ai
(54)
Dengan memasukan kenyataan (53) dan (54) dalam (52) kita peroleh.
∮ f ( z)dz+ ∮ f ( z)dz + ∮ f (z )dz+......+ ∮ f ( z)dz =0
A 1 E 1 D1 B 1 A 1 A2 E2 D 2 B2 A 2 A 3 E3 D 3 B3 A 3 An En Dn Bn An

(55)

∮ f ( z)dz=0
Hai ini sama aja dengan mengatakan bahwa C dimana C adalah
batas lengkap dari D yang terdiri dari A1 B1 C1 D1 E1 A2 B2 C2 D2 E2 ……… An Bn
Cn Dn En yang di ikuti dalam arah positif.

(iii). Pembuktian untuk daerah polygon. Katakanlah kita mempunyai bersudut


n dengan titik- titik sudut A1 , A2 ,….. An . Denganpoligon bertitik sudut n ini lebih
dapat membuat sebanyak n – 3 buah segitiga yang tidak saling berpotongan
pada sisi- sisinya (hanya pada sudut- sudutnya).
Segitiga- segitiga itu masing- masing adalah Δ A n A1 A2 , Δ An A2 A3
, Δ A n A3 A4

adalah bahwa Г menyatakan lintasan A1, A2,…… An, maka ;

∫ f ( z)dz= ∫ f ( z)dz+ ∫ f (z )dz+......+ ∫ f ( z )dz =0


Γ A n ,A 1 ,A 2 , An An , A 2 , A 3 , A n An , An−2 , A n−1 , An
(64)

∫ f ( z)dz=− ∫ f ( z)dz
Karena A n . Ai Ai , A n
untuk i = 1 = 1,2,…,n
Dimana kita telah mengambil pengandaian bahwa f(z) analitik didalam dan pada
segi banyak tersebut.

PEMBAHASAN VARIABEL DALAM INTERGAL KOMPLEX

Teorema 10. Katakanlah bahwa kita mengambil Cw sebagai suatu jalur


dari w1 dan w2 dalam bidang w. Katakan juga bahwa f(w) kontinue dalam C w.
Ambil w=g(c) adalah fungsi analitik dalam suatu domain D pada bidang z dan
katakanlah Cz.
z = z(t) , t1 ≤ t ≤ t2
Merupakan suatu jalur dari z1 = z(t1) ke zn = z(tn) dalam D. ambil g(t1)= w1 dan
g(t2)= w2. Ketika z menelusur Cz sekali dalam awal yang diberikan dan w = g(z)
menelusuri Cw sekali dalam arah yang diberikan. Maka ;
w2 z2

cw ∫ f (w )dw= cz∫ f [ g( z )] dw
dz
dz
w1 z1
(57)
Bukti : perhatikan gambar. Parameter t dapat digunakan juga sebagai
parameter untuk Cw sehingga kita akan mempunyai ;

W = g[z(t)] t 1 ≤ t ≤ t2 (58)
Dengan demikian
w2 t2

cw ∫ f (w )dw= ∫ f {g[ z(t )]} dw


dt
dt
w1 t1
(59)
Tetapi berdasarkan Teorema tentang difrensial, kita mendapatkan

dw Δw dw dz Δz dw dz
= lim = lim . +θ
dt Δt →0 Δt Δt →0 dz dt Δt (
= .
dz dt ) (60)

Dengan demikian setelah memasukan persamaan (60) kepersamaan (59),


diperoleh persamaan (57). Itu berati teoremai ini terbuktikan.

FUNGSI- FUNGSI ANALITIS ELEMENTER

Dalam sub bab ini kita akan melihat bahwa fungsi-fungsi z yang elementer
adalah fungsi- fungsi yang analitis. Pertama- tama kita mulai dengan yang paling
sederhana adalah fungsi z sebagai polinom berode n dalam z yaitu ;
w = a0 + a1 z + a2 z2 + a3 z3 + ….. + an zn (61)
adalah analitis untuk semua z. fungsi kedua yang ditinjau sebagai fungsi
polinomial,
yaitu ;

a0 + a 1 z + a 2 z2 + a 3 z3 +…. .+ a n z n

w= b0 + b1 z + b2 z2 + b 3 z 3 +…. .+ b n z n
(62)
adalah fungsi analitis dalam setiap domain yang tidak mengandung nol untuk
pembagian. Sekarang perhatikan fungsi elementer berikut ini.
w = ez (63)
Bila kita dapat menerapkan persamaan Euler kepada persamaan (63) akan kita
peroleh ;
w = ex cos y + i ex sin y (64)
x x
untuk persamaan ini u(x,y) = e cos y dan v(x,y) = i e sin y, sehingga
du dv du dv
= = =− =
dx dy ex cos y dan dy dx - ex cos y (65)
Sehingga kita dapat mengatakan bahwa w = e z adalah fungsi analitis. Demikian
jika kita dapat memperlihatkan bahwa eiz , e-iz , e-it masing- masing adalah fungsi-
fungsi analitis sehingga semua fungsi- fungsi trigonometika dan fungsi hiperbolik
adalah fungsi- fungsi analitik, karena fungsi- fungsi elementer tersebut dapat
didefinisikan dalam term eiz , e-iz , ez , e-z . Jadi daftar fungsi- fungsi elementer
berikut ( dari persamaan (64) hingga persamaan (69)).
iz −iz
e −e
Sin z = 2i (66)
iz −iz
e +e
cos z = 2 (67)
z −z
e −e
Sinh z = 2 (68)
z −z
e −e
cosh z = 2 (69)
adalah fungsi- fungsi analitis.

FORMULA INTERGRAL CAUCHY dgn TEOREMA- TEOREMA yg TERKAIT

Perhatikan suatu lengkungan tertutup sederhana C dalam D. Bila diketahui


bahwa f(z) analitik didalam dan pada C dan terdapat suatu titik a didalam C,
maka kita dapat mengatakan bahwa fungsi f(z) / (z-a) analitik didalam dan pada
C kecuali di z = a.
Sekarang buatlah suatu lingkaran yang berjari- jari ε > 0 yang cukup kecil dan
sebut saja lingkaran ini C1. berdasarkan Teorema, kita peroleh ;

f ( z) f ( z)
∮ z−a dz=∮ z−a dz
C C1
(70)
rumusan |z-a| = ε atau z-a = ε e untuk 0 ≤ a ≤ ε e merupakan persamaan
lengkungan C1. Hal ini berarti bahwa z = a + ε eiθ . Dengan memasukan
kenyataan ini pada persamaan (70) maka diperoleh ruas kanan persamaan (70)

f ( z) f ( a+∈ eiθ )i∈ eiθ
∮ z−a dz=∫ ∈ ieiθ

sebagai C 0

=i ∫ f (a+∈ eiθ )dθ
0
(71)
Jadi kita dapat menulis kembali persamaan (70) sebagai

f ( z)
∮ z−a dz=i ∫ f (a+∈e iθ )dθ
C 0
(72)
Jika kita mengambil limit ∈→0 , maka akan diperoleh
f ( z)
∮ z−a dz=2 π . i. f (a )
C
1 f (z )
f (a)= ∮ dz
atau 2 πi C z−a
(73)
Persamaan (73) ini disebut sebagai formula integral Cauchy.

Teorema 9. Katakanlah C adalah suatu lengkungan terhadap sederhana


yang mengandung domain D. Jika f(z) analitik pada C dan dalam domain D,
n! f ( z)
f ( n) (a)= ∮ dz
maka 2 πi C ( z−a)n+1
(74)
Bukti : Seperti penurunan formula intergral Cauchy, ambil suatu lingkar
yang berjari- jari h yang cukup kecil yang berpusat di a. Sebut saja lengkungan
ini C1 yang berada dalam C. Karena h cukup kecil maka a dan a+h berada dalam
C. Dengan demikian.
f (a+h)−f (a ) 1 1 1 1
h
= ∮ [−
2 πi C h z( a+h ) z−a ]
f ( z )dz

1 f ( z)
= ∮ dz
2 πi C ( z−a−h ).( z−a) (75)
dengan sedikit manipulasi aljabar kita akan memperoleh :
f (a+ h)−f (a ) 1 f ( z) h f (z )dz
= ∮ dz + ∮
h 2 πi C ( z−a )2 2 πi C ( z−a−h ).( z−a)2 (76)
Sekarang ambil h→0 , maka a = h berada dalam C1 . Selain itu juga |h| = θ/2
maka berdasarkan ketidaksamaan |z1-z2| ≥ |z1| + |z2| dan pada kenyataannya
|z1-z2| = ε , kita akan memperoleh ;
∈ ∈
|z−a−h|≤|z−a|−|h|>∈− =
2 2
(77)
karena f(z) analitik dalam D, kita akan dapat menetukan suatu bilangan positif |
f(z)| < M. Tetapi panjang lengkungan C1 adalah 2 л ε , maka
h f ( z)dz |h| M . 2 π ∈ 2|h|M
| ∮ |≤
2 πi C ( z−a−h).( z−a )2 2 π ∈
= 2

2
2
()
. (∈ )
(78)
arahnya bahwa ruas kiri persamaan (78) mendekati nol ketika h→0 . Dengan
demikian suku kedua ruas kanan persamaan (76) adalah nol ketika h→0
1 f ( z)
f ' (a)= ∮ dz
sehingga. 2 πi C ( z−a)2 (79)
untuk n = 2
f ' (a+h )−f (a ) 1 1 1 1
h
= ∮ [ −
2 πi C h (z−a+h ) ( z−a)2
2 ]
f ( z )dz

2! f ( z) h 3( z−a )−2 h
¿ ∮
2 πi c ( z−a )3
dz+ ∮
2 πi C ( z−a−h )2 .( z−a )3
f ( z )dz
(80)
Seperti yang kita lakukan untuk menghitung f’(a), yaitu mengambil h→0 maka
kita memperoleh
h 3( z−a )−2 h 4|h|M
| ∮ 2 3
f (z )dz|≤ 4
2 πi C ( z−a−h) .( z−a) ∈ (81)
Karena |[ 3( z−a)−2h ] f (z )|<M akibatnya ruas kiri persamaan (81) menuju nol.
Sehingga sukar kedua ruas kanan dari persamaan (80) menuju nol dan kita
peroleh.
2! f ( z)
f ''(a )= ∮
2 πi C ( z−a )3 (82)
teori induksi kita bias menurunkan bahwa
n! f ( z)
f ( n) (a)= ∮
2 πi C ( z−a)n+1 (83)

Teorema 10. (Teorema integral Cauchy untuk daerah yang terhubung


ganda)
Jika D adalah daerah yang dibatasi oleh dua lengkungan C1. Jika C adalah
seluruh batas dari D dan a terletak di dalam D maka ;
1 f ( z)
f (a)= ∮ dz
2 πi C ( z−a) (75)
Bukti : Buat suatu daerah C3 berupa lingkaran dengan titik pusat a dan
berada didalam D. Menurut formula intergral Cauchy, maka kita mempunyai
1 f ( z)
f (a)= ∮ dz
2 πi C (z −a )
3 (76)
Juga menurut teorema Cauchy untuk ruas yang terhubung ganda sejajar
1 f ( z) 1 f (z ) 1 f ( z)
∮ dz− ∮ dz− ∮ dz=0
2 πi C ( z−a ) 2 πi C ( z−a ) 2 πi C ( z−a)
mempunyai 3 2 3 (77)
Persamaan (67) dan (77) menyatakan kepada kita bahwa
1 f ( z) 1 f ( z)
f (a)= ∮ dz− ∮ dz
2 πi C (z −a ) 2 πi C ( z−a )
3 2 (78)
kalau C adalah sebuah batas dari D yaitu kita bergerak disekeliling C maka D
selalu berada disebelah kiri. Jadi sekarang kita dapat persamaan yang akan di
buktikan yaitu persamaan (75). Dengan demikian teorema tersebut telah
dibuktikan.
Formula integral Cauchy untuk turunan dari f(z), dengan cara yang sama juga
dapat diturunkan, formula tersebut adalah :
n! f ( z)
f ( n) (a)= ∮ dz
2 πi C ( z−a)n+1 , n = 1,2,3,…. (80)

Teorema 11. (Ketidaksamaan Cauchy) Katakanlah bahwa C adalah


suatu lingkaran berjari- jari r dan brepusat di z = a. Jika f(z) analitik didalam dan
pada lingkaran C, maka
M .n!
|f ( n) (a )|= n
r ; n = 1,2,3,…… (81)
dimana M adalah suatu konstanta sehingga |f(z)| < M jadi C, yaitu M sebagai
batas atas dari f(z) pada C.

Bukti : Berdasarkan formula integral Cauchy yang diberikan oleh


persamaan (79). Tetapi kita juga tahu bahwa
|∫ f (z )dz|≤ML
C
dimana L adalah panjang lengkungan yang kasus ini L = 2лr . Itu berarti bahwa
kita akan mempunyai
n! f (z ) n! M M .n!
|f ( n) (a)|= |∮ n+1
dz|< n+1
.2 π .r= n
2 πi C ( z−a) 2 πi r r (82)
Perlu diingat bahwa disini r = (z-a) pada C.

Teorema 12. (Teorema Lioville) Katakanlah bahwa setiap I dalam


komplek f(z) analitik dan f(z) terbatas maka f(z) haruslah merupakan suatu
konstanta.

Bukti : Ambilah suatu lengkungan tertutup sederhana dalam bidang z


dimana didalamnya terletak sembarang titik a dan b. Katakan juga bahwa t = a
adalah pusat dari lingkaran yang berjari- jari r dan ini adalah C, maka
berdasarkan formula integral Cauchy kita akan memperoleh
b−a f ( z)
f (b)−f ( a)= ∮ dz
2 πi C ( z−b)( z−a) (82)
Juga disini kita mempunyai |z-a| = r dan |z-b| = |z-a+a-b| . Ini memperlihatkan
bahwa |z-b| ≥ |z-b| - |z-b| = r - |a-b| ≥ r/2 . Sekarang dengan mengambil r yang
cukup besar maka |a-b| < r/2 . Panjang e = 2лr dan juga |f(z)| < M . Juga
|∫ f (z )dz|≤ML
C , maka
b−a f (z ) |b−a|. M .(2 π .r ) 2|b−a|
|f (b )−f (a)|= |∮ dz|≤ = M
2 πi C ( z−b )( z−a) 2 π(r/2 )r r
(83)
Dengan mengambil r → ∞ maka |f (b)−f (a)|=0 atau f (b)=f ( a) . Dan
kenyataan ini menyatakan kepada kita bahwa f(z) haruslah merupakan suatu
konstanta …….. g. e. d.

Teorema 13. Teorema Dasar Aljabar Untuk setiap persamaan polinom


n
P( z )= ∑ ak z k =0
k =0 berderajat lebih n ≥ 1 dan an ≠ 0 memiliki paling sedikit satu
akar atau suatu nilai z yang menyebabkan P(z) = 0.

1
f (z )=
Bukti : Bila P(z) = 0 tidak memiliki akar, maka P (z ) analitik untuk
1
|f ( z)|=
semua z itu juga sama terjadi pada |P( z)| terbatas (menuju nol untuk
|z|→∞ ). Dan berdasarkan teorema (14) diatas, menuntut f(z) dan P(z)
haruslah merupakan suatau konstanta, dan ini bertentangan dengan derajat n ≥
1 dan an ≠ 0 . Karena itu P(z) = 0 haruslah memiliki paling tidak satu nilai nol.

Teorema 14. (Akibat dari Teorema Dasar Aljabar) Setiap persamaan


n
P( z )= ∑ ak z k =0
polinom k =0 dengan berderajat lebih n ≥ 1 dan a n ≠ 0 memiliki
tepat madar.

Bukti : Berdasarkan teorema 13, katakanlah akar P(z) = α1 maka


P( z )−P( α 1 )=a1 ( z−α 1 )−a2 (z 2 −α 21 )−a3 ( z 3−α 31 )−. . ..−an ( z n−α n1 )
¿( z−α 1 ). Q 1 ( z )
(84)
Q1 ( z )=0 adalah polinom berderajat lebih n ≥ 1 dan a n ≠ 0. bila kita terapkan
Teorema maka Q1(z) mempunyai paling sedikit satu akar (yang mungkin sama
dengan α1), yaitu α2. Dengan demikian
.Q1 ( z)−Q 1 (α2 )=( z−α 2 ). Q 3 ( z) (85)
Q2 ( z)=0 adalah polinom berderajat lebih n ≥ 1 dan a n ≠ 0. bila kita terapkan
Teorema maka Q2(z) mempunyai paling sedikit satu akar (yang mungkin sama
dengan α2), yaitu α3. Dengan demikian
.Q 2 ( z)−Q 2 (α 3 )=( z−α 3 ). Q4 ( z) (86)
Jika proses ini dilanjutkan maka kita akan menerima kenyataan bahwa P(z)
mempunyai tepat makar ……….. g. e. d.

Teorema 15. (Teorema Nilai rak-rak Gauss) Katakanlah bahwa ada


suatu lingkaran C dalam bidang komplek yang berpusat di z = a dengan jari- jari
r. Jika ada f(z) di dalam dan pada C1 maka f(a) adalah nilai rata- rata dari pada

1
f (a)= ∫ f ( a+r . eiθ )dθ
f(z) pada C1 , yaitu
2 πi 0
(87)
r adalah jari- jari C1 jadi persamaan untuk e adalah |z-a| = r , atau z = a +r.e iθ.
Dengan memasukan nilai ini ke dalam formula integral Cauchy pada persamaan
(73) maka diperoleh persamaan (87) …… g.e.d.

Teorema 16. (Teorema Modulus Maksimum) Katakanlah bahwa C


adalah lengkungan tertutup sederhana dalam bidang komplek. Jika terdapat f(z)
yang analitik didalam dan pada C, maka nilai maksimum terjadi pada C.

Bukti : berdasarkan Teorema 15 kita dapat menuliskan kembali



1
|f ( a)|= ∫ |f (a+r . eiθ )|dθ
2 πi 0
persamaan (87) sebagai (88)
Sekarang kiat andaikan |f(a)| maksimum. Dengan demikian
|f (a+r .eiθ )|≤|f ( a)|

. Jika |f (a+r .e )|=|f ( a)| untuk suatu nilai θ. Dengan
menerapkan kontinunitas dari f . hal ini akan berlaku bagi suatu busur berhingga,
yaitu katakanlah sebagai θ1< θ < θ2 . Tetapi untuk kasus ini nilai rata-rata

|f (a+r .e )| lebih kecil dari |f(z)|, dan ini bertentangan dengan (88). Karena itu
dalam ketetangga dari z = a, yaitu |z−a|<δ , f(z) haruslah merupakan
konstanta. Karena f(z) bukan suatu konstanta, maka nilai maksimum harus
tercapai pada C.

Teorema 17. (Teorema Modulus Minimum) Katakanlah bahwa C


adalah lengkungan tertutup sederhana dalam bidang komplek. Jika ada f(z) yang
analitik didalam atau pada C dan f(z) ≠ 0 didalam C, maka |f(z)| mencapai nilai
minimumnya pada C.

Bukti : Karena f(z) analitik didalam dan pada C, juga f(z) ≠ 0 dalam C,
konsekuensinya 1/f(z) harus analitik didalam C. Berdasarkan teorema 16, 1/f(z)
tidak dapat mencapai nilai minimumnya didalam C. Kalau demikian halnya
karena |f(z)| memiliki minimum maka minimum itu harus terjadi pad 0.
Dalam menurunkan teorema argument, kita harus melakukan analisa berikut.
Katakanlah bahwa f(z) analitik didalam dan pada suatu lengkungansederhana
yang tertutup C kecuali untuk suatu kutub z = a yang mempunyai multiplisitas p
dalam C. Andaikan juga bahwa dalam C juga terdapat suatu nilai zero z = β
untuk melihat hubungan antara selisih antara selisih multiplisitas zero dan dan
multiplistas kutub dengan f(z) dan f’(z) kita perlu mengambil dua lingkaran
didalam C masing- masing C1 dan C2 yang tidak saling beririsan. C1 berpusat di t
= α dan C2 berpuasat di z = β. Itu berarti bahwa kita akan mempunyai
1 f ' ( z) 1 f ' ( z) 1 f '( z )
∮ dz= ∮ dz= ∮ dz
2 πi C f ( z ) 2 πi C f ( z) 2 πi C f ( z)
1 2 (89)

Sekarang karena f(z) memiliki suatu pola dengan multiplisitas p di t = α, itu


berarti bahwa
F( z )
f ( z )=
( z−a )n (90)
dimana F(z) tidak nol dan analitis dalam C 1 . Dengan mengambil algoritma dari
persamaan (90), dan dengan pendiferensiasian, kita peroleh :
f '( z ) F '( z) p
= −
f ( z ) F( z) z−α (91)
1 f ' ( z)
∮ dz=p
2 πi C f ( z )
sehingga 1 (92)
Sekarang karena f(z) mempunyai suatu nilai zero dengan multiplitas n. Itu besar.
f (z )=( z−β )n G( z )
(93)
dengan G(z) analitik dan tidak nol dalam C 2 . Sekarang diferensialkan secara
algoritma untuk memperoleh
f '( z ) n G '( z )
= −
f ( z) z−β G( z ) (94)
f '( z) 1 f '( z)
∮ dz
f ( z) 2 πi C f ( z)
dengan memasukan kedalam 2 , kita akan memperoleh
1 f '( z)
∮ dz =n
2 πi C f ( z )
2 (95)
Untuk mendapatkan hubungan antara f(z) dan turunannya dengan selisih
dari n-p, kita cukup memasukan persamaan (92) dan (95) kedalam persamaan
(89) kita peroleh :
1 f ' ( z)
∮ dz=n− p
2 πi C f ( z )
(96)
dengan persamaan (96) ini sekarang kita dapat membuktikanTeorema berikut.

Teorema 18, (Teorema Argumen) Katakanlah bahwa C adalah


lengkungan tertutup sederhana dan kita mempunyai f(z) yang anallitik didalam
dan pada C1 kecuali untuk sejumlah berhingga ple didalam C. Maka:
1 f ' ( z)
∮ dz=N −P
2 πi C f ( z) (97)
dimana N dan P masing- masing adalah jumlah zero dan jumlah pole dari f(z)
didalam C.

Bukti : Ambil α1, α2, α3,…, αj sebagai pole dan f(z) dalam C dan β1, β 2, β 3,
…, β k adalah zero daripada f(z) dalam C. Selanjutnya multiplisitas dari masing-
masing pole α1, α2, α3,…, αj adalah : β 1 untuk α1 , β 2 untuk α2 , β 3 untuk α3 ,
…… , β k untuk αj dan multiplisitas dari β1, β 2, β 3,…, β k adalah : n1 untuk β 1, n2
untuk β 2, n3 untuk β 3,,…… , nk untuk β k . Sekarang buatlah lingkaran- lingkaran
C1, C2, C3,…, Cj yang melingkar dan berpuast masing- masing di α 1, α2, α3,…, αj
dan juga lingkaran E1, E2, E3,…, Ej yang melingkar dan berpusat masing2 di β1,
β 2, β 3,…, β k . dengan menggunakan persamaan (96) kita akan memperoleh :
j k
1 f ' ( z) 1 f '( z ) 1 f ' ( z)
∮ dz=∑ ∮ dz =∑ ∮ dz
2 πi C f ( z) r=1 2 πi D f ( z ) r =1 2 πi C f ( z)
j k
j k
=∑ nr −∑ pr
r=1 r=1
1 f ' ( z)
∮ dz=N −P
atau 2 πi C f ( z) …….. g. e. d.

Berikut ini akan kita lihat hubungan antara f(z) dengan turunan f(z) yang
lebih tinggi. Kita akan mulai dengan f(z) yang analitik didalam dan pada suatu
lengkungan sederhana kecuali untuk suatu pole dengan multiplisitas m di z = a
didalam C.
Bila f(z) mempunyai suatu pole dengan multiplisitas m di di z = a, maka F(z)=f(z)/
(z-a) dimana f(z) analitik didalam dan pada C, juga f(z) ≠ 0. Dari teorema integral
Cauchy kita akan memperoleh langsung:
1 f ' ( z) 1 d m−1
∮ dz=lim m−1
{( z−a )m F ( z)}
2 πi f ( z) z→ a ( m−1)! dz (98)
dengan persamaan (98) ini kita sudah siap untuk menurunkan persamaan yang
dapat digunakan untuk pole berganda dalam C. Katakanlah bahwa ada k pada
dalam C yaitu a1, a2, a3,…, ak yang masing- masing mempunyai multiplitas m1,
m2, m3,…, mk . Kemudian buatlah lingkaran D1, D2, D3,…, Dk yang tidak saling
berpotongan didalam C, masing- masing dengan jari- jari ε 1, ε2, ε3,… yang cukup
kecil danberpusat di a1, a2, a3,…, ak . Sehingga kita memperoleh
k
1 f ' ( z) 1
∮ dz=∑ ∮ F ( z)dz
2 πi C f ( z ) r=1 2 πi D
j (99)
kalau f(z) memiliki satu pole dengan multiplisitas m j di z = aj , untuk setiap j
=1,2,3,…,k, maka kita mempunyai j persamaan dengan bentuk umum :
f j( z )
F( z )=
( z−a j )mj
, f(z) analitik dan fj(z)≠0 untuk j=1,2,..,k
(100)
masukkan persamaan (100) ke dalam persamaan (99), sehingga diperoleh
k
1 f ' ( z) 1 f j( z )
∮ dz= ∑ ∮ dz
2 πi C f ( z ) 2 πi r=1 D ( z−a j )mj
j (101)
Sedangkan masing- masing integral diruas kanan disebut sebagai residu dipole
z1, z2, z3,…, zk dan ditulis :
mj−1
1 f ' ( z) 1 d
Re s.( f ( z), a j )= ∮ dz= lim mj−1
{( z−a)mj F (z )}
2 πi C f ( z) z→ aj (mj−1)! dz (102)
k
∮ F (z )dz =2 π .i . ∑ Re s.( f ( z), a j )
dengan demikian C j=1 (103)
Secara umum kita dapat menyatakan bahwa F(z) mempunyai sejumlah k
pole didalam C dengan residu- residu R1, R2, R3,…, Rk maka F(z) =2лi dikalikan
jumlah residu- residunya. Inilah yang disebut sebagai teorema Residu yang
dibicarakan lebih rinci dengan penggunaannya dalam bab tersendiri.

Teorema 19. (Teorema Roche) Katakanlah ada suatu lengkungan


tertutup sederhana C dan bahwa ada dua fungsi masing- masing f(z) dan g(z)
yang analitik didalam dan pada lengkungan C. Jika |g(z)| < |f(z)| pada C maka
banyaknya nilai zero yang dimiliki f(z) + g(z) dan f(z) didalam C adalah sama.

Bukti : Ambilah F(z) = g(z)/f(z) sehingga g(z) = f(z).F(z) atau g=f.F. Ambil
juga N1 dan N2 masing- masing sebagai jumlah nilai nol yang dimiliki f+g dan δ
dalam C. Berdasarkan Teorema 18 untuk fungsi- fungsi di P = 0 didalam C 1 ,
maka kita akan mempunyai :
Beberapa manipulasi ………(tidak terbaca)… memperoleh :
1 F'
N 1 −N 2= ∮ dz
2 πi C 1=F (104)
karena |g(z)| < |f(z)| maka |F| < 1 pada C. Sekarang dapat ekspankan F’/1+F
dalam bentuk deret sehingga perumusan (14) dapat ditulis kembali sebagai
1
N 1 −N 2= ∮ F ' (1−F+F 2 −F3 +. .. .)dz
2 πi C
(105)
Bentuk deret itu konvergen seragam pada C. Dengan pengintegralan sutu demi
satu memberikan nilai integral dalam persamaan (105) adalah nol itu berarti N 1=
N2 seperlu yang diinginkan.

FORMULA- FORMULA INTEGRAL POISON

Dalam bagian ini kita akan membicarakan formula- formula Poison untuk suatu
lingkaran dan formula integral poison untuk separuh bidang. Untuk itu kita akan
merumuskannya dalam dua teorema berikut ini.

Teorema 20. (Formula integral Poison untuk suatu lingkaran)


Katakanlah bahwa kita mempunyai suatu lengkungan sederhana yang berbentuk
lingkaran sehingga f(z0 analitis pada dan dalam C yang didefinisikan oleh |z| = R
Jika z = r.eiθ adalah suatu titik didalam C, maka

iθ 1 ( R2 −r 2 ). f (R . e iθ )
f (r. e )= ∫ dφ
2 πi 0 R 2 −2 Rr .Cos(θ−φ )+r 2 (106)

Jika u(r,θ) adalah bagian real dan bagian imajiner dari f(θ e ) dan u1(R,Ф) dan
v(R,Ф) masing- masing adalah bagian real dan bagian imajiner dari f(R e iθ), maka

1 ( R2 −r 2 ). u( R . eiθ )
u(r .θ )= ∫ dφ
: 2 πi 0 R2 −2 Rr . Cos(θ−φ)+r 2 (107)
2π 2 2 iθ
1 ( R −r ). v (R . e )
v (r . θ)= ∫ dφ
Dan 2 πi 0 R −2 Rr . Cos(θ−φ)+r 2
2

(108)

Bukti : z = r.eiθ suatu titik dalam C, maka menurut formula integral Cauchy,
kita akan mempunyai :
1 f (w )
f (z )= ∮ dw
2 πi C w−z
(109)
R2
sekarang perhatikanlah invers z terhadap z yang diberikan oleh z̄ terletak
didalam. Itu berarti dengan menggunakan teorema Cauchy kita akan
1 f ( w)

2 πi C R2
dw=0
w−
memperoleh : z̄
(110)
Sekarang kita mengurangkan persamaan (109) dengan persamaan (110),
2
R
z−
1 z̄
f (z )= ∮ f (w )dw
2 πi C R2
hasilnya adalah :
(w−z ). w− (
z̄ (111)
)
iθ iθ iθ
Kita telah mengambil z = r.e dari w = R.e , karena itu z = r.e dengan ……
(tidak terbaca)……. memberikan :
2


f ( r . e )=
1

2π [ r . eiθ − ( R r )] . f ( R . e
)

2 πi 0 ( R . eiφ −r . e iθ )( r . e iφ−R . e iθ )
(112)
dengan beberapakali manipulasi matematik terhadap persamaan (112) maka kita
akan memperoleh persamaan (106)
Untuk membuktikan persamaan (107) dan (108), kita mengetahui bahwa ;
f (r. e iθ )=u(r , θ)+iv (r ,θ ) dan f (R . e iθ )=u( R , φ )+iv ( R , φ)
(113)
dengan mencocokan bagian real dan bagian imajiner dari persamaan (113), kita
akan memperoleh persamaan (107) dan (108). Dengan demikian terorema ini
telah dibuktikan dengan lengkap.

Teorema 21. (Formula Poison untuk separuh bidang) Katakanlah


bahwa kita mempunyai C suatu lengkungan yang berbentuk setengah lingkaran
yang berpusat di titik nol. Dan juga ρ=ξ+i . μ adalah suatu titik dalam C,
maka

1 μ.f ( x)
f ( ρ)= ∫ dx
π −∞ ( x−ξ )2 +μ2
(114)
Dalam bentuk suku- suku real dan imajiner dan f(ρ) dapat ditulis :

1 μ . .u( x , 0)
u(ψ , μ )= ∫ dx
π −∞ ( x−ξ )2 +μ2 (115)

1 μ..v( x,0)
v (ψ , μ )= ∫ dx
dan π −∞ (x−ξ )2 +μ2 (116)

Bukti : Ambil ρ̄ adalah konyugat dari ρ , maka ρ̄ berada diluar C,


berdasarkan formula integral Cauchy
1 f ( z)
f ( ρ)= ∮ dz
2 πi C ( z−ρ ) (117)
1 f (z)
∮ dz=0
dan 2 πi C ( z− ρ̄) (118)
Sekarang kita mengurangkan persamaan (117) dengan persamaan (118) dan
1 ( ρ− ρ̄ )f ( z )
f ( ρ)= ∮ dz
diperoleh : 2 πi C ( z−ρ ).( z− ρ̄) (119)
Tetapi ρ=ξ+i . μ dan ρ=ξ−i. μ , dengan demikian kita akan tiba pada
R
1 μ . f ( z )dx 1 ρ− ρ̄)f (z )dx
f ( ρ)= ∫ = ∮
π − R ( x−ξ )2 + μ 2 π C ( z− ρ).( z− ρ̄) (120)
Bila kita mengambil limit R→∞ , maka integral kedua diruas kanan persamaan
(120) menuju nol dan demikian :

1 μ.f ( x)
f ( ρ)= ∫
π −∞ ( x−ξ )2 +μ2 (121)
Tetapi f ( ρ)=f (ξ +i. μ)=u(ξ , μ )+i. v (ξ , μ ) dan f (x )=u( x ,0 )+i.v ( x ,0) , maka
persamaan (121) dapat ditulis sebagai
∞ ∞
1 μ.f ( x) i μ.f ( x)
f ( ρ)= ∫ 2 2
dx + ∫ dx
π −∞ ( x−ξ ) +μ π −∞ ( x−ξ )2 +μ 2
(122)
dari persamaan terakhir kita melihat bahwa u(ξ ,. μ) adalah bagian real dari
f ( ρ) dan v(ξ ,μ) merupakan bagian imajiner dari f ( ρ) . Dan dengan
demikian kita telah membuktikan teorema ini.

Catatan yang perlu kita buat mengenai Formula- formula ini adalah sebagai
berikut :
1. Formula integral Pison untuk suatu lingkaran menyajikan nilai suatu
fungis harmonik didalam suatu lingkaran sebagai suku- suku nilai
fungsi tersebut pada batasnya.
2. Formula Integral Poison untuk separuh bidang menyajikan nilai suatu
fungsi hamonik dalam separuh bidang bagian atas dalam suku- suku
nilai fungsi tersebut pada sumbu x.

Teorema Schmer Katakanlah bahwa f(z) analitik untuk |z| ≤ R,


f(0) = 0 dan |f(z)| ≤ M, maka
M |z|
|f ( z )|≤
R

Bukti : f(z) analitik dalam |z| ≤ R demikian juga f(z)/z analitik dalam |z| ≤ R.
Oleh sebab itu pada |z| = R, menurut Teorema 16, kita mempunyai ;
f ( z) M
| |≤
z R
Tetapi juga bahwa ketajksamaan ini juga berlaku untuk titik-titik dalam |z| = R,
M |z|
|f ( z )|≤
maka untuk |z| ≤ R berlaku R ……. g. e. d.

Anda mungkin juga menyukai