Anda di halaman 1dari 24

DERET-DERET KUASA

Tujuan utama dari bab ini adalah untuk memperlihatkan bagaimana polinom
dapat digunakan untuk mengaproksimasi fungsi-fungsi yang bukan polinom.
Fungsi-fungsi trigonometri dapat diaproksimasi dengan fungsi-fungsi polinom
karena pada hakekatnya fungsi-fungsi ini merupakan fungsi eksponensial yang

melibatkan bilangan imajiner i=√−1 . Sedangkan fungsi-fungsi eksponensial ex


dapat diapproksimasi dengan deret, urut-urutan yang akan dibahas dalam bab ini
adalah barisan dan deret fungsi beserta uji konvergensinya : deret kuasa dan
fungsi analitis dan ditutup dengan deret Taylor dan kontinuasi analitik.

Barisan dan Deret dari Fungsi-fungsi


Barisan dan deret fungsi sebenarnya merupakan perluasan gagasan barisan dan
deret dari konstanta-konstanta. Kataknlah bahwa kita mempunyai f 1(z), f2(z), f3(z),
…,fn(z); yang disingkat {fn(z)} adalah suatu barisan fungsi dari ∈ dan bernilai
tunggal dalam suatu daerah di bidang z. Barisan ini akan konvergen bila
diberikan suatu bilangan positif ∈ , kita dapat menentukan suatu bilangan N
(yang secara umum tergantung pada ∈ dan z) sehingga

|f n( z)−F( z)|<∈ untuk setiap n>N


(1)
dimana N(z) adalah limit dari n(z) ketika n→∞ dan ditulis
lim f n ( z )=F( z )
n→∞ (2)
Kita juga dapat mengatakan bahwa barisaan ini konvergen ke N(z).

Contoh 1. Perlihatkan bahwa


lim b+
n→∞
( nz )=b dimana b adalah bilangan
konstan yang berhingga.
Jawab: ambil suatu bilangan ∈>0 , dan kita harus menentukan N sehingga

b+ nz −b|<∈
|
untuk n>N. Itu berarti
|z n|<¿ ¿
atau
|z|
n
<∈ , yaitu n>|z| ∈=N .
Jika suatu barisan konvergen untuk setiap z dalam daerah D, makla D disebut
Degion of Convergence atau deret konvergensi dari barisan tersebut. Suatu
barisan tidak konvergen pada suatu nilai Z, maka barisan itu tidak konvergen
atau divergen pada z.

Teorema I. Jika suatu barisan memiliki limit, maka limit tersebut unik.Contoh 1
diatas telah menunjukkan keabsahan dari teorema ini.

Teorema II. Katakanlah kita mempunyai fn(z)=un(z)+ivn(z) dimana un(z) dan vn(z)
real. Maka adalah perlu dan cukup agar f n(z) konvergen apabila un(z) dan vn(z)
konvergen. Dalam pengertian yang lebih sederhana, uraian dapat diformulasikan
lagi sebagai berikut : jika fungsi-fungsi f 1(z),f2(z),…,fn(z) umumnya terdefinisi
dalam domain D, mereka akan membentuk barisan fungsi dalam D. Jadi untuk
setiap z0 didalam D dimasukkan ke dalam barisan kompleks f 1(z0),f2(z0),…,fn(z0),
maka fn(z) dikatakan konmvergen dalam D menuju limit f(z) :
lim f n ( z )=f ( z )
bila n→∞ (3)
lim f n ( z o ) = f ( z o )
n→∞

(4)
untuk tiap z0 dalam D.

Teorema III. (Kriteria konvergensi Cauchy) adalah perlu dan cukup agar {f n(z)}
konvergen adalah : jika diberikan ∈>0 , maka kita dapat menentukan suatu

bilangan N sedemikian sehingga untuk


|f p ( z )−f q ( z )|<∈ setiap p>N dan q>N.
Jika suku-suku dari suatu deret adalh fungsi f n(z), yang semuanya terdefinisi
dalam domain D, maka kita akan mempunyai suatu deret yaitu :

S n ( z )=f 1 ( z )+f 2 ( z ) +.. .+ f n ( z )= ∑ f n ( z )
n=1 (5)
Deret ini akan konvergen ke jumlah S(z) jika :
lim Sn ( z )=S ( z )
n→∞ (6)
dimana Sn adlah jumlah parsial ke n, yaitu :
n
S n ( z )=∑ f i ( z )
i =1 (7)
Deret ini dikatakan konvergen secara uniform didalam D (atau dalam suatu
himpunan titik-titik ∈ didalam D), jika untuk ∈>0 setiap ada suatu bilangan N
dapat dimasukkan pada semua titik dalam D sedemikian sehingga kita akan

mempunyai |Sn ( z )−S ( z )|<∈ untuk n>N.


Contoh 2. Perhatikan deret geometrik kompleks :

∑ z n=1+ z+ z 2 +.. .+ z n+. ..
n=0

|z|<1 S n =1 ( 1− z )
Konvergen untuk ke . Hal itu disebabkan karena
n n
1− z 1 z
S n=1+ z+ z 2 +. .. z n−1 = = −
1− z 1−z 1−z

n 1
n
1 z
|S n− 1−z |=| |=|z|
Oleh karenanya 1−z |1−z|
3
Contoh 3. Perlihatkanlah bahwa deret z ( 1−z 2) +z 5( 1−z 2) +z 7 (1−z 2)+...
konvergen untuk |z|<1 dan tentukan jumlahnya.
Jawab : jumlah n suku pertama deret itu adalah
3
S n ( z )=z ( 1−z 2) +z 5 (1−z 2)+ z7 ( 1−z 2) +.. .+ z2 n+1 (1−z 2)=z 3−z 2 n+ 3
Sekarang
|S n−z 3|<|−z 2n+3|=|z|2 n+3 <∈ . Itu berati bahwa ( 2n+3) ln|z|<ln ∈ atau

ln ∈ ln ∈
2n+3> n> −3
ln|z| atau 2 ln|z| jika z≠0 .

Jika z=0, maka Sn(0) dan |S n ( 0 )|<∈ untuk setiap n. Oleh karena itu
3
lim Sn ( z )=z
n→∞ , merupakan jumlah yang diinginkan untuk semua z dimana

|z|<1 .
|z|< 12
Contoh 4. Apakah deret dalam soal no 3 ? konvergen seragam untuk .

Apakah juga konvergen seragam untuk |z|≤1 .


|z|< 12
Jawab : untuk kasus ,

3 ln ∈
n> −3
|Sn ( z )− z |<∈ untuk setiap 2 ln|z| konvergen untuk |z|<1 .
|z|< 12
Itu juga berarti bahwa deret akan konvergen juga untuk .
ln ∈
−3=N
1
|z|< 12 ln| |
Bila maka nilai terbesar akan tercapai pada 2 dan ini

mengakibatkan |Sn ( z )− z3|<∈ untuk setiap n>N. Disini N hanya bergantung


|z|≤ 12
kepada dan tidak pada nilai khusus dalam .Jadi deret ini konvergen

|z|≤ 12
seragam untuk z yang memikliki .

Untuk kasus |z|≤1 ,


ln ∈
−3→∞
Jika alasan diatas diperluas hingga |z|=1 maka ln 1 . Jadi tidak ada
nilai berhingga dari N yang dapat digunakan dalam kasus ini. Sehingga deret ini

tidak konvergen secara uniform untuk |z|≤1 .

Sambungan jawaban contoh 2 : jika z ditetapkan tertentu dalam domain |z|<1 ,

itu berarti bahwa |1−z| adalah suatu bilangan positif tertentu. Ketika n naik

harga konvergen menuju nol; karena |z|<1 . Dengan demikian Sn(z) konvergen

n
|z|
1
menuju ( 1−z ) . Tetapi walupun demikian “absolute error” : |1−z| untuk

setiap n yang bergantung kepada |1−z| antara 1 dan z. Ketika z menuju 1, error

|z|≤ 12
ini menjadi tak hingga, tetapi jika z tetap dalam suatu lingkaran sebagai
1
z=
contoh error akan menjadi paling besar pada 2 . Dengan demikian

|z|≤ 12 |z|≤ 12
konvergensi dari deret tersebut uniform untuk karena ketika ,

n
1
|S n ( z )− 1−1 z|≤ 1 . 2= n−1
2 () 2
jika n diambil cukup besar, error akan lebih kecil dari semua z dalam lingkaran

|z|≤ 12
.
Untuk menguji kekonvergenan dari suatu deret ada 3 jenis uji yaitu uji
konvergensi seragam, uji konvergensi mutlak, dan uji konvergensi khusus. Ada 3
uji yang dapat dipakai untuk menguji konvergensi seragam yang dituangkan
dalam 3 teorema berikut ini :

Teorema IV. ( Uji M-Weier Strass). Katakanlah bahwa



M 1 +M 2 +. ..+M n +. . .= ∑ Mn
n=1

merupakan deret yang konvergen dari bilangan-bilangan real positif. Katakan



∑ f n ( z)
bahwa n=1 merupakan suatu deret dari fungsi-fungsi kompleks f n(z) yang

semuanya terdefinisi dalam suatu deret R. Jika |f n ( z )|≤M n , untuk semua z


∑ f n ( z)
dalam R, maka deret n=1 konvergen secara uniform dalam R dan oleh
karena itu konvergen secara absolut untuk setiap z dalam R.
Bukti : Tulislah kembali deret yang hendak diuji dalam bentuk yang melibatkan

∑ f n ( z )=f 1 ( z )+ f 2 ( z )+. ..+ f n ( z )+R n ( z )
sisa n=1

dimana Rn(z) adalah sisa deret sesudah n suku, dan itu berarti R n(z)=fn+1(z)
+fn+2(z)+…

jadi
|Rn ( z )|=|f n+1 ( z ) +f n+2 ( z ) +. ..|≤|f n+1 ( z )|+|f n+2 ( z )|+...
|Rn ( z )|=|f n+1 ( z ) +f n+2 ( z ) +...|≤M n+1 +<M n+2 +.. .
Dengan demikian n>N, Mn+1+ Mn+2 +… dapat dibuat lebih kecil dari ∈ , karena

∑ Mn
n=1 konvergen. Karena jelas bahwa n tidak tergantung pada z, itu berarti

bahwa kita mempunyai |Rn ( z )|<∈ untuk n>N. Dengan demikian maka deret itu
konvergen secara seragam. Konvergensi mutlak akan diperoleh langsung dari uji
perbandingan.

Teorema V. Jumlah dari suatu deret konvergen secara uniform dari fungsi-fungsi
yang kontinu adalah kontinu yaitu jika fn(z) kontinu dalam R,

S ( z )= ∑ f n( z )
n=1 konvergen secara uniform dalam R, maka S(z) kontinu dalam R.
Bukti :Tuliskan deret dalam bentuk sisanya yaitu
S(z)=f1(z)+f2(z)+…+fn(z)+Rn(z)=Sn(z)+Rn(z)
itu berarti bahwa Sn(z)= f1(z)+f2(z)+…+fn(z) dan Rn(z)= )= fn+1(z)+fn+2(z)+…
Dengan demikian jelaslah bahwa
S(z+h)-S(z)=Sn(z+h)-Sn(z)+Rn(z+h)-Rn(z) (8)
dimana kita telah mengambil h sedemikian sehingga z+h berada dalam R.
Karena Sn(z) adalah jumlah berhingga dari sejumlah fungsi-fungsi kontinu, yaitu
f1(z),f2(z),…,fn(z), maka ini harus kontinu. Dengan mengambil ∈>0 kita dapat
menentukan δ sedemikian sehingga
|S ( z ) −S n ( z )|< ∈ 3 |h|<δ
, ketika (9)
Menurut hipotesisnya, deret tersebut konvergen, dengan demikian kita dapat
memilih N sehingga untuk setiap z berlaku :
∈ ∈
|Rn ( z )|< |Rn ( z+ h )|<
3 , dan 3 untuk n>N
(10)
Dari persamaan-persamaan (8),(9) ddan (10) kita memperoleh
|S ( z+h) −S ( z )|≤|Sn ( z+h ) −Sn ( z )|+|R n ( z+h )−R n ( z )|<∈ (11)
untuk |h|<δ dan setiap z dalam R. Dan dengan demikian terbukti sudah
kontinuitasnya.

S ( z)= ∑ f n( z )
Teorema VI. Katakanlah bahwa barisan {f n(z)} kontinu dalam R, n=1

konvergen seragam dalam R dan C adalah suatu lengkungan dalam R, maka

∫ S ( z ) dz=∫ f 1 ∫ f 2 ( z ) dz+. . .
( z ) dz +
C c
C atau
∞ ∞
∫ {¿ ¿ ∑ f n ( z )}dz= ∑ ∫ f n ( z ) dz ¿¿
C n=1 n=1 c (12)
atau dengan kalimat yang sederhana, suatu deret konvergen secara uniform dari
fungsi-fungsi kontinu dapat diintegralkan suku demi suku.
Bukti : Seperti pada pembuktian teorema IV dan V akan mulai dengan S(z)=S n(z)
+Rn(z) dan karena ini kontinu dalam R, maka integralnya harus ada, yaitu :

∫ S ( z ) dz =∫ Sn ( z ) dz +∫ Rn ( z ) dz
C C C

∫ S ( z ) dz =∫ f 1 ( z ) dz+∫ f 2 ( z ) dz +. ..+∫ f n ( z ) dz +∫ Rn ( z ) dz
C C C C C

Berdasarkan hipotesis deret ini konvergen seragam. Konsekuensinya untuk


setiap ∈>0 yang diberikan kita dapat menentukkan suatu N yang tidak

bergantung pada z dalam R sedemikian sehingga |Rn ( z )|<∈ , ketika n>N. Kalau

|∫ Rn ( z ) dz|<∈ L
kita mengambil panjang C adalah L maka C . Hal ini berati bahwa

|∫ S ( z ) dz −∫ Sn ( z ) dz|
C C

dapat dibuat sekecil mungkin dengan memilih n yang cukup besar. Dengan
demikian teorema tersebut diatas telah dibuktikan.
Uji konvergensi Mutlak. Ada satu teorema tentang uji konvergensi mutlak. Akan
disajikan dengan bukti-buktinya dibawah ini.

Teorema VII. Suatu deret konvergen mutlak juga konvergen.


Bukti : Ambillah Sn dan Tn masing-masing sebagai jumlah hingga suku ke n, dan
jumlah absolut masing-masing anggota hingga suku ke n, atau S n=f1(z)+f2(z)+…

T n ( z )=|f 1 ( z )|+|f 2 ( z )|+...+|f n ( z )|


+fn(z) dan .
Dengan demikian
S +T =
n n (f 1 ( z ) +|f 1 ( z )|)+( f 2 ( z ) +|f 2 ( z )|)+. . .+( f n ( z ) +|f n ( z )|)≤2|f 1 ( z )|+2|f 2 ( z )|+. .. +2| f n ( z )|

∑ |f n ( z )|
f n ( z ) +|f n ( z )|≥0
karena n=1 konvergen dan untuk n=1,2,3,…, kita
mengatakan bahwa Sn+Tn adalah suatu barisan monoton naik dan terbatas

lim ( S n +T n ) lim Tn
sehingga n→∞ ada, juga n→∞ ada (berdasarkan hipotesis) bahwa
lim Sn =lim ( S n +T n −T n ) =lim ( Sn +T n ) −lim T n
deret ini konvergen maka n→∞ n→ ∞ n→∞ n→∞

harus ada, dan dengan demikian kita telah membuktikan teorema ini.
Uji konvergensi khusus. Ada beberapa teorema mengenai uji konvergensi
khusus yang akan dinyatakan dibawah ini berikut pembuktiannya.

Teorema VIII. Uji perbandingan garis


0≤hn ( z ) ≤f n ( z )
∑ f n ( z)
(a) Jika untuk setiap n=1 konvergen, maka hn(z) juga
konvergen.

0≤gn ( z )≤h n ( z )
∑ g n( z)
(b) Jika untuk setiap n dan n=1 divergen maka
demikian juga dengan hn(z) juga divergen.
Bukti :

F ( z ) =f 1 ( z )+f 2 ( z )+.. .= ∑ f n ( z )
(a) Katanlah bahwa jumlah fn(z) adalah F, yaitu n=1

Katakanlah juga bahwa jumlah parsial dari S n(z) adalah Sn, yaitu
n
S n ( z ) =h1 ( z ) + h2 ( z ) +. ..+ hn ( z ) = ∑ hk ( z )
k=1
n n
S n= ∑ hk ( z ) ≤ ∑ f k ( z ) ≤ F ( z )
Dengan demikian untuk setiap n berlaku k =1 k =1 dan
S1 ( z )≤S 2 ( z )≤ S 3 ( z )
karena hn(z) adalah non negatif, ,… karena Sn lebih kecil
atau sama dengan F(z) maka teorema mengenai limit barisan menjamin bahwa
barisan S1,S2,…,Sn,… konvergen ke suatu bilangan [lebih kecil atau sama
dengan F(z)] atau dengan dengan perkataan lain h 1(z)+h2(z)+… konvergen dan
jumlahnya adalah lebih kecil atau sama dengan jumlah f 1(z)+f2(z)+….
Dengan demikian bagian (a) telah dibuktikan.
(b) Kedivergenan (uji) langsung dapat dibuktikan mengikuti alur uji konvergensi,
jika deret h1(z)+h2(z)+… konvergen maka g1(z)+g2(z)+… divergen.
Teorema ini dapat dipertajam untuk kekonvergenan mutlak.

Teorema IX. (Uji Perbandingan)


∞ ∞
∑ |gn( z )| |f n ( z )|≤|gn ( z )| ∑ g n( z)
(a) Jika n=1 konvergen dan maka n=1

konvergen mutlak.

(b) Jika
¿¿¿¿∞ ¿ divergen dan |f n (z)| ¿ |g n(z)| maka

∑ |f n ( z)|
n=1


∑ f n ( z)
divergen tetapi n=1 mungkin juga konvergen, mungkin juga

divergen.

Bukti : (a) Ambilah Sn = |f 1 (z)| + |f 2 (z)| +…+ |f n (z)|

dan Tn = |g 1(z)| + |g 2(z)| +…+ |g n(z)|



lim ∑ |g n( z)|
Katakanlah bahwa n→∞ Tn = Tz, tetapi n=1 maka limit ini ada, yaitu

T(z) ada. Juga bahwa |g n(z)|≥ 0 maka Tn(z) ¿ T(z).

Dengan demikian :

Sn(z) = |f 1 (z)| + |f 2 (z)| +…+ |f n (z)| ¿ |g 1(z)| + |g 2(z)| +…+ |g n(z)|

¿ T

Atau

0 ¿ Sn(z) ¿ T(z)

Karena Sn(z) adalah suatu barisan monoton naik dan terbatas, sehingga


∑ |f n ( z)|
haruslah mempunyai limit, itu berarti n=1 konvergen.

(b) Pembuktiannya mirip dengan pembuktian di (a).


∑ f n ( z)
Teorema 10.(Uji pembandingan limit). Katakanlah bahwa n=1 merupakan

deret dengan suku-suku yang positif yang akan diuji kekonvergenan atau

kedivergenan.

∑ g n( z)
(a) Katakanlah bahwa n=1 adalah deret konvergen dengan suku-suku


f n( z)
∑ f n ( z)
yang positif. Jika lim g n ( z) ada maka n=1 juga konvergen.

∑ h n( z)
(b) Katakanlah bahwa n=1 deret divergen dengan suku-suku yang positif.
n
lim f n (z )
∑ f n( z)
Jika n→∞ h n ( z) ada dan tidak nol atau tidak berhingga maka i=1

divergen.

lim f n( z)
Bukti: Katakanlah bahwa n→∞ g n ( z) = a, karena ketika n →∞ maka

f n ( z)

g n ( z) a, sehingga harus ada suatu bilangan bulat sedemikian hingga untuk

f n( z)
semua n ¿ N, g n ( z) tetapi kurang dari a + c (c adalah konstanta

sembarang. a ¿ 1). Jadi dengan demikian :

f n ( z)<(a+c )g n ( z) untuk n ¿ N.

Deret (a+c )f N ( z )+(a+c ) f N +1 ( z )+(a+c )f N +2 ( z )+. ..+(a+c )f n ( z )+. ..

Adalah (a+c ) kali, ujung dari suatu deret yang konvergen, yang adalah

konvergen berdasarkan uji perbandingan,

f N ( z)+f N+1 (z )+.. .+f n (z )+.. . konvergen

demikian juga f 1 ( z )+f 2 ( z)+. ..+ f n ( z)+. .. konvergen

(b) dapat dibuktikan dengan cara yang sama.

Teorena 11. (Uji Rasit). Katakanlah bahwa f 1 ( z )+f 2 ( z)+. ..+ f n ( z)+. .. adalah

suatu deret dengan suku-suku yang positif.


lim f n+1 ( z)
(a) jika n→∞ f n (z ) ada dan kurang dari 1 maka deret itu konvergen

lim f n+1 ( z)
(b) jika n→∞ f n (z ) ada dan lebih besar dari 1 atau tak hingga maka

deret ini divergen.

lim f n+1 ( z)
Bukti: (a) katakanlah bahwa n→∞ f n (z ) = p <1

Sekarang satu bilangan q sedemikian sehingga p < q < 1. Maka ada

f n+1 ( z)
suatu bilangan bulat N sedemikian hingga untuk semua n≥N , f n (z ) <

Dan karena itu

f n+1 ( z) < qf n( z)

Dengan demikian

f N+1 ( z ) < qf N (z )

f N+2 (z ) < qf N +1 ( z) < q 2 f N ( z)

f N+3 ( z) < qf N +2 ( z) < q 3 f N ( z)

dan seterusnya. Jadi suku-suku dari deret

f N ( z) + f N+1 ( z ) + f N+2 (z ) +…

adalah kurang dari pada suku-suku yang sesuai dengan deret geometris

f N ( z) + qf N +1 ( z) + q 2 f N+2 (z ) + …
Terkecuali suku pertama f N ( z) yang sama dengan suku pertama deret

geometris karena q < 1, deret yang terakhir konvergen. Dengan menggunakan

uji pembandingan, f N ( z) + f N+1 ( z ) + f N+2 (z ) + … konvergen. Dengan

membandingkannya ke ujung dari deret

f 1 ( z ) + f 2 (z ) + … + f N−1 ( z)

Maka masih tetap menghasilkan deret konvergen

lim f n+1 ( z)
(b) jika n→∞ f n (z ) ebih besar 1 atau tidak hingga, maka untuk semua n

f n+1 ( z) > f n ( z) . Jadi suku ke n dari deret f 1 ( z ) + f 2 (z ) + … tidak dapat

mencapai nol. Dengan suku ke n untuk kedivergenan, deret tersebut divergen.


∑ f n ( z)
Teorema 12. Uji Akar. Katakanlah bahwa n=1 adalah deret dengan suku -

suku yang positif. Maka :



lim ∑ f n ( z)
n
a) Jika n→∞ √ f n( z ) ada dan lebih kecil dari satu, maka n=1

konvergen.

lim
n
b) Jika n→∞ √ f n( z ) ada dan lebih besar satu atau tak hingga, maka


∑ f n ( z)
n=1 divergen.
lim
n
c) Jika n→∞ √ f n( z ) ada dan sama dengan satu, tidak ada kesimpulan


∑ f n ( z)
yang tepat diambil ( n=1 dapat saja konvergen atau divergen).

Bukti dari uji akar ini diberikan garis besarnya pada soal.

Teorema 13. Uji deret alternating. Jika f1(z), f2(z), … fn(z) adalah deret yang

menurun dari fungsi-fungsi yang bernilai positif sedemikian hingga

lim f n ( z )=0 , n+1


f n ( z),
n→∞ maka deret yang suku ke – n nya adalah (−1 )

∑ (−1)n+1 f n( z)=f 1 ( z)−f 2( z)+f 3 (z )−⋯+(−1)n+1 f n( z )+⋯
n=1

konvergen.

1
f n ( x )= ;
Bukti : Untuk mempermudah pembuktian kita ambil nz sehingga

deretnya adalah :

1 1 1 1
1− + − +⋯+(−1)n+1 +⋯
2z 3 z 4 z nz
Pertama-tama perhatikan jumlah dari suku-suku genap yaitu S 2, S4, S6, S8, …
1
S 2=1−
2z
1 1 1 1 1 1
S 4 =1− + (
2z 3z 4 z
− )
=1− +
2 z 12 z
=S2 +
3⋅4 z
1 1 1 1 1 1 1 1
S 6 =1− + + (
2 z 12 z 5 z 6 z
− )
=1− + +
2 z 12 z 30 z
=S 4 +
5⋅6 z

1
S n =S 2n−2 +
2 n(2 n−1 )z

Kalau kita ambil 0 < z < 1 maka kita peroleh S 2  S4  S6, …

Dengan demikian barisan {S2n} adalah barisan yang naik (increasing). Secara

lim S2 n
umum kita peroleh S2n  1. Jadi bahwa n→∞ ada.

Semua suku-suku yang tertinggal adalah suku ganjil yaitu :

1 1 1
S 3 =1− + =S 2 +
2z 3z 3z
1 1 1 1 1 1
S 5 =1− + − + =S 4 + =S 2⋅2 +
2z 3z 4z 5z 5z (2⋅2+1 )z
1 1
S 7 =S 6 + =S 2⋅3+1 =S2⋅3 +
7z (2⋅3+1 )z

1
S 2n+1 =S 2 n +
(2 n+1 )z

1
lim S2 n+1 =lim S 2n + lim =S+0=S
jadi : n→∞ n→ ∞ n→∞ (2n+1)z

karena jumlah - jumlah parsil S2, S4, S6, … dan jumlah - jumlah parsil S 3, S5, S7,

lim Sn =S
kedua-duanya mempunyai limit yang sama yaitu S, maka n→∞
jadi deret tersebut konvergen. Argumen yang sama dapat kita gunakan untuk

setiap deret alternating yang suku ke – n nya mendekati nol dan suku-sukunya

menurun secara absolut.

DERET KUASA DAN FUNGSI ANALITIS

Dalam bagian ini kita hanya akan membatasi daripada deret yang essensial

dalam penggunaannya, yaitu :



∑ b n( z−a)n=b 0+b 1( z−a )+b2 ( z−a )2+⋯+b n( z−a )n+⋯
n=0 (13)

Deret ini konvergen untuk beberapa nilai yang berbeda dengan z=a . deret ini

mewakili fungsi analitis. Ketika kita mempelajari kalkulus, khususnya ketika kita

berbicara mengenai deret kuasa real, kita akan menemukan bahwa setiap deret

ini mempunyai satu interval kekonvergenan. Untuk deret kompleks domain

berbentuk lingkaran dipakai untuk menyatakan interval konvergensi.

Teorema 14. Setiap deret kuasa



∑ b n( z−a)n
n=0

mempunyai satu radius konvergensi  sedemikian sehingga deret ini akan

konvergen mutlak ketika |z−a|<ρ dan divergen apabila |z−a> ρ| . Nilai 

dapat saja nol, yaitu ketika deret hanya konvergen pada z=a atau  tak

hingga, dimana deret akan konvergen untuk semua z. Jika   0 atau berhingga
yaitu 0  1  , maka deret konvergen selalu uniform untuk
|z−a|≤ρ1 . Dan

nilai daripada  di evaluasi menggunakan persamaan-persamaan :

bn
ρ=lim | |
n→∞ bn+1 bila limitnya ada (14)

atau

1
ρ=lim n
n→∞ √|b n| bila limitnya ada (15)

dan untuk setiap kasus berlaku

1
ρ=
lim n√|bn|
n→∞ (16)

∑ |b n|r n
Bukti : Deret n=0 adalah suatu deret yang bernilai real, oleh karena itu

divergen kecuali di r = 0 dan interval konvergensi dapat dinyatakan sebagai -  

r   dimana 0    . Ketika deret konvergen hanya di r = 0 kita set  = 0.

Sekarang kita mengatakan bahwa deret yang dinyatakan oleh persamaan (13)

konvergen secara absolut untuk |z−a|<ρ itu berarti

|b n ( z−a)n|=|bn||z−a|n (17)


∑ |bn|rn
Kalau kita ambil r  z – a  maka deret dengan nilai absolut adalah n=0 .
Karena itu deret yang diberikan dalam persamaan ( 13 ) konvergen secara

absilut untuk z – a   . Jika  = 0, kita katakan bahwa deret konvergen


secara absorber untuk z = a. Jika z – a   r dimana 0 < r   maka ln (z – a )

n
 bn rn dan berdasarkan uji M dari Weirstrass, deret akan konvergen secara

uniform dalam deret tersebut sekarang anggaplah tidak konvergen untuk satu

harga dari z yaitu zc. Maka berdasarkan kenyataan bahwa jika suku ke n dari

deret  n gagal untuk konvergen ke nol, maka  n divergen, kita memperoleh

(18)
lim bn( z −a ) =0
c
n

n →~

karena bn (z0 – a )n adalah suku ke n dari deret (13), maka menurut persamaan

(18) kita akan mempunyai

bn ( zc – a )n < L , n = 0,1,2 (19)

untuk beberapa konstanta L. Sekarang kita asumsikan bahwa zc – a    maka

itu berarti bahwa kita dapat memilih sedemikian hingga  <  z0 – a . Jadi

r n r n
| | < L| | = Ls n
bn rn  = bn ( zc – a )n z−a z o −a (20)

dimana S = r / z0 – a . Sehingga 0 < S < 1. Dengan demikian  LSn adalah

deret geometris yang konvergen dan dengan memperbandingkan deret ini

dengan deret   bn  rn dengan deret  LSn kita simpulkan bahwa deret  bn rn

konvergen. Tetepi karena R >  maka ini merupakan kontradiksi. Dengan

demikian deret yang dinyatakan oleh persamaan (13) untuk lingkaran z- a > .

Teorema 15. Suatu deret kuasa dengan radius konvergensi yang tidak nol

menyatakan suatu fungsi kontinue dalam lingkaran konvergensi.


Teorema 16. Suatu deret kuasa dapat diintegrasi suku demi suku dalam

lingkaran konvergensi yaitu jika   0 dan


~
(21)
f (z )= ∑ bn ( z - a )n , | z - a | < p
n=0

maka untuk setiap jalur C dalam lingkaran konvergensi


z2 z2
~ ~ n+1
( z−a ) n z (22)
∫ f ( z )dz=∑ bn ∫( z−a) dz=∑ bn n+ 1 |z2
1
z n=0 z n=0
1 1

atau dalam bentuk integral tak tentu, kita menuliskan :


~
(z-a) n+1 (23)
∫ f ( z )dz = ∑ bn n+1 + konstanta, |z - a|< ρ
n=0

DERET TAYLOR

Kita akan memulai bagian ini dengan pendiferensiasian dari suatu deret kuasa

yang diberikan dalam persamaan (13). Dan ini diberikan oleh teorema berikut.

Teorema 16. Suatu deret kuasa yang dinyatakan oleh persamaan (13) dapat

diferensiasi suku demi suku jika   0 dan hasilnya

~
f (z )= ∑ n (n-1 )(n - 2 ). ..( n-k +1) bn ( z - a)n-k ,|z - a| < ρ (24)
n=k

karena itu setiap deret tak hingga dengan radius konvergensi yang tidak 0

mendefiasikan nol suatu fungsi analitik f(z) dalam radius konvergensi dan deret

kuasa itu adalah deret Taylor dengan


f ( n)(0 ) (25)
bn=
n!
Bukti : jika kita mempunyai d > 1 maka n < d n, untuk n yang cukup besar, yaitu

n / dn  0 ketika n  ~ karena itu untuk n yang demikian,

n bn z – a n  cn  d (z – z0)n (26)

jadi deret  n bn (z – a )n konvergen secara absolut untuk d z – a < /d, karena

hal ini berlaku untuk d > 1, deret akan konvergen secara absolut untuk z – a <

.

Sekarang perhatikan deret  n bn(z – a )n-1.Deret ini hanya berbeda satu faktor,

yaitu (z – a ) dari deret  n bn (z – a )n. Dengan demikian kita dapat meyimpulkan

bahwa n bn (z – a)n-1 juga konvergen untuk z – a < . Perhatikan

ketidakpersamaan :

bn  z – a n  n bn  z – a n , untuk n  1 (27)

Ketidakpersamaan (27) memperlihatkan kepada kita bahwa deret  n bn (z – a)

tidak dapat mempunyai radius konvergen lebih besar dari . Dengan demikian

deret yang telah dideferensiasi mempunyai radius konvergensi yang sama

seperti yang diperuntukkan bagi deret kuasa yang diberikan oleh persamaan

(13). Sekarang kita dapat diferensiasi dari satu hingga k kali.

Diferensiasi pertama menghasilkan :

~
'
f ( z )=∑ n bn( z−a )n−1
n=1

Diferensiasi kedua menghasilkan :

~
f ' ' ( z )= ∑ n (n−1 )bn (z −a )n−2
n=1

Diferensiasi yang ketiga menghasilkan


~
(3 )
∫ ( z )=∑ n (n-1 )(n−2 ) bn (z-n )n-3
3

Kalau kita lanjutkan terus, kita akan menemukan


~
(k )
∫ (z )= ∑ n (n-1)( n−2).. .(n-k +1 ) bn (z-a )n-k
n=k

Kalau kita ambil k = n dan kemudian menuliskan persamaan (24) dengan rinci,
kita akan memperoleh
(n )
∫ (z )= n (n-1)(n-2). 3. 2 .1 bn +( n+1) n ( n-1). .. 2 bn +1 ( z-a )+
(n+2 )( n+1).. . 3 bn+2 (z-a)3 +.. . (26 )
Dengan menset z = a, maka kita akan memperoleh persamaan (25). Itu berarti
pembuktian teorema ini sudah lengkap.
Teorema (17) katakanlah bahwa kita mempunyai suatu lingkungan tertutup
sederhana C yang berbentuk lingkaran berpusat di z = k. Dan katakanlah juga

bahwa kita mempunyai suatu fungsi ∫ (z ) yang analitik pada setiap titik dalam
C.
Maka untuk semua … z dalam C berlaku

( 1) ( 1) (n )
∫ (a ) 2 ∫ (a ) 3 ∫ (n)( z-a)n
∫ (z )=∫(a )+∫(1 )(z-a)+2! ( z-a) +
3!
( z-a) +. ..+
n!
+.. . (27 )

Persamaan (27) ini dikenal sebagai Ekspansi Taylor disekitar z = a.


Bukti : Katakanlah bahwa z adalah suatu titik sembarang dalam C. Kita buat
suatu lingkaran C1 di dalam C yang mengurung z dan berpusat di a.
Dari formula integral Cauchy

∫ (z )= 2 1π i ∮C
(v)
dv
1 v−z (28)
1
Sekarang kita uraikan ( v-z )

1 1 1 1
= =
[
(v-z ) (v-a ) - ( z-a) ( v-a) 1-(z-a ) / ( v-a) ]
atau kita uraikan terus dengan manipulasi aljabar, kita peroleh

1 1 z-a z-a 2 z-a n-1


z-a n
1
(v-z )
=
( v-a)
1+
[ ( )( ) ( ) ( )
v-a
+
v-a
+. ..+
v-a
+
v-a 1- (z-a) / (z-a ) ]
(29)
atau

1 1 (z-a) (z-a)2 (z-a) n-1 (z-a ) n


1
(v-z )
= + +
( v-a) (z-a )2 ( z-a)3
+. ..+ +
(z-a )n (z-a )( ) v-z (30)
Dengan memasukkan persamaan (30) ke dalam persamaan (28), kita akan
memperoleh :

1 ∫ (v ) z-a ∫ ( v) (z-a )2 ∫ (v)


∫ (z )= 2 π i ∮C1 v-a dv +2 π i ∮C1 (v-a )2 dv +2 π i ∮C1 (v-a )3 dv +. ..+
(z-a )n-1 ∫ (v) dv + Rn
2 πi
∮C1
(v-a )n
(30 )

Dimana

z-a ∫ ( v)
n
1
Rn = ∮ ( )
2 π 1 C1 v-a v-z
dv

(31)
Dengan menggunakan formula Cauchy, persamaan (30) dapat ditulis sebagai
'' n
' ∫ ( a) ∫ ( a)
∫ (z )=∫ (a )+∫ (a )(z-a)+2! (z-a)2 +.. .+ (z-a )n + Rn
n!
(32)
lim
Untuk menuntaskan pembuktian, kita harus memperlihatkan bahwa n →~ Rn =
0. Untuk itu, karena v terletak dalam C1 maka
z-a
β =| |< 1
v-a

Dimana β adalah suatu konstanta, juga berlaku


|∫(z)|< m , sekarang

|v-z|=|( v-a )− ( z-a )|


Tetapi kalau kita ambil jari-jari C1 adalah T1, maka :
|v-z|=|( v-a ) - ( z-a )|≥ T1 - |z-a|
Karena itu kita akan mempunyai :
n n
1 z-a ∫ (v) 1 β
n
β Mr1
|Rn|= |∮C
2 π 1 v-a v-z ( )
dv|≤
2 π r 1 −( z−a)
. 2 π r1 ¿
r 1−( z−a)
lim
Dengan demikian kita telah membuktikan bahwa n →~ Rn = 0. Itu juga berarti
bahwa bukti yang diperlukan sudah lengkap. Bukti yang lebih sederhana jelas
langsung menggunakan Teorema 16 (lihat soal). Dengan bantuan ekspansi

Taylor dari ∫ (z ) disekitar z = 0, kita dapat menurunkan Deret-deret istimewa


berikut ini :

z z2 z3 zn
ℓ = 1 + z + + +.. .+ +.. . , |z|<~
2! 3! n!
(32)
3 5 2n-1
z z z
sin( z)= z - − - . ..+(−1)n−1 +. .. , |z| ~
3! 5! (2n-1)!
(33)
z2 z4 n−1 z
2n
cos ( z)= 1 - + - ...+(−1) +... , |z| ~
2! 4! (2n)!
(34)
2 3 2n-1
z z z
ln (1+z )= z - + - ...+(−1 )n−1 +... , |z| < 1
2! 3! (2n-1)!
(35)
3 5 2n-1
z z z
tan ( z)= z - + - ...+(−1)-n−1 +... , |z| < 1
3! 5! (2n-1)!
(36)
k (k-1) 2 k (k −1).(k-n+1) n
(1 + z)k = 1+ k z + z +.. .+ z +.. . , |z| < 1
2! n!
(37)

Anda mungkin juga menyukai