0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan2 halaman
Ni Made Diantari Pratiyaksi (2013031021) mengikuti mata kuliah Telaah Kimia SMA I di kelas 3A Pendidikan Kimia. Ia menjawab lima soal tentang peran katalis dalam reaksi, pengaruh proses peragian terhadap laju reaksi, perubahan energi saat air membeku, teori transisi elektron Bohr, dan kesulitan model atom Rutherford.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Tugas Self Study_Ni Made Diantari Pratiyaksi_2013031021
Ni Made Diantari Pratiyaksi (2013031021) mengikuti mata kuliah Telaah Kimia SMA I di kelas 3A Pendidikan Kimia. Ia menjawab lima soal tentang peran katalis dalam reaksi, pengaruh proses peragian terhadap laju reaksi, perubahan energi saat air membeku, teori transisi elektron Bohr, dan kesulitan model atom Rutherford.
Ni Made Diantari Pratiyaksi (2013031021) mengikuti mata kuliah Telaah Kimia SMA I di kelas 3A Pendidikan Kimia. Ia menjawab lima soal tentang peran katalis dalam reaksi, pengaruh proses peragian terhadap laju reaksi, perubahan energi saat air membeku, teori transisi elektron Bohr, dan kesulitan model atom Rutherford.
NIM : 2013031021 Kelas : 3A Pendidikan Kimia Mata Kuliah : Telaah Kimia SMA I
Soal dan jawaban:
1. Apabila dalam suatu zat ditambahkan katalis, apakah katalis akan berperan sebagai reaksi atau pereaksi (produk)? Jawab: Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. 2. Dalam sampel apabila ditambahkan dengan ragi yang kemudian dilakukan proses peragian, apakah akan memengaruhi proses laju reaksi? Jawab: proses peragian dilakukan dengan bantuan mikroorganisme (ragi/bakteri) yang akan berubah menjadi zat-zat lain. Jika dalam suatu larutan dilakukan peragian maka dilihat keefektivitasan dari ragi tersebut. Dilakukan uji perbandingan sampel A tanpa peragian dan sampel B dengan peragian. Apabila sampel A dan B membutuhkan waktu yang sama saat melihat hasilnya maka proses peragian pada sampel tidak memengaruhi laju reaksi. Misalkan saat membuat VCO tidak diperlukan proses peragian untuk mempercepat hasil yang didapat (laju reaksinya) karena waktu yang dihasilkan baik dengan proses peragian relatif sama. Sedangkan saat proses pembuatan kue proses peragian sangat memengaruhi laju reaksi karena ragi akan mempercepat adonan menjadi mengembang daripada adonan yang tanpa proses peragian. Jadi, tergantung dengan sifat sampel yang akan diuji. 3. Saat air dibekukan, selain mengalami perubahan suhu dan bentuk, apakah akan mengakibatkan perubahan juga terhadap energinya? Jawab: Pemasanan atau pendinginan akan mengakibatkan perubahan suhu sehingga energi pada materi tersebut juga berubah. Selain mengalami perubahan energi, materi juga dapat mengalami pelepasan maupun penyerapan energi. pada proses pendinginan, misalnya air menjadi es, selain terjadi penurunan suhu juga terjadi proses penyerapan energi atau reaksi endoterm. 4. Bagaimana jika elektron jatuh dari orbit yang lebih luar ke orbit yang lebih dalam pada teori atom Bhor? Jawab: Setiap lintasan orbit elektron berada tingkat energi yang berbeda; semakin jauh lintasan orbit dari inti, semakin tinggi tingkat energi. Lintasan orbit elektron ini disebut juga kulit elektron. Ketika elektron jatuh dari orbit yang lebih luar ke orbit yang lebih dalam, sinar yang diradiasikan bergantung pada tingkat energi dari kedua lintasan orbit tersebut. 5. Mengapa model atom Rutherford menimbulkan kesukaran dan bertentangan dengan teori elektrodinamika listrik? Jawab: Karena menurut teori ini suatu partikel yang bermuatan listrik apabila dipercepat akan meradiasi energi. Elektron yang bergerak mengelilingi inti akan kehilangan energi terus-menerus karena radiasi, sehingga akhirnya akan jatuh ke inti. Hal ini tidak dapat dijelaskan oleh Rutherford. Kesulitan ini dapat diatasi oleh Bohr yang mengaplikasikan teori kuantum pada model atom ini.