Anda di halaman 1dari 19

NILAI TUKAR UANG DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Disusun untuk Menenuhi Tugas Mata Kuliah:


“Makro Ekonomi Islam”

Dosen Pengampu:
Moch. Zainuddin, S.EI., M.E.I.

Disusun Oleh:
Muhammad Fathul Mu’in (934114019)
Ananda Bagus W. P. (934114719)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah Makro Ekonomi Islam ini,
dengan judul “NILAI TUKAR UANG DALAM PERSPEKTIF ISLAM”. Makalah
ini membahas mengenai pengertian uang sebagai nilai tukar dalam Islam, fungsi
dan peran uang dalam Islam, jenis dan ciri-ciri uang dalam Islam, kedudukan uang
sebagai alat tukar dalam Islam, dan teori nilai tukar uang dalam Ekonomi Islam.
Hal tersebut akan kami bahas untuk mengetahui serta menambah wawasan
mengenai Makro Ekonomi Islam.
Selain itu makalah ini juga kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Makro Ekonomi Islam pada
semester 5 Prodi Ekonomi Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut
Agama Islam Negeri Kediri, Bapak Moch. Zainuddin. Kami menyadari jika masih
terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami
mohon agar pembaca berkenan memberi kritik dan saran supaya kami dapat
memperbaiki dan menyusun makalah yang lebih baik lagi selanjutnya. Kami juga
mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada seluruh pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah Makro Ekonomi Islam ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, Aamiin.

Kediri, 17 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Pengertian Uang Sebagai Nilai Tukar Dalam Islam ................................... 3

B. Fungsi Dan Peran Uang Dalam Islam ......................................................... 5

C. Jenis Dan Ciri-Ciri Uang Dalam Islam ...................................................... 7

D. Kedudukan Uang Sebagai Alat Tukar Dalam Islam .................................. 9

E. Teori Nilai Tukar Uang Dalam Ekonomi Islam ........................................ 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14

A. Kesimpulan................................................................................................ 14

B. Saran .......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum mengenal sistem mata uang masyarakat pada zaman dahulu


menggunakan sistem barter dalam memenuhi kebutuhan. Pertukaran dengan
sistem barter mensyaratkan adanya sebuah keinginan dalam diri manusia dalam
memenuhi kebutuhan dalam waktu yang bersamaan dari pihak-pihak yang akan
melakukan pertukaran. Namun semakin kompleksnya kebutuhan manusia dalam
memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan oleh orang lain atau kesulitan
dalam mencari persamaan dalam pertukaran.

Jauh sebelum bangsa barat menemukan uang sebagai alat tukar, dunia islam
telah mengenal alat pertukaran dan pengukuran nilai. Bahkan dalam Al-Qur’an
telah menjelaskan secara eksplisit menyatakan bahwa pengukuran nilai dapat
menggunakan media emas dan perak sebagai alat tukar. Para Fuqaha
menafsirkan emas dan perak sebagai alat tukar berupa dirham dan dinar.

Semakin berkembangnya zaman uang mempunyai peran penting dalam


membantu kegiatan masyarakat. Bahkan uang menjadi salah satu penentu
stabilitas dan kemajuan perekonomian pada sebuah negara. Secara mikro,
perekonomian yang menggunakan uang akan memudahkan para pemiliknya
dalam menerima pendapatan yaitu berupa uang. Islam memandang apapun
fungsi lain dari uang, namun fungsi utamanya hanyalah sebagai medium of
exchange.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud uang sebagai nilai tukar dalam Islam ?


2. Bagaimana fungsi dan peran uang dalam Islam ?
3. Apa saja jenis dan ciri-ciri uang dalam Islam ?

1
4. Bagaimana kedudukan uang sebagai alat tukar dalam Islam ?

5. Bagaimana teori nilai tukar uang dalam ekonomi Islam ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian uang sebagai nilai tukar dalam Islam.
2. Untuk mengetahui fungsi dan peran uang dalam Islam.
3. Untuk jenis dan ciri-ciri uang dalam Islam.
4. Untuk mengetahui kedudukan uang sebagai alat tukar dalam Islam.

5. Untuk mengetahui teori nilai tukar uang dalam ekonomi Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Uang Sebagai Nilai Tukar Dalam Islam

Uang dalam bahasa arab berasal dari kata Nuqud yang berasal dari
akar kata naqdu dimana mengandung beberapa pengertian antara lain, al-
naqdu artinya yang baik dari dirham, menggenggam dirham, membedakan
dirham, dan al-naqdu juga berarti tunai dan pembayaran kontan. Dalam al-
Quran dan hadist tidak terdapat Kata nuqud, karena bangsa Arab umumnya
tidak menggunakan nuqud untuk menunjukkan harga. Mereka
menggunakan kata dinar untuk menunjukkan mata uang yang terbuat dari
emas dan kata dirham untuk menunjukkan alat tukar yang terbuat dari perak.
Sedangkan kata fulus (uang tembaga) merupakan alat tukar tambahan yang
digunakan untuk membeli barang-barang murah.

Ulama kontenporer mendefinisikan uang adalah sesuatu yang dapat


diterima oleh semua manusia dimana bersifat umum. Dalam ekonomi islam
uang merupakan fasilitator atau mediasi pertukaran, bukan komoditas yang
bisa dipertukarkan atau disimpan sebagai sebuah aset dan kekayaan
individual. Sadono menjelaskan bahwa dalam konsep ekonomi syariah,
uang yaitu sesuatu yang bersifat flow concept dan merupakan public goods.
Uang yang mengalir dalam ekonomi syariah disebut public goods, oleh
karenanya dalam agama islam diharamkan atau dilarang untuk melakukan
praktik ribawi dan penimbunan barang.1

Imam Malik mendefinisikan uang sebagai sebuah komoditas yang


diterima dan digunakan sebagai sebuah alat tukar, artinya segala sesuatu
yang tidak memiliki nilai sebagai sebuah komoditas maka tidak
diperbolehkan untuk dijadikan sebagai alat tukar.2 Sementara itu Al-Ghazali
dan Ibn Khaldun memaparkan uang sebagai apa yang digunakan manusia

1
Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Mikro Syariah. (Bandung: Pustaka Setia, 2016), 96.
2
Jusmaliani. Bisnis Berbasis Syariah. (jakarta: Bumi Aksara, 2008), 165.

3
sebagai standar sebuah ukuran nilai harga, media transaksi penukaran dan
juga media simpanan. Sedangkan Dr. Muhammad Zaki Syafii
mendesinisikan uang sebagai suatu hal yang dapat diterima oleh khalayak
guna menunaikan kewajiban-kewajiban.3

Penjabaran uang secara garis besar yaitu suatu hal yang bisa diterima
secara umum oleh lapisan masyarakat sebagai alat pembiayaan dalam
sebuah wilayah tertentu bisa sebagai alat pembayaran hutang ataupun
sebagai alat untuk melakukan pembelian barang maupun jasa. Uang
merupakan satuan nilai yang bisa dijadikan sebagai sebuah alat untuk
bertransaksi, dimana uang tersebut mencantumkan nilai nominal dan
ketentuan lainnya.4

Untuk dapat menjadikan uang sebagai alat tukar atau bertransaksi


terdapat kriteria-kriteria yang harus dipenuhi, antara lain:

1. Ada jaminan

Pemerintah negara merupakan penjamin atas uang yang diterbitkan


terutama uang kertas, karena khusu uang logam sudah dijamin oleh
nilai yang terkandung dalam uang tersebut. Dengan adanya jaminan
itu pula maka penggunaan uang sebgai alat tukar bertransaksi
mendapat kepercayaan dari masyarakat.

2. Diterima oleh umum

Uang harus dapat digunakan dan diterima oleh masyarakat umum


terutama pada wilayah yang bersangkutan. Sehingga penggunaan
uang sebagai alat pembayaran dan nilai tukar dapat berjalan dengan
baik.

3. Nilai yang stabil

3
M. Utsman Subair, Al-Mu’amalat Al-Amliyah Al-Mu’asiroh fii Al-Fiqhi Al Islami (Yordania: Daru
Annafis, 1995), 138.
4
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), 13.

4
Kestabilan dan ketetapan nilai uang haruslah terjaga dan diusahakan
fluktuasinya sekecil mungkin. Karena jika nilai kestabilan uang
tidak terjaga akan menurunkan kepercayaan masyarakat.

4. Mudah untuk disimpan

Uang harus mempunyai fleksibelitas dimana dapat disimpan


ditempat yang kecil namun nilainya tetap besar, dan juga terdapat
nominal dari yang terkecil hingga terbesar.

5. Mudah untuk dibawa

Uang harus mudah dipindahkan dan dibawa oleh manusia agar


memudahkan dalam kegiatan manusia terutama bertransaksi.

6. Tidak gampang rusak

Kualitas fisik uang harus benar-benar terjaga agar dapat digunakan


dalam waktu yang relatif lama.

7. Mudah untuk dibagi

Uang harus mudah dibagi dalam satuan unit tertentu dan juga
pembulatan dengan kelipatan tertentu.

8. Penawaran harus elastis

Penciptaan dan peredaran uang harus seiambang atau dengan kata


lain cukup dimana disesuaikan dengan usaha dan perekonomian
pada sebuah wilayah.5

B. Fungsi Dan Peran Uang Dalam Islam

Fungsi utama uang dalam islam yaitu hanyalah sebgai medium of


exchange, itu berarti uang bukan suatu komoditas yang bisa diperjual.
Secara lebih rinci fungsi uang dibedakan menjadi dua yaitu fungsi asli dan
fungsi turunan. Fungsi asli uang meliputi uang sebagai alat tukar, uang

5
Abd. Ghafur, “Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam”. Iqtishadiyah. Vol. 3 No. 1. 2017. 5.

5
sebagai satuan hitung dan uang sebagai penyimpan nilai. Sedangkan fungsi
turunan uang meliputi uang sebagai alat pembayaran yang sah, alat
pembayaran hutang, sebagai penyimpan dan pemindah kekayaan, dan
sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi.

Dalam agama islam uang dipandang sebagai nilai tukar bukan suatu
komoditi. Peranan tersebut guna melenyapkan ketidaakadilan,
ketidakjujuran, dan pengisapan dalam ekonomi tukar menukar atau barter.
Uang juga dapat memainkan peran penting sebagai suatu unit akun dan
kumpulan nilai dalam ekonomi islam. Uang juga memainkan peran sebagai
social religius yang khusus, artinya peranan uang bisa digunakan sebagai
penghitung nisab dan menilai suku zakat dengan tepat.6

Namun secara umum dalam ekonomi islam uang memilik empat


fungsi diantaranya:

1. Alat tukar (Medium Of Change)

Uang digunakan sebagai alat bertransaksi atau melakuakan kegiatan


muamalah jual-beli barang maupun jasa. Dengan kata lain, uang
dapat digunakan untuk membayar terhadap barang yang ingin
dimiliki dengan menggantikan sistem barter.

2. Satuan hitung (Unit Of Account)

Satuan hitung menunjukkan nilai dari barang dan jasa yang akan
diperjual belikan, dimana besar atau kecilnya nilai yang dijadikan
satuan hitung untuk menentukan harga barang maupun jasa dengan
jelas dan mudah.

3. Alat penyimpan kekayaan (Store Of Value)

Uang dapat digunakan sebagai alatt untuk menyimpan kekayaan


karena nilainya yang tidak berubah. Namun penyimpanan uang yang

6
Rahmat Ilyas, “Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Jurnal Bisnis dan Manajemen
Islam. Vol. 4. No. 1. 2016. 41.

6
dilakukan harus mempunyai manfaat dan tidak merugikan pihak
manapun.

4. Standart atau pengukur nilai (Standart/Measure Of Value)

Uang mempermudah dalam menentukan standar pencicilan hutang-


piutang secara tepat dan cepat, dengan adanya uang akan
mempermudah dalam menentukan berapa besar nilai dari utang-
piutang yang harus diterima maupun dibayar.7

C. Jenis Dan Ciri-Ciri Uang Dalam Islam

Terdapat jenis-jenis uang, baik yang terbuat dari kertas ataupun


logam, adapun medianya bisa berupa perak atau emas, kayu atau kulit, besi
atau batu, selama manusia mengakui dan menyepakatinya maka hal tersebut
dapat dikatakan sebagai uang atau nuqud. Menurut A. Karim jenis uang
berdasarkan kepentingannya yaitu:

1. Berdasarkan bahan yang digunakan dalam membuat uang

a. Uang logam, yaitu uang yang terbuat dari bahan logam


seperti emas, perak, nikel tembaga dengan bentuk, kadar,
berat, dan ciri-ciri tertentu guna menghindari pemalsuan.

b. Uang kertas, yaitu uang yang terbuat dari kertas khusus


dengan tujuan sulit dipalsukan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab.

2. Berdasarkan lembaga yang mengeluarkan

a. Uang kartal, yaitu uang yang dikeluarkan oleh sebuah negara


berdasarkan undang-undang yang berlaku sebagai alat
pembayaran yang sah.

7
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan, 17.

7
b. Uang giral, yaitu dana (uang) yang disimpan pada lembaga
perbankan dimana dapat diambil sewaktu-waktu sesuai
dengan kebutuhan orang tersebut.

3. Berdasarkan nilainya

a. Uang bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya sama


dengan nilai nominalnya.

b. Uang tidak bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya


lebih rendah dari nilai nominalnya.8

Dalam ekonomi islam uang dibagi menjadi beberapa jenis


diantaranya:

1. Commodity Money, adalah alat tukar yang memiliki nilai komoditas


apabila tidak digunakan sebagai uang, uang komoditas terbagi
menjadi dua yaitu Full Bodie Money dan Rerpresentative Money.9

2. Fudiciary Money atau uang yang dijamin yaitu uang yang sudah
tidak lagi dikaitkan dengan logam mulia seperti emas ataupun perak,
oleh karena itulah jenis yang ini rentan mengakibatkan Inflasi.

Dikarenakan nilai uang harus disepakati dan dapat diterima oleh


masyarakat umum, maka terdapat ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam
menciptakan uang diantaranya:

1. Dapat diterima oleh masyarakat umum

2. Memiliki nilai tertentu, stabil, dan tidak mengalami perubahan dari


waktu ke waktu

3. Awet, tahan lama, dan tidak mudah rusak

4. Mudah untuk dibawa

8
Irham Fahmi, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Bandung: Alfafabeta, 2014), 47.
9
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: kencana Prenada Media Group,
2019), 5.

8
5. Tidak mudah ditiru maupun digandakan oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab.

6. Dapat dibagi kedalam satuan ukur yang lebih kecil

7. Mudah untuk disimpan tanpa mengurangi nilainya

8. Mempunyai mutu yang sama10

D. Kedudukan Uang Sebagai Alat Tukar Dalam Islam

Dalam ekonomi islam uang merupakan sebuah alat tukar dan satuan
hitung, tetapi uang bukan sebuah komoditas yang dapat diperjual belikan
seperti layaknya barang dan jasa. Uang tidak identik dengan modal dan
tidak boleh dianggap sebagai sebuah modal dan tidak boleh diendapkan
sebagai alat tukar. Uang harus terus mengalir dan berputar dalam roda
perekonomian untuk digunakan sebagai kegiatan muamalah maupun
ekonomi. Karena itulah uang dalam ekonomi islam bersifat flow concept
dan bukan bersifat stock concept, artinya uang tersebut haruslah terus
mengalir dan beredar dikalangan masyarakat dalam menjalankan kegiatan
ekonomi. Dalam ekonomi islam uang juga bersifat public good atau milik
masyarakat. Dalam penyalurannya uang tidak boleh ditimbun melainkan
harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan juga beramal seprti
membayar zakat infak dan shadaqoh. Sebagaimana telah disebutkan dalam
Q.S At-Taubah ayat 34-35 yang berbunyi:

           

          

             

10
Muhammad Amin Suma, Ekonomi dan Keuangan Islam (Jakarta: RajaGrafindo, 2008), 227.

9
            

 

"Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari


orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan
harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia)
dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan
tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih (34). Pada hari
dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar
dengannya dahi mereka, Lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan)
kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu
sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan
itu(35). "

Dalam kegiatan muamalah menurut syariat islam penggunaan uang


tidak kurang untuk memberikan prinsip-prinsip dan etika yang bisa
digunakan sebagai acuan dan referensi. Menurut acuan ekonomi islam telah
mengatur bahwa:

1. Uang (harta) merupakan nikmat dan amanah dari Allah SWT dan
tidak bisa dimiliki secara mutlak.

2. Dalam uang yang dimiliki oleh seseorang terdapat bagian-bagian


dari orang lain (sosial) dan agama (Q.S. Al-Ma’arij, 24-25).

3. Dilarang menggunakan uang secara batil yang tidak sesuai dengan


prinsip-prinsip ekonomi islam.11

11
Muhammad Fuad Abdul Baqi. Shahih Bukari Muslim (Yogyakarta: Hikam Pustaka, 2013), 41.

10
E. Teori Nilai Tukar Uang Dalam Sistem Ekonomi Islam

Dalam islam penyebab dari fluktuasi nilai tukar suatu mata uang
dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu Natural dan Human Error.
Selain itu kebijakan nilai tukar uang dalam Islam dapat dikatakan menganut
sistem Managed Floating, dimana nilai tukar uang merupakan hasil dari
kebijakan-kebijakn yang dilakukan oleh pemerintah karena pemerintah
tidak akan mencampuri keseimbangan yang terjadi dipasar kecuali terdapat
hal-hal yang mengganggu keseimbangan itu sendiri. Jadi dapat disimpulkan
bahwa nilai tukar yang stabil merupakan hasil dari kebijakan pemerintah
yang tepat.

1. Perubahan Harga Terjadi di Dalam Negeri

Sebab-sebab terjadinya fluktuasi sebuah mata uang dikelompokkan


sebagai berikut yaitu:

a. Natural Exchange Rate Fluctuation

1) Fluktuasi nilai tukar uang yang diakibatkan dari


perubahan-perubahan yang terjadi pada Permintaan
Agregatif (AD).

2) Fluktuasi nilai tukar yang diakibatkan oleh


perubahan-perubahan yang terjadi pada Penawaran
Agregatif (AS).

b. Human Error Exchange Rate Fluctuation

1) Corruption and Bad Adminitration, korupsi dan


administrasi yang buruk pada pemerintahan akan
mengakibatkan naiknya harga akibat terjadinua
missalocation of resources seta mark up yang tinggi
dimana harus dilakukan oleh produsen guna
menutupi “biaya-biaya siluman”

11
2) Excessive Tax, pajak penjualan yang sangat tinggi
dimana dikenakkan paa barang maupun jaasa akan
meningkatkan harga jual dari barang dan jasa
tersebut.

3) Excessive Seignoarge, pencetakan full bodied money


atau 100% reserve money tidak akan mengakibatkan
terjadinya inflasi, tetapi jika uang yang dicetak selain
dari kedua jenis itu maka akn menyebabkan
kenaikkan harga secara umum.

2. Perubahan Harga Terjadi di Luar Negeri

Perubahan harga yang terjadi di luar negeri bisa digolongkan karena


sebab-sebab berikut ini:

a. Non Enginerred/Non Manipulated Changes

Disebut dengan Non Enginerred/Non Manipulated Change


karena perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh
manipulasi (merugikan) yang dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu. Contohnya misal BSS (bank sentral Singapura)
mengurangi jumlah SGD yang beredar, maka hal tersebut
bisa mengakibatkan IDR terdepresiasi tanpa diduga atau
direncanakan oleh bank Indonesia.

b. Enginerred/Manipulated Changes

Disebut dengan Enginerred/Manipulated Changes karena


perubahan yang terjadi disebabkan oleh manipulasi yang
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, dimaksudkan untuk
merugikan pihak lain. Misalnya para fund manager di
singapura melepaskan IDR yang dimilikinya sehingga
terjadi “banjir rupiah” yang mengakibtakan nilai tukar

12
mengalami depresiasi secara tiba-tiba atau drasti diluar
perkiraan Bank Indonesia (BI).

Tindakan dari para fund manager Singapura yang menimbun


IDR untuk dilepaskan saat tertentu demi mengambil sebuah
keuntungan dari fluktuasi nilai tukar IDR merupakan
tindakan yang dilarang dalam agama islam, pertama
termasuk dalam kategori ikhtiar, kedua masuk dalam
kategori manipulasi.12

12
Adimarwan Karim, Ekonomi Makro Islam (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2011), 167.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Uang dapat diartikan sebagai suatu hal yang bisa diterima secara
umum oleh lapisan masyarakat sebagai alat pembiayaan dalam sebuah
wilayah tertentu bisa sebagai alat pembayaran hutang ataupun sebagai alat
untuk melakukan pembelian barang maupun jasa.

Fungsi utama uang dalam islam yaitu hanyalah sebgai medium of


exchange, itu berarti uang bukan suatu komoditas yang bisa diperjual.

jenis-jenis uang, baik yang terbuat dari kertas ataupun logam,


adapun medianya bisa berupa perak atau emas, kayu atau kulit, besi atau
batu, selama manusia mengakui dan menyepakatinya maka hal tersebut
dapat dikatakan sebagai uang atau nuqud. Sedangkan ciri-ciri uang yaitu
Dapat diterima umum, Memiliki nilai tertentu, stabil, Awet, tahan lama,
dan tidak mudah rusak, Mudah untuk dibawa.

Dalam ekonomi islam uang merupakan sebuah alat tukar dan satuan
hitung, tetapi uang bukan sebuah komoditas yang dapat diperjual belikan
seperti layaknya barang dan jasa. Uang harus terus mengalir dan berputar
dalam roda perekonomian untuk digunakan sebagai kegiatan muamalah
maupun ekonomi.

Mengenai teori nilai tukar uang dalam ekonomi Islam yaitu pertama,
Perubahan Harga Terjadi di Dalam Negeri dimana sebab-sebabnya antara
lain natural dan human error. Kedua, Perubahan Harga Terjadi di Luar
Negeri, dimana sebab-sebabnya antara lain, Non Enginerred/Non
Manipulated Changes dan Enginerred/Manipulated Changes.

14
B. Saran

Demikianlah Makalah ini kami buat, kami menyadari bahwa


penulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kritik dan saran
konstruktif dari para pembaca akan sangat membantu dalam pembuatan
makalah kami yang selanjutnya agar lebih baik lagi baik dari segi penulisan
maupun isi materi.

15
DAFTAR PUSTAKA
Baqi, Muhammad Fuad Abdul. 2013. Shahih Bukari Muslim .Yogyakarta: Hikam
Pustaka.
Fahmi, Irham. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya .Bandung: Alfafabeta.
Ghafur, Abd. 2017. “Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam”. Iqtishadiyah. Vol. 3
No. 1. 2-15.
Ilyas, Rahmat. 2016. “Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Jurnal
Bisnis dan Manajemen Islam. Vol. 4. No. 1.. 36-57.
Jusmaliani. 2008. Bisnis Berbasis Syariah. jakarta: Bumi Aksara.
Karim, Adimarwan. 2011. Ekonomi Makro Islam .Jakarta: PT RajaGrafindo.
Kasmir. 2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Soemitra, Andri. 2019. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah .Jakarta: kencana
Prenada Media Group.
Subair, M. Utsman. 1995. Al-Mu’amalat Al-Amliyah Al-Mu’asiroh fii Al-Fiqhi Al
Islami. Yordania: Daru Annafis.
Suma, Muhammad Amin. 2008. Ekonomi dan Keuangan Islam .Jakarta:
RajaGrafindo.
Yuniarti, Vinna Sri. 2016. Ekonomi Mikro Syariah. Bandung: Pustaka Setia.

16

Anda mungkin juga menyukai