Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK ANAK

WOC LEUKIMIA

Dosen pengampu : Khadijah, M.Kep


Disusun Oleh :

1. Reza Bagus Novianto


2. Mufar Abdul Faqih
3. Frike Helyanik N
4. Noval Handika
5. Muh. Abdul Khamid
6. Devi Ratna Mutiarini
7. Dewi Wahyuningsih
8. Diah Fitriany
9. Entika Nurachmawati
10. Evi Rosdiani Fitri
11. Ghina Alam Nuraflah
12. Gesti Pradia K
13. Isni Fauziyah
14. Ivana Lucy Fadhilah
15. Melda Ayu Wulandari
16. Niken Setyowati
17. Nitsa Nurotul Faikoh
18. Rizka Irvianti Indah
19. Sinta Dwiantara R
20. Siti Nurhikmah
21. Yulianti

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU


KEPERAWATAN DAN NERS UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI
JL. Cut Nyak Dien No.16, Kalisapu, Kec.Slawi,Kab.Tegal
WOC HIV/AIDS

Hubungan seksual dengan pasangan yang Tranfusi darah yang Tertusuk jarum bekas Ibu hamil menderita
terinfeksi HIV penderita HIV HIV
Berganti-ganti, dengan yang terinfeksi HIV

Virus masuk dalam tubuh lewat luka berdarah

Sperma terinfeksi masuk kedalam tubuh


pasangan lewat membrane mukosa vagina, Virus Masuk Dalam Peredaran Darah Dan Invasi Sel Target Hospes
anus yang lecet atau luka

T helper/CD4 Makrofag Sel B

Terjadi perubahan pada structural sel di atas akibat transkripsi RNA virus+DNA sel sehingga terbentuknya provirus

Sel penjamu (T helper, limfosit B, makrofag) mengalami


kelumpuhan

Menurunnya sistem kekebalan tubuh

Infeksi Oportunistik

Sistem GIT Integumen Sistem Reproduksi Sistem respirasi Sistem neurologi


Virus HIV+kuman Candidiasis Mukobakterium TB Kriptococus
Herpes Zooster+
salmonella
Herpes Simplek
Clostridium,candida

Menginvasi mukosa Dermatitis PCP (Pneumonia Meningitis


Ulkus Genital Kriptococus
saluran cerna Serebroika pneumocystis)

Demam, Batuk non Perubahan Status mental,


Peningkatan Peristaltik Ruam, Difus,
produktif, Nafas pendek Kejang, Kaku Kuduk,
bersisik,Folikulitas, kulit
Kelemahan, Mual,
kering, Mengelupas
Kehilangan nafsu makan,
eksema
Vomitus, Demam, Panas,
MK: Pusing

- Hipertermi
Diare Psoriasis
- Bersihan Jalan Nafas
- Pola nafas tidak MK:
Terapi trimetoprin Efektif
Sulfame - Resiko tinggi cedera
Mk: Mk : Resiko kerusakan
- Gangguan nutrisi
integritas kulit
- Perubahan Eliminasi kurang dari
(BAB) Ruam, Pruritus, Papula, kebutuhan tubuh
- Gangguan Nutrisi Makula merah muda - Resiko tinggi
kurang dari kebutuhan kekurangan volume
Tubuh cairan
- Resiko Kekurangan - Intoleransi Aktifitas
Volume Cairan MK : Nyeri
Berduka bd kelahiran
HIDROCEFALUS
anak dg hidrocefalus

Desakan pd otak (SSP) Desakan pd medulla Kelebihan cairan pd Pemasangan Desakan pd otak &
Pembesaran
oblongata ventrikel/ruang ventrikuloperitoneal selaput meningen
kepala
intrakranial shunt (VP shunt)

Gangguan neurologis
Gg mekanisme Vasokontriksi
Kelebihan Bedah/operasi Gg mobilitas pd bayi &
pengaturan/persarafan pembuluh darah otak
cairan bd anak
di medulla oblongata (arteri otak)
-retardasi mental hidrocefalus

-Gg mental Resiko infeksi


Nausea, vomit Gg tumbang bd
-Gg kecerdasan Suplai oksigen &
hidrocefalus
nutrisi ke otak
-Penurunan memori/daya terganggu
inget Resiko tinggi infeksi bd
luka post op
anoreksia
-Kerusakan jaringan saraf
Kerusakan jaringan Hipoksia
-Kelemahan ekstremitas
otak cerebral
-Gg koordinasi gerak otot Gg nutrisi kurang Gg nutrisi kurang dari kebutuhan
&saraf/kejang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, nausea, vomit
tubuh bd anoreksia,
nausea vomit NOC : nutrisi terpenuhi Nekrosis jaringan

NIC : -kolab dg ahli gizi pemberian Ketidakefektifan


nutrisi yg adekuat perfusi jaringan
Berduka b.d kelahiran anak dg hidrosefalus cerebral bd
-anjurkan makan sedikit-sedikit Kematian otak ketidakseimbangan
NOC : ortu menunjukkan sikap penerimaan antara suplai dan
-kolab pemberian anti muntah/emetic
kebutuhan oksigen
NIC : -beri dukungan moral
-kolab pemsanngan NGT jaringan (otak)
-jelaskan kpd ortu & keluarga tentang Resiko kematian
-kolab pemberian makanan cair/sonde
penyakit yg diderita anaknya
MALARIA
PENGERTIAN
Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer, 2001, hal 406).
Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui air liur nyamuk (Corwin, 2000, hal 125).
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus plasmodium (Harijanto, 2000, hal 1).
Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang disebabkan oleh Parasit Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk Anopeles (Tjay & Raharja, 2000).
JENIS MALARIA
MALARIA TROPIKANA DISEBABKAN OLEH MALARIA KWARTANA MALARIA TROPIKA ATAU TERTIANA MALIGNA MALARIA OVALE
PLASMODIUM VIVAX DISEBABKAN OLEH DISEBABKAN OLEH DISEBABKAN OLEH
PLASMODIUM MALARIA PLASMODIUM FALCIPARUM PLASMODIUM OVALE

SPOROZOA JENIS PLASMODIUM PEMERIKSAAN PENUNJANG : TINDAKAN PREVENTIF :


PENULARAN MEL :
1. PEMERIKSAAN DARAH 1. KEMOPROFILAKSIS
1. ANOPHELES DARI LUDAH NYAMUK KELUAR SPOROZOIT TEPI (METODE GIEMSA : 2. MENGURANGI
BETINA
SEDIAAN DARAH TEBAL
2. TRANSFUSI DARAH PAPARAN NYAMUK DG
SKIZOGONI MENGHASILKAN MEROZOIT (DI HATI) DAN TIPIS
3. KONTAMINASI MENGGUNAKAN
2. PEMERIKSAAN DARAH
JARUM KELAMBU DAN LOTION
RUTIN
4. TRANSPLASENTA ANTI NYAMUK YG TDK
MASUK ERITROSIT (SIKLUS ERITROSITER)
3. QBC (QUANTITATIVE MENGANDUNG DEET
BUFFY COAT)
SKIZOGONI (MENGHASILKAN TROPOZOIT MUDA S/D SKIZON TUA

MENGHASILKAN MEROZOIT, MENGIKUTI ALIRAN DARAH DAN MENUJU ORGAN TUBUH

DESTRUKSI ERITROSIT HEMOLISIS OTAK ERITROSIT TERINFEKSI HATI MEMBENTUK


INTRAVASCULER GAMET
BERAT
ANEMIA RX.ALERGI ZAT PIROGEN MEMBTK KNOBS
TERTANAM
HEMOLITIK SAAT SPORULASI (TONJOLAN) MSK TBH NYAMUK
DLM BTK
NORMOKROM HEMOGLOBINURIA KELUARNYA SITOKIN
(TNF,INTERLEUKIN 1) HIPNOZOIT
NORMOSITIK BEREAKSI DG SPOROGONI
BLACK WATER ANTIBODY
STADIUM MENGGIGIL RISIKO
FEVER MALARIA
PENURUNAN (NADI CEPAT,BIBIR & RELAPS
KOMPONEN JARI BIRU, KULIT
SELULER KERING, PUCAT MENEMPEL PD
TRANSPORT GAGAL GINJAL ENDOTELIUM
PENURUNAN OKSIGEN KAPILER DARAH
SISTEM IMUN STADIUM DEMAM
PAROKSISMAL PERIODIK
(MUKA MERAH, KULIT
PERUBAHAN PERFUSI MEMBTK SLUDGE
RISK. KERING, NADI CEPAT
JARINGAN NYERI (GUMPALAN)
INFEKSI DAN PENUH)

HIPOKSIA TDK NAPSU DAFTAR PUSTAKA :


MAKAN,
MEEMBEN
KADANG MUAL P. VIVAX & P. FALCIFARUM\ 1. Kliegman m Robert et al. 2006. Essential of
PENURUNAN METABOLISME DUNG
MUNTAH P. OVALE (KUARTANA : pediatrics fifth edition. Philadelphia : WB
KAPILER
(TERTIANA SIKLUS DEMAN Saunders Company
ALAT DLM
48 JAM) 72 JAM) 2. Bowden R Vicky et al. 2006. Children and their
PENURUNAN ENERGI PERUBAHAN families the continuum of care volume 2. Philadelphia
NUTRISI < KEB. : WB Saunders Company
TUBUH MENGHALANGI
LEMAH 3. Wong L Donna.2004. Pedoman klinis keperawatan
STADIUM BERKERINGAT JALAN DRH KE
OTAK pediatric. Jakarta : EGC
(DEHIDRASI, RISK HIPOTENSI) 4. http://www.asheducationbook.org/cgi/content/full/
INTOLERANSI AKTIVITAS 2002/1/35 diakses tanggal 17 Februari 2010
5. http://www.expat.or.id/medical/malaria.html
KEKURANGAN CAIRAN & ELEKTROLIT PENURUNAN
KESADARAN diakses tanggal 17 Februari 2010

KEMATIAN

DIAGNOSA DIAGNOSA DIAGNOSA DIAGNOSA DIAGNOSA DIAGNOSA DIAGNOSA


PENINGKATAN SUHU PERUBAHAN NUTRISI < KEB PERUBAHAN PERFUSI KEKURANGAN INTOLERANSI AKTIVITAS NYERI KEPALA B.D. RISIKO INFEKSI B.D.
TUBUH B.D. RX ALERGI B.D. TDK NAPSU MAKAN, JARINGAN B.D. CAIRAN & B.D. KELEMAHAN SBG EFEK DEMAM TINGGI PENURUNAN SISTEM
MUAL, MUNTAH PENURUNAN KOMPONEN ELEKTROLIT B.D. LANJUT DR PENURUNAN IMUN
INTERVENSI SELULER TRANSPORT DEHIDRASI SBG ENERGI INTERVENSI
 Pantau suhu pasien (derajat INTERVENSI OKSIGEN EFEK LANJUT  Kaji skala nyeri klien INTERVENSI
dan pola), perhatikan  Kaji riwayat nutrisi, makanan STADIUM INTERVENSI  Ajarkan teknik relaksasi  Hindarkan kontak dengan
menggigil. yang disukai. Observasi dan INTERVENSI BERKERINGAT  Kaji aktivitas yang masih dapat  Berikan lingkungan yang individu yg terinfeksi
 Pantau suhu lingkungan. catat masukan makanan klien  Pertahankan tirah baring ditoleransi klien nyaman (tenang, boleh  Beri nutrisi optimal utk
 Berikan makan sedikit dan bantu dengan aktivitas INTERVENSI  Bersama klien dan keluarga mendukung pertahanan
 Berikan kompres mandi menggunakan metode
makanan tambahan kecil yang perawatan.  Kaji intake output jadwalkan aktifitas perawatan yg tubuh alami
hangat, hindari penggunaan distraksi missal dengan
alkohol. tepat  Pantau terhadap  Monitor balance sedapat mungkin tdk  Beri istirahat yg adekuat
mndengarkan music,
 Pertahankan jadwal kecenderungan tekanan cairan mengganggu anak
 Berikan antipiretik. nmenonton tv)
penimbangan berat badan secara darah, mencatat  Monitor vital sign  Monitor vital sign 
 Berikan selimut pendingin. Kolaborasi pemberian
teratur. perkembangan hipotensi dan  Berikan rehidrasi analgetik
 Kolaborasi pemberian
 Diskusikan yang disukai klien perubahan pada tekanan nadi. sesuai kebutuhan
obat malaria (atabrine atau  Perhatikan kualitas, kekuatan  Kolaborasi pemberian
dan masukan dalam diet murni.
mefloquine utk falciparum) dari denyut perifer. cairan parenteral
 Observasi dan catat kejadian
sesuai dosis anjuran.  Kaji frukuensi pernafasan
mual/ muntah, dan gejala lain
yang berhubungan kedalaman dan kualitas.
Perhatikan dispnea berat.
 Kolaborasi untuk melakukan
rujukan ke ahli gizi  Berikan cairan parenteral.
Neonatal Sepsis Infeksi pada ibu

Masuk ke dalam
tubuh lanin

Terjadi infeksi
awal

Infeksi menyebar
keseluruh tubuh

Organ hati Organ pernafasan System gastrointestinal


Hipotalamus

Fungsi tidak optimal Muntah, diare


Menghasilkan panas Eritrosit banyak lisis
tubuh
Malas menghidsap
Bayi akan sesak
Hiperbilirunemia
hipertermi
Defisit volume cairan
Jaundice ikterik Gangguan pola dan elektrolit
1. Monitoring tanda-tanda vital napas
setiap 2jam dan pantau warna kulit
1. Monitoring tanda” vital setiap 2 jam
2. Observasi adanya kejang dan Ke otak
dehidrasi 2. Observasi adanya hipertermi kejang
1. Posisikan pasien semi
dan dehidrasi
3. Berikan kompres dengan air flower
Ensepalopati 3. Berikan kompres hangat jika terjadi
hangat pada aksila,leher dan 2. Auskultasi suara napas
lipatan paha, hindari penggunaan hipertermi dan pertimbangan untuk
alcohol untuk kompres 3. Monitor repiresi dan langkah kolaborasi dengan
Kemit ikterik kejang status O2, TTV memberikan atipiretik
4. Kaloborasi pemberian antiseptic
4. Bila perlu lakukan 4. Berikan ASI/PASI sesuai jadwal yang
sesuai kebutuhan jika panas tidak
suction,postural di tentukan
turun
CAMPAK

Stadium prodromal (2-4 Stadium erupsi Stadium penyembuhan


hari) :  Timbulnya
(konvalesens)

 Demam ≥38,5◦C makulopapular yang  Setelah 3 hari ruam berangsur-


bertahan selama 5-6 angsur menghilang sesuai
 Batuk
hari urutan timbulnya
 Pilek
 Ruam dimulai dari batas  Ditandai dengan kulit
 Faring hiperemis rambut di belakang
 Nyeri menelan kehitaman dan bersisik,
telinga ke wajah, leher,
 Stomatitis mengelupas dan menghilang
dan akhirnya ke
 Konjungtivitis 1-2 minggu
ekstremitas.

 Riwayat kontak
Gejala (+) dengan penderita Tidak
campak
 Riwayat imunisasi Difikirkan kemungkinan :

 Rubella
Disertai dengan : Ya  Eksantema subitum
Pemeriksaan penunjang :  Scarlet fever
 Hiperpireksia ≥39,0◦C
 Demam berdarah dengue
 Dehidrasi  Darah tepi : jumlah lekosit
 Infeksi virus yang lain
 Kejang normal atau meningkat
(chikungunya, enterovirus)
 Intake oral sulit apabila ada komplikasi
 Kesadaran menurun infeksi
 Sesak
 Otitis media akut
 Ensefalopati : Penatalaksanaan :
Pemeriksaan CSF,AGD,
kadar elektrolid darah  Tirah baring ditempat tidur
 Enteritis : feses lengkap  Vitamin A 100.000 IU, ada
malnutrisi dilanjutkan 1.500 IU
 Bronkopneumonia : foto
tiap hari
thorax dan AGD
 Diet makanan cukup cairan, kalori
yang memadai

Penatalaksanaan komplikasi :

o ensefalopati
 kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari + Ampisilin 100mg/kgBB/hari
selama 7-10 hari
 dexamethasone 1 mg/kgBB/hari dosis awal dilanjutkan 0,5
mg/kgBB/hari dalam 3 dosis sampai kesadaran membaik (>5
hari di tapering off )
 kebutuhan cairan dikurangi ¼ kebutuhan serta koreksi
elektrolit
o bronkopneumonia : kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari + ampisilin 100
mg/kgBB/hari selama 7-10 hari
Fraktur

cCidera

Kecelakaan Trauma, Terjatuh, Osteoporosis

Fraktur

Merusak Jaringan Lunak

Pre Operasi

Fraktur Terbuka Fraktur Tertutup

Operasi

Nyeri Post Operasi Adanya Luka


Operasi

Gangguan Rasa Nyaman Resiko


Gangguan Perdarahan
Aktivitas
Terapi Terapi Non Resiko Infeksi
Farmakologi Farmakologi
Mobilisasi

Terapi Relaksasi
Nafas Dalam

8
Leukimia

Faktor Endogen : Faktor Eksogen :


-Ras -Sinar X, Radioaktif
-Bahan kimia, hormon
-Kelainan kromosom
infeksi
Kurang pengetahuan

Proliferasi lokal dari sel neoplastik dalam


sumsum tulang

Akut limfa blastik Kurang informasi


leukimia

Proliferasi sel darah


putih imatur

Pansitopeni
Imunosupresi pada Kemoterapi
sumsum tulang
Eritropeni Lekopeni
Risiko Infeksi
infeksi meningkat
Gangguan rasa Asam
HB Turun Agropulosi
nyaman nyeri lambung naik AlopsiaMual,
tosis
muntah
Gangguan
Suplai dalam
Splenohep citra tubuh
darah O2 Anoreksia,m
Pemberian atomegali
analgetik Gangguan Intoleransi ual,muntah
Jaringan < O2 Risiko kurang volume
tumbang aktivitas
cairan
Trombositpeni
Kelemahan Nutrisi kurang dari kebutuhan
mobilisasi
tubuh pendarahan

Kolaborasi
pembeian
cairan IV

Anda mungkin juga menyukai