TUGAS WOC, SDKI, SLKI DAN SIKI PADA PASIEN HIV / AIDS
KELAS AJ 1 / B21
KELOMPOK 2
SURABAYA
2019
WOC HIV/ AIDS DENGAN PNEUMOCYSTIS PNEUMONIA (PCP)
Hubungan seksual dengan pasangan yang Transfusi darah yang Tertusuk jarum bekas Ibu hamil
berganti-ganti, dengan yang terinfeksi HIV terinfeksi HIV penderita HIV menderita HIV
Terjadi perubahan pada struktural sel diatas akibat transkripsi RNA virus + DNA sel sehingga terbentuknya provirus
Infeksi Oportunistik
PCP (Pneumonia
Pneumocystis) Meningitis Kriptococus
Ulkus Genital
Dermatitis Serebroika
Menginvasi
mukosa saluran
cerna
Demam, Batuk Non
Perubahan Status
Produktif, Nafas Pendek
Mental, Kejang,
Ruam, Difus, Bersisik, Kaku Kuduk,
Peningkatan peristaltik Folikulitas, kulit kering, Kelemahan, Mual,
mengelupas eksema kehilangan nafsu
makan, Vomitus,
Demam, Panas,
Pusing
MK :
- Hipertermi
- Bersihan Jalan
Nafas
Diare Psoriasis - Pola Nafas
Tidak Efektif
Terapi trimetoprim
sulfame
Mk : MK :
MK : Resiko
- Perubahan - Resiko tinggi cedera
kerusakan - Ggn. Nutrisi < Keb.
Eliminasi (Bab) Integritas Ruam, Pruritus,
- Gangg Nutrisi < Tubuh
Kulit Papula, Makula Merah - Risiko tinggi
Keb. Tubuh Muda
- Resiko kekurangan volume
Kekurangan cairan
Volume Cairan - Intoleransi
MK : Nyeri Aktivitas
1. Bersihan jalan napas tidak efektif (D.0001) berhubungan dengan Pneumocystis Pneumonia yang
ditandai dengan:
DO: Pasien tampak kelelahan dan sesak, batuk, RR 24x/m, SaO2 96%
2. Intoleransi Aktivitas (D.0056) berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan
kebutuhan oksigen dan kelemahan yang ditandai dengan:
3. Defisit nutrisi (D.0019) berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme yang ditandai
dengan:
Bersihan jalan napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1x24 Latihan batuk efektif
(D.0001) berhubungan dengan jam diharapkan bersihan jalan
Pneumocystis Pneumonia nafas klien dapat teratasi dengan 1. monitor adanya retensi sputum
2. jelaskan tujuan dan prosedur
kriteria hasil: batuk efektif
3. kolaborasi pemberian
Bersihan jalan nafas ( L.01001 )
mukolitik dan ekspektoran
batuk efektif cukup menurun
(2) Pemantauan respirasi
produksi sputum cukup 1. monitor frekuensi, kedalaman,
menurun( 4 ) dan upaya nafas
monitor pola nafas
Defisit nutrisi (D.0019) Tujuan: status nutrisi terpenuhi Manajemen nutrisi (I. 03119)
berhubungan dengan peningkatan setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status nutrisi
kebutuhan metabolisme keperawatan selama 3x24 jam 2. Identifikasi kebutuhan kalori
dengan kriteria hasil: dan jenis nutrien
1. Napsu makan ( L.03024) 3. Monitor asupan makanan
Keinginan makan (4) 4. Monitor berat badan
Energi untuk makan (4) 5. Berikan makanan porsi kecil
2. Status nutrisi ( L. 03030) tapi sering
6. Monitor hasil pemeriksaan
Porsi makanan yang
laboratorium
dihabiskan (4)
Verbalisasi keinginan untuk
meningkatkan nutrisi ( 4)