Anda di halaman 1dari 22

KMB II

HIV / AID

Khalillurrahman P07120118074
Noor Fahridha P07120118097
Norsyifa Amalia P07120118099

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah
sekumpulan gejala infeksi atau sindrom yang timbul karena
rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus
HIV.

Virusnya Human Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang


memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang
terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi
oportunistik ataupun mudah terkena tumor.
Cara Penularan

Transfusi
Hubungan Seks Penggunaan Jarum Ibu ke Bayi
darah/kontak dengan
luka
Dengan orang yang Penggunaan jarum Penularan Ibu yang
terkena HIV/AIDS, Dengan orang yang mengalami HIV/AIDS
suntik, jarum tindik/tato
Berganti ganti sudah terkena pada saat kehamilan,
yang berulang kali
pasangan dan tidak HIV/AIDS persalinan atau
pemakaian
menggunakan kondom menyususi
Tanda & Gejala

Saluran Saluran System System Saluran


Berat kemih &
Pernafas pencern Persyara integum
badan Reproduk
an aan fan en si wanita

Nafas pendek, Hilangnya nafsu kehilangan berat Syaraf central: virus cacar mengalami
henti nafas makan, mual dan badan tubuh kurang ingatan, air/api (herpes penyakit jamur
sejenak, batuk, muntah, kerap hingga 10% sakit simplex/zoster) pada vagina, luka
nyeri dada dan mengalami dibawah normal kepala,konsentrasi dan berbagai pada saluran
demam penyakit jamur (Wasting turun, sering macam penyakit kemih, menderita
pada rongga mulut Syndrome), kebingungan&resp kulit, infeksi penyakit syphillis,
dan gangguan pada on gerak jaringan rambut peradangan
kerongkongan, Syaraf peripheral:
sistem protein dan melambat. pada kulit rongga (tulang)
serta mengalami nyeri dan
energy didalam (Folliculities), pelvic & masa haid
diarhea yang kesemutan pada
tubuh/ Malnutrisi, kulit kering yang tidak teratur
kronik. telapak
gangguan berbercak,serta (abnormal).
tangan/kaki, reflek
absorbsi/penyerap Eczema atau
tendon(-) impoten.
an psoriasis.
Stadium Gambaran klinis Skala aktivitas
Klasifikasi
I
Klinis 1. Asimptomatik Asimptomatik,
2. Limfadenopati Generalisata
Infeksi HIV aktivitas normal
II
Menurut 1. Berat badan menurutn <10 % Simptomatik,
WHO ; 2. Kelainan kulit dan mukosa yang ringan seperti, aktivitas normal
dermatitis seboroik, purigo, onikomikosis, ulkus oral
yang rekuren, kheilitis angularis.
3. Herpes zoster dalam 5 tahun terkahir
4. Infeksi saluran napas bagian atas seperti sinusitis
bakterialis
III 1. Berat badan menurun < 10% Pada umunya
2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bula lemah, aktivitas di
3. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan tempat tidur kurang
4. Kandidiasis orofaringeal
dari 50%
5. Oral hairy leukoplakia
6. TB paru dalam tahun terakhir
7. Infeksi bacterial yang berat seperti pneumonia,
piomiositis
Stadium Gambaran Klinis Skala aktivitas

1. HIV wasting syndrome Pada umumnya


2. Pnemonia Pneumocystis carinii sangat lemah,
3. Toksoplasmosis otak aktivitas di tempat
4. Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan tidur lebih dari 50 %
5. Kriptokokosis ekstrapulmonar
6. Retinitis virus situmegalo
7. Herpes simpleks mukokutan > 1 bulan
8. Leukoensefalopati multifocal progresif
9. Mikosis diseminata seperti histoplasmosis
10. Tuberkulosis di luar paru
1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV:
- ELISA Pemeriksaan Penunjang
- Western blot
- P24 antigen test
- Kultur HIV

2. Tes untuk deteksi gangguan system


imun.
• Hematokrit.
• LED
• CD4 limfosit
• CD4/CD limfosit
• Serum
• mikroglobulin B2
• Hemoglobulin
Pengkajian
 Identitas Klien
Meliputi : Nama, tempat/ tanggal lahir, jenis kelamin, status kawin, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, No. MR
 
• Keluhan utama
Dapat ditemukan pada pasien AIDS dengan manifestasi respiratori ditemui keluhan
utama sesak nafas. Keluhan utama lainnya ditemui pada pasien HIV AIDS yaitu,
demam yang berkepanjangan (lebih dari 3 bulan), diare kronis lebih dari satu bulan
berulang maupun terus menerus, penurunan berat badan lebih dari 10%, batuk
kronis lebih dari 1 bulan, infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan oleh jamur
Candida Albicans, pembengkakan kelenjer getah bening diseluruh tubuh, munculnya
Harpes zoster berulang dan bercak-bercak gatal diseluruh tubuh
Riwayat kesehatan sekarang

Dapat ditemukan keluhan yang biasanya disampaikan pasien HIV AIDS adala
h : pasien akan mengeluhkan napas sesak (dispnea) bagi pasien yang memiliki man
ifestasi respiratori, batuk-batuk, nyeri dada dan demam, pasien akan mengeluhkan
mual, dan diare serta penurunan berat badan drastis.

Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya pasien pernah dirawat karena penyakit yang sama. Adanya riwayat p
enggunaan narkotika suntik, hubungan seks bebas atau berhubungan seks dengan
penderita HIV/AIDS, terkena cairan tubuh penderita HIV/AIDS.

Riwayat kesehatan keluarga

Biasanya pada pasien HIV AIDS adanya anggota keluarga yang menderita pen
yakit HIV/AIDS. Kemungkinan dengan adanya orang tua yang terinfeksi HIV. Pengkaj
ian lebih lanjut juga dilakukan pada riwayat pekerjaan keluarga, adanya keluarga be
kerja di tempat hiburan malam, bekerja sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial).
Pola aktivitas sehari-hari (ADL)

- Pola presepsi dan tata laksanaan hidup sehat


Biasanya pada pasien HIV/AIDS akan menglami perubahan atau gangguan pada
personal hygiene, misalnya kebiasaan mandi, ganti pakaian, BAB dan BAK dikarenaka
n kondisi tubuh yang lemah, pasien kesulitan melakukan kegiatan tersebut dan pasien
biasanya cenderung dibantu oleh keluarga atau perawat.
 
- Pola Nutrisi
Biasanya pasien dengan HIV/AIDS mengalami penurunan nafsu makan, mual, m
untah, nyeri menelan, dan juga pasien akan mengalami penurunan BB yang cukup dra
stis dalam waktu singkat (terkadang lebih dari 10% BB).
 
- Pola Eliminasi
Biasanya pasien mengalami diare, fases encer, disertai mucus berdarah.
- Pola Istirahat dan tidur
Biasanya pasien dengan HIV/AIDS pola istirahat dan tidur mengalami gangguan
karena adanya gejala seperi demam dan keringat pada malam hari yang berulang. Sel
ain itu juga didukung oleh perasaan cemas dan depresi pasien terhadap penyakitnya.
 
- Pola aktivitas dan latihan
Biasanya pada pasien HIV/AIDS aktivitas dan latihan mengalami perubahan. Ada
beberapa orang tidak dapat melakukan aktifitasnya seperti bekerja. Hal ini disebabkan
mereka yang menarik diri dari lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja, karen
a depresi terkait penyakitnya ataupun karena kondisi tubuh yang lemah.

Pola presepsi dan konsep diri


Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami perasaan marah, cemas, depresi, dan
stres.
- Pola sensori kognitif
Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami penurunan pengecapan, dan gangguan
penglihatan. Pasien juga biasanya mengalami penurunan daya ingat, kesulitan berkon
sentrasi, kesulitan dalam respon verbal. Gangguan kognitif lain yang terganggu yaitu
bisa mengalami halusinasi.
 
- Pola hubungan peran
Biasanya pada pasien HIV/AIDS akan terjadi perubahan peran yang dapat menggan
ggu hubungan interpersonal yaitu pasien merasa malu atau harga diri rendah.
 
- Pola penanggulangan stress
Pada pasien HIV AIDS biasanya pasien akan mengalami cemas, gelisah dan depresi
karena penyakit yang dideritanya. Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit, yan
g kronik, perasaan tidak berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikolo
gis yang negatif berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung dan lain-lain,
- Pola reproduksi seksual
Pada pasaaien HIV AIDS pola reproduksi seksualitas nya terganggu karena p
enyebab utama penularan penyakit adalah melalui hubungan seksual.
 
- Pola tata nilai dan kepercayaan
Pada pasien HIV AIDS tata nilai keyakinan pasien awal nya akan berubah, kare
na mereka menganggap hal yang menimpa mereka sebagai balasan akan perbuatan
mereka. Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh mempen
garuhi nilai dan kepercayaan pasien dalam kehidupan pasien, dan agama merupaka
n hal penting dalam hidup pasien.
- Pemeriksaan Fisik
1) Gambaran Umum : ditemukan pasien tampak lemah.
2) Kesadaran pasien : Compos mentis cooperatif, sampai terjadi penurunan tingkat
kesadaran, apatis, samnolen, stupor bahkan coma.
3) Vital sign :
4) TD : Biasanya ditemukan dalam batas normal
5) Nadi : Terkadang ditemukan frekuensi nadi meningkat
6) Pernafasan: Biasanya ditemukan pernafasan abnormal (dyspnea, takipnea, sianos
is, SOB, menggunakan otot bantu pernapasan, batuk produktif atau non produktif)
7) Suhu :Biasanya ditemukan Suhu tubuh meningkat karena demam.
8) BB : Biasanya mengalami penurunan (bahkan hingga 10% BB) TB : Biasanya tida
k mengalami peningkatan (tinggi badan tetap)
9) Kepala : Biasanya ditemukan kulit kepala kering karena dermatitis seboreika
10) Mata : Biasanya ditemukan konjungtiva anemis, sclera tidak ikhterik, pupil isokor,
reflek pupil terganggu,
11) Hidung : Biasanya ditemukan adanya pernafasan cuping hidung.
12) Gigi dan Mulut: Biasanya ditemukan ulserasi dan adanya bercak- bercak putih se
perti krim yang menunjukkan kandidiasi.
13) Leher : kaku kuduk ( penyebab kelainan neurologic karena infeksi jamur Cryptoc
occus neoformans), biasanya ada pembesaran kelenjer getah bening,
14) Jantung : (takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizzines)
15) Paru-paru : Biasanya terdapat nyeri dada, terdapat retraksi dinding dada pada pa
sien AIDS yang disertai dengan TB, Napas pendek (cusmaul), sesak nafas (dipsnea).
16) Abdomen : Biasanya terdengar bising usus yang Hiperaktif
17) Kulit : Biasanya ditemukan turgor kulit jelek, terdapatnya tanda-tanda lesi (lesi sa
rkoma kaposi, kulit kering, gatal, petekie positif ).
18) Ekstremitas : Biasanya terjadi kelemahan otot, tonus otot menurun, akral dingin.
Diagnosa

1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola


hidup yang beresiko.
2. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV, adanya
infeksi nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.
3. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen,
malnutrisi, kelelahan.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.
5. Diare berhubungan dengan infeksi GI
6. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang

orang dicintai.
Intervensi
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Rasional
Intervensi

Untuk pengobatan dini.


Resiko tinggi infeksi Pasien akan bebas infeksi • Monitor tanda-tanda infeksi
 
berhubungan dengan oportunistik dan baru.
imunosupresi, komplikasinya dengan kriteria • gunakan teknik aseptik pada
Mencegah pasien terpapar oleh
malnutrisi dan pola tak ada tanda-tanda infeksi setiap tindakan invasif. Cuci kuman patogen yang diperoleh di
rumah sakit.
hidup yang beresiko. baru, lab tidak ada infeksi tangan sebelum meberikan
 
oportunis, tanda vital dalam tindakan.
 
batas normal, tidak ada luka • Anjurkan pasien metoda
Mencegah bertambahnya infeksi
atau eksudat mencegah terpapar terhadap  
 
lingkungan yang patogen.
• Kumpulkan spesimen untuk Meyakinkan diagnosis akurat dan
pengobatan
tes lab sesuai order.
 
• Atur pemberian antiinfeksi Mempertahankan kadar darah yang
terapeutik
sesuai order
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Rasional
Intervensi

Resiko tinggi infeksi Infeksi HIV tidak Anjurkan pasien atau orang Pasien dan keluarga mau dan
(kontak pasien) ditransmisikan, tim kesehatan penting lainnya metode memerlukan informasikan ini
berhubungan dengan memperhatikan universal mencegah transmisi HIV dan  
infeksi HIV, adanya precautions dengan kriteriaa kuman patogen lainnya.  
infeksi kontak pasien dan tim Gunakan darah dan cairan tubuh  Mencegah transimisi infeksi HIV ke
nonopportunisitik yang kesehatan tidak terpapar HIV, precaution bial merawat pasien. orang lain
dapat ditransmisikan. tidak terinfeksi patogen lain Gunakan masker bila perlu.
seperti TBC.
• Monitor respon fisiologis Respon bervariasi dari hari ke hari
Intolerans aktivitas Pasien berpartisipasi dalam terhadap aktivitas  
berhubungan dengan kegiatan, dengan kriteria • Berikan bantuan perawatan Mengurangi kebutuhan energi
kelemahan, pertukaran bebas dyspnea dan takikardi yang pasien sendiri tidak  
oksigen, malnutrisi, selama aktivitas. mampu Ekstra istirahat perlu jika karena
kelelahan • Jadwalkan perawatan pasien meningkatkan kebutuhan metabolik.
sehingga tidak mengganggu
isitirahat.
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Rasional
Intervensi

Perubahan nutrisi Pasien mempunyai intake • Monitor kemampuan • Intake menurun dihubungkan
kalori dan protein yang mengunyah dan menelan. dengan nyeri. tenggorokan dan
kurang dari kebutuhan adekuat untuk memenuhi   mulut.
tubuh berhubungan kebutuhan metaboliknya • Monitor BB, intake dan ouput.  
dengan kriteria mual dan • Menentukan data dasar.
dengan intake yang muntah dikontrol, pasien • Atur antiemetik sesuai order.  
kurang, meningkatnya makan TKTP, serum albumin   • Mengurangi muntah
dan protein dalam batas • Rencanakan diet dengan  
kebutuhan metabolic, normal, BB mendekati seperti pasien dan orang penting  
dan menurunnya sebelum sakit lainnya. • Meyakinkan bahwa makanan
sesuai dengan keinginan pasien
absorbsi zat gizi.

Keluarga atau orang penting • Kaji koping keluarga terhadap


• Memulai suatu hubungan dalam
Tidak efektif koping lain mempertahankan suport sakit pasein dan bekerja secara konstruktif dengan
keluarga.
keluarga berhubungan sistem dan adaptasi terhadap perawatannya
• Mereka tak menyadari bahwa
dengan cemas tentang perubahan akan • Biarkan keluarga mereka berbicara secara bebas.
• Menghilangkan kecemasan
keadaan yang orang kebutuhannya dengan kriteria mengungkapkana perasaan
tentang transmisi melalui kontak
dicintai. pasien dan keluarga secara verbal sederhana
berinteraksi dengan cara • Ajarkan kepada keluaraga
yang konstruktif tentang penyakit dan
Implementasi

Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan merupakan


tindakan keperawatan yang dilakukan berdasarkan dari rencana
atau intervensi keperawatan yang dibuat, tujuan melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi keperawatan agar
kriteria hasil dapat tercapai.
Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan langka akhir dari asuhan keperawatan dengan


mengidentifikasi sejauh mana tujuan rencana keperawatan tercapai
atau tidak. Pada tahap evaluasi yang dilakukan adalah
mengevaluasi selama tindakan asuhan keperawatan berlangsung
Thank you

Anda mungkin juga menyukai