Anda di halaman 1dari 16

DC SHOCK

BY : ERNA FAUZIAH, S.Kep.,Ns., M.Kep


• Memberikan tindakan
arus listrik searah
pada otot jantung
melalui dinding dada
dengan menggunakan
defibrillator

PENGERTIAN
• Untuk terapi aritmia letal seperti takikardi
ventrikel tanpa nadi dan fibrilasi ventrikel.

Tujuan
1. Fibrilas ventrikel
2. Takikardi ventrikel
tanpa nadi

indikasi
1. Intosikasi digitalis
2. Penyakit sistem konduksi
3. Pasien dengan tidak mampu bertahan pada irama sinus
4. Fibrilasi atrial yang telah lama atau bertahun
5. Kardioversi dengan fibrilasi atrial cepat berulang, denga
dosis kuinidin profilaktik
6. Post operasi baru katup jntung, kardioversi di tunda 10-
14 hari, TPM dapat menghentikan takiaritmia.

Kontra Indikasi
1. Pemilihan besarnya energi dan mode pengoperasian
2. Pengisin energi (charge) pada kapasitor
3. Pembuangan energi dari kapasitor ke pasien (discharge)

Prinsip Prosedur
1. Asinkron
Pemberian shock listrik jika jantung sudah tidak
berkontraksi lagi, secara manual setelah pulsa R
2. Sinkron
Pemberian shock listrik harus disinkronkan dengan
signal ECG dalam keadaan berfibrasi, jadi bila tombol
discharge ditekan kapanpun maka akan membuang
setelah pula R secar otomatis.

Metode Defibrilator
1. Alat Defibrilator
2. Jelly
3. Elektroda EKG
4. Trolly Emergency
5. Tissue

A. Alat dan bahan


1. Menyiapkan mesin defibrilator. Mesin terkoneksi ke listrik,
menghidupkan alat dan mengatur pilihan energi (360 J untuk
defibrilator monofasik dan 200 J untuk defibrilator bifasik)
dengan mode Asynchronized.
2. Memasang EKG monitor bila belum terpasang dan
memastikan irama EKG pasien adalah VF atau VT tanpa nadi.
3. Mencabut dan mengangkat paddle dari mesin. Mengoleskan
dan meratakan jelly pada paddle di dada pasien.
4. Menempelkan paddle sternum (kanan) pada sisi kanan
sternum dibawah klavikula dan paddle apex (kiri) pada garis
midaxillaris setinggi elektroda V6.

Prosedur
5. Mengisi energi dengan menekan tombol charge pada
paddle atau tombol charge pada mesin defibrilator dan
menunggu hingga energi yang dinginkan tercapai
6. Menghentikan RJP
7. Menyatakan bahwa defibrilator telah siap dan lingkungan
dengan berteriak “1’m clear, you’re clear, everybody
clear’
8. Sambil melihat monitor menyatakan 200 Joule, irama
masih VF, discharge”. Melakuka Shock dengan menekan
tombol pada kedua paddle bersamaan.

Prosedur
9. Mengangkat paddle dan langsung melanjutkan RJP tanpa
menunggu hasil irama yang muncul pada monitor setelah
pemberian defibrilasi.
10. Melanjutkan RJP sampai 2 menit, dilanjutkan dengan
evaluasi irama pada monitor.
11. Mempersiapkan da memberikan obat efineprin 1 mg
sesuai denga algoritma VT tanpa nadi atau VF
12. Mempersiapkan dan memberikan obat Amiodaron 300
mg dan 50 mg sesui dengan algoritma VT tanpa nadi atau
VF.

Prosedur
1. Pencatatan tindakan dilakukan secara lengkap di kartu
Rekam Medik pasien
2. Hal yang perlu dicatat adalah sbb :
a) Respon pasien
b) TTV
c) Jenis tindakan yang diberikan saat resusitasi
d) Dosis defibrilasi
e) Tanda tangan dan nama jelas setelah selesai tindakan
dan pencatatan

Dokumentasi
• Setiap melakukan tindakan/setelah melakukan tindakan
terhadap pasien jangan lupa untuk selalu cuci tangan
• Berkomunikasi yang baik dengan menberikan penjelasan
kepada keluarga pasien perihal tujuan dan prosedur
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien,
• Pastikan untuk menjaga privacy dan lingkungan pasien.
• Posisikan pasien pada posisi yang datar.
• Gunakan APD (alat pelindung diri)

Catatan
1. Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP
2. Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana tidak
ada respon
3. Setiap perubahan gambaran EKG harus di print

Hal-hal yang perlu


diperhatikan
• https://www.youtube.com/watch?v=ZO_G0-jBVH8
• https://www.youtube.com/watch?v=57q6hbhsQto
• https://www.youtube.com/watch?v=4RO6GavyI9s
• https://www.youtube.com/watch?v=92ixOk-JiHE

Video TuToRial
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai