Anda di halaman 1dari 9

pemeriksaan fisik

pada kasus HIV/AIDS


disusun oleh kelompok 02
1. Apdha Triwulan Hafsarini
2. Chelvin Muhammad
3. Dian Safitri
4. Fadhilah Nurul Karimah
5. Machmuth Cipto Prasetyo
6. Nuraini Khoirotun Amanah
7. Shofiya Azzimata Rosyidah
8. Winda Wihastuti
pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik (Head to Toe) adalah
pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan
atau hanya beberapa bagian saja yang dianggap
perlu oleh dokter yang bersangkutan.

jenis - jenis pemeriksaan fiisk


1. inspeksi
2. palpasi
3. perkusi
4. auskultasi
pemeriksaan fisik
pada kasus HIV/AIDS
GAMBARAN UMUM
Diperhatikan atau inspeksi penampilan umum pasien
tampak sakit dimulai dari ringan sampai berat. Jangan
lupa untuk mengecek tanda-tanda vital pasien. Biasanya
pasien tampak lemah, kesadaran pasien compos mentis
cooperatif, sampai terjadi penurunan tingkat kesadaran,
apatis, samnolen, stupor bahkan coma.

TANDA - TANDA VITAL


1. tekanan darah : dalam batas normal
2. suhu : Demam umum pada orang yang terinfeksi HIV, bahkan bila tidak
ada gejala lain.
3. Respirasi : frekuensi nafas meningkat
4. Nadi : frekuensi nadi meningkat
5. Berat badan : Pemeriksaan berat badan dilakukan pada setiap kunjungan.
Kehilangan 10% atau lebih dari berat badan mungkin akibat dari sindrom
wasting, yang merupakan salah satu tanda-tanda AIDS, dan yang paling
parah tahap terakhir infeksi HIV.
Pemeriksaan head
to toe pada kasus
HIV/AIDS
kepala
biasanya ditemukan kulit kepala kering karena
dermatitis seboreika
mata
Cytomegalovirus (CMV) retinitis adalah komplikasi
umum AIDS. Hal ini terjadi lebih sering pada orang
yang memiliki CD4 jumlah kurang dari 100 sel per
mikroliter (MCL). Termasuk gejala floaters,
gigi dan mulut
penglihatan kabur, atau kehilangan penglihatan.
biasanya ditemukan ulserasi dan adanya bercak-bercak putih
Selain itu biasanya ditemukan konjungtiva anemis,
seperti krim yang menunjukkan kandidiasi.
sclera tidak ikhterik, pupil isokor, reflek pupil
leher
terganggu
kaku kuduk ( penyebab kelainan neurologic karena infeksi
hidung
jamur cryptococcus neoformans), biasanya ada pembesaran
biasanya ditemukan adanya pernafasan cuping
kelenjer getah bening,
hidung.
jantung
Biasanya tampak sianosis, hipotensi, takikardi dan
kardiomiopathy atau lemah jantung
lanjutan

paru - paru
biasanya terdapat yeri dada, terdapat retraksi dinding dada pada pasien
aids yang disertai dengan tb, napas pendek (cusmaul), sesak nafas
(dipsnea).
abdomen
Biasanya terdengar bising usus yang hiperaktif. Pemeriksaan fisik
gastrointestinal ditemukan masalah kehilangan nafsu makan, mual,
muntah, kandidiasia oral dan esophagus, dan diare kronik (masalah pada
sekitar 50% – 90% penderita AIDS). Pemeriksaan abdomen mungkin
menunjukkan hati yang membesar (hepatomegali) atau pembesaran
limpa (splenomegali). Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi baru atau
mungkin menunjukkan kanker. Pemeriksaan perut akan dilakukan pada
setiap kunjungan atau jika mengalami gejala-gejala seperti nyeri di kanan
atas atau bagian kiri atas perut.
kulit
Kulit merupakan masalah yang umum untuk penderita HIV. Temuan dari
pemeriksaan fisik integumen dapat ditemukan Herpes zoster, Herpes
simplex, Seborrheic dermatitis, Folliculitis. Pemeriksaan yang teratur
dapat mengungkapkan kondisi yang dapat diobati mulai tingkat
keparahan dari dermatitis seboroik sampai sarkoma Kaposi. Pemeriksaan
kulit dilakukan setiap 6 bulan atau kapan gejala berkembang.
lanjutan

ektremitas
Biasanya terjadi kelemahan otot, tonus otot menurun, akral
dingin.
reproduksi
Kandidiasis vagina, displasia serviks, penyakit radang panggul,
atau lesi dubur pada wanita. Pelepasan uretra dan rektum atau
keganasan pada pria. Pada ibu positif HIV juga akan menular
kepada bayinya ketika dalam kandungan atau saat melahirkan
atau melalui air susu ibu.

neuromuskular
Terdapat gangguan sistem saraf pusat, perifer, atau
otonom, tanda-tanda dan gejala kondisi seperti
meningitis, ensefalitis demensia atau neuropati perifer.
pemeriksaan diagnositik
HIV/AIDS
1. darah rutin
hemoglobin
hematokrit
laukosit
trombosit
eritrosit
2. uji imonologi
deteksi antibodi HIV 3. Uji Virologi
ELISA kultur HIV
Rapid Test HIV DNA kualitatif (EID)
western blot HIV RNA kuantitatif
Indirect Immunofluorescence Assays Tes virologis Polymerase Chain Reaction (PCR)
(IFA)
4. Uji antigen p24
Tes Enzyme Immunoassay (EIA)
antibodi HIV
DAFTAR PUSTAKA

Aryani, A., Widiyono, W., & Suwarni, A. (2021). Buku Mata Ajar Keperawatan HIV/AIDS.
Fharaswandi Putri, 2022. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA REMAJA DENGAN HIV/AIDS DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEBERANG PADANG KOTA PADANG. (Karya Tulis Ilmiah Poltekes
Kemenkes Padang).
http://repositoryperpustakaanpoltekkespadang.site/id/eprint/223/1/KTI%20PUTRI%20FHARAS%20SWA
NDI.pdf
Iswandi Fauzi, 2017. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIV AIDS DI IRNA NON BEDAH
PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG. (Karya Tulis Ilmiah Poltekes Kemenkes Padang).
https://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_FAUZIAH_ISWANDI_PDF.pdf
Nurasalam. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV AIDS, Jakarta : Salemba Medika
Thank You

Anda mungkin juga menyukai