Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PROGRAM NASIONAL USIA LANJUT

Untuk memenuhi tugas mata kuliah : Keperawatan Gerontik

Disusun oleh :
Aviva Zahra Salsadiva
A12019018
3A

PROGRAM PENDIDIKAN STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh SWT. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Program Nasional Usia Lanjut”. Makalah ini disusun dengan maksud untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan dosen dan juga dalam rangka memperdalam pemahaman tentang program
nasioanl usia lanjut. Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
laporan ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Gombong, 13 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.....................................................................................................1
C. Manfaat Makalah....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Definisi Usia Lanjut................................................................................................2
B. Program Pelaksanaan Usia Lanjut..........................................................................2
C. Solusi Pelaksanaan.................................................................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................9
Kesimpulan..................................................................................................................9
Daftar Pustaka.................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat
yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Pada
tahun1980 penduduk lanjut usia baru berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2 persen dari seluruh jumlah
penduduk.Pada tahun1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta orang
atau8,9persen. Jumlah ini meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun
2000 atau 7,2 persen dari seluruh penduduk. Dan diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi 29
juta orang atau 11,4 persen. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia meningkat secara
konsisten dari waktu ke waktu.
Program Nasional Usia Lanjut, antara lain yaitu Posyandu Usia Lanjut adalah pos
pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati,
yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan
Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan
peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam
penyelenggaraannya.
B. Tujuan

1.Menganalisis pengaruh faktor-faktor kesehatan, ekonomi, dan hubungan sosial terhadap


kemandirian orang lanjut usia

2.Menganalisis faktor yang manakah yang berpengaruh secara dominan terhadap


kemandirian orang lanjut usia.
C. Manfaat

1. Mengembangkan penelitian tentang lanjut usia.

2 hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi lanjut usia untuk mengatasi persolan-
persoalan hidup lanjut usia agar mereka dapat hidup mandiri.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Lanjut Usia

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan
batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga
aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial
(BKKBN 1998). Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses
penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin
rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian.

Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta
sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada
sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi
memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua,
seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat Dari aspek sosial,
penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok social sendiri. Di negara Barat, penduduk lanjut
usia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Hal ini dilihat dari keterlibatan mereka
terhadap sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputuan serta luasnya
hubungan social yang semakin menurun. Akan tetapi di Indonesia penduduk lanjut usia
menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh warga muda (Suara Pembaharuan
14 Maret 1997). Demikian juga batasan lanjut usia yang tercantum dalam Undang-Undang No.4
tahun 1965 tentang pemberian bantuan penghidupan orang jompo, bahwa yang berhak

2
mendapatkan bantuan adalah mereka yang berusia 56 tahun ke atas. Dengan demikian dalam
undang-undang tersebut menyatakan bahwa lanjut usia adalah yang berumur 56 tahun ke atas.
Namun demikian masih terdapat perbedaan dalam menetapkan batasan usia seseorang untuk
dapat dikelompokkan ke dalam penduduklanjut usia. Dalam penelitan ini digunakan batasan
umur 56 tahun untuk menyatakan orang lanjut usia.

B. Program Pelaksanaan Usia Lanjut

1. Posyandu Lansia

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari
kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya
melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Tujuan Posyandu Lansia :
Tujuan didirikannya lansia tak lepas dari semangat untuk memberikan pelayanan
kesehatan lansia sebaik mungkin agar kelompok usia ini bisa mencapai kesejahteraan,
baik secara fisik maupun psikis. Secara khusus, tujuan Posyandu lansia sebagaimana
dilansir dari laman Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah
sebagai berikut:

 Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga


terbentuk layanan kesehatan yang dapat mengakomodir kebutunan lansia
 Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran masyarakat maupun pihak lainnya 
 Meningkatkan komunikasi antar masyarakat usia lanjut

Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :


a.       Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga
terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
b.      Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta
dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia
lanjut.
Sasaran posyandu lansia
a.)  Sasaran langsung:
-          Pra usia lanjut (pra senilis) 45-59 thn

3
-          Usia lanjut 60-69 thn
-          Usia lanjut risiko tinggi: usia lebih dari 70 thn atau usia lanjut berumur 60 thn atau
lebih dgn masalah kesehatan
b.)  Sasaran tidak langsung:
-          Keluarga dimana usia lanjut berada
-          Masyarakat di lingkungan usia lanjut
-          Organisasi sosial yg peduli
-          Petugas kesehatan
-          Masyarakat luas
Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia :
Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang
diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan
pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada yang
menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya
menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut :
-          Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau
tinggi badan
-          Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh
(IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga
dilakukan di meja II ini.
-          Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa
dilakukan pelayanan pojok gizi.
Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia :
Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara lain :
-         Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu. 
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi
dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan
mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan
atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan
lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong
minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia
-         Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau

4
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa
harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau
kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan
dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau
merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan
atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia
untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor
eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.
-         Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia
untuk datang ke posyandu.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk
mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia
apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu,
mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi
segala permasalahan bersama lansia.
-         Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan
atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik
tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di
posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan
potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada
stimulus yang menghendaki adanya suatu respons.
Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia :
Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan fisik dan
mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk
mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah
kesehatan yang dihadapi.
Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia seperti:
a.       Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur,
buang air besar/kecil dan sebagainya.
b.      Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional
dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
c.       Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).

5
d.      Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
e.       Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
f.       Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus)
g.      Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal.
h.      Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. Dan
i.        Penyuluhan Kesehatan.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi
lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk
meningkatkan kebugaran.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan
prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja
dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran
tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer,
Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia.

2. Puskesmas Lansia
Tujuan pelaksanaan kegiatan dalam program usia lanjut adalah :
a. Melaksanakan penyuluhan secara teratur dan berksinambungan sesuai kebutuhan
melalui berbagai media mengenai kesehatan usia lanjut.Usaha ini dilakukan
terhadap berbagai kelompok sasaran yaitu usia lanjut sendiri, keluarga dan
masyarakat dilingkungan usia lanjut.
b. Melaksanakan penjaringan usia lanjut resiko tinggi, pemeriksaan berkala usia
lanjut dan memberi  petunjuk upaya pencegahan penyakit, gangguan psikososial
dan bahaya kecelakaan yang dapat terjadi pada usia lanjut.
c. Melaksanakan diagnose dini, pengobatan,perawatan dan pelayanan rehabilitative
kepada usia lanjut yang membutuhkan dan memberi petunjuk mengenai tindakan
kuratif atau rehabilitative yang harus dijalani, baik kepada usia lanjut maupun
keluarganya.
d. Melaksanakan rujukan medic ke fasilitas rumah sakit untuk pengobatan,
perawatan atau rehabilitative bagi usia lanjut yang membutuhkan termasuk
mengusahakan kemudahan-kemudahannya.

Kegiatan yang dilaksanakan antara lain :


a. Pemeriksaan tekanan darah,
6
b. pengobatan secara umum,
c. penyuluhan terkait dengan penyakit yang diderita (face to face),
d. mengirimkan pasien untuk operasi katarak setiap tahun,
e. senam lansia bila ada program dari dinas kesehatan dan rujukan medic ke Rumah
sakit.

3. Terapi pada lansia :


a. Terapi modalitas                       : untuk  mengisi waktu luang bagi lansia
b. Terapi Aktifitas Kelompok    : Untuk meningkatkan kebersamaan,bertukar
pengalaman
c.  Terapi Musik                              : Untuk meningkatkan gairah hidup
d. Terapi berkebun                      : Untuk melatih kesabaran
e. Terapi dengan binatang        : Untuk meningkatkan kasih saying dan mengisi waktu
luang
f. Terapi Kognitif                           : Agar daya ingat tidak menurun
g. Life review terapi                     : Meningkatkan gairah hidup dan harga diri
h. Terapi Keagamaan                   : meningkatkan rasa nyaman menjelang kematian

C. Solusi Pelaksanaan
Pelayanan yang diberikan oleh Posyandu lansia melalui program dan kadernya pada
dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup para orang tua yang lebih rentan terhadap
penyakit.Di daerah yang memiliki Posyandu lansia, kadernya akan memantau kesehatan lansia
yang ada di daerah itu secara individual dan detail. Umumnya, akan ada kartu atau buku yang
digunakan untuk mencatat status kesehatan dan pola hidup para lansia.Secara umum, ada empat
jenis pelayanan yang diberikan Posyandu lansia:
1. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang diberikan tidak hanya mencakup sesuatu yang berhubungan dengan
penyakit. Pada Posyandu lansia, kader juga akan melakukan pemeriksaan aktivitas sehari-hari
seperti:

 Mencatat pola makan


 Cara mandi
 Rutinitas buang air
 Kemampuan untuk berjalan dan berpakaian
 Kemampuan untuk turun atau naik tempat tidur
 Kemandirian lansia tersebut

Selain itu, lansia juga akan menerima pemeriksaan berupa:

 Pemeriksaan kondisi mental

7
 Pemeriksaan status gizi
 Pengukuran tekanan darah
 Pemeriksaan laboratorium sederhana, seperti tes kadar asam urat dan gula darah

Posyandu lansia juga bisa memberikan rujukan ke Puskesmas apabila ada kondisi yang
memerlukan pemeriksaan lanjutan.Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan untuk lansia bisa
dilaksanakan di balai warga seperti layaknya Posyandu balita dan ibu hamil. Namun, bagi lansia
yang kesulitan untuk keluar rumah, akan ada kader yang mengunjunginya secara langsung.
2. Pemberian makan tambahan (PMT)
Para kader Posyandu lansia akan memberikan penyuluhan kepada para lansia mengenai makanan
yang sehat dan bergizi yang perlu mereka konsumsi. Untuk memudahkan, para lansia akan
mendapatkan contoh menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi yang
dibutuhkan, dengan menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut.
3. Kegiatan olahraga
Olahraga untuk lansia juga penting dilakukan demi menjaga kebugaran tubuh. Para kader akan
menuntun kakek dan nenek untuk mengikuti gerakan senam lansia, gerak jalan santai, maupun
aktivitas lain yang aman untuk usia lanjut.
4. Kegiatan non kesehatan
Di Posyandu lansia, juga sering dilakukan kegiatan non kesehatan untuk meningkatkan interaksi
sosial dan menjadikan Posyandu sebagai wadah lansia untuk berkegiatan. Jenis kegiatan yang
sering dilakukan di antaranya:

 Kegiatan kerohanian
 Arisan
 Kegiatan ekonomi produktif seperti berjualan
 Berkebun
 Forum diskusi penyaluran hobi dan lain-lain

8
BAB III
KESIMPULAN

Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi orang lanjut usia banyak mengalami
kemunduran fisik maupun psikis,artinya mereka mengalami perkembangan dalam bentuk
perubahan-perubahan yang mengarah pada perubahan yang negatif.Secara umum kondisi fisik
seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa perubahan :

1)      perubahan penampilan pada bagian wajah, tangan, dan kulit,


2)      perubahan bagian dalam tubuh seperti sistem saraf : otak, isi perut : limpa, hati,
3)      perubahan panca indra : penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan
4)      perubahan motorik antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajar keterampilan
baru.

9
DAFTAR PUSTAKA

Badan Koordinasi Keluarga Berencana


Nasional. https://kampungkb.bkkbn.go.id/postSlider/2118/126294

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lansia, Kementerian Kesehatan RI.


http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Permenkes%2067%202015%20YANKES
%20LANSIA%20PUSKESMAS.pdf

Buku Pedoman Lanjut Usia, Kementerian Kesehatan RI.


http://www.kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/BUKU%20LANJUT%20USIA%20-
%20Indonesia.pdf
Diakses pada 20 Mei 2020

Kementerian Kesehatan RI. https://www.kemkes.go.id/article/view/19070500004/indonesia-


masuki-periode-aging-population.html

10
Pedoman Umum Posyandu.
http://promkes.kemkes.go.id/download/jsh/files15141Pedoman_Umum_Posyandu.pdf
Diakses pada 20 Mei 2020

11

Anda mungkin juga menyukai