Anda di halaman 1dari 9

DI SUSUN OLEH :

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)


PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
PAPUA SORONG

BAB I
PENDAHULUAN

     1.    Latar belakang


Kepemimpinan adalah proses yang sangat penting dalam setiap organisasi karena
kepemimpinan inilah yang akan menentukan sukses atau gagalnya sebuah organisasi. Jika
perusahaan, rumah sakit, universitas, mengalami kesuksesan, maka direktur, rektor atau
perolehan yang memperoleh acungan jempol. Akan tetapi sebalinya, jika terjadi kegagalan,
mereka pulalah yang memperoleh teguran, kritik, atau bahkan diganti.

Seperti halnya keperawatan, ilmu manajemen mengembangkan dasar teori dari


berbagai ilmu, seperti bisnis, psikologi, sosiologi dan anthropologi. Karena organisasi
adalah komplek dan bervariasi, maka pandangan teori manajemen adalah bagaimana
manajemen dapat berhasil dan apa yang harus diperbaiki/dirubah dalam mencapai suatu
tujuan organisasi. Teori manajemen diibaratkan sebagai suatu mesin. Penekanan yang
utama adalah produksi yang efisien dan cepat. Motivasi pekerja dan manajemen
dipengaruhi oleh kepuasan untuk bekerjasama dalam meningkatkan produksi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan kemampuan membuat seseorang
mengerjakan apa yang tidak ingin mereka lakukan dan menyukainya (Truman dalam
Gillies, 1996).
Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan untuk memengaruhi anggota kelompok
bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan (Baily, Lancoster & Lancoster, 1989).
Jadi kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang lain sebagai
pengikutnya.
Kepemimpinan adalah proses yang sangat penting dalam setiap organisasi karena
kepemimpinan inilah yang akan menentukan sukses atau gagalnya sebuah organisasi. Jika
perusahaan, rumah sakit, universitas, mengalami kesuksesan, maka direktur, rektor atau
perolehan yang memperoleh acungan jempol. Akan tetapi sebalinya, jika terjadi kegagalan,
mereka pulalah yang memperoleh teguran, kritik, atau bahkan diganti.

Syarat pemimpin
 Kekuasaan: legalitas yang memberikan wewenang pemimpin untuk memimpin.
 Kewibawaan: keunggulan seseorang yang membuat orang lain bersedia melakukan
perbuatan tertentu.
 Kemampuan: kecakapan yang dianggap melebihi kemampuan anggota kelompok.
Azas-azas kepemimpinan
 Azas kemanusiaan: memperhatikan bawahan dan memandang bawahan sebagai
manusia.
 Azas efisiensi: dengan sumber daya terbatas, pemimpin dapat mengefisiensikan
untuk kepentingan kelompoknya.
 Azas kesejahteraan yang merata: pemimpin berusaha mengurangi kesenjangan dan
konflik yang dapat mengganggu jalannya organisasi.

B. Fungsi Kepemimpinan
Setelah memahami tujuan kepemimpinan, kita juga harus mengerti apa fungsi
kepemimpinan di dalam sebuah organisasi. Pemimpin memiliki fungsi yang sangat
penting dalam sebuah organisasi, baik untuk keberadaan dan juga kemajuan organisasi
tersebut. Pada dasarnya, fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu:
1. Fungsi Administratif Yang dimaksud dengan fungsi Administratif adalah
pengadaan formula kebijakan administrasi di dalam suatu organisasi dan
menyediakan segala fasilitasnya.
2. Fungsi sebagai Top Manajemen Fungsi sebagai Top Manajemen adalah fungsi
pemimpin dalam proses aktivitas pembuatan Planning, Organizing, Staffing,
Directing, Commanding, dan Controlling.
C. Pengembangan teori kepemimpinan
1. Teori Contigency dan Situasional
Teori ini menekankan bahwa manajer yang efektif adalah manajer yang
melaksanakan tugasnya dengan mengkombinasi antara factor bawaan, perilaku dan
situasi. Tannembaum & Schmid (1983) menekankan bahwa kombinasi antara gaya
kepemimpina otoriter dan demokratik diperlukan oleh manajer dimana unsure
utama manajer adalah tergantung dari situasi suatu organisasi. Yaitu kemampuan
manajer, penghargaan kepada kelompok.
Fokus metode manajemen ini menekankan pada perilaku manajer yang
menekankan pada produksi dan manusia. Contingency leadership atau
kepemimpinan kontingensi adalah kepemimpinan mengedepankan pada situasi
kerja dan budaya organisasi. Teori kepemimpinan ini dikemukakan oleh Frederick
E. Fiedler, yang mendalilkan bahwa gaya kepemimpinan yang sukses paling baik
ditentukan oleh determinan situasional. Teori ini dikenal dengan teori kontingensi
kepemimpinan (contingency theories of leadership).

2. Teori Kontemporer
Teori ini menekankan terhadap 4 komponen penting dalam suatu pengelolaan,
yaitu:
a) Manajer / pemimpin
b) Staf dan atasan
c) Pekerjaan
d) Lingkungan
Dia menekankan dalam melaksanakan suatu manajemen seorang pemimpin harus
mengintregasikan keempat unsur tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. Teori
kontemporer tersebut juga perlu didukung oleh teori motivasi, interaksi.
Teori kepemimpinan kontemporer ini terdiri dari :
1) teori atribusi yang mengemukakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu

atribusi yang dibuat seorang pemimpin mengenai individu- individu lain yang

menjadi bawahannya;

2) Kepemimpinan kharismatik yang berasal dari proses interaktif antara

pemimpin dan para pengikut dengan atribut-atribut karisma antara lain rasa

percaya diri, keyakinan yang kuat, sikap tenang, kemampuan


berbicara dan visi pemimpin tersebut relevan dengan kebutuhan para pengikut;

3) Kepemimpinan transformasional yang membuat bawahan menjadi lebih peka terhadapnilai

dan pentingnya pekerjaan, mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan pada tingkat lebih tinggi serta

mementingkan organisasi.

3. Teori Motivasi 
Menurut George R.Terry motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang
merangsang nya untuk melakukan tindakan-tindakan. Motivasi adalah konsep yang
menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu, dan respon
inrstrinsik yang menampakkan perilaku manusia. Respon instrinsik ditopang oleh sumber
energi, yang disebut “motif”. Sering dijelaskan hal itu sebagai kebutuhan , keinginan, atau
dorongan. Semua manusia hidup dengan motivasi. Motivasi diukur dengan perilaku yang dapat
diobservasi dan dicatat. Beberapa perawat dimotivasi untuk berbuat lebih dan kreatif. Sedangkan
yang lainnya mengerjakan seperempatnya saja sudah merupakan upaya yang cukup.
4. Teori Z 
Komponen teori Z meliputi pengambilan keputusan dan kesepakatan, menempatkan pegawai
sesuai keahliannya, menekankan pada keamanan pekerja, promosi yang lambat, dan pendekatan
yang holistic terhadap staf. Pada teori ini menekankan pada staf dibandingkan dengan kualitas
produksi.
Teori Z adalah sebuah pendekatan manajemen berdasarkan kombinasi dari manajemen Amerika
dan manajemen Jepang. Filosofi manajemen yang ditandai antara lain, hubungan jangka panjang
pekerjaan tetap, pengambilan keputusan secara konsensus dan tanggung jawab individu dalam
konteks kelompok serta tinjauan kinerja secara regular dan tegas, yang memberikan umpan balik
yang dituntut sebagian besar karyawan. Teori Z lebih menekankan pada peran dan posisi
karyawan dalam perusahaan yang dapat membuat para pekerja menjadi nyaman, betah, senang
dan merasa menjadi bagian penting dalam perusahaan. Dengan demikian, maka karyawan akan
lebih efektif dan efisien dalam melakukan pekerjannya. Teori ini menganggap rasa aman
(security) secara khusus mempunyai arti penting.
Teori Z ini juga menekankan perkembangan hubungan kepercayaan (trust relationship) antara
pemimpin dan yang dipimpin. Penekanan tersebut didasarkan pada asumsi bahwa motivasi
orang yang pertama bersifat internal. Namun perasaan-perasaan itu harus diperketat oleh
komitmen yang jelas terhadap karyawan dari pihak pimpinan.         
Teori Z melihat pengambilan keputusan kolektif dan tanggung jawab kelompok memberikan
dukungan sosial yang diperlukan bagi tercapainya kinerja puncak. Hal tersebut terjadi lewat
penciptaan rasa aman yang memungkinkkan para karyawan menyampaikan ide-ide baru tanpa
takut ditolak ataupun takut gagal.  
5. Teori interaktif 
Hollander (1978) menekankan bahwa antara peran pemimpin dan staf dipengaruhi oleh peran
yang lainnya. Dia menekankan bahwa pemimpin adalah sebagai proses dua arah yang dinamis.
Dia menekankan 3 dasar komponen yang terlibat dalam perubahan pemimpin :
a) Pemimpin termasuk personality pemimpin, persepsi dan kemampuan
b) Staf, termauk personality, persepsi dan kemampuan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Motivasi berada di pusat kehidupan kita, mereka membangkitkan dan mengarahkan apa yang
kita pikirkan, rasakan, dan lakukan (Bernard, 1992). Motivasi adalah bukan hanya melakukan dengan
membuat sejumlah besar uang. Satu juga dapat termotivasi untuk belajar, untuk membantu orang lain,
untuk memiliki tubuh yang sehat atau untuk terhubung dengan orang lain. Jadi, perawat senior harus
mencari tahu apa yang memotivasi staf mereka dan memberi mereka apa yang mereka butuhkan. Staf
juga harus mencari tahu apa yang mereka inginkan dalam hidup dan fokus pada itu. Jika staf diberi
tanggung jawab, empati dan diperlakukan dengan sikap hati, kehilangan kepercayaan mereka
dipulihkan, mereka termotivasi untuk bekerja keras, kinerja mereka meningkat dan perawatan pasien
membaik.
Terakhir, kita tidak pernah melihat keberhasilan lebih banyak orang di dunia ini duduk
sepanjang hari. Mereka tidak hanya duduk-duduk dan tumbuh-tumbuhan tetapi mereka memiliki
motivasi. Mereka menyadari bahwa kegiatan-kegiatan tertentu tidak akan mencapai apa-apa bagi
mereka di dunia ini, sehingga mereka menghabiskan waktu mereka pada kegiatan-kegiatan yang akan
maju dan memotivasi mereka dalam kehidupan.

Contoh kasus
Ada banyak teknik motivasi yang akan digunakan untuk meningkatkan tingkat produktivitas
atau kualitas. Misalkan dalam rumah sakit,Senior perawat dapat memberikan penghargaan tahunan
untuk kinerja yang lebih baik dalam bentuk uang,, pujian pengakuan atau promosi. Sebagai contoh,
mereka dapat memberikan penghargaan kepada perawatan pasien dan terbaik penghargaan paling bersih
pada hari Tahunan. Selain itu, perawat senior dapat menangkan hadiah atau promosi sehingga dapat
mengubah perilaku staf. Memarahi di depan orang lain hanya akan membuat mereka kehilangan
motivasi. Memberikan rasa tanggung jawab pribadi juga merupakan salah satu jenis teknik motivasi.
Menunjuk staf yang baru harus dibiarkan independen namun para perawat senior harus mengamati
mereka dengan ketat. Di sisi lain, membuat staf berpartisipasi dalam kegiatan yang berbeda seperti di
konferensi, Hari Perawat, dan Rumah Sakit hari Tahunan akan memberi mereka afiliasi, penerimaan
dan pengakuan. Mereka akan merasa dihargai dan senang bekerja di lingkungan itu. Namun, teknik
yang paling penting yang akan memungkinkan staf untuk melakukan lebih baik dukungan dari perawat
senior. Kita harus selalu ingat bahwa setiap staf memiliki / potensi dirinya sendiri. Kita harus
menghormati kemampuan individu.
DAFTAR  PUSTAKA
Drs. H. Malayu.S.P.Hasibun.Manajemen sumberdaya manusia ,Jakarta :PT BumiAksara
Nursalam,(2008).manajemen keperawatan aplikasidalam praktik keperawatan professional.jakarta:salemba
medika
http://harisahmad.blogspot.com/2010/05/teori-motivasi-dalam-manajemen-sdm.html
http://www.psb-psma.org/content/blog/teori-teori-motivasi
http://sambasalim.com/manajemen/motivasi-kerja.html
http://yasinta.wordpress.com/2008/09/04/konsep-konsep-motivasi-dasar/
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi

Anda mungkin juga menyukai