Ular berbisa:
Bekas gigitan berupa dua lubang gigitan utama akibat gigi taring
Beberapa jenis ular berbisa yang dapat kita temukan di sekitar kita adalah ular sendok, ular welang,
ular kobra, ular tanah, ular hijau, ular laut, ular pohon, dan lainnya.
Gigitan ular berbisa dapat menyebabkan kerusakan di tempat gigitan dan gangguan sistemik lainnya.
Gejala di tempat gigitan umumnya terjadi dalam 30 menit sampai 24 jam, berupa bengkak dan nyeri,
dan timbul bercak kebiruan. Kematian jaringan dapat terjadi pada luka bekas gigitan yang dapat
mempersulit penanganan. Gejala lain yang muncul berupa kelemahan otot, menggigil, berkeringat,
mual, muntah, nyeri kepala, dan pandangan kabur. Bisa ular juga dapat menyebabkan gejala khusus
di beberapa organ:
Neurotoksik, bersifat racun terhadap saraf, menyebabkan penderita merasa kelemahan otot tubuh,
kekakuan, hingga kejang. Apabila menyerang saraf pernapasan, ini dapat menyebabkan penderita
sulit bernapas dan dapat menyebabkan kematian.
Kardiotoksik, gejala yang timbul berupa penurunan tekanan darah, syok, dan henti jantung.
Tetap tenang, dan usahakan untuk mengingat tempat kejadian, jenis, warna, serta ukuran ular.
Bersihkan tempat gigitan, hindari membilas dengan air, kemudian tutup dengan kain kering yang
bersih.
Lepaskan cincin atau jam tangan dari anggota tubuh yang digigit, supaya tidak memperparah
anggota tubuh yang membengkak.
Memanipulasi luka, baik dengan cara menyedot bisa ular dari tempat gigitan, atau menyayat kulit
agar bisa keluar bersama darah.
Menggosok dengan zat kimia, atau mengompres dengan air panas atau es pada luka gigitan.
Mengikat atau memberi torniket terlalu keras pada luka gigitan. Beberapa sumber menyebutkan
pemasangan torniket bisa diberikan di bawah 30 menit pertama apabila timbul gejala cepat dan
tidak ada anti-bisa.
Apabila ular yang menggigit Anda tidak berbisa, maka dokter akan memberikan terapi antibiotik dan
serum anti tetanus sesuai dengan indikasi, sedangkan pada kasus yang lebih berat dapat diberikan
antivenom. Untuk mengurangi gejala nyeri yang ada, penderita dapat meminum antinyeri seperti
parasetamol.