PENDAHULUAN
tidak memiliki sifat yang khas, baik gambaran klinis faktor pencetus, proses
dihampir semua negara didunia, diderita oleh anak-anak sampai dewasa dengan
derajat penyakit yang ringan sampai berat, bahkan dapat mengancam jiwa
seseorang. Lebih dari seratus juta penduduk diseluruh dunia menderita asma
Berbagai faktor yang dapat menimbulkan serangan asma antara lain olah raga,
perubahan suhu, pajanan iritan asap rokok. Selain itu terdapat berbagai faktor lain
yang mempengaruhi prevalensi penyakit asma antara lain usia, jenis kelamin, ras,
terjadinya serangan asma, derajat asma dan juga kematian akibat penyakit asma yang
Apabila anak mengalami serangan asma secara terus menerus maka mereka
akan mengalami penurunan kualitas hidup. Hal ini disebabkan anak akan kehilangan
kesempatan kegiatan luar rumah, melakukan hobi, bahkan hubungan dengan teman,
dan keluarga serta akan mengalami pula gangguan pada pendidikan mereka. Serangan
asma yang terjadi pada anak anak tersebut, didiagnosis oleh para ahli sebagai asma
ekstrinsik yang dapat disebabkan faktor alergen yang berasal dari lingkungan. ( Ari, D
2005).
Asma dapat timbul pada berbagai usia dan dapat menyerang siapa saja
terutama pada anak anak, namun dari waktu ke waktu terlihat kecenderungan
Penyakit asma yang terbanyak penderita rawat jalan adalah infeksi saluran
bronkhitis, emfisema dan penyakit obstruksi paru lainnya merupakan penyakit yang
B. Rumusan masalah
mengenai Analisa hubungan kondisi rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
asma anak.
asma anak.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian pustaka bagi peneliti
2. Manfaat Praktis
a. Institusi Pendidikan
b. Penelitian Lain
c. Bagi masyarakat
anak dan berbagai factor resiko yang menyertai terjadinya pnyakit asma
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Asma
a. Pengertian
sylvia, 1995).
mengi, batuk, sesaknapas dan rasa berat di dada terutama pada malam dan
Gejala asma, yaitu batuk, sesak dengan mengi merupakan akibat dari
Inflamasi
Hipereaktivitas obstruksi
Bronkus bronkus
MEKANISME ASMA
lain alergen, virus dan iritasi yang dapat menginduksi respon inflamasi
akut yang terdiri atas reaksi asma dini dan reaksi asma lambat. Setelah
reaksi awal dan reaksi asma lambat, proses dapat terus berlanjut menjadi
allergen, yakni zat yang tidak berbahaya bagi kebanyakan orang yang
peka. Alergen menyebabkan otot saluran napas menjadi mengkerut dan
infeksi dan pada keadaan ini asma dapat kambuh (Baratawidjaja, 1990).
Pada penderita lainnya dengan asma yang serupa bentuk asma inilahyang
Faktor predisposisi
Faktor pencetus
a. Alergen
b. Infeksi
c. Makanan
d. Binatang peliharaan
dan terhirup.
e. Polusi udara
terakhir ini.
Setiap individu tandanya hampir sama atau berbeda pada setiap serangan
b. Bersin bersin
e. Susah tidur
(Smeltzer, 2001).
f. Klasifikasi asma
tipe, yaitu:
a. Ekstrinsik (alergik)
c. Asma gabungan
a. Asma akut
b. Asma kronis
a. Asma ringan
gejala.
b. Asma sedang
c. Asma berat
2. Lingkungan Rumah
a. Rumah sehat
penyakit. Hal ini akan terjadi bila kriteria rumah sehat belum
1. Jenis dinding
Dinding rumah yang terbuat dari anyaman bambu, atau kayu masih
segi kebersihan. Debu yang terbawa menjadi media yang baik untuk
angin, cuaca panas dan dingin, kedap air serta mudah dibersihkan.
2. Jenis lantai
Lantai tanah atau semen yang sudah rusak dapat menimbulkan debu
dan terjadinya kelembaban karena uap air dapat keluar melalui tanah atau
3. Jenis atap
dalam rumah. Atap sebaiknya diberi plafon atau langit-langit, agar debu
tidak langsung masuk ke dalam rumah (Oktaviani, 2009 dalam Sinaga,
2011). Menurut Sanropie (1991) dalam Sinaga, 2011 atap dapat digunakan
4. Ventilasi
untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar.
kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari
terus menerus. Fungsi lain adalah untuk menjaga agar ruangan rumah
dalam udara, seperti bakteri dan virus, dapat keluar dari ruangan,
5. Kelembaban
Kelembaban mengacu pada jumlah partikel air (dengan kata lain, uap air)
Saat cuaca berawan, musim panas atau hujan, akan ada kelembaban
yang tinggi di udara. Anda juga mungkin merasa berkeringat dan lebih
panas daripada biasanya, sebagai uap air di udara telah mencapai tingkat
kejenuhan. Demikian pula, ketika suhu turun selama musim dingin, udara
berbulan-bulan.
6. Asap rokok
asap yang terbakar lebih panas dan lebih toksik dari pada asap
gejala penyakit saluran nafas bawah (batuk, lendir dan mengi) dan
Pemakaian obat anti nyamuk : ada dua jenis obat nyamuk yang dipakai di
4. Karakteristik individu
perempuan pada semua tingkat usia, terutama pada usia kurang dari 5
tahun karena daya tahan tubuh balita lebih rendah dari orang dewasa
penyakit infeksi.
Risiko orang tua dengan asma mempunyai anak dengan asma adalah
tiga kali lipat lebih tinggi jika riwayat keluarga dengan asma. Tampaknya
2002).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
1. Kerangka Teori
saluran napas yang meradang ketika terkena beberapa zat yang mengganggu
seperti polusi udara, udara dingin, asap rokok, bulu hewan, serbuk sari bunga.
beberapa pemicu iritasi dengan akibat penyempitan saluran pernapasan dan lendir
faktor risiko kejadian serangan Asma dapat terjadi akibat adanya interaksi dari
berbagai faktor, diantarnya faktor lingkungan terdiri dari faktor lingkungan fisik
rumah, faktor kegiatan rumah tangga. Faktor lingkungan fisik rumah meliputi
bentuk dan kontraksi rumah, jenis dinding, jenis lantai, ventilasi, letak dapur,
adanya asap dapur, asap rokok, asap pembakaran obat nyamuk. Untuk lebih
Fisik Rumah :
- Jenis Lantai
- Jenis Dinding
- Jenis Atap
- Ventilasi
- Kelembaba
Rumah :
Serangan asma
- Penggunaan obat nyamuk
bakar
Zat Iritan :
Asap rokok
Karakteristik
Individu
- Jenis Kelamin
- Umur
- Riwayat Genetik
Kerangka konsep
3. Hipotesis penelitian
hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2004:86) : Hipotesis dalam
1. Ada hubungan yang bermakna antara Kondisi Fisik rumah (Jenis lantai, Jenis
2. Ada hubungan yang bermakna antara Sumber polutan dalam rumah (Jenis
3. Ada hubungan yang bermakna antara Zat iritan dalam rumah (Asap rokok) dengan
serangan asma.
Cross sectional dengan metode survei analitik. Pada rancangan penelitian ini, data
yang menyangkut variabel bebas kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga
serta variabel terikat terjadinya serangan asma anak umur 1 12 tahun selama 1
pencetus kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan cara kuesioner,
1. Populasi
Populasi target dalam penelitian ini adalah penderita asma anak yangberusia 1
analisis. Sebagai responden adalah orang tua dari anak tersebut, hal ini dilakukan
dengan pertimbangan orang tua sebagai orang terdekat anak tersebut dan lebih
2. Sampel
yang menderita asma sebanyak 104 orang. Besar sampel menurut Stanley
Z..
n= n=
d 1+
proporsi perkiraan tidak terjadinya serangan asma anak sebesar 50% dan q
50% juga. Besar nilai n adalah 96. Pada penelitian ini, untuk menentukan ukuran
sampel minimal (nf) dipengaruhi dari nilai n (sampel) dan N (banyaknya populasi
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik
Purposive Sampling. Pada teknik ini pengambilan sampel berdasarkan pada suatu
Sedangkan kriteria eksklusi bagi responden dalam penelitian ini adalah pada
Operasional Operasional
Variabel Parameter
15.00, dengan
menggunakan
higrometer
berfungsi sebagai
tempat pertukaran
udara.
terdapat debu,
maka dinyatakan
kamar anak.
kebiasaan merokok
menghisap (Kuesioner)
rokok.
pernafasan terakhir.
meliputi (Kuesioner)
(batuk, mengi,
dan sesak
nafas) dalam 1
bulan terakhir.