Oleh:
Kelompok 2
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Kelulusan Hidup”. Dalam penyusunan makalah ini,
kami tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya
sehingga kami mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan
makalah selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam biologi, populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama
(spesies) yang hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi di
antara sesamanya. Konsep populasi banyak dipakai dalam ekologi dan genetika.
Ekologiwan memandang populasi sebagai unsur dari sistem yang lebih luas. Populasi
suatu spesies adalah bagian dari suatu komunitas. Selain itu, evolusi juga bekerja
melalui populasi. Ahli-ahli genetika, di sisi lain, memandang populasi sebagai sarana
atau wadah bagi pertukaran alel-alel yang dimiliki oleh individu-individu anggotanya.
Dinamika frekuensi alel dalam suatu populasi menjadi perhatian utama dalam
kajian genetika populasi. Untuk mengenali suatu populasi, maka kita harus mengenali
ciri-cirinya. Populasi mempunyai dua ciri, yaitu ciri-ciri biologi dan ciri-ciri statistik.
Berikut ini penjelasan ciri-ciri populasi:
1. Lingkup Biologi Ini merupakan ciri-ciri yang terdapat pada sekumpulan individu
yang membangun suatu populasi, diantaranya:
• Terdapat organisasi dan struktur organisasi yang bersifat konstan maupun yang
fluktuasi sesuai waktu.
• Memiliki sejarah kehidupan (ontogenetik); mulai dari lahir, tumbuh,
berdiferensiasi, menjadi tua, dan mati.
• Terpengaruh oleh dampak lingkungan dan merespon perubahan lingkungan.
• Terdapat hereditas di dalamnya.
• Terintegrasi berbagai faktor genetik dan ekologi (kemampuan adaptasi,
reproduksi, dan persistensi).
1
• Terdapat dispersi, yaitu sebaran individu intra populasi.
Jenis-Jenis Populasi
Secara umum populasi dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis, yaitu berdasarkan
jumlah populasi, berdasarkan sifat populasi, dan berdasarkan perbedaan lain. Adapun
penjelasan jenis-jenis populasi adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Jumlah Populasi
• Populasi Terbatas, yaitu sumber data yang relatif dapat dihitung jumlahnya
karena batasannya jelas secara kuantitatif. Contoh; Pada tahun 1985 terdapat tiga
juta wanita yang mengikuti program KB.
• Populasi tak Terbatas, yaitu sumber daya yang tidak dapat dinyatakan dalam
bentuk jumlah karena tidak terdapat jumlah batasan. Contoh; Narapidana di
Indonesia jumlahnya sangat banyak.
2. Berdasarkan Sifat Populasi
• Populasi Homogen, yaitu populasi dimana unsurnya mempunyai sifat yang
sama sehingga jumlahnya secara kuantitatif tidak perlu dipermasalahkan.
• Populasi Heterogen, yaitu populasi dimana unsurnya terdapat sifat yang
bervariasi sehingga harus ditetapkan batasan-batasan secara kuantitafi dan
kualitatif.
3. Berdasarkan Perbedaan Lain
• Populasi Target, yaitu jenis populasi yang telah ditentukan sesuai dengan
masalah penelitian.
• Populasi Survey, yaitu jenis populasi yang terliput dalam penelitian yang
dilaksanakan.
• Pengertian Negara
• Perubahan Sosial
Faktor yang Mempengaruhi Populasi, Perubahan jumlah populasi yang terjadi
biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mengacu pada pengertian populasi,
adapun beberapa faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut:
1. Natalitas, Natalitas adalah kemampuan suatu populasi untuk meningkatkan
jumlahnya dengan bereproduksi. Pada umumnya, natalitasi dinyatakan dalam
bentuk angka jumlah kelahiran individu baru dibagi dengan waktu. Dalam suatu
populasi terdapat dua jenis natalitas, yaitu;
2
• Natalitas maksimum, yaitu angka kelahiran atau reproduksi maksimum dalam
keadaan yang ideal dimana faktor fisiologis diabaikan.
• Natalitas ekologi, yaitu angka kelahiran atau pertambahan populasi karena
kondisi lingkungan yang spesifik.
2. Mortalitas, Mortalitas adalah tingkat angka kematian individu di dalam suatu
populasi dalam kurun waktu tertentu. Mortalitas dapat dibagi dua, yaitu;
• Mortalitas ekologi, yaitu angka kematian individu dalam populasi karena
kondisi lingkungan tertentu.
• Mortalitas minimum, yaitu angka kematian individu dalam lingkungan yang
ideal, atau kematian karean usia tua.
3.Densitas, Densitas adalah tingkat kepadatan populasi yang berhubungan dengan
satuan ruang atau area. Contohnya, suatu tambah udang menghasilkan 2 ton
udang per hektar. Kepadatan populasi dibedakan menjadi dua, yaitu
2 Kerapatan kasar, yaitu jumlah kepadatan populasi per satuan ruang total.
3 Kerapatan ekologi, yaitu jumlah kepadatan per satuan ruang habitat.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini
dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat
tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk
mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah.
Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan
perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu
kelompok yang disebut populasi
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai
oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri
uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan
lainnya
5
Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain :
a. Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang si fatnya ada yang konstan dan ada
pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur)
d. Mempunyai hereditas
e. Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditaa oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan
ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan
persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan
keturunanuntuk waktu yang lama.
Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan pada
individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri- ciri individu itu sendiri, antara lain:
a. Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter- parameter utama
yang mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
Kerapatan populasi adalah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan
ruang (area), yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai jumlah (cacah) individu dan
biomasa persatuan luas, persatuan isi( volume) atau persatuan berat medium lingkungan yang
ditempati. Misalnya, 50 individu tikus sawah per hektar, 300 individu keratela sp (zooplankton)
per meter kubik air, 3 ton udang per hektar luas permukaan tambak, atau 50 individu afik( kutu
daun) per daun.
6
Pengaruh populasi terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya tergantung kepada
jenis apa dari organisme yang terlibat tetapi tergantung kepada jumlahnya atau kerapatan
populasinya kadang kala penting untuk membedakn kerapatan kasar dari kerapatan ekologi(
kerapatanspesifik.
Kerapatan kasar adalah kerapatan yang didasarkan atas kesatuan ruang total,
sedangkan kerapatan ekologi adalah kerapatan yang didasarkan atas ruang yang benar- benar
(sesungguhnya) ditempati (mikrohabitat). Contoh : kerapatan afik (kutu daun) per pohon
dibandingkan dengan kerapatan afik per daun,
Lebih lanjut, kerapatan populasi suatu hewan dapat dinyatakan dalam bentuk kerapatan
mutlak(absolut) dan kerapatan nisbi( relatif). Pada penafsiran kerapatan mutlak diperoleh
jumlah hewan per satuan area, sedangkan pada penafsiran kerapatan nisbi nisbi hal itu tidak
diperoleh, melainkan hanya akan menghasilkan suatu indeks kelimpahan (lebih banyak atau
sedikit, lebih berlimpah atau kurang berlimpah).
1. Kerapatan mutlak
Metode ini disebut juga sensus yang digunakan untuk mengetahui jumlah nyata dari individu
yang hidup dari suatu populasi. Metode ini biasanya diterapkan kepada daerah yang sempit
pada hewan yang hidupnya menetap,misalnya porifera dan binatang karang. Metode ini juga
dapat digunakan untuk menentukan populasi hewan yang berjalan lambat, misalnya jenis
hewan dari coelenterata, siput air dan lain- lain
Pada metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu proporsi
kecil dari populasi dan menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk membuat taksiran kerapatan
(kelimpahan) populasi.
Pemakaian metode ini bersangkut paut dengan masalah penentuan ukurann dan jumlah
cuplikan, oleh karena itu bersangkut paut pula dengan metode- metode statistik.beberapa
metode pencuplikan yang digunakan antara lain:
7
a. Metode kuadrat
Pencuplikan dilakukan pada suatu luasan yang dapat berbentuk bujur sangkar, persegi enam,
lingkaran dan sebagainya. Prosedur yang umum dipakai disini adalah menghitung semua
individu dari beberapa kuadrat yang diketahui ukurannya dan mengekstrapolasikan harga rata-
ratanya untuk seluruh area yang diselidiki.
Metode ini dinamakan juga dengan “mark-recapture”, metode ini mengambil tiga asumsi
pokok, yaitu: 1. Individu- individu yang tidak bertanda maupun yang bertanda ditangkap secara
acak.2. individu- individu yang diberi tanda mengalami laju mortalitas yang sama seperti yang
tidak bertanda.3. tanda- tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang ataupun tidak tampak.
Metode ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi mamalia kecil. Asumsi- asumsi
dasar yang digunakan dalm metode pengambilan adalah sebagai berikut: 1. Populasi tetap
stasioner selama periode penangkapan.2. peluang setiap individu populasi untuk tertangkap
pada setiap perioda panangkapan adalah sama.3. probabilitas penangkapan individu dari waktu
selama perioda penangkapan adalah sama.
· Menggunakan perangkap
· Menggunakan jala
· Jumlah artifakta
· Daya makan
· Kuesioner
8
· Sensus tepi jalan
· Umpan manusia
1. Natalitas
Laju natalitas: jumlah individu baru per individu atau per betina per satuan waktu.
Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain :
A. Fertilitas
Tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalm populasi, dan tinggi rendahnya
aspek ini diukur dari jumlah telur yang di ovovivarkan atau jumlah anak yang dilahirkan.
B. Fekunditas
Dalam ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu: 1.natalitas maksimum= n. Mutlak
(absolut)=n. 2. Natalitas ekologi= pertambahan populasi dibawah kondisi lingkungan yang
spesifik atau sesungguhnya.
2.Mortalitas
9
3.Emigrasi, imigrasi dan migrasi.
Distribusi individu dalam populasi, sering kali disebut sebagai dispersi atau pola
penjarakan (pola penyebaran) secara umum dapat di bedakan atas 3 pola utama yaitu:
1. Acak (Random)
Pada pola sebaran ini peluang suatu individu untuk menempati sesuatu situs dalam area yang
di tempati adalah sama, yang memberikan indikasi bahwa kondisi lingkungan bersifat seragam.
Keacakan berarti pula bahwa kehadiran individu lainnya. Dalam sebaran statistik, sebaran acak
ini ditunjukkan oleh varians (s2) yang sama dengan rata-rata (x).
Pola sebaran ini terjadi apabila diantara individu-individu dalam populasi terjadi persaingan
yang keras atau ada antagonisme positif oleh adanya teritori-teritori terjadi penjarakan yang
kurang lebih merata. Pola sebaran teratur ini relatif jarang terdapat di alam. Lewat pendekatan
statistik, pola sebaran teratur ini di tunjukkan oleh varians (s2) yang lebih kecil dari rata-rata
(x)
Merupakan pola sebaran yang relatif paling umum terdapat di alam pengelompokan itu sendiri
dapat terjadi oleh karena perkembangbiakan, adanya atraksi sosial dan lain-lain. Lewat
pendekatan statistik, pola sebaran menelompok ini varians (s2) yang lebih besar dari rata-rata
(x)
10
Untuk menggambarkan sebaran umur dalam populasi, dapat di lakukan dengan
mengatur data kelompok usia dalam bentuk suatu poligon atau piramida umur. Dalam hal ini
jumlah individu atau persentase jumlah individu dari tiap kelas usia di gambarkan sebagai
balok-balok horizontal dengan panjang relatif tertentu. Secara hipotesis, ada tiga bentuk
piramida umur populasi, yakni :
Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3
jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.
a. Piramida jumlah
Organisme dengan tingkat trofik masing – masing dapat disajikan dalam piramida jumlah,
seperti kita Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan
organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan
bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada
organisme herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah
karnivora tingkat 1. Kamivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak daripada karnivora tingkat 2.
Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah organisme di tiap tingkat trofik.
b. Piramida biomassa
Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan aliran
energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan dengan piramida
biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur
biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur
kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan.
11
c. Piramida energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang
ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang
dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling
akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.
Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tiap
tingkat trofik. Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal berikut.
1. Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik
selanjutnya.
2. Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicemakan dan dikeluarkan sebagai sampah.
3. Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme.
• Distribusi sumberdaya
Kepadatan dan pola penyebaran populasi merupakan faktor penting untuk analisis dinamika
populasi
Pertumbuhan Populasi
Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi
itu lebih besar dar laju kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi.
12
Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk pertumbuhan
eksponensial ( dengan bentuk kurva J) dan bentuk pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva
S)
1. Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi bilamana populasi ada dalam sesuatu
lingkungan ideal baik, yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak
beroperasi membatasi, tanpa da persaingan dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan populasi
yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti
mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak.
2. Pertumbuhan Sigmoid
Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi mula-mula meningkat sangat
lambat (fase akselerasi positif). Kemudian makin capet sehingga mencapai laju peningkatan
secara logaritmik (fase logaritmik), namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin
meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra spesies (fase
akselerasi negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang (fase
keseimbangan). Tingkat populasi yang merupakan asimptot atas dari kurva sigmod, yang
menandakan bahwa populasi tidak dapat meningkat lagi di sebut daya dukung (K= suatu
konstanta). Jadi daya dukung suatu habitat adalah tingkat kelimpahan populasi maksimal
(kerapatan jumlah atau biomasa) yang kelulus hidupannya dapat di dukung oleh habitat
tersebut.
2.10
Kelangkaan Hewan
Kelangkaan suatu hewan dapat ditinjau dari aspek kelimpahan, tepatnya intensitas
(kerapatan) dan prevalensi menunjukkan jumlah atau ukuran area-area yang di tempati spesies
13
itu atau cacah dan besarnya daerah yang dialami oleh makhluk di dalam kawasan secara
keseluruhan.
Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi (= prevalen) dapat lebih sering dijumpai,
sebab daerah penyebarannya luas, maka lebih sering dijumpai, sebab daerah penyebarannya
luas, maka lebih mudah di jumpai dimana-mana. Berbada halnya dengan suatu spesies yang
prevalensinya rendah, karena daerah penyebarannya sempit hanya dapat di jumpai pada
tempat-tempat tertentu saja (= terlokalisasi).
Adapun faktor-faktor penyebab punahnya hewan yang berkaitan dengan tindakan manusia
itu antara lain sebagai berikut:
Manusia banyak mengganggu habitat dalam melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Gangguan habitat itu ada yang sampai menyebabkan habitat hilang, ada yang
mengalami degradasi dan paling tidak ada habitat yang terganggu. Beberapa contoh habitat
yang hilang, rusak atau terganggu karena terganggu oleh perbuatan manusia adalah sebagai
berikut.
a. Hutan di tebang untuk di jadikan daerah pemukiman. Ini merupakan contoh hilangnya
habitat. Perubahan hutan menjadi daerah perumahan, terutama perumahan di daerah perkotaan
menyebabkan pohon-pohonan dan tumbuhan lain di tebang habis.
b. Kerusakan terumbu karang karena ledakan dinamit yang di gunakan orang untuk
menangkap ikan. Penangkapan ikan dengan menggunakan dinamit pada umumnya di lakukan
di daerah yang dangkal yang banyak di huni oleh hewan-hewan karang. Ledakan dinamit di
tempat tersebut dapat merusak terumbu karang
2. Fragmentasi habitat
2. Pemburuan komersial.
14
Pemburuan komersial adalah pemburuan binatang sebagai upaya untuk memperoleh
penghasilan bukan untuk rekreasi.
3. Faktor lain
Di negara-negara yang wilayahnya luas, misalnya Amerika Serikat, jalan raya yang
menghubungkan kota dengan kota lain amat panjang. Jalan itu melintasi tempat-tempat yang
masih di huni oleh hewan liar, masalnya hutan dan padang rumput. Jalan itu memisahkan
kawasan tersebut menjadi dua bagian, yaitu di kiri dan di kanan jalan. Hewan-hewan liar yang
hidup di kawasan itu sering kali menyeberang jalan pada malam hari. Di antara hewan-hewan
itu banyak yang terlindas kendaraan yang melintas di jalan tersebut.
Merupakan ilmu yang mempelajari pertumbuhan serta pengaturan populasi. Hal ini tentu
berkaitan dengan parameter populasi. Khusus di dalam pengaturan kerapatan populasi dikenal
adanya mekanisme “density dependent” (mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) dan
mekanisme “density independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan).
Merupakan perubahan ukuran populasi yang terjadi sepanjang waktu. Dinamika populasi
membahas cara populasi spesies tertentu berkembang dan menyusut serta sebab-sebab
peningkatan dan penurunan jumlah populasi tersebut. Penelitian yang cermat terhadap gerakan
fluktuasi populasi mengungkapkan bahwa bahkan dalam system alam yang tampaknya sangat
stabil itu, ada kekuatan-kekuatan dinamis yang dapat menimbulkan efek dramatis dan
menghasilkan perubahan drastis dalam jumlah populasi. Contohnya pada lemming, binatang
pengerat yang kecil ini hidup di wilayah yang sangat dingin dibelahan bumi utara. Setiap tiga
atau empat tahun jumlah lemming menjadi amat banyak, lalu terlihat binatang ini melakukan
migrasi besar-besaran. Diduga ini terjadi karena persediaan makanan yang ada telah habis.
Cerita-cerita mengenai lemming yang bunuh diri muncul berdasarkan fakta bahwa binatang ini
akan menyeberangi sungai untuk mencari makan. Ketika mencapai laut, mereka juga mencoba
menyeberangi laut tersebut dan akibatnya mereka mati tenggelam.
Hal ini tentu berkaitan dengan parameter populasi. Khusus di dalam pengaturan kerapatan
populasi dikenal adanya mekanisme “density dependent” (mekanisme yang bergantung kepada
kerapatan) : faktor yang mengendalikan populasi lebih berpengaruh pada populasi yang besar
dibandingkan populasi yang kecil. Contohnya : kompetisi, predasi dan parasitisme. Dan
mekanisme “density independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan) : faktor
15
yang mengendalikan populasi tidak tergantung dengan ukuran populasi. Contohnya :
kebakaran hutan, kekeringan,letusan gunung berapi.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh
individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya
sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya
Ukuran populasi menyatakan banyaknya individu anggota populasi di suatu daerah tertentu.
Jika daerah penyebaran populasi luas sehingga pengukuran populasi secara menyeluruh sulit
di lakukan, besarnya ukuran populasi yang di gunakan adalah kepadatan populasi, yang
menyatakan individu persatuan luas tertentu. Ukuran dan kepadatan populasi dapat di ukur
dengan metode sensus, sampling atau pengukuran nisbi.
Populasi dapat tumbuh cepat atau lambat. Kecepatan pertumbuhan populasi di tentukan
dengan perbedaan angka kelahiran dan angka kematian. Kecepatan pertumbuhan populasi itu
di pengaruhi oleh jumlah kematian sebelum mencapai umur reproduktif, dan ketahanan hidup
pada umur tertentu
3.1 Saran
Mungkin hanya itu yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan makalah ini dan penulis
menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi paparan materi ataupun penulisan. Penulis
berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya tugas berikutnya yang lebih sempurna.
17
DAFTAR PUSTAKA
18