Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Kevin Hendasaputra

NIM : 042011233226
Kelas : Akuntansi Biaya Kelas G

Process costing
Proses costing merupakan metode akuntansi yang menelusuri dan terakumulasi biaya langsung,
dan mengalokasikan biaya tidak langsung dari proses manufaktur

Karakteristik sistem biaya proses yang diterapkan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai
berikut:
1. Sistem produksi merupakan sistem produksi yang berjalan terus menerus (intermitten);
2. Produk yang dihasilkan merupakan produksi massal dan bersifat seragam (homogen);
3. Tujuan produksi adalah untuk membentuk persediaan (inventory).

Dalam laporan pertanggung-jawaban untuk sistem biaya proses ini, terdiri dari 3 bagian yakni:
1. Bagian pertama berisi informasi data produksi yang sekaligus laporan arus fisik. Perlu
dipahami bahwa pengertian unit dalam bagian ini adalah unit ekuivalen.
2. Bagian kedua berisi informasi total akumulasi biaya yang menjadi tanggung-jawab
Manajer Departemen Produksi yang bersangkutan.
3. Bagian ketiga berisi informasi bagaimana total biaya didistribusikan menjadi nilai dari
barang dalam proses dan produk jadi.

Dalam system biaya proses ini, pada tiap akhir periode pertama masih terdapat barang dalam
proses pada akhir periode. Dimana barang dalam proses akhir periode pertama akan
diberlakukan sebagai barang dalam proses awal pada periode kedua. Dengan kata lain pada
periode kedua sudah terdapat barang dalam proses awal, sehingga untuk alokasi biaya produksi
terdapat 2 alternatif yang dapat dipilih, yakni:
1. Metode masuk pertama keluar pertama (FIFO);
2. Metode rata-rata (Average Method).

Unit ekuivalensi merupakan jumlah unit jadi yang dihasilkan dengan menggunakan bahan,
pekerja, overhead yang dikeluarkan selama satu periode yang tersedia untuk menyelesaikan unit
tersebut.

Kalkulasi Metode FIFO


Dalam metode ini, biaya persediaan awal barang dalam proses dipisahkan dari biaya yang
ditambahkan pada periode berjalan dan tidak dirata-ratakan dengan biaya tambahan baru.
Metode ini menghasilkan 2 angka biaya per unit:
1. Persediaan awal barang dalam proses yang diselesaikan;
2. Unit yang dimulai dan diselesaikan dalam periode yang sama.

Biaya persediaan awal barang dalam proses dicantumkan sebagai satu angka terpisah. Biaya
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan unit persediaan awal ditambahkan kebiaya tadi. Jumlah
kedua biaya ini kemudian ditransfer ke departemen berikutnya.

Metode FIFO
Dalam metode ini, menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk
menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya
digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses periode sekarang.Oleh karena
itu dalam perhitungan unit ekuivalensi tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses
awal harus diperhitungkan.

Dalam departemen setelah departemen I, produk telah membawa harga pokok dari periode
sebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok produk yang ditransfer ke
departemen berikutnya atau ke gudang.

Tambahan Bahan Baku Setelah Departemen Produksi I


Tambahan bahan baku ini mempunyai 2 kemungkinan :
1. Tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan. Tambahan initi dak terpengaruh
terhadap perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan, sehingga tidak
mempengaruhi perhitungan HPP per satuan yang diterima dari departemen produksi
sebelumnya.
2. Menambah jumlah produk yang dihasilkan. Hal ini akan berakibat diadakannya
penyesuaian HPP per satuan yang diterima dari departemen produksi sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai