Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

GISI AUD

Dosen: Dra Threesje Tolukun ,M.Pd

Kelompok 6
Nama:Anestri K Ano (19106008)
Selfiana Ributu (19106009)
Maya Rambing (19106007
Sisiliya Yamo (19106011)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PRODI PGPAUD
A. Pemeliharaan Kesehatan Anak
Secara umum, memelihara kesehatan anak bertujuan agar tidak terjadi penyakit yang
dapat mengganggu belajar serta kecerdasan anak adalah dengan a) menjaga kebersihan diri
anak dan lingkungannya, b) imunisasi tepat waktu, c) menjaga jenis makanan yang
dikonsumsi. Perawatan kesehatan pada anak usia dini dapat diawali dari pemberian makanan
yang sehat dan menjaga kebersihan. Pemberian makanan yang sehat dapat menjaga
kesehatan, mendidik anak sejak usia dini untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat.
Makanan yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan kebutuhan gizi dan kebutuhan
anak. Anak yang alergi terhadap makanan tertentu, maka berikanlah makanan pengganti
untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
2. Perkembangan dan Pemeliharaan
Pemeliharaan kesehatan anak juga disesuaikan dengan perkembangannya. Intensitas
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada bayi tentu lebih tinggi dibandingkan dengan usia
anak-anak. Hal ini dikarenakan pada usia bayi, dia belum bisa mandiri dan masih butuh
bantuan secara penuh dari orang dewasa. Sedangkan pada usia anak-anak, harus dibiasakan
dan dilatih untuk mandiri dalam menjaga kesehatan pribadi dengan kegiatan yang ringan
seperti memotong kuku, menggosok gigi, melatih anak untuk mandi sendiri, namun
pemeliharaan kesehatan kepada anak juga masih memerlukan pengawasan orang tua.
B. Tingkat Pencapaian Perkembangan
Setiap rentang usia anak usia dini mempunyai tahap pencapaian perkembangan sendiri-
sendiri. berdasarkan Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD) .
Karakteristik perkembangan berdasarkan rentang usia tersebut yaitu:
a. 0-2 tahun
b. 2-4 tahun, dan
c. 4-6 tahun
4 Pelayanan Kesehatan untuk Anak Usia Dini
Perkembangan dan pertumbuhan anak dapat dipantau melalui KMS (Kartu Menuju
Sehat), saat pemeriksaan di posyandu. KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi
petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi
kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan
kesehatannya. Manfaat adanya KMS, yaitu:
a. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap,
meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare,
pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan
Pendamping ASI.
b. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak.
c. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan
penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi
Cara membaca KMS, yaitu:
a. Apabila anak berada di lajur bewarna hijau maka anak berada pada jalur pertumbuhan
normal
b. Apabila anak berada di bawah lajur merah (warna putih) menunjukkan anak kurus dan
perubahannya dapat dikatakan membaik apabila mendekati lajur hijau. Pendekatan grfik pada
lajur hijau tua dikenal dengan catch-up growth.
C. Cara menyikat Gigi yang Benar
Penting bagi orangtua untuk mengajarkan cara menggosok gigi yang benar pada anak
sedini mungkin. Orangtua juga sebaiknya memberikan contoh cara menyikat gigi yang
benar.Sebelum meminta anak untuk melakukan tugasnya sendiri, Anda bisa memberikan
contoh cara menyikat gigi yang benar. Nantinya, berikan pengertian pada anak untuk meniru
apa yang telah Anda ajarkan. Berikut:
Mengajarkan cara menggosok gigi yang benar pada anak harus dilakukan oleh para orangtua
sedini mungkin. Tidak hanya akan menjadi bekal di masa mendatang, langkah ini juga
berguna untuk menjaga kesehatan mulut dan mencegah kerusakan pada gigi anak sejak masih
kecil.
Berikut cara menggosok gigi yang benar pada anak:
 Pegang sikat gigi dengan sudut 45 derajat ke arah gusi dan gigi
 Mulailah menyikat dari gigi yang berada pada bagian belakang sebelum kemudian
beralih ke depan
 Sikat gigi anak Anda secara lembut dan perlahan dengan gerakan seolah tengah
membentuk lingkaran
 Ketika menyikat bagian belakang gigi depan anak Anda, pastikan ujung sikat dalam
posisi vertikal sehingga memudahkan dalam membersihkan kotoran
 Bersihkan pinggiran gusi dengan lembut dan perlahan
 Sikat pangkal lidah dengan lembut dan perlahan untuk membersihkan bakteri yang
ada
 Jika sudah menggunakan pasta gigi, minta anak Anda untuk memuntahkannya setelah
selesai menyikat gigi
 Kumur-kumur untuk memastikan tidak ada pasta gigi yang tertinggal dalam mulut
 Setelah selesai, bilas sikat gigi dengan air bersih dan keringkan
Berikut Untuk meningkatkan kemauan anak menggosok gigi, ada beberapa hal yang bisa
Anda lakukan, di antaranya:
1. Membiarkan anak memilih sikat dan pasta giginya sendiri
2. Menyikat gigi secara bergantian
3. Menyikat gigi secara bersamaan
4. Memberi pujian
5. Bacakan cerita tentang menggosok gigi
6. Jadikan sikat gigi sebagai rutinitas
7. Memberikan hadiah
Langkah cuci tangan dengan sabun

Sebelum kita memulai untuk membahas apa tujuan mencuci tangan dengan baik dan
benar, perlu diingat bahwa kebiasaan mencuci tangan tidak akan mampu mencegah diri
Anda dari penyakit apabila tidak dilakukan dengan cara yang benar, dan di waktu yang
tepat.
Berikut ini adalah 8 langkah cuci tangan dengan sabun yang setidaknya membutuhkan
waktu 20 detik untuk menyelesaikannya, yaitu:
 Basahi tangan dengan air yang mengalir, dan gunakan sabun secukupnya pada
telapak tangan
 Gosok kedua telapak tangan
 Gosok punggung tangan dan sela jari-jari
 Kunci ruas jari secara berlawanan, lalu gosok dari sisi ke sisi
 Genggam ibu jari tangan kanan dan gosok ibu jari secara memutar, lakukan
sebaliknya
 Menggosok secara rotasi di kedua arah dengan meletakkan ujung jari masing-
masing tangan di telapak tangan yang berlawanan
 Bilas tangan dengan bersih dan menyeluruh dengan air yang mengalir
 Keringkan tangan secara menyeluruh

Tujuan mencuci tangan menurut WHO adalah:

 Melindungi diri dari berbagai macam infeksi dan penyakit berbahaya


 Mencegah penyebaran bakteri dan virus ke orang lain melalui tangan

Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit Dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit Yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata Imun yang berarti kebal
atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya Akan memberikan kekebalan atau
resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk Terhindar dari penyakit lain diperlukan
imunisasi lainnya.
Pemberian imunisasi dimaksudkan untuk membentuk kekebalan tubuh. Kekebalan Tubuh
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
 Tingginya kadar anti body pada saat dilakukan imunisasi
 Potensi antigen yang disuntikkan
 Waktu antara pemberian imunisasi
A. Tujuan Imunisasi
Tujuan dari pemberian imunisasi adalah :
1. Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu.
2. Untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bisa menyebabkan cacat atau kematian pada Penderitanya.
Jenis-Jenis Imunisasi
Imunisasi dapat di bagi atas dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
1.Imunisasi Aktif
Merupakan pemberiaan zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu Proses
infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang Akan menghasilkan
respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori,Sehingga Apabila benar-benar
terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat Merespons. Imunisasi aktif ada dua yaitu :
a. aktif alamiah
b. Imunisasi aktif buatan
2.Imunisasi Pasif
Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang Dihasilkan melalui
suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia Atau binatang yang digunakan
untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk Dalam tubuh yang terinfeksi.
Macam-Macam Imunisasi
Dalam pemberian imunisasi pada bayi dan anak dapat dilakukan dengan Beberapa
imunisasi yang dianjurkan :
1. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang
berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan Seluruh lapangan paru)
atau TBC tulang. Imunisasi BCG ini merupakan vaksin Yang mengandung kuman TBC yang
telah dilemahkan. Frekuensi pemberiaan .Imunisasi BCG adalah satu kali dan waktu
pemberian imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan, akan tetapi pada umumnya diberikan pada
bayi umur 2 atau 3 bulan,Kemudiaan cara pemberiaan imunisasi BCG melalui intra derma.
2. Imunisasi PPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit Difteri.
Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman Difteri yang telah
dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang Frekuensi pemberiaan
imunisasi DPT adalah tiga kali, dengan maksud Pemberiaan pertama zat anti terbentuk masih
sangat sedikit (tahap pengenalan) Terhadap vaksin dan organ-organ tubuh membuat zat anti,
kedua dan ketiga Terbentuk zay anti yang cukup. Waktu pemberian imunisasi DPT antar
umur 2-11 Bulan dengan interval empat minggu. Cara pemberiaan imunisasi DPT melalui
Intra muscular.
3. Imunisasi Campak
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit Campak pada
anak karena penyakit ini sangat menular. Kandungan vaksin ini Adalah virus yang
dilemahkan. Frekuensi pemberiaan imunisasi campak adalah Satu kali. Waktu pemberiaan
imunisasi campak pada umur 9-11 bulan. Cara Pemberiaan imunisasi campak melalui
subkutan.
4. Imunisasi Hepatitis B
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit Hepatitis yang
kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi Pemberian imunisasi hepatitis
tiga kali. Waktu pemberiaan imunisasi hepatitis B Pada umur 0-11 bulan. Cara pemberiaanya
adalah intramuscular.
5. Imunisasi MMR (Measles, Mumps, dan Rubela)
Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau mencegah Terjadinya
penyakit campak (measles), gondong , parotis epidemika (mumps) dan Rubela (campak
jerman). Dalam imunisasi MMR ini antigen yang dipakai adalah Virus campak
strainedmonson yang dilemahkan, virus rubella strain RA 27/3 dan Virus gondong. Vaksin
ini tidak dianjurkan pada bayi usia dibawah 1 tahun karena Dikhawatirkan terjadi interferensi
dengan antibodi maternal yang masih ada,Khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan
imunisasi campak yang Monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan boster
dapat dilakukan Efek samping vaksin porotitis biasanya berupa pembengkakan kelenjar Liur
yang timbul 10-14 hari setelah vaksin.
6. Imunisasi Tiphus Abdominalis
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya Penyakit tifus
abdominalis, dalam persediaannya khususnya Indonesia terdapat Tiga jenis vaksin tifus
abdominalis diantaranya kuman yang dimatikan, kuman Yang dilemahkan (vivotf, berna) dan
antigen capsular Vi polysacchgaride (typhimVi, Pasteur meriux) pada vaksin kuman yang
dimatikan dapat diberikan untuk Bayi 6-12 bulan adalah 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, dan 2-12
tahun adalah 0,5 ml,Pada imunisasi awal dapat diberikan sebanyak dua kali dengan interval
empat Minggu kemudian penguat setelah satu tahun kemudian.
A. Pengertian PHBS
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan
aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya.
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa
ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah
Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A.
Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan
lingkungan.
B. Manfaat PHBS
Manfaat dari PHBS diantaranya :
 Setiap orang harus meningkatkan kesehatannya agar tidak mudah sakit
 Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga
 Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya
pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah
tangga
 Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota
di bidang kesehatan
 Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
 Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.
Indikator PHBS di sekolah
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah.
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya
Indikator PHBS di Tiap Tatanan
Indikator tatanan sehat terdiri dari indikator perilaku dan indikator lingkungan di lima
tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, tatanan
sekolah, dan tatanan institusi kesehatan.
a. PHBS Di Tatanan Rumah Tangga
Indikator PHBS di tatanan rumah tangga:
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Memberi bayi ASI ekslusif
c. Menimbang bayi dan balita setiap bulan
d. Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun
e. Menggunakan air bersih
f. Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik di ruma
h. Makan sayur dan buah setiap hari
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
j. Tidak merokok di dalam rumah (Depkes RI, 2007).
2. PHBS Di Tatanan Tempat Umum
Indikator tatanan tempat-tempat umum :
a. PHBS di pasar
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok di pasar
5) Tidak meludah sembarangan
6) Memberantas jentik nyamuk
b. PHBS di tempat ibadah
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok di tempat ibadah
5) Tidak meludah sembarangan
6) Memberantas jentik nyamuk
c. PHBS di rumah makan
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5) Tidak merokok di rumah makan
6) Menutup makanan dan minuman
7) Tidak meludah sembarangan
8) Memberantas jentik nyamuk
Fasilitas Penunjang PHBS
Fasilitas penunjang PHBS di sekolah antara lain adalah : (Depkes,2012)
a. Ketersediaan air bersih yang bebas dari jentik nyamuk
b. Fasilitas penunjang PHBS disekolah yang lain adalah tersedianya kantin sekolah
dengan jajanan yang sehat

Anda mungkin juga menyukai