Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN THALASEMIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak 2 yang diampuh
oleh:

Ns. Cindy Puspita Sari Haji Jafar, M. Kep

Oleh

NAMA : RIZKA BADRIYAH AKBARWATI


NIM : 841419023
KELAS :A
SEMESTER : V

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta petunjuk-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan pembuatan
tugas ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalasemia”.
Shalawat serta salam kita panjatkan kepada baginda Rasulullah SAW yang kita nanti –
nantikan syafa’atnya di akhirat. Kemudian saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ns.
Cindy Puspitasari Haji Jafar, S.Kep., M.Kep yang telah membimbing kami dalam mata kuliah
Keperawatan Anak 2 hingga saya mampu mengerjakan Asuhan Keperawatan ini dengan baik.
Pada kesempatan ini pula saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyeselaian Asuhan Keperawatan ini dan teman-teman serta semua pihak
yang tidak bisa saya ucapkan satu-persatu.
Saya sadar Asuhan Keperawatan ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan. Maka besar
kiranya harapan saya untuk mendapatkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
Asuhan Keperawatan ini. Dan saya berharap Asuhan Keperawatan ini bisa benar-benar
bermanfaat bagi semua pihak.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
KASUS............................................................................................................................................1
A. Pengkajian...........................................................................................................................1
B. Pathway...............................................................................................................................8
C. Diagnosa Keperawatan......................................................................................................9
D. Intervensi Keperawatan...................................................................................................10
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan......................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................28
KASUS
Seorang anak laki-lakinya UB berusia 10 tahun di rawat di rumah sakit selama 2 minggu dengan
penyakit Thalasemia, Pasien mengatakan tidak nafsu makan, merasah lemah dan merasa mudah
lelah saat melakukan aktivitas dari hasil pengkajian di dapatkan pasien tampak pucat BB 35 kg
setelah sakit menjadi 25 kg, TB 152 cmdan fisik mengalami faces coole +, HB : 6,3L g/dl.
Tanda- Tanda Vital TD : 80/60 mmHg, Respirasi 24 x/menit, Nadi 80 x/menit dan Suhu 36,50C

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : UB
Usia : 10 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji
Pendidikan : Tidak Terkaji
Pekerjaan : Tidak Terkaji
Suku Bangsa : Tidak Terkaji
Tanggal masuk : Tidak Terkaji
Tanggal Keluar : Tidak Terkaji
No. Registrasi : Tidak Terkaji
Diagnosa Medis : Thalasemia
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan merasah lemah dan merasa mudah
lelah saat melakukan aktivitas
3. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Seorang anak laki-lakinya UB berusia 10 tahun di rawat di rumah sakit
dengan penyakit Thalasemia, Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan
merasah lemah dan mudah lelah saat melakukan aktivitas, dari hasil

1
pengkajian di dapatkan pasien tampak pucat BB 35 kg setelah sakit menjadi
25 kg, TB 152 cm,
b. Riwayat kesehatan
dahulu Tidak Terkaji
c. Riwayat kesehatan
keluarga Tidak Terkaji
4. Pola Kebutuhan Dasar
a. Aktifitas /istirahat
Anak merasa lemah meskipun hanya berjalan ke toilet
b. Eliminasi
Tidak Terkaji
c. Makanan/cairan
Pasien tidak memiliki nafsu makan dan mengalami penurunan nafsu makan
sebesar 10% setelah sakit
d. Nyeri/kenyamanan
Tidak Terkaji
e. Pola Perssepsi dan Konsep Diri
Tidak Terkaji
f. Interaksi sosial
Tidak Terkaji
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran composmentis
b. Tanda-tanda Vital :
TB/BB : BB 35 kg setelah sakit menjadi 25 kg, TB 152
cm, N : 80 x/m
RR : 24x/m
Suhu : 36,50C
TD : 80/60
c. Keadaan fisik
1) Kepala
a) Lingkar kepala : Tidak terkaji
b) Rambut : Tidak terkaji
c) Wajah : Tampak Pucat
d) Mata : Tidak terkaji
e) Hidung : Tidak terkaji
f) Bibir : Tidak terkaji
g) Gigi : Tidak terkaji
h) Lidah : Tidak terkaji
2) Leher : Tidak terkaji
3) Dada/pernapasan
a) Inspeksi : Tidak terkaji
b) Palpasi : Tidak terkaji
c) Perkusi : Tidak terkaji
d) Auskultasi : Tidak terkaji
4) Jantung
a) Inspeksi : Tidak terkaji
b) Palpasi : Tidak terkaji
c) Perkusi : Tidak terkaji
d) Auskultasi : Tidak terkaji
5) Abdomen
a) Inspeksi : Tidak terkaji
b) Auskultasi : Tidak terkaji
c) Palpasi : Tidak terkaji
d) Perkusi : Tidak terkaji
6) Genitourinaria : Tidak terkaji
7) Ekstermitas : Tidak terkaji
8) Integumen : Tidak terkaji
9) Neurologi : Tidak terkaji

d. Pemeriksaan
Laboratorium HB : 6,3L
g/dl
Tabel PES
Problem Etiologi Symptom
DS : Thalasemia Perfusi Perifer
- Pasien mengatakan Tidak Efektif
merasah lemah dan Rantai beta dalam molekul HB
merasa mudah lelah
DO : Gangguan eritrosit membawa
- TB/BB : BB 35
kg setelah sakit O2
menjadi 25 kg, TB 152
cm, Kompensator naik rantai alpa
- N : 77 x/m
- R : 22x/m Beta produksi terus menerus
- Suhu : 37,70C
- TD : 90/60 mmHg HB defective
- HB : 6,3L g/dl
Ketidakseimbangan polipeptida
Eritrosit tidak stabil

Suplai O2 ke jaringan dari perifer


berkurang

Perfusi Perifer Tidak Efektif


DS : Thalasemia Defisit Nutrisi
- Pasien mengatakan
tidak nafsu makan Rantai beta dalam molekul HB
DO :
- TB/BB : BB 35 Gangguan eritrosit membawa
kg setelah sakit
menjadi 25 kg, TB 152 O2
cm,
- N : 77 x/m Kompensator naik rantai alpa
- R : 22x/m
- Suhu : 37,70C Beta produksi terus menerus
- TD : 90/60 mmHg
- HB : 6,3L g/dl HB defective

Ketidakseimbangan polipeptida
Eritrosit tidak stabil

Suplai O2 ke jaringan dari perifer


berkurang

Hipoksia

Respon mekanisme kompensasi


jantung

Curah jantung

Peningkatan metabolism

Pemecahan cadangan lemak


berlebihan
BB
Defisit Nutrisi

DS : Thalasemia Intoleransi
- Pasien mengatakan Aktivitas
merasah lemah dan Rantai beta dalam molekul HB
merasa mudah lelah
meskipun hanya Gangguan eritrosit membawa O2
berjalan ke toilet
DO : Kompensator naik rantai alpa
- TB/BB : BB 35
kg setelah sakit Beta produksi terus menerus

menjadi 25 kg, TB 152


cm, HB defective

- N : 77 x/m
- R : 22x/m Ketidakseimbangan polipeptida

- Suhu : 37,70C Eritrosit tidak stabil

- TD : 90/60
Suplai O2 ke jaringan dari perifer
mmHg HB : 6,3L g/dl
berkurang

Produksi ATP

Lemah dan lesu

Intoleransi Aktivitas
DS : - Thalasemia Gangguan Citra
DO : Tubuh
- TB/BB : BB 35 Rantai beta dalam molekul HB
kg setelah sakit
menjadi 25 kg, TB 152 Gangguan eritrosit membawa O2
cm,
- N : 77 x/m Kompensator naik rantai alpa
- R : 22x/m
- Suhu : 37,70C Beta produksi terus menerus
- TD : 90/60 mmHg
- HB : 6,3L g/dl HB defective

Ketidakseimbangan polipeptida
Eritrosit tidak stabil

Suplai O2 ke jaringan dari perifer


berkurang

Hipoksia

Memberi sinyal ke Bone Marrow


untuk meningkatkan produksi RBC

Perubahan bentuk tulang dan wajah

Gangguan Citra Tubuh


B. Pathway
Ganguan rantai Kesalahletakan asam
Kelainan genetik polipeptida amino polipeptida

Thalasemia
Defisit nutrisi

Rantai beta dalam molekul HB


BB
Gangguan eritrosit membawa o2
Pemecahan cadangan lemak berlebihan
Kompensantor naik rantai alpa
Peningkatan metabolisme
Beta produksi terus menerus
Intoleransi
aktivitas HB defective Curah jantung

Ketidaksembangan Respon mekanisme kompensasi jantung


Lemah dan polipeptida
lesuh
Eritrosit tidak stabil

Suplai O2 ke jaringan
Produksi ATP Hipoksia
dari perifer
berkurang

Perfusi perifer tidak


efektif Memberi sinyal ke bone
Perubahan bentuk marow untuk
tulang dan wajah meningkatkan produksi
Gangguan citra tubuh RBC

8
C. Diagnosa Keperawatan

1. Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009)


Kategori : Fisiologis
Subkategori :
Sirkulasi
2. Defisit Nutrisi (D.0019)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan
Cairan
3. Intoleransi Aktivitas (D.0056)
Kategori : Fisiologis
Subkategori :Aktivitas dan Istirahat
4. Gangguan Citra Tubuh (D.0083)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Integritas
Ego

9
D. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan Rasional

1. Perfusi Perifer Tidak Efektif Perfusi perifer Perawatan Perawatan sirkulasi


(D.0009) Setelah dilakukan tindakan sirkulasi Observasi Observasi
Kategori : Fisiologis keperawatan selama 3 X 24 jam 1. Periksa sirkulasi perifer (mis. 1. Pemeriksaan sirkulasi
Subkategori : masalah perfusi perifer teratasi Nadi periper, edema, pengisian perifer bertujuan untuk
dengan krirteria hasil : kapiler, warna, suhu) mengatasi gejala, agar
Sirkulasi
1.Penyembuhan luka meningkat 2. Identifikasi faktor resiko pasiien dapat kembali
Definisi : Penurunan seikulasi
2.Edema perifer menurun gangguan sirkulasi(mis.diabetes, beraktivitas seperti
darah pada level kapiler yang
3.Nyeri ekstermitas menurun perokok,orang tua hipertensi dan sebelumnya
dapat mengganggu
kadar kolestrol tinggi) 2. Untuk mengidentifikasi
metabolisme tubuh.
3. Monitor panas, kemerahan, nyeri gangguan sirkulasi serta
Penyebab
atau bengkak pada ekstermitas. memudahkan aliran oksigen
1.Hiperglikemia Terapeutik 3. Untuk mengidentifikasi
2.Penurunan konsentrasi adanya inflamasi
4.Hindari penekanan dan pemasangan
hemoglobin Terapeutik
tourniquet pada area yang cidera
3.Peningkatan tekanan darah
5.Lakukan pencegahan infeksi 4. Agar tidak terjadi
4.Kekurangan volume cairan
6.Lakukan perawatan kaki dan kuku penekanan pada area yang
5.Penurunan aliran arteri
7.Lakukan hidrasi cedera
dan/atau vena
Edukasi 5. Untuk mencegah
6.Kurang terpapar informasi
8. Anjurkan berhenti merokok terjadinya infeksi
tentang faktor pemberat
(mis. Merokok, gaya hidup
10
monoton, trauma, obesitas, 9.Anjurkan melakukan perawatan kulit 6. Agar kaki dan kuku
asupan garam, imobilitas) yang tepat (mis.melembabkan kulit klien terawat
7.Kurang terpapar informasi kering pada kaki) 7. Agar klien tidak
tentang proses penyakit 10. Informasikan tanda dan gejala kehilangan cairan
(mis. Diabetes melitus, darurat yang harus di laporkan Edukasi
hiperlipidemia) (mis.rasa sakit yang tidak hilang saat 8.Agar kesehatan klien tidak
8.Kurang aktivitas fisik istirahat, luka tidak sembuh, memburuk
Gejala dan Tanda Mayor hilangnya rasa) 9.Agar kulit klien terawat
Subjektif dengan baik

(tidak tersedia) 10. Agar perawat


mengetahui tanda dan gejala
Objektif
darurat yang terjadi pada
1. Pengisian kapiler >3 detik
klien
2.Nadi perifer menurun atau
tidak teraba
3. Akral teraba dingin
4. Warna kulit pucat
5. Turgor kulit menurun
Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

1. Parastesia
2. Nyeri ekstremitas (klaudikasi
intermiten)
Objektif

1. Edema
2. Penyembuhan luka lambat
3. Indeks ankle-brachial <0,90
4. Bruit femoralis
Kondisi Klinis Terkait

1. Tromboflebitis
2. Diabetes melitus
3. Anemia
4. Gagal jantung kongestif
5. Kelainan jantung kongenital
6. Trombosis arteri
7. Varises
8. Trombosis vena dalam
9. Sindrom kompartemen
Transfusi Darah (I.02089) Transfusi Darah (I.02089)

Definisi : Tindakan

Menyiapkan dan memberikan produk Observasi :


darah atau plasma melalui set transfuse. 1. Untuk mengetahui rencana
Tindakan transfuse
Observasi : 2.Untuk mengetahui TTV

1.Identifikasi rencana transfuse sebelum, selama dan setelah

2.Monitor tanda-tanda vital sebelum, transfuse

selama dan setelah transfuse (tekanan 3.Untuk mengetahui tanda

darah, suhu, nadi dan frekuensi napas kelebihan cairan

3.Monitor tanda kelebihan cairan (mis. 4.Untuk mengetahui reaksi

Dyspnea, takikardi, sianosis, tekanan transfusi

darah meningkat, sakit kepala, Terapeutik :


konvulsi) 5.Untuk memastikan kembali
4.Monitor reaksi transfuse (golongan darah, rhesus,
Terapeutik : tanggal kadaluwarsa, nomor

5.Lakukan pengecekan ganda (double seri, jumlah dam identitas

check) pada label darah (golongan pasien

darah, rhesus, tanggal kadaluwarsa, 6.Untuk memenuhi kebutuhan


nomor seri, jumlah dan identitas cairan dan darah
pasien) 7.Untuk mengetahui adanya

6.Pasang akses intravena, jika belum flebitis dan infeksi

terpasang 8.Untuk mencegah terjadinya

7.Periksa kepatenan akses intravena, overload

flebitis dan tanda infeksi local 9.Untuk memastikan pasien

8.Berikan NaCL 0,9% 50-100 ml sudah terpenuhi cairannya

sebelum transfuse dilakukan 10. Untuk mencegah resiko


9.Atur kecepatan aliran transfuse sesuai perkembangbiakan bakteri
produk darah 10-15 ml/KgBB dalam 11. Untuk mencegah
2-4 jam adanya reaksi dari transfuse
10. Berikan transfuse dalam waktu 12. Untuk mengetahui
maksimal 4 jam tanggal, waktu, jumlah
11. Hentikan transfuse jika terdapat darah, durasi, dan respon
reaksi transfuse transfuse
12. Dokumentasikan tanggal, waktu, Edukasi :
jumlah darah, durasi dan respon 13. Agar keluarga dan
transfuse pasien memahami tujuan
Edukasi : dan prosedur transfuse
13. Jelaskan tujuan dan prosedur 14. Agar keluarga dan
transfuse pasien dapat mengetahui
14. Jelaskan tanda dan gejala reaksi adanya tanda dan gejala
transfuse yang perlu dilaporkan (mis. ketikda terjadi reaksi
Gatal, pusing, sesak napas, dan/atau transfuse
nyeri dada)
2. Defisit Nutrisi (D.0019) Status Nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi (I.03119) Manajemen nutrisi (I.03119)

Kategori : Fisiologis Setelah melakukan pengkajian Definisi : Observasi :

Subkategori : Nutrisi selama 3 × 24 jam status nutrisi Mengidentifikasi dan mengelolah 1.Untuk mengetahui status

membaik, dengan kriteria hasil : asupann nutrisi yang seimbang nutrisi


dan Cairan
Tindakan 2.Untuk mengetahui adanya
Definisi : 1.Porsi makanan yang dihabiskan Observasi : alergi dan intoleransi

Asupan nutrisi tidak cukup cukup meningkat 1.Identifikasi status nutrisi makanan

untuk memenuhi kebutuhan 2.Kekuatan otot pengunyah cukup 2.Identifikasi alergi dan intoleransi 3.Untuk mengetahui

metabolisme meningkat makanan makanan yang disukai


3.Kekuatan otot menelan cukup 3.Identifikasi makanan yang di sukai 4.Untuk mengetahui
Penyebab :
meningkat 4.Identifikasi kebutuhan kalori dan kebutuhan kalori dan jenis
1.kurangnya asupan makanan
4.Serum albumin cukup jenis nutrient nutrient
2.Ketidakmampuan menelan
meningkat 5. Identifikasi perlunya pengguanaan 5.Untuk mengetahui apakah
makanan
5.Verbalisasi keinginan untuk selang nasogastric klien perlu menggunakan
3.Ketidakmampuan
meningkatkan nutrisis cukup selang nasogastric atau
mencerna makanan 6. Monitor asupan makanan
meningkat tidak
4.Ketidakmampuan 7. Monitor berat badan
6.Pengetahuan tentang pilihan 6.Untuk mengetahui asupan
mengabsorbsi 8. Monitor hasil pemeriksaan
makanan yang sehat cukup makanan klien
nutrient laboratorium
meningkat 7.Untuk mengetahui berat
5.Peningkatan kebutuhan
7.Pengetahuan tentang pilihan Terapeutik : badan klien
metabolisme
minuman yang sehat cukup 9. Melakukan oral hygiene sebelum 8.Untuk mengetahui hasil
6.faktor ekonomi (mis,
meningkat makan, jika perlu dari pemeriksaan
financial tidak mencukupi)
8.Pengetahuan tentang standar 10. Fasilitasi menentukan pedoman laboratorium
7.Factor psikologis (mis.
asupan nutrisi cukup meningkat diet (mis, piramida makanan) Terapeutik :
Stress, keengganan untuk
9.Penyiapan dan penyimpanan 11. Sajikan makanan secara 9. Untuk menjaga kebersihan
makan)
makanan yang aman cukup menarik dan suhu yang sesuai mulut klien
Gejala dan Tanda Mayor :
meningkat 12. Berikan makana tinggi serat 10. Agar diet klien teratur
Subjektif
(tidak tersedia) 10. Penyiapan dan penyimpanan utuk mencegah konstipasi dan seimbang

Objektif minuman yang aman cukup 13. Berikan makanan tinggi kalori 11. Untuk menjaga nafsu
meningkat dan tinggi protein makan klien
1. Berat badan menurun
11. Sikap terhadap 14. Berikan suplemen makanan, 12. Agar klien terhindar
minimal 10% di bawah
makanan/minuman sesuai jika perlu dari konstipasi
rentang ideal
dengan tujuan kesehatan cukup Edukasi : 13. Untuk membantu
Gejala dan Tanda Minor :
meningkat menjaga berat badan sehat
Subjektif 15. Ajarkan diet yang diprogramkan
12. Perasaan cepat kenyang klien
1.cepat kenyang setelah Kolaborasi :
cukup menurun 14. Untuk menjaga
makan 13. Nyeri abdomen cukup 16. Kolaborasi pemberian medikasi kesehatan klien
2.kram/nyeri abdomen menurun sebelum makan (mis, pereda nyeri, Edukasi :
3.Nafsu makan menurun 14. Sariawan cukup menurun antiemetic), jika perlu
15. Agar kesehatan klien
Objektif 15. Rambut rontok cukup 17. Kolaborasi dengan ahli gizi tetap terjaga dan terhindar
1.bising usus hiperaktif menurun untuk menentukan jumlah kalori dari resiko penyakit
2.Otot pengunya lemah 16. Diare cukup menurun dan jenis nutrient yang di
Kolaborasi :
3.Otot menelan lemah 17. Berat badan cukup membaik butuhkan, jika perlu
16. Untuk mendapatkan
4.membrane mukosa pucat 18. Indeks massa tubuh (IMT)
efek obat yang diinginkan
5.sariawan cukup membaik
6.serum albumin turun 19. Frekuensi napas cukup 17. Untuk mengetahui

7.rambut rontok berlebihan membaik jumlah kalori dan jenis

8.diare 20. Nafsu makan cukup nutrient yang dibutuhkan

Kondisi klinik terkait : membaik klien


1.stoke 21. Bising usus cukup membaik
2.parkinsom 22. Tebal lipatan kulit riset trisep
3.mobius syndrome cukup membaik
4.cerebral palsy
5.cleft lip
6.cleft palate
7.amyotropic
8.Infeksi
9.AIDS
3. Intoleransi Aktivitas (D.0056) Intoleransi Aktivitas (L.05047) Manajemen Energi (I.05178) Manajemen energi
Definisi :
Definisi : Respon biologis terhadap Defnisi : Tindakan:
Ketidakcukupan energi untuk aktivitas yang membutuhkan tenaga.
Mengidentifikasi dan mengelola Observasi :
melakukan aktifitas sehari-hari.
Kriteria hasil: penggunaan energi untuk mengatasi atau 1.Untuk menjaga pola dan
Penyebab: 1. Kemudahan melakukan aktivitas mencegah kelelahan dan jam tidur
1.Ketidakseimbangan antara sehar-hari meningkat mengoptimalkan proses pemulihan. 2.Untuk mengethaui lokasi
suplai dan kebutuhan Tindakan : dan ketidaknyamanan
oksigen Observasi : dalam melakukan aktivitas
2.Tirah baring Terpeutik :
1.Monitor pola dan jam tidur
3.Kelemahan 3.Untuk menjaga
2.Monitor lokasi dan
4.Mobilitas kenyamanan pasien
ketidaknyamanan selama melakukan
5.Gaya hidup monoton 4.Untuk dapat menangkan
aktivitas
Gejala dan Tanda Mayor Terapeutik : pasien

Subjektif : 3.Sediakan lingkungan nyaman dan Edukasi :

1. Mengeluh lelah rendah stimulus (mis. Cahaya, suara, 5.Untuk menghindari pasien

Objektif : kunjungan) agar tidak kelelahan


4.Berikan aktivitas distraksi yang 6.Agar pasien dapat
1. Frekuensi jantung
menenagkan melakukan aktivitas secara
meningkat >20% dari
Edukasi : bertahap
kondisi istirahat
5.Anjurkan tirah baring 7.Untuk mengurangi
Gejala dan Tanda Minor kelelahan
6.Anjurkan melakukan aktivitas secara
Subjektif : terhadap Kolaborasi :

1.Dispnea saat /setelah 7.Ajarkan streategi koping untuk 8.Untuk memenuhi


aktivitas mengurangi kelelahan kebutuhan energi bagi
2.Merasa tidak nyaman Kolaborasi : tubuh
setelah beraktivitas 8.Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
3.Merasa lelah cara meningkatkan asupan makanan
Objektif :

1.Tekanan berubah >20%


dari kondisi istirahat
2.Gambaran EKG
menunjukkan aritmia
saat/setelah aktivitas
3.Gambaran EKG
menunjukkan iskemia
4.Sianosis
4. Gangguan Citra Tubuh Citra Tubuh (L.09067) Promosi Citra Tubuh (I.09305) Promosi Citra Tubuh
(D.0083) Setelah melakukan pengkajian Definisi : (I.09305)

Kategori : Psikologis selama 3 × 24 jam tingkat nyeri Meningkatkan perbaikan perubahan Observasi :

Subkategori : Integritas menurun, dengan kriteria hasil : persepsi terhadap fisik pasien 1.Untuk mengetahui

Ego Definisi : -.Hubungan sosial meningkat Tindakan identitas klien yang terkait
dengan citra tubuh
Perubahan persepsi tentang Observasi :
2.Untuk mengetahui
penampilan, struktur dan fungsi 1.Identifikasi budaya, agama, jenis
frekuensi pernyataan kritik
fisik individu kelamin, dan umur terkait citra
terhadap diri sendiri
Penyebab tubuh
3.Untuk mengetahui bagian
1. Efek tindakan/pengobatan 2.Monitor frekuensi pernyataan kritik
tubuh pasien yang berubah
(kemoterapi) terhadap diri sendiri

Gejala dan Tanda Mayor 3.Monitor apakah pasien bisa melihat


Terapeutik :
bagian tubuh yang berubah
Subjektif :
Terapeutik : 4.Agar klien mengetahui
1. Mengatakan malu karena perbedaan penampilan
4.Diskusikan perbedaan penampilan
rambutnya rontok sejak fisik klien terhadap harga
fisik terhadap harga diri
pemberian terapi dirinya
5. Diskusikan kondisi stress yang
Objektif : 5.Agar klien mengetahui
mempengaruhi citra tubuh (mis.
1. Rambut klien rontok Luka, penyakit, pembedahan) kondisi stress yang
Gejala dan Minor 6.Diskusikan persepsi pasien dan dialaminya

Subjektif : keluarga tentang perubahan citra 6.Agar klien dan keluarga


tubuh paham dengan persepsi
1. Mengungkapkan perasaan
Edukasi : perubahan citra tubuhnya
negatif tentang perubahan
7.Jelaskan kepada keluarga tentang Edukasi :
tubuh
Objektif : perawatan perubahan citra tubuh 7.Agar keluarga klien paham
8.Anjurkan menggunakan alat bantu tentang perawatan
1. Respon noverbal pada
(mis. Pakaian, wig, kosmetik) perubahan citra tubuh klien
perubahan dan persepsi
9. Latih fungsi tubuh yang dimiliki 8.Agar klien tidak merasa
tubuh
10. Latih peningkatan penampilan malu dengan
Kondisi Klinis Terkait
diri (mis. Berdandan) penampilannya
1. Program terapi neoplasma
9.Agar klien paham dengan
fungsi tubuh yang dimiliki
10. Agar klien tidak merasa
malu dnegan
penampilannya
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Hari/Tanggal Diangnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Perfusi Perifer Tidak Perawatan sirkulasi S = Klien mengatakan
Efektif (D.0009) keluhanya sudah teratasi
Observasi

1. Memeriksa sirkulasi perifer


(mis. Nadi periper, edema, O = Tanda yang dialami
pengisian kapiler, warna, suhu) klien telah normal

2.Mengidentifikasi faktor resiko


gangguan sirkulasi(mis.diabetes, A = Masalah telah teratasi
perokok,orang tua hipertensi dan
kadar kolestrol tinggi)
P = Intervensi dihentikan
3.Memonitor panas, kemerahan, nyeri
atau bengkak pada ekstermitas.
Terapeutik

4. Menghindari penekanan dan


pemasangan tourniquet pada area
yang cidera
5. Melakukan pencegahan infeksi
6. Melakukan perawatan kaki dan kuku
7. Melakukan hidrasi
Edukasi

8. Menganjurkan berhenti merokok


9. Menganjurkan melakukan perawatan
kulit yang tepat (mis.melembabkan
kulit kering pada kaki)
10. Menginformasikan tanda dan
gejala darurat yang harus di laporkan
(mis.rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak sembuh,

22
hilangnya rasa)
Transfusi Darah (I.02089) S = Klien mengatakan

Tindakan keluhanya sudah teratasi

Observasi :
O = Tanda yang dialami
1. Mengidentifikasi rencana transfuse
klien telah normal
2. Memonitor tanda-tanda vital
sebelum, selama dan setelah
transfuse (tekanan darah, suhu, nadi A = Masalah telah teratasi
dan frekuensi napas
3. Memonitor tanda kelebihan
cairan (mis. Dyspnea, takikardi, P = Intervensi dihentikan

sianosis, tekanan darah


meningkat, sakit kepala,
konvulsi)
4. Memonitor reaksi transfuse
Terapeutik :

5. Melakukan pengecekan ganda


(double check) pada label darah
(golongan darah, rhesus, tanggal
kadaluwarsa, nomor seri, jumlah
dan identitas pasien)
6. Memasang akses intravena,
jika belum terpasang
7. Memeriksa kepatenan akses
intravena, flebitis dan tanda
infeksi local
8. Memberikan NaCL 0,9% 50-100 ml
sebelum transfuse dilakukan
9. Mengatur kecepatan aliran transfuse
sesuai produk darah 10-15 ml/KgBB
dalam 2-4 jam
10. Memberikan transfuse dalam
waktu maksimal 4 jam
11. Menghentikan transfuse
jika terdapat reaksi transfuse
12. Mendokumentasikan tanggal,
waktu, jumlah darah, durasi dan
respon transfuse
Edukasi :

13. Menjelaskan tujuan dan prosedur


transfuse
14. Menjelaskan tanda dan gejala
reaksi transfuse yang perlu
dilaporkan (mis. Gatal, pusing,
sesak
napas, dan/atau nyeri dada)
2. Defisit Nutrisi (D.0019) Manajemen nutrisi (I.03119) S = Klien mengatakan
Tindakan keluhanya sudah teratasi

Observasi :

1. Mengidentifikasi status O = Tanda yang dialami


nutrisi klien telah normal
2. Mengidentifikasi alergi dan
intoleransi makanan
3. Mengidentifikasi makanan yang di A = Masalah telah teratasi
sukai
4. Mengidentifikasi kebutuhan kalori P = Intervensi dihentikan
dan jenis nutrient
5. Mengidentifikasi perlunya
pengguanaan selang
nasogastric
6. Memonitor asupan makanan
7. Memonitor berat badan
8. Memonitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik :
9. Melakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
10. Memfasilitasi menentukan
pedoman diet (mis,
piramida makanan)
11. Menyajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
12. Memberikan makana tinggi serat
utuk mencegah konstipasi
13. Memberikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
14. Memberikan suplemen
makanan, jika perlu
Edukasi :
15. Mengajarkan diet
yang diprogramkan
Kolaborasi :
16. Mengkolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis, pereda nyeri,
antiemetic), jika perlu
17. Mengkolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang di
butuhkan, jika perlu
3. Intoleransi Aktivitas Manajemen Energi (I.05178) S = Klien mengatakan
(D.0056)
Tindakan : keluhanya sudah teratasi

Observasi :
1. Memonitor pola dan jam tidur O = Tanda yang dialami
2. Memonitor lokasi dan klien telah normal
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
A = Masalah telah teratasi
Terapeutik :

3. Menyediakan lingkungan nyaman


dan rendah stimulus (mis. Cahaya, P = Intervensi dihentikan
suara, kunjungan)
4. Memberikan aktivitas distraksi yang
menenagkan
Edukasi :

5. Menganjurkan tirah baring


6. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara terhadap
7. Mengajarkan streategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi :

8. Mengkolaborasi dengan ahli


gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
4. Gangguan Citra Tubuh Promosi Citra Tubuh (I.09305) S = Klien mengatakan
(D.0083) Tindakan keluhanya sudah teratasi

Observasi :
O = Tanda yang dialami
1. Mengidentifikasi budaya,
klien telah normal
agama, jenis kelamin, dan umur
terkait citra tubuh
2. Memonitor frekuensi A = Masalah telah teratasi
pernyataan kritik terhadap diri
sendiri
3. Memonitor apakah pasien bisa
melihat bagian tubuh yang berubah P = Intervensi dihentikan
Terapeutik :

4. Mendiskusikan perbedaan
penampilan fisik terhadap
harga diri
5. Mendiskusikan kondisi stress
yang mempengaruhi citra tubuh
(mis. Luka, penyakit,
pembedahan)
6. Mendiskusikan persepsi pasien dan
keluarga tentang perubahan citra
tubuh
Edukasi :

7. Menjelaskan kepada keluarga


tentang perawatan perubahan citra
tubuh
8. Menganjurkan menggunakan alat
bantu (mis. Pakaian, wig,
kosmetik)
9. Melatih fungsi tubuh yang dimiliki
10. Melatih peningkatan penampilan
diri (mis. Berdandan)
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Tim Pokja PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperwatan Indonesia Edisi 1. Cetakan II. Jakarta:
DPP PPNI

Tim Pokja PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP
PPNI

Anda mungkin juga menyukai