Anda di halaman 1dari 5

Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan tahap awal dalam menentukan sebuah program kerja,
identifikasi masalah dilakukan dengan berdasarkan data laporan bulanan Puskesmas sampai
bulan September 2021 sehingga diperoleh permasalahan yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Bogor Utara diantaranya:
1. Masih tingginya angka kejadian anemia pada ibu hamil dengan persentase sebesar
(7,7%)
2. Masih tingginya angka kejadian kurang energi kronik (KEK) pada ibu hamil sebesar
(3,4%)
3. Masih rendahnya angka balita yang naik timbangannya dengan pesentase (76,3%)
4. Masih adanya kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) dengan persentase (0,4%)
5. Masih adanya ibu yang bersalin di dukun atau paraji dengan persentase sebesar (
Tabel 1. Daftar Masalah di Wilayah Kerja Puskesmas Bogor Utara
Target s/d Capaian s/d
No Masalah
September 2021 September 2021
1. Masih tingginya persentase kejadian
6,23% 7,7%
anemia pada ibu hamil
2. Masih tingginya persentase kejadian
kurang energi kronik (KEK) pada ibu 2,99% 3,4%
hamil
3. Masih rendahnya persentase balita yang
80% 76,3%
naik timbangannya
4. Masih adanya kejadian berat badan lahir
1,13% 0,4%
rendah (BBLR)
5. Masih adanya ibu yang bersalin di dukun
atau paraji

Prioritas Masalah
Metode yang digunakan untuk menetukan prioritas masalah adalah dengan menggunakan
metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Penentuan dengan metode USG dilakukan
karena hasil yang diperoleh lebih objektif, memudahkan untuk menentukan prioritas masalah
dan penilaian dapat dilakukan dengan memahami terlebih dahulu masalah kesehatan yang
ada dalam forum curah pendapat (brain storming).
Metode USG dilakukan dengan cara menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan
perkembangan masalah kesehatan dengan menentukan skala nilai 1-5 atau 1-10, dimana
angka 1 untuk skor terendah dan angka 5 atau 10 untuk skor tertinggi. Setelah diberi skor
pada masing-masing kriteria, lalu dihitung nilai skor akhirnya denban menjumlahkan skor
masing-masing kriteria tersebut. Masalah kesehatan yang memiliki skor tertinggi merupakan
masalah kesehatan prioritas.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas
Bogor Utara maka penetapan prioritas masalah menggunakan metode USG adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. Analisis Penetapan Prioritas Masalah dengan Metode USG
Total
No Daftar Masalah U S G Urutan
Skor
Masih tingginya angka kejadian anemia
1. 5 5 5 15 I
pada ibu hamil
Masih tingginya angka kejadian kurang
2. 5 5 3 13 II
energi kronik (KEK) pada ibu hamil
Masih rendahnya angka persentase
3. 4 3 3 10 V
balita naik timbangannya
Masih ada kejadian berat badan lahir
4. 4 4 4 12 III
rendah (BBLR)
Masih ada kejadian ibu hamil
5. 4 3 4 11 IV
melahirkan di dukun atau paraji
Kriteria yang digunakan :
5 : Sangat Tinggi
4 : Tinggi
3 : Sedang
2 : Rendah
1 : Sangat Rendah

Penentuan Program
Berdasarkan analisis prioritas masalah, tingginya perentase kejadian anemia pada ibu
hamil merupakan masalah yang oerlu ditangani guna mencegah meningkatnya angka
kematian ibu dan angka kematian bayi. Dalam mengurangi atau menanggulangi masalah
tersebut, maka perlu adanya sebuah intervensi kepada masyarakat khususnya kepada para ibu
hamil agar mampu mengupayakan pencegahan anemia selama masa kehamilan.
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan global. Kejadian anemia pada
kehamilan berbeda-beda tergantung pada keadaan sosial-ekonomi, gaya hidup, pola makan,
serta sikap dan perilaku yang berbeda mengenai kesehatan. Menurut World Health
Organization (WHO) secara global kejadian anemia pada ibu hamil diseluruh dunia sebesar
38,2%, angka kejadian tertinggi berada di wilayah Asia Tenggara, yakni 48,7% (Wibowo,
Irwinda & Hiksas, 2021).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka kejadian anemia pada
ibu hamil mengalami kenaikan dari yang semula 37,1% menjadi 48,9%. Sebanyak 84,5%
kejadian anemia terjadi pada ibu hamil yang berusia 15-24 tahun. Sementara itu, proporsi ibu
hamil mendapatkan tablet tambah darah (TTD) ≤ 90 butir masih rendah, yakni 38,1%
(Riskesdas, 2018). Anemia pada ibu hamil disebut “potential danger to mother and child”
(potennsi yang membahayakan untuk ibu dan anak). Hal tersebut berkontribusi dalam
morbilitas dan mortalitas ibu dan janin.
Berdasarkan uraian diatas maka kejadian anemia saat kehamilan perlu dicegah melalui
berbagai program intervensi. Dalam menentukan program, kami melakukan musyawarah
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama oleh kelompok dan hasil penetapan prioritas
masalah di atas maka program kegiatan yang akan kami lakukan sebagai berikut :
Tabel 3. Program Kegaitan

No Kegiatan Tujuan Sasaran

1. Melakukan edukasi berupa kegiatan Mengedukasi para ibu hamil agar Ibu hamil di wilayah
penyuluhan dan pemberian leaflet tentang lebih memahami apa itu anemia dan Kelurahan Cimahpar
anemia dan tablet tambah darah (TTD) bagaimana cara yang benar untuk RW
meminum tablet tambah darah (TTD)
2. Memberikan stiker yang berisi gambar Stiker yang diberikan nantinya akan Ibu hamil di wilayah
makanan yang banyak mengandung zat besi ditempel sebagai pengingat agar ibu Kelurahan Cimahpar
dan jadwal meminum TTD hamil harus selalu menjaga pola RW
makannya dan tidak lupa meminum
TTD
3. Melakukan gotong royong membersihkan Membuat lingkungan menjadi lebih Seluruh warga
lingkungan sekatar bersih dan sehat agar makanan yang kelurahan Cimahpar
dikonsumsi tidak mudah tercemar RW RT
oleh bakteri yang timbul akibat
lingkungan yang tidak sehat
Diagram Fishbone

Man
Money
Kurangnya Kehamilan yang
pengetahuan terjadi diusia muda
tentang Anemia
Rendahnya
keadaan sosial Pola makan
ekonimi
Informasi yang
diterima tentang
anemia masih kurang
Tingginya Angka
Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil

Tidak Lingkungan tempat


mengikuti kelas tinggal yangtidak
ibu hamil dan Tidak meminum bersih dan sehat Kurang dukungan
memeriksakan TTD secara
suami dan keluarga
kehamilan teratur
secara rutin
Adanya pandemi Menganggap hal
Cara meminum COVID-19 tersebut adalah hal
TTD yang belum sehingga mobilitas wajar yang dialami
benar perlu dibatasi oleh wanita hamil

Method
Environment

Anda mungkin juga menyukai