didalam ekosistem mangrove sehingga menjadi tidak utuh lagi (rusak) yang disebabkan oleh
faktor alam dan faktor manusia. Bengen (2004) menyatakan bahwa dengan pertumbuhan
penduduk yang tinggi dan pesatnya kegiatan pembangunan di pesisir bagi berbagai peruntukan
khususnya ekosistem hutan mangrove, semakin meningkat pula. Meningkatnya tekanan ini
tentunya berdampak terhadap kerusakan ekosistem hutan mangrove itu sendiri baik secara
langsung (misalnya kegiatan penebangan atau konversi lahan) maupun tak langsung (misalnya
langsung menimbulkan akibat berupa sumber daya alam akan terus menurun. Polusi akan
meningkat hingga ke tingkat yang sulit dikendalikan, jumlah petani dan nelayan miskin akan
terus meningkat, tingkat kesehatan masyarakat akan terus menurun, tingkat hubungan antara
kriminal dan kemiskinan akan terus meningkat (Siregar dan Purwoko, 2002)
Menurut Zaenal (2002), kondisi sosial ekonomi merupakan kaitan antara status sosial
dan kebiasaan hidup sehari-hari yang telah membudaya ini biasa disebut culture activity.
Selanjutnya menurut Mulyanto dan Hans (2002), kondisi sosial ekonomi adalah suatu
kedudukan yang secara rasional dan menetapkan seseorang pada posisi tertentu dalam
masyarakat. Selanjutnya Sosial ekonomi menurut Soekanto (2007) adalah posisi seseorang
dalam masyarakat yang berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan,
Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi sosial ekonomi
yaitu suatu posisi, kedudukan, tingkat pendapatan dan pemenuhan kebutuhan keluarga dan
pekerjaan yang dimiliki yang akan sangat mempengaruhi status sosial seseorang, maupun